“Arnia , cobalah lihat , bukankah ini Maya?” Rendra menyodorkan undangan yang dikirimkan lewat surelnya.“Iya, Mas, ini Maya.”Arnia mengamati gambar wanita cantik dengan polesan make sederhana dengan gaun sederhana tapi terlihat elegan.“Jadi pelukis MY, itu adalah Maya..”Rendra penasaran, selama ini mengaggumi lukisan karya MY, dan tak menyangka jika ternyata pelukisnya adalah Maya, mantan istrinya.Arnia mengamati wanita berparas cantik dan berkulit kuning bersih itu, gambar itu memang Maya, tapi dengan penampilan yang berbeda, lebih elegan dan lebih cantik.“Jadi selama menghilang enam tahun ini, Maya menjadi pelukis Mas..”sela Arnia“Kita akan datang di pemeran lukisannya,”jawab Rendra menjadi sangat penasaran.Sementara itu di sebuah studio lukis, Maya sedang bersama Salma.“Apa kamu sudah mengirim undangan kepada Bu Ambar dan Pak Rendra?”“Sudah Bu Maya, aku rasa mereka saat ini sudah membaca undangan itu,”jawab Salma.“Menurutmu kenapa Fardian, menyembunyikan jika aku sebelu
“Saat ia sadar dari koma, Maya mengira aku suaminya, karena satu-satunya memori yang dia ingat adalah adalah dia telah menikah, tapi tak ingat siapa suaminya, aku berada disampingnya ketika ia sadar,”jelas Fardian“Kamu memanfaatkan situasi itu ‘kan!Kenapa kamu tidak menceritakan padaku!”bentak Rendra“Ya, aku memang memanfaatkan amnesia Maya, kerena aku mencintai Maya,”jawab Fardian tegas.Rendra mengacak kasar rambutnya, “Aku akan bicara pada Maya.”“Untuk apa?Kamu telah menikahi Arnia ‘kan, jadi jangan usik pernikahanku dengan Maya, kami telah hidup bahagia selama enam tahun ini, lagi pula Maya sudah tidak mencintaimu lagi, kamu hanya orang asing dipikirannya,”sarkas FardianRendra tidak peduli dengan perkataan Fardian, ia menatap tajam Fardian, dan melangkah pergi. Arnia yang dari tadi menyaksikan pertengkaran Fardian dan Rendra serta menguping pembicaraan mereka, kini tahu semuanya.Dengan bergegas, Arnia menyusul langkah Rendra yang berjalan cepat akan mendekati Maya, yang masi
Maya telah berpenampilan rapi lalu keluar kamar, di depan rumah, Fardian telah menunggunya.“Raja, pasti senang kita menjenguknya, aku sudah kangen, dengan Raja, hampir satu pekan ini tak berjumpa dengannya,”ucap FardianMaya hanya tersenyum, melihat jauh ke dalam bola mata Fardian, tampak tulus dan tidak dibuat-buat, rasanya tak mungkin, jika Raja bukanlah darah dagingnya, itulah yang pikirkan Maya.Lalu keduannya menaiki mobil silver dan mobilpun melaju pelan, keluar rumah dan berjalan menuju luar pemukiman.Mobil Fardian melaju menuju Bogor, di mana tempat acara camping diadakan, hari ini para wali murid, diperbolehkan melakukan kunjungan, disana sudah beberapa para orang tua yang mengunjungi anak –anak mereka.Maya bergegas berjalan, menuju suatu tempat dimana disediakan oleh panitia untuk berbincang dan melepas rindu ada anak-anak.Terlihat bocah berusia lima tahun itu berlalu mendekati mama dan papahnya berjalanan“Mah..Pah..Raja kangen,”ucap RajaMaya berjongkok mensejajar
Maya menghela napas berat, lalu kembali merapikan berkas –berkas milik Fardian, tapi seketika tangan Maya berhenti, ketika matanya menatap sesuatu. Potongan koran terselip diantar tumpukan berkas, dan itu membuat Maya penasaran. Lalu dengan cepat diraihnya potongan artikel.“Kasus pembunuhan tanpa mayat, dengan korban Agam Dirgantara dan tersangakanya adalah pengacaranya sendiri yaitu Rama Widata,”gumam Maya membaca artikel yang ia temukan‘Kasus apa ini, kasus ini sudah dua delapan belas tahun yang lalu,’ batin Maya penasaran.Lalu Maya meletakan kembali lembaran artikel itu di tempatnya lalu menutup kembali lemari.Dengan langkah cepat ia keluar ruangan, dan menunggu kedatangan Fardian dengan wajah yang sudah menegang, siap meluapkan amarahnya dan kecewanya itu.Menit berlalu dan Maya masih duduk menunggu kedatangan Fardian. Tak lama kemudian yang ditunggu pun datang.Ceklek! Suara pintu terbuka, dan terlihat Fardian di balik pintu, melihat ekpresi wajah Maya yang tegang, Fa
Maya dan Fardian saling membelakangi waktu tidur di atas ranjang, entah apa yang dipikirkan pasangan suami istri itu, tapi keduanya tampak terdiam, dengan mata yang masih terjaga, hingga suara Fardian memecahkan keheningan malam itu.“Maya, apa setelah ini hubungan kita akan berubah?”“Beri kau waktu Mas... aku shock, mengetahui kebenaran ini, dan aku masih bingung apa yang aku akan lakukan, Raja suatu saat berhak tahu siapa ayah kandungnya ‘kan? Apa kita akan merahasiakan ini untuk selamanya?”Fardian berbalik, menatap pungung Maya.”Maya cobalah lihat kedalam mataku, apa kamu tidak melihat ketulusanku pada Raja, apa kamu ingin memisahkan aku dengan Raja?”suara Fardian terdengar sedih.Maya tidak menoleh ke arah Fardian, ia masih memunggungi pria yang berstatus suami itu, air matanya perlahan menetes, mengingat bahwa Fardian selama ini menjadi suami dan ayah yang sempurna bagi dirinya dan Raja.“Aku tidur Mas...” Maya lalu menutup kedua bola matanya.Malam itu bukan hanya cuaca yang t
Mobil yang ditumpangi Maya, telah sampai di sebuah kilnik di pingiran kota, lalu Maya turun dari mobil, dan langsung menuju ruangan Tata, dokter pribadinya dan juga sahabat dari Fardian.“Masuklah, Maya, apa kabar?”tanya Tata sambil tersenyum“Kabarku tidak baik Dok, apa Fardian tidak cerita tentang masalah kami?”Tata tersenyum. “Aku memang sahabatnya, tapi tidak semua hal yang bersifat pribadi, Fardian bercerita, dia sering bertanya bagaimana keadaanmu, perkembangan amnesiamu, itu saja, “jawab Tata dengan tenangDesahan kecil terdengar dari bibir Maya.”Dokter adalah sahabatnya, waktu pertama kali aku dibawa kesini, Anda tahu ‘kan, aku bukan istri Fardian?”“Jadi kamu sudah tahu kebenarannya, ingatanmu sudah pulih?”“Belum, aku masih amnesia, aku mengetahuinya karena rasa penasaranku, tentang masa laluku, aku mencari tahu sendiri dan akhirnya aku menemukan kebenaran, yang aku kecewa, Anda adalah seorang Dokter, kenapa tidak profesional, dan terlibat dalam kebohongan Mas Fardian.”“Ja
Maya berjalan pelan menyusul Fardian dan Raja, yang masih menyusuri hutan pinus, keduanya semakin tampak riang sekali tawa terdengar diantara keduanya.Sementara batin Maya berkecamuk, semakin ia mencari masa lalunya, kenapa sosok Fardian justru ada di dalamnya.“Apa yang kamu sembunyikan lagi dariku Mas...apa maksudmu dari semua yang aku temukan,”gumam Maya pelan, langkah kakinya semakin mendekati Fardian.“May, cepatlah, disana ada danau, dan ada juga perahu, jika kamu mau, kita akan naik perahu mengelilingi danau,”ajak Fardian pada Maya“Aku tunggu di sini saja, Mas...kalian saja, yang naik,”jawab Maya“Okay, ayo Raja, ikut Papah,”ajak Fardian mendekati danau kemudian terlihat menaiki prahu bersama Raja.Maya hanya menatap dari kejauhan, tampak Raja, sangat senang,sampai ditengah danau ada hal yang tak terduga, perahu mengalami kecocoran, hingga air mamasuki perahu.“Papah, airnya masuk ke perahu,”ucap RajaFardian menoleh kearah Raja, seketika ia terkejut karena melihat perahu se
Sesampainya di dalam kamar, Arnia melihat Rendra menatap sesuatu, dengan pelan dihampirinya suaminya yang saat itu berdiri di balkon kamar, dan Arnia menjadi tidak senang, ketika melihat bahwa Rendra sedang menatap foto Maya di ponselnya.“Maya...dia semakin cantik sekarang, pantas kamu mengaguminya walau dihadapanmu sekarang ada diriku,”ucapan Arnia membuat Rendra terkejut dan menoleh ka arah Arnia.“Perceraianku dengan Maya adalah konpirasimu dengan ibu, jadi jangan salahkan aku, jika saat ini aku masih menicintai Maya,”sahut Rendra dengan tenang“Terserahlah, Mas..tapi ingat, saat ini aku sedang hamil, dan sebentar lagi melahirkan keturunanmu, jadi jangan coba-coba menyakiti diriku,”ancam Arnia“Jangan bahas lagi mengenai Maya, sekarang katakan, kapan Papah Dherma, akan menganti uangku, jatuh temponya dua bulan lagi, jika Papah Dherma tidak membayar perusahaan Neo Kosmetik akan menjadi miliki.”“Aku akan menjual Neo kosmetik Mas, dari hasil penjualan aku akan membayar hutang Papah
“Fara, kenapa diam-diam bertemu Nova, kamu tahu ‘kan Nova mencoba melawanku?”“A..aku hanya makan malam saja,”jawab Fara semakin cemas“Makan malam di private room, sepertinya ada yang kalian rencanakan,”timpal Nura tegas“Keluarlah, aku tidak mengundangmu makan malam!”suruh Nova dengan tatapan marah“Aku tahu, kalian menunggu Risa ‘kan?”Nova dan Fara terkejut, Nura melangkah mendekati meja, dan duduk di kursi, menatap menu hidangan yang sudah tersaji.“Tampaknya kalian, akan merayakan sesuatu.” Nura menatap satu persatu Fara dan Nova.“Itu bukan urusanmu, pergi sebelum aku memanggil security untuk menyeretmu!”bentak NovaNura tidak peduli dengan ancaman Nova, ia menuang minuman di gelas kosong dan meneguknya.”Aku sedang merayakan kemenanganku, bagaimana kondisi tanganmu Nova, apa sudah mulai susah digerakkan?”Pertanyaan Nura membuat Nova terkejut, ia mulai merasakan sesuatu yang tak beres sedang terjadi.Lalu terdengar suara Nura lagi, kali ia menatap Fara.”Akhir-akhir ini banya
Nura mengerutkan dahi, lalu berjalan cepat menuju kamarnya dan menatap cermin, matanya memindai tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu melangkah menuju almari pakaiannya disana masih tersimpan baju-baju yang dibelikan Jho untuknya, lalu ia meraih salah satu baju berwarna pink lembut, dengan kerah sabrina, lalu mengenakannya di tubuhnya.‘Apa berlebihan ya,’batin Nura sambil menatap tubuhnya di cermin, lalu senyum mengembang di bibirnya,”Ahh demi pria yang kucinta dan demi pernikahan bertingkah konyol pun tak apa, semoga kak Raja senang,”gumam NuraSekitar tiga puluh menit berlalu, terdengar bunyi bel pintu depan, lalu Nura berjalan untuk membukanya.Ceklek! Sebuah boneka tedy bear besar ada dihadapannya, lalu terlihat Raja, ada dibalik boneka itu“Kak Raja, bikin kaget, aku kira siapa?”basa-basi Nura“Emangnya kamu menunggu siapa lagi selain aku,”sahut RajaNura hanya tersenyum, lalu meraih boneka yang masih di tangan Raja.”Ini untuk aku ‘kan?”“Siapa lagi jika bukan unt
Raja meraih telapak tangan Nura, lalu mengecupnya dengan lembut, seraya berbisik,”Maafkan aku, Nura.”“Apa itu berarti kita punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya?”tanya Nura“Aku akan memperbaiki kesalahanku, aku akan menjadi suami yang sempurna untukmu, berikan kesempatan itu,”pinta RajaNura menatap dalam wajah tampan yang ada dihadapannya, seakan tak percaya jika pria egois itu kini bisa luluh menyatakan cinta.“Tak perlu menjadi sempurna, cukup cintai aku dengan tulus. Aku juga minta maaf, beberapa minggu ini aku bersikap egois padamu, “jawab NuraMalam itu hampir semalaman mereka berbincang hingga memutuskan kembali ke kamar masing-masing karena masih canggung.“Istirahatlah, besok setelah perkerjaan kita selesai, aku akan mengajakmu jalan-jalan,”suruh Raja, mengantarkan Nura sampai di depan pintu kamarnya“Oke,”jawab Nura sambil tersenyum hangat***Risa mencari tahu di mana Nova tinggal selama di Bali, dan akhirnya Risa pun berhasil.‘Jadi Nova tinggal sendiri di rumah s
Risa meningalkan kamar dengan perasaan tenang, kini ia tak harus menuruti petintah Nova. Sementara Nura masih menatap botol obat ditanganya sesekali menyuap menu makan malam sambil berpikir apa yang akan dia lakukan pada Nova.‘Ah..kenapa wanita itu harus mencari masalah denganku,’batin NuraMalam berganti pagi yang cerah, Fara sudah menunggu di depan kantor Nura“Fara, ada apa? Akhir-akhir ini kamu sering menemuiku?”tanya Nura“Apa kakimu sudah membaik?”basa –basi Fara“Kamu lihat ‘kan, aku bisa berjalan,”jawab Nura lalu membuka pintu kantornyaFara mengikuti langkah Nura, lalu duduk di sofa di sudut ruangan, Nura menatap Fara dari tempat kursi kerjanya.“Kamu belum menjawab pertanyaanku, kenapa kamu sering menemuiku, pasti ada sesuatu yang kamu harapkan dariku?”tanya Nura tegas“Aku membutuhkan pekerjaan, dan aku rasa kamu bisa membantuku.”Fara menjawab pertanyaan Nura“Sayangnya tidak ada lowongan di J hotel.”“Kenapa kamu tidak menjadikan aku sekertaris pribadimu Nura, kita bersau
Sementara itu Fara yang berdiri tak jauh dari Raja dan Nura yang terjatuh dalam posisi berpelukan, berdecak kesal karena rencananya gagal, gara-gara Raja menyelamatkan Nura lebih dulu.‘Ck...kenapa ada Raja sih...rencanaku gagal,’batin Fara lalu melangkah mendekati keduanya.“Kalian tidak ada apa-apa ‘kan, atau aku panggilkan ambulance,”tawar Fara“Fara, kami baik-baik saja,”balas Nura , lalu berlahan bangkit berdiri, diikuti Raja“Pengendara tidak waras, ia hampir menabrakmu tadi, “ujar Raja kesal“Mungkin pengendaranya mabuk, jadi mengendalikan mobil asal-asalan,”sahut Fara“Sudahlah yang penting aku selamat,terima kasih kak Raja,”ucap NuraBaru saja berdiri beberapa menit , Nura merasakan kesakitan, dan waktu akan berjalan, ia kehilangan keseimbangan karena kaki kanannya terkilir.“Aoww,”jerit Nura menahan sakit“Apa kamu bisa berjalan,”“Kakiku sakit, mungkin terkilir,”sahut Nura sambil menahan sakitTanpa diminta Raja, langsung membopong Nura dan berjalan menuju J hotel, banyak
“Lalu bagaimana cara kita membuat Nura, gila?”Fara penasaran tatapannya serius“Heumm.. aku mengenal dokter psikiater, ia bisa diajak kerjasama, kita cari tahu dulu tentang Nura, baru kita pikirkan cara yang tepat,”suruh Nova.“Aku akan menemui Nura,”jawab Fara“Oke, kamu harus mendekati Nura, berpura-puralah kamu mulai menyadari kesalahanmu dan senang memiliki saudara Nura,”saran Nova“Walau sebenarnya aku muak dengannya,”gerutu Fara sambil cemberut.“Ingat tujuan kita Fara.”“Okelah, aku akan mencoba mendekatinya,”jawab FaraFara dan Nova tersenyum licik dibalik rencananya untuk merebut kedudukan Nura.Saat ini Nova sudah mendapatkan informasi, jika Nura tinggal di J Hotel. Tanpa membuang waktu wanita cantik keturunan indo, mencari obat jenis anti psikotik, Nova mendatangi sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter jiwa.“kamu tahu ‘kan aku sekarang dibatasi karena beberapa kasus yang aku lakukan,”ucap seorang wanita tengah baya.“Carikan aku obat yang dapat membuat gangguan jiwa,”
Langkah kaki Salma memasuki sebuah ruang kerja, setelah pintu dibukakan oleh sang resepsionis.“Silahkan Bu Salma , Bu Nura sudah menunggu di dalam,”ucap sang resepsionis, setelah Salma masuk pintu ditutup kembali.“Masuklah Bu,”suruh NuraSalma melempar senyum.”Apa kamu memaafkan ibumu ini Nur?”Salma berkata sambil duduk di sofa di mana Nura juga duduk di sana.“Ibu punya alasan yang kuat , menaruhku di Mery Gold, aku mengerti jika berada di posisi Ibu, yang tidak bisa aku maafkan adalah perbuatan Irfan, sampai kapanpun aku tak akan pernah mengkuinya sebagai ayahku,”jawab Nura“Kamu benar, pria seperti itu tidak usah diakui sebagai ayah, aku sendiri belum puas melihatnya di penjara, aku akan puas jika dia di hukum mati,”balas Salma.“Dia tidak akan tenang hidup di penjara, ibu tak usah risau,”sahut Nura“Nura, bagaimana bisa kamu menjadi pemlik J hotel, katanya kamu mengantikan, Jho?”“Iya Bu, Jho telah meninggal dan dia memberikan J hotel dan vila padaku, aku sendiri tak menya
Wanita berusia 30 tahunan itu geram, mengetahui jika Jho, mengubah surat wasiatnya, apalagi yang namanya digantikan oleh Nura, wanita yang bahkan tidak memilki hubungan apapun dengan Jho.“Brengsek, Jho, aku mantan istrinya setidaknya aku pernah menemainya selama 5 tahun dalam pernikahan, bisa-bisanya ia memberikan kekayaan pada Nura, aku tidak terima , Nura harus menyerahkannya padaku,”gerutu Nova dibalik stir mobilnya.Hari berganti malam, Nura akhirnya tinggal di vila, seperti yang diinginkan Jho, tiba-tiba ia ingin bertemu Salma, rasa sepi menyelimuti hatinya, di dalam vila yang mewah dan besar itu ia sendirian, ia membutuhkan seseorang dan yang dalam pikirannya Salma, ada yang ingin Nura bicarakan pada wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya itu.Tapi rasa kecewa membuatnya mengurungkan niatnya, akhirnya Nura memilih untuk mengetahui sisi kehidupan Jho. Ia penasaran dengan mantan istri Jho yang bernama Nova, kenapa Badi juga terkesan enggan berurusan dengan Nova. Langkah kaki
Nura dan asistennya Jho menyiapkan pemakaman, sesuai permintaan Jho, jika ia meninggal, jenazahnya dikremasi. Jenazahpun dibawa ke krematorium. Para pelayat yang kebanyakan rekan bisnis dan kolega Jho hadir, mereka berbisik-bisk, tentang kelanjutan usaha Jho dan siapa penganti Jho dalam memegang kendali dibeberapa usahanya itu.Nura tampak sedih, ia duduk bersimpuh di depan foto Jho, kremasi jenazah berlangsung beberapa jam, hingga akhirnya selesai dan abu sudah dimasukan ke dalam wadah khusus.“Aku akan menebarkan abu jenazah jho di laut sesuai permintaanya,”ucap Nura“Baik Nona, saya akan siapkan mobil untuk Nona Nura,”ucap asisten JhoHari menjelang malam ketika Nura sampai di dermaga, sebuah kapal very telah disiapkan untuk membawa Nura ke tengah lautan, Nura menaburkan abu jenazah Jho di laut lepas.“Selamat jalan Jho, semoga kamu tenang di surga, aku senang menjadi temanmu,”ucap Nura.***Beberapa hari berlalu setelah kematian Jho, Nura mulai berkemas kan meninggalkan vila, sa