Rendra memegang ponsel baru, setelah itu ia menghubungi nomor Maya, tapi ponsel Maya tidak aktif.
“Sial, kenapa ponsel Maya tidak aktif, apa dia tidak menunggu aku menghubunginya,”gerutu Rendra, dan ia beralih menghubungi ibunya.
“Bu..apa Maya di rumah?”
“Dia tidak di rumah, “jawab Ambar
“Kemana? kemarin adalah annyversery pernikahan kami, aku bahkan belum mengucapkan selamat padanya.”
“Apa perkejaanmu di Singapura sudah selesai, kenapa kamu tidak fokus pada pekerjaan saja, dari pada memilikirkan wanita tak berguna itu,”timpal Ambar bernada kesal.
“Klienku, membatalkan pertemuanku Bu, tanpa memberikan alasan apapun.”
“Ya sudah, anggap saja kamu berlibur, nikmatilah liburanmu, apalagi disana ada Arnia ‘kan.”
“Baiklah , aku satu malam lagi, besok, aku kembali ke Jakarta.”
Pembicaran Rendra dan Ambar selesai, dengan senyum puas di wajah Ambar, rencana yang disusunnya bersama Arnia berhasil, dan malam ini Arnia, akan membuat Rendra jatuh ke tanganya.
Kembali ke Jakarta, Maya dibawa Fardian, disuatu klinik dipinggiran kota, klinik kecil dengan fasilitas lengkap dengan tempat yang sangat nyaman, karena klinik dikelilingi pohon-pohon besar dan taman bunga yang sejuk dan asri.
“Kenapa, kamu membawanya ke tempatku, Fardian?”tanya seorang dokter wanita muda.
“Tata, kamu adalah sahabatku, kepada siapa lagi aku akan minta tolong, rawatlah Maya, “pinta Fardian
“Heummm...akhirnya kamu menemukan wanita pujaanmu, setelah beberapa tahun terpisah.”
“Iya Ta, dan aku tak menyangka, ia sangat menderita dalam pernikahannya, ibu mertuanya menginginkan perceriaan, dan suaminya juga sudah menceraikannya, saat ini yang Maya ingat, ia sudah menikah, tapi tak ingat wajah suaminya, dan ia menganggap aku adalah suaminya,”jelas Fardian serius
“Jadi kamu akan membohonginya, apa kamu sadar, bagaimana jika Maya suatu saat mengingat semuanya, dan ia menyadari jika kamu telah berdusta,”timpal Tata
“Saat itu tiba, aku pastikan, dia akan jatuh cinta padaku”jawab Fardian, dengan sangat yakin.
Tata hanya terdiam, ada rasa cemas menggantung di wajahnya.
“Baiklah, aku akan merawatnya, di klinikku sampai dia bisa pulih, “jawab Tata
“Tata, aku ingin kamu membuat Maya melupakn ingatnny bersama mantan suaminya, “pinta Fardian pelan.
“Maksudmu?”
“Setidaknya Maya mengalami hilang ingatannya dalam waktu lama, sampai aku membuktikan cintaku padanya.”
Tatan terlihat menyipitkan matanya, jiak saja kamu bukanlah sahabatku, aku akan menolak keinginan konyolmu itu.”Tata sedikit tegas, karena ia melakukan kemauan Fardian dengan terpaksa.
Fardian, bahagia mendapat dukungan dari Tata sahabatnya. Lalu pria itu berjalan menuju kamar, di mana Maya sedang dirawat.
“Maya, bagaimana keadaanmu, tampaknya kamu harus beberapa hari lagi dirawat di klinik ini?”tanya Fardian
“Tidak mengapa, kilinik, jauh dari kebisingan, sangat nyaman, “jawab Maya, menatap Fardian.
“Maaf, aku melupakan namamu, “lanjut Maya lagi
Fardian tersenyum ke arah Maya.”Fardian, namaku Fardian.”
“Kecelakaan ini membuatku payah, dengan nama suami sendiri bisa lupa.” senyum manis terbit di wajah Maya.
“Aku membelikan kamu ponsel baru, ponselmu, hilang waktu kecelakaan, mungkin terlempar dan masuk gorong-gorong,”bohong Fardian.
Maya mengangguk, tubuhnya terlihat masih lemah, dan slang ifus masih menempel di tangannya.
“Maya, aku pergi dulu, ada urusan pekerjaan, “pamit Fardian
“Iya ..hati-hati Mas Fardian,”jawab Maya, pelan.
Fardian pun melangkah pergi meninggalkan Maya di klinik sahabatnya itu, ia menuju ke kantornya sebuah Firma hukum tempatnya bekerja, saat ini ia ingin segera memproses perceraian Maya dan Rendra.
***
Malam dengan hembusan angin dingin menyapa dua insan, yang tengah makan malam berdua diatas rooptop hotel berbintang, pemandangan malam begitu memukau, Rendra dan Arnia, tampak menikmati makan malam berdua, minuman wine merah, juga melengkapi makan malam yang terkesan romantis.
“Nikmati malam ini Rendra, sