Share

BAB 6 Kehamilan Maya

Penulis: Endah Tanty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 22:07:50

Maya mencoba menghubungi Rendra, tapi ponselnya tidak aktif, wanita itu terlihat sangat kesal. Lalu tatapannya mengarah tajam pada Ambar.

“Apa rencana ibu sebenarnya, jika ibu menginginkan yayasan itu, Maya akan berikan, tapi tolong jangan pisahkan Maya dengan Mas Rendra, hanya dia yang Maya punya saat ini,”pinta Maya dengan nada permohonan.

“Apa istimewanya dirimu Maya, hingga mendiang suamiku memilih dirimu untuk menjadi menantu dan menyerahkan yayasan Mery gold padamu!”sarkas Ambar.

“Ibu menginginkan Mery Gold, ambilah, akan aku berikan, tolong jangan campuri lagi pernikahanku dengan Mas Rendra,”pinta Maya sekali lagi kali ini ia memohon sambil berlutut di depan ibu mertuanya.

“Mery gold akan menjadi miliku tanpa kamu akan menyerahkannya, sebentar lagi Kamu dan Rendra akan bercerai, dan semuanya otomatis akan pindah ke tanganku, “jawab Ambar dengan menyilangkan kedua tanganya di dada

Maya bangkit dari jongkoknya, dan menatap sinis wanita dengan potongan rambut bob itu.

“Ibu memberikan pil kontrasepsi padaku, ibu sengaja memberikan itu padaku supaya aku tidak hamil, anak Mas Rendra,”sarkas Maya

“Oh... jadi kamu sudah menyadarinya, tapi sayang sudah terlambat, beberapa hari lagi kalian akan bercerai, dan semuanya selesai,”Ambar lalu menghubungi security dan menyuruh mengusir Maya dari kantornya.

Maya terlihat menahan tangis, apalagi sudah berkali-kali menghubungi suaminya, tapi ponsel Rendra tidak aktif. Akhirnya Maya memutuskan untuk menyusul Rendra ke Bandara.

Sesampainya disana Maya pun kecewa, karena ia terlambat, suaminya itu sudah terbang ke Singapura.

“Ini pasti rencana Bu Ambar, dia benar-benar ingin memisahkan diriku dengan Mas Rendra,”gumam Maya seraya mengusap bulir bening yang menumpuk di pelupuk matanya.

Dengan melangkah gontai, Maya meninggalkan Bandara, berharap sang suami akan menghubunginya, secepatnya.

Hari sudah gelap, ketika Maya memarkirkan montor maticnya, ia cemas, karena dihalaman rumah Ambar ada mobil jeep milik sang pengacara.Dengan melangkah pelan, Maya masuk ke dalam rumah.

“Nah itu yang ditunggu datang, Maya, duduklah, kami ingi berbicara!”perintah Ambar.

“Maya tak ingin membicarakan masalah perceraian, sebelum berbicara langsung dengan Mas Rendra,”timpal Maya dengan nada kesal.

“Pak Rendra, telah menandatangi berkas perceraianya,”sela Fardian

“Tidak mungkin, kalian pasti memanipulasi tanda tanganya, atau kalian telah meniintimidasi Mas Rendra, ia sangat mencintai diriku, Mas Rendra, tidak akan menceraikankaku, itu janjinya padaku,”sarkas Maya.

“Cukup Maya, bukankah kamu sudah sepakat, jika dalam waktu satu tahun pernikahan kalian kamu belum hamil, kau bersedia bercerai, “tukas Ambar geram.

“Aku tidak hamil, itu karena ibu  memberikan padaku pil kontrasepsi, saksinya adalah BI Siti, iya kan?”

“Maaf , Maya, hal itu tidak bisa kita jadikan alasan untuk menolak, perceraian, Pak Rendra telah setuju bercerai,”sela Fardian

“Iya,  Maya, dan jaga mulutmu, jangan menuduhku , jika tak ada bukti, aku akan tutut balik dirimu,”ancam Ambar pada Maya.

“Aku tidak mau bercerai!”bentak Maya, lalu wanita itu melangkah pergi dari ruang tamu, tapi baru beberapa langkah, kepalanya terasa berat, matanya berkunang-kunang, lalu tubuh mungil semampai, itu rubuh ke lantai.

Melihat hal itu Fardian dan  Ambar terkejut, lalu Fardian pun segera menolong Maya.

“Maya, bangunlah,”panggil Fardian, sambil menepuk pipi Maya dengan pelan.

“Pak Fardian, tolong bawa ke kamar saja,”suruh Ambar.

Fardian mengangkat tubuh Maya, menaiki tangga, sementara Ambar segera menelepon dokter.

Ambar menyusul Fardian dan membawa Maya ke kamar, kini tubuh Maya sudah dibaringkan di tempat tidur dan ditutupi selimut, oleh Fardian.

“Haah... merepotkan saja,”gerutu Ambar sambil menghempaskan tubuh disofa depan pembaringan.

“Bu Ambar, saya akan menunggu diluar,”pamit  Fardian

“Baiklah, terima kasih dan maaf telah merepotkan Anda.”

Fardian mengulum senyum, lalu melangkah pergi, lima menit berlalu, seorang dokter wanita datang dan langsung memeriksa Maya.

“Aku rasa, anda tak perlu cemas Bu Ambar, ini kabar yang sangat mengembirakan, Bu Maya hamil,”jelas  dokter.

Ambar tampak shock mendengar penuturan sang dokter wanita.

“Ini tidak mungkin dokter, menantu saya mengkonsusi pil kontrasepsi, bagaimana ia bisa hamil?”

Dokter itu pun tersenyum, lalu menjawab pertanyan Ambar.”Mungkin, saja, kelewat satu hari atau beberapa hari, kemungkinan bisa terjadi pembuahan,”jawab dokter, sambil memasukan alat kesehatan ke dalam tasnya.

“Untuk memastikannya, besok pagi periksalah ke rumah sakit untuk melakukan serangakai test, nanti akan diketahui usia kehamilan Bu Maya dan bagaimana kondisi kesehatan janinnya,”suruh dokter

Setelah memberikan penjelasan, dokter itupun bergegas keluar kamar, sementara Ambar terlihat marah dan kesal, ia menatap Maya yang belum sadarkan diri.

‘Kamu harus tanda tangan peceraian itu Maya, sebelum  kamu tahu akan kehamilanmu, ‘batin Ambar sambil mengepalkan telapak tanganya

Ambar  berjalan menemui sang pengacara yang masih duduk di ruang tamu.

“Pak Fardian, tinggalkan berkas itu, setelah Maya sadar, aku akan mendapatkan tanda tanganya!”perintah  Ambar.

“Baiklah Bu Ambar, berkas percerainya aku tinggal, setelah mendapat tanda tangan Maya, segeralah untuk memberitahukanku,”jawab Fardian.

Fardian meninggalkan rumah Ambar, tapi hatinya sangat mencemaskan Maya.

Sementara Ambar, segera menemui Siti, asisten rumah tangga kepercayaannya itu, kebetulan masih mencuci piring di dapur.

“Siti!”panggil Ambar

“Iya Noynya,”jawab Siti , langsung menghentikan aktivitsanya dan menoleh ke arah sang majikan

“Carikan obat pengugur kandungan, ternyata kamu teledor, Maya hamil!”Perintah Ambar dengan kesal

“Maaf, Nyonya, setiap malam aku tak pernah kelewat memberinya pil kontrasepsi,”jawab Siti tertunduduk gemetar.

“Seharusnya setelah memberikan pil itu, Bi Siti memastikan, Maya meminumnya, sekarang carilah jamu atau obat untuk mengugurkan janinya itu!”perintah Ambar

“Apa sebaiknya kita biarkan saja, Nyonya, kasihan, bayi yang tak bersalah itu,”balas Siti

“Diam, kamu Siti, sejak kapan kamu berani memerintahkku, sekali lagi kamu membantahku, aku pecat kamu!”ancam Ambar.

“Baik, Nyonya, saya akan  segera mencari obat atau jamu untuk mengugurkan kandungan Non Maya,”jawab Siti.

Wanita berusai 40 tahun itu bergegas pergi, keluar rumah, sedangkan Ambar masih kesal, dan mondar-mandiri menunggu Siti.

Beberapa jam berlalu, Ambar sudah berada  di kamar Maya, wanita muda itu masih terlihat memejamkan matanya, tak lama kemudian Maya membuka matanya

“Apa yang terjadi denganku, Bu?”tanya Maya ketika melihat sang mertua sudah duduk disofa.

“Kamu pingsan, karena kelelahan, sekarang kamu sudah sadar, cepat tanda tangan!”

“Sudah kubilang berapa kali, aku akan tanda tangan setelah aku berbicara dengan Mas Rendra,”sahut Maya berusaha bangkit dari duduknya.

“Kamu memang keras kepala, baiklah mungkin kau perlu bukti jika Rendra sudah tidak mencintaimu lagi,”Ambar berkata, lalu meletakan berkas perceraian diatas meja.

Pintu kamar tampak terbuka, terlihat Siti membawakan segelas ramuan jamu.

“Non Maya, aku buatkan jamu untuk Non Maya, kata dokter tadi, non Maya kecapean,”ucap Siti.

“Aku tidak mau minum apapun pemberianmu Bi Siti, pergilah dari kamar ini, aku ingin istirahat!”suruh Maya

“Maya...”gerutu Ambar kesal, lalu wanita baya itu meraih gelas berisi jamu

“Minum!”perintah Ambar

Maya menjadi geram, ia semakin curiga jika minuman itu mungkin racun, dengan cepat ditangkisnya gelas, hingga jatuh pecah  .

Plak! “Kamu sekarang terang-terangan membantahku!”bentak Ambar sambil melayangkan tamparan di pipi Maya

“Kalian, ingin meracuniku!”sarkas Maya

“Itu bukan racun, Non Maya,”bantah Siti

“Aku tidak peduli, aku tidak percaya pada kalian, aku hanya ingin bertemu Mas Rendra!”teriak Maya

“Bi Siti, kita keluar!”perintah Ambar, lalu melangkah keluar dan menutup pintu dan menguncinya.

“Jangan biarkan Maya keluar dari rumah ini, sebelum menandatangani berkas perceraianya!”perintah Ambar pada Siti.

Siti, hanya mengangguk paham, dan tak kuasa menolak perintah sang majikan, walau hati kecilnya ia merasa kasihan pada Maya.

Pagi menyapa, Maya masih terlihat cemas dan sedih, sampai sekarang ponsel Rendra masih belum bisa dihubungi, batinya terkoyak, mungkinkah yang dikatakan Ambar benar, bahwa Rendra sudah tak bisa mempertahankan pernikahanya.

Dengan tangan gemetar diraihnya lembaran perceraian diatas meja, ditatapnya nanar dan beruarai air mata, tanda tangan Rendra, sudah terukir di lembaran kertas itu dengan sangat jelas.

Pendengaran Maya dipertajam, ketika mendengar suara langkah mendekati kamarnya, dan tak lama pintu terbuka.

“Baguslah kamu sudah bangun, “ucap Ambar lalu mendekati Maya.

“Kamu ingin bukti  ‘kan, jika Rendra, sudah berniat mengakhiri pernikahannya denganmu, lihatlah ini!”perintah Ambar menunjukkan layar ponselnya, disana Rendra terlihat bercumbu mesra dengan Arnia.

Mata Maya seketika berkilat, menatap adegan yang begitu menjijikan, suaminya bertukar lidah, dengan wanita lain.

Bab terkait

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 7 Maya Kecelakaan

    Kaki Maya terasa lemas, jantungnya bergemuruh dan hatinya terasa ditusuk benda tajam, matanya yang semula berkaca-kaca kini luruh membasahi pipinya.“Nah, sudah jelas ‘kan, sekarang, cepatlah tanda tangani, apalagi yang kamu tunggu!”perintah AmbarMaya tak kuasa menahan sedih dan kecewa, penghianatan sang suami sungguh membuat hatinya pilu dan hancur, satu-satunya orang yang diharapkan bisa menemani seumur hidupnya, kini malah menyakitinya.Maya meraih pena, dan dengan kemarahan dan kekecewaan yang teramat sangat ia membubuhkan tanda tangannya di lembaran kertas itu.Senyum kemenangan tersunging di bibir Ambar, rencananya berhasil dengan lancar.“Bagus, Maya, sekarang kamu bukan lagi menantu keluarga ini, kemasi barang –barangmu dan pergilah dari rumah ini!”suruh Ambar, tanpa belas kasihan sedikitpun, pada Maya, meskipun wanita itu tahu, bahwa manantunya sedang mengandung cucunya.Maya mengusap air mata yang terus saja mengalir, sampai membasahi pipinya, berlahan ia mengemasi semua p

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 8 Proses Perceraian

    Rendra memegang ponsel baru, setelah itu ia menghubungi nomor Maya, tapi ponsel Maya tidak aktif.“Sial, kenapa ponsel Maya tidak aktif, apa dia tidak menunggu aku menghubunginya,”gerutu Rendra, dan ia beralih menghubungi ibunya.“Bu..apa Maya di rumah?”“Dia tidak di rumah, “jawab Ambar“Kemana? kemarin adalah annyversery pernikahan kami, aku bahkan belum mengucapkan selamat padanya.”“Apa perkejaanmu di Singapura sudah selesai, kenapa kamu tidak fokus pada pekerjaan saja, dari pada memilikirkan wanita tak berguna itu,”timpal Ambar bernada kesal.“Klienku, membatalkan pertemuanku Bu, tanpa memberikan alasan apapun.”“Ya sudah, anggap saja kamu berlibur, nikmatilah liburanmu, apalagi disana ada Arnia ‘kan.”“Baiklah , aku satu malam lagi, besok, aku kembali ke Jakarta.”Pembicaran Rendra dan Ambar selesai, dengan senyum puas di wajah Ambar, rencana yang disusunnya bersama Arnia berhasil, dan malam ini Arnia, akan membuat Rendra jatuh ke tanganya.Kembali ke Jakarta, Maya dibawa Fard

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 9 Wajah Pria Dalam Lukisan

    Tiga bulan berlalu, akta cerai Rendra dan Maya telah keluar, Rendra kini memutuskan untuk menikahi Arnia, sebagai bentuk tanggung jawabnya, Pernikahanya dilaksanakan sangat meriah, disebuah ballroom hotel berbintang, Ambar menunjukkan binar bahagia, menantu idamanya kini bersanding di pelaminan.Kedua mempelai selalu tersenyum memperlihatkan kebahagian mereka.“Ibu sangat senang, akhirnya kamu menikah dengan Arnia, wanita yang sederajat dengan kita, ibu juga senang, yayasan Mery Gold kembali ke tangan Ibu,”bisik Ambar di telinga Rendra.“Apa, Maya mengetahui jika aku menikah, Bu?”“Peduli amat dengan wanita itu, ibu tidak ingin membicarakan wanita itu di tengah kebahagian kita,”jawab Ambar.Sementara ditempat lain, Maya mengusap lembut perut yang semakin membuncit.“Mas Fardian, bisakah kita jalan –jalan malam ini, sudah hampir tiga bulan aku hanya duduk dan berdiam di apartemen ini,”pinta Maya“Angin malam tidak baik Maya, untuk kesehatan kamu dan bayimu, bagaimana jika pagi hari

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 10 Mimpi Buruk

    Disuatu sore, Raja dan Salma, sudah berada di RSC, Raja tampak senang, banyak teman satu sekolah yang datang untuk menyaksikan tokoh animasi favoritnya, dengan antusias bocah itu berjalan di ditengah-tengah gedung, dimana acara diselenggarakan, sebuah es krim sudah berada ditanganya, Raja berjalan sambil menjilati es krim favoritnya, hingga tak sengaja, ia menabrak seorang wanita dan membuat dres wanita itu menjadi kotor.“Hati-hati dong kalau berjalan!”bentak seorang wanita dengan melotot kearah Raja.“Maaf ...”ucap Salma, sambil menundukan wajah dan sedikit membungkuk.“Raja minta maaflah,”suruh Salma , melihat ke arah Raja, yang masih bengong menatap sebagian eskrim, tumpah di dres warna merah.“Maaf Tante, Raja, tidak sengaja,”ucap bocah berusia lima tahun itu dengan sedikit gugup.“Lain kali berhati-hatilah, lihat jalan yang benar, mengerti!”bentak wanita berpenampilan elegan dengan geram.“Ada apa Ar?”suara pria membuat semuanya menoleh kearah pria berwajah tegas dengan sorot

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 11 Maya Bertemu Ambar

    Maya selalu menyiapkan masakan untuk keluarga kecilnya, hal itu membuat Fardian semakin mencintai Maya, dipelukanya wanita yang telah dinikahianya selama lima tahun ini. Sungguh, bagi Fardian, yang membuat dirinya bahagia adalah Maya dan Raja, meskipun Raja bukanlah anak kadungnya tapi rasa cintanya sangat besar pada anak lelaki yang berusia 5 tahun itu.“Kita liburan yuk, May, weeked ini aku tidak sibuk,”ajak Fardian, seraya memeluk pingang istrinya.“Maaf, sayang... aku ada acara pemberian donatur di yayasan panti asuhan Mery Gold,”jawab Maya“Mery Gold... apa tidak bisa kau serahkan pada Salma, bukankah biasanya Salma yang mengurusinya?”“Kali ini aku ingin sekali memberikanya langsung pada yayasan, karena ada lelang lukisan di sana, dan mengharapkan kehadiranku. Pemilik yayasan ingin berkenalan denganku, dan teman sosialitanya juga akan membayar lebih untuk lelang donasi ini.”Maya menjelaskan pada Fardian“Baiklah, kita tunda dulu liburannya, “jawab Fardian, lelaki itu menyemb

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 12 Rahasia Ambar

    Sementara itu, Maya sedang berada diruang bawah tanah, tempat ia menyimpan beberapa lukisan, dan peralatan melukis, matanya terus menatap lukisan yang di depanya, seorang pria dengan wajah yang tidak jelas, dihadapanya,yang selalu membuatnya penasaran, lalu ia mencoba mengingat tapi justru semakin ia mengingatnya semakin kepalanya berdenyut nyeri.‘Pria yang ada dalam bayanganku, bukanlah Fardian, apa Fardian menyembunyikan sesuatu dariku?’batin Maya seraya menatap lekat lukisan.Suara seseorang memanggil nama Maya, membuat Maya menutup kembali lukisan pria dengan wajah samar itu, lalu beranjak meninggalkan ruang bawah tanah.“Hai, Salma bagiamana dengan tugas yang aku berikan padamu, apa kamu sudah tahu, panti asuhan tempat aku dibesarkan?”“Bu Maya pasti terkejut, jika mendengar informasi yang aku bawa,”balas Salma, dan itu membuat Maya penasaran“Panti asuhan mana?”“Mery Gold,”jawab Salma“Benarkah, aku dibesarkan di panti Asuhan Mery Gold?”“Benar Bu Maya, Anda masuk di panti

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 13 Maya Mulai Mencari Kedua Orang Tuanya

    Ambar hanya tersenyum,”Maksud ibu, Mas Rendra itu subur, waktu pernikahannya dengan Maya mereka tidak memiliki anak, itu karena aku memberikan Maya pil kontrasepsi,”jelas Ambar“Jadi ibu, memberikan Maya pil kontrasepsi itu sebabnya mereka tidak memiliki anak?”“Iya, Arnia, kamu tahu sendiri, ibu tidak setuju Rendra menikah dengan Maya, makanya aku membuat kesepakatan dengan Maya, dan selain itu aku sengaja membuat Maya tidak bisa hamil, jadi kamu jangan meragukan Rendra ,”dalih Ambar.“Apa Rendra tahu jika ibu melakukan semua itu pada Maya?”“Rendra tidak tahu, lagi pula, ia juga tidak mencintai Maya, ia hanya melakukan apa yang diperintahkan mendiang ayahnya,”jelas Ambar“Tapi Bu.. enam tahun yang lalu kita bersengkokol untuk memisahkan Maya dan Rendra, dan saat itu aku menyadari, jika Rendra itu mencintai Maya,”jelas Arnia.“Mungkin saja itu terjadi, mereka bersama, hampir satu tahun, benih-benih cinta mulai tumbuh diantar mereka, oleh karena itu aku bertindak cepat.”Arnia tampak

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 14 Maya Mencari Tahu

    Fardian sedang berbicara serius diujung ponsel.“Ada apa Ta?”“Fardian, tadi Maya ke kilinik, ia minta aku untuk melakukan hipnoterapi, ia bilang bahwa akhir-akhir ini bermimpi seorang pria yang terus mendatanginya,”kata Tata psikiater dan juga teman Fardian.“Lalu, apa Maya mengingat Rendra, mantan suaminya?”Fardian terlihat cemas“Aku rasa bukan Rendra, yang Maya ingat, tapi ia mengingat Ayahnya.”Fardian terdiam dan berpikir, lalu mengakhiri pembicaraannya dengan Tata.Pria yang saat ini berusia 36 tahun itu terdiam, ditengelamkannya kepalanya dikedua telapak tanganya, mulai khawatir jika Maya mengingat semuanya.***Sementara di sebuah rumah sakit, Arnia mengantar Rendra yang sedang menjalani serangkai pemeriksaan.“Sebelum, memulai progam hamil, Pak Rendra akan kami periksa dulu dengan kesehatan dan kesuburannya,”ucap dokterRendra pun melakukan apa yang diperintahkan dokter.“Hasilnya akan kelaur dalam waktu satu jam, silahkan tunggu saja,”ucap perawat.“Arnia, aku ada meeti

Bab terbaru

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 26 Raja Alergi Kacang

    Arnia duduk di kursi kamar, menatap Rendra yang berbaring di tempat tidur hingga dengkuran halus ia dengar, menandakan jika Rendra telah terlelap. Perlahan Arnia bengkit dari duduknya menuju almari, lalu membukanya, sebuah berkas diambilnya lalu diamati lagi, beberapa hari yang lalu, setelah mendengar pembicaraan Ambar dengan staf Mery Gold, Arnia sangat penasaran, lalu ia mencari tahu data keuangan Mery Gold dan ia tak menyangka, yayasan itu setiap bulannya mendapatkan pemasukan rutin ratusan juta, rasa penasarannya tidak sampai disitu saja, ia mengetahui alasan Ambar bersikeras untuk menyingkirkan Maya, itu karena Yayasan Mery Gold yang dihibahkan pada Maya, dengan syarat Maya melahirkan keturunan Aji Darmawan, dan tidak ada perceraian antara Maya dan Rendra.Maya menyimpan kembali salinan data keuangan Mery Gold, ia tampak gelisah, setelah memastikan jika Raja adalah putra dari Rendra.Hari berganti pagi, saat ini Arnia telah rapi dengan pakaiannya yang elegan, ia menyapa Amba

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 25 Ruang Tersembunyi

    “Pemilik sebelumnya telah lama meninggal dunia,”jawab AmbarMaya hanya tersenyum, ia menanggapi perkataan Ambar yang terkesan, tidak suka membicarakan pemilik sebelumnya.“Bolehkah, saya berkeliling sebentar, usai makan malam ini,”izin Maya“Tentu saja boleh, nanti aku akan mengantarkanmu, Maya, berkeliling di rumah ini,”jawab Rendra“Terima kasih.”Setelah usai makan malam , Arnia dan Fardian berbincang di salah satu bangku taman.“Seharusnya kamu waspada, Rendra bisa saja mencuri istimu,”Arnia menatap Rendra dan Maya yang sedang berjalan sejajar mengeliling rumah.“Kamu seharusnya lebih menjaga suamimu, Arnia, supaya tidak mendekati Maya,”jawab Fardian dengan nada serius.Arnia hanya tersenyum sinis, dalam hatinya ia tak peduli dengan cinta Rendra. Pembicaraan mereka terhenti, ketika Raja berlari kecil menghampiri Fardian.“Papah, Raja, takut di sana ada orang seram,”ucap bocah itu dengan raut muka ketakutan“Oh..pasti kamu melihat Pak Parto, tukang kebun rumah ini, memang mengalam

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 24 Maya Dan Fardian menjadi bagian dari RSC

    Sesampainya di dalam kamar, Arnia melihat Rendra menatap sesuatu, dengan pelan dihampirinya suaminya yang saat itu berdiri di balkon kamar, dan Arnia menjadi tidak senang, ketika melihat bahwa Rendra sedang menatap foto Maya di ponselnya.“Maya...dia semakin cantik sekarang, pantas kamu mengaguminya walau dihadapanmu sekarang ada diriku,”ucapan Arnia membuat Rendra terkejut dan menoleh ka arah Arnia.“Perceraianku dengan Maya adalah konpirasimu dengan ibu, jadi jangan salahkan aku, jika saat ini aku masih menicintai Maya,”sahut Rendra dengan tenang“Terserahlah, Mas..tapi ingat, saat ini aku sedang hamil, dan sebentar lagi melahirkan keturunanmu, jadi jangan coba-coba menyakiti diriku,”ancam Arnia“Jangan bahas lagi mengenai Maya, sekarang katakan, kapan Papah Dherma, akan menganti uangku, jatuh temponya dua bulan lagi, jika Papah Dherma tidak membayar perusahaan Neo Kosmetik akan menjadi miliki.”“Aku akan menjual Neo kosmetik Mas, dari hasil penjualan aku akan membayar hutang Papah

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 23 Hilangnya Kepercayaan Maya pada Fardian

    Maya berjalan pelan menyusul Fardian dan Raja, yang masih menyusuri hutan pinus, keduanya semakin tampak riang sekali tawa terdengar diantara keduanya.Sementara batin Maya berkecamuk, semakin ia mencari masa lalunya, kenapa sosok Fardian justru ada di dalamnya.“Apa yang kamu sembunyikan lagi dariku Mas...apa maksudmu dari semua yang aku temukan,”gumam Maya pelan, langkah kakinya semakin mendekati Fardian.“May, cepatlah, disana ada danau, dan ada juga perahu, jika kamu mau, kita akan naik perahu mengelilingi danau,”ajak Fardian pada Maya“Aku tunggu di sini saja, Mas...kalian saja, yang naik,”jawab Maya“Okay, ayo Raja, ikut Papah,”ajak Fardian mendekati danau kemudian terlihat menaiki prahu bersama Raja.Maya hanya menatap dari kejauhan, tampak Raja, sangat senang,sampai ditengah danau ada hal yang tak terduga, perahu mengalami kecocoran, hingga air mamasuki perahu.“Papah, airnya masuk ke perahu,”ucap RajaFardian menoleh kearah Raja, seketika ia terkejut karena melihat perahu se

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 22 Apa Yang Disembunyikan Fardian

    Mobil yang ditumpangi Maya, telah sampai di sebuah kilnik di pingiran kota, lalu Maya turun dari mobil, dan langsung menuju ruangan Tata, dokter pribadinya dan juga sahabat dari Fardian.“Masuklah, Maya, apa kabar?”tanya Tata sambil tersenyum“Kabarku tidak baik Dok, apa Fardian tidak cerita tentang masalah kami?”Tata tersenyum. “Aku memang sahabatnya, tapi tidak semua hal yang bersifat pribadi, Fardian bercerita, dia sering bertanya bagaimana keadaanmu, perkembangan amnesiamu, itu saja, “jawab Tata dengan tenangDesahan kecil terdengar dari bibir Maya.”Dokter adalah sahabatnya, waktu pertama kali aku dibawa kesini, Anda tahu ‘kan, aku bukan istri Fardian?”“Jadi kamu sudah tahu kebenarannya, ingatanmu sudah pulih?”“Belum, aku masih amnesia, aku mengetahuinya karena rasa penasaranku, tentang masa laluku, aku mencari tahu sendiri dan akhirnya aku menemukan kebenaran, yang aku kecewa, Anda adalah seorang Dokter, kenapa tidak profesional, dan terlibat dalam kebohongan Mas Fardian.”“Ja

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 21 Maya Mulai Mengingat Masa Kecilnya

    Maya dan Fardian saling membelakangi waktu tidur di atas ranjang, entah apa yang dipikirkan pasangan suami istri itu, tapi keduanya tampak terdiam, dengan mata yang masih terjaga, hingga suara Fardian memecahkan keheningan malam itu.“Maya, apa setelah ini hubungan kita akan berubah?”“Beri kau waktu Mas... aku shock, mengetahui kebenaran ini, dan aku masih bingung apa yang aku akan lakukan, Raja suatu saat berhak tahu siapa ayah kandungnya ‘kan? Apa kita akan merahasiakan ini untuk selamanya?”Fardian berbalik, menatap pungung Maya.”Maya cobalah lihat kedalam mataku, apa kamu tidak melihat ketulusanku pada Raja, apa kamu ingin memisahkan aku dengan Raja?”suara Fardian terdengar sedih.Maya tidak menoleh ke arah Fardian, ia masih memunggungi pria yang berstatus suami itu, air matanya perlahan menetes, mengingat bahwa Fardian selama ini menjadi suami dan ayah yang sempurna bagi dirinya dan Raja.“Aku tidur Mas...” Maya lalu menutup kedua bola matanya.Malam itu bukan hanya cuaca yang t

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 20 Kehamilan Arnia

    Maya menghela napas berat, lalu kembali merapikan berkas –berkas milik Fardian, tapi seketika tangan Maya berhenti, ketika matanya menatap sesuatu. Potongan koran terselip diantar tumpukan berkas, dan itu membuat Maya penasaran. Lalu dengan cepat diraihnya potongan artikel.“Kasus pembunuhan tanpa mayat, dengan korban Agam Dirgantara dan tersangakanya adalah pengacaranya sendiri yaitu Rama Widata,”gumam Maya membaca artikel yang ia temukan‘Kasus apa ini, kasus ini sudah dua delapan belas tahun yang lalu,’ batin Maya penasaran.Lalu Maya meletakan kembali lembaran artikel itu di tempatnya lalu menutup kembali lemari.Dengan langkah cepat ia keluar ruangan, dan menunggu kedatangan Fardian dengan wajah yang sudah menegang, siap meluapkan amarahnya dan kecewanya itu.Menit berlalu dan Maya masih duduk menunggu kedatangan Fardian. Tak lama kemudian yang ditunggu pun datang.Ceklek! Suara pintu terbuka, dan terlihat Fardian di balik pintu, melihat ekpresi wajah Maya yang tegang, Fa

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 19 Test DNA Raja dan Fardian

    Maya telah berpenampilan rapi lalu keluar kamar, di depan rumah, Fardian telah menunggunya.“Raja, pasti senang kita menjenguknya, aku sudah kangen, dengan Raja, hampir satu pekan ini tak berjumpa dengannya,”ucap FardianMaya hanya tersenyum, melihat jauh ke dalam bola mata Fardian, tampak tulus dan tidak dibuat-buat, rasanya tak mungkin, jika Raja bukanlah darah dagingnya, itulah yang pikirkan Maya.Lalu keduannya menaiki mobil silver dan mobilpun melaju pelan, keluar rumah dan berjalan menuju luar pemukiman.Mobil Fardian melaju menuju Bogor, di mana tempat acara camping diadakan, hari ini para wali murid, diperbolehkan melakukan kunjungan, disana sudah beberapa para orang tua yang mengunjungi anak –anak mereka.Maya bergegas berjalan, menuju suatu tempat dimana disediakan oleh panitia untuk berbincang dan melepas rindu ada anak-anak.Terlihat bocah berusia lima tahun itu berlalu mendekati mama dan papahnya berjalanan“Mah..Pah..Raja kangen,”ucap RajaMaya berjongkok mensejajar

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 18 Masa Kecil Maya

    “Saat ia sadar dari koma, Maya mengira aku suaminya, karena satu-satunya memori yang dia ingat adalah adalah dia telah menikah, tapi tak ingat siapa suaminya, aku berada disampingnya ketika ia sadar,”jelas Fardian“Kamu memanfaatkan situasi itu ‘kan!Kenapa kamu tidak menceritakan padaku!”bentak Rendra“Ya, aku memang memanfaatkan amnesia Maya, kerena aku mencintai Maya,”jawab Fardian tegas.Rendra mengacak kasar rambutnya, “Aku akan bicara pada Maya.”“Untuk apa?Kamu telah menikahi Arnia ‘kan, jadi jangan usik pernikahanku dengan Maya, kami telah hidup bahagia selama enam tahun ini, lagi pula Maya sudah tidak mencintaimu lagi, kamu hanya orang asing dipikirannya,”sarkas FardianRendra tidak peduli dengan perkataan Fardian, ia menatap tajam Fardian, dan melangkah pergi. Arnia yang dari tadi menyaksikan pertengkaran Fardian dan Rendra serta menguping pembicaraan mereka, kini tahu semuanya.Dengan bergegas, Arnia menyusul langkah Rendra yang berjalan cepat akan mendekati Maya, yang masi

DMCA.com Protection Status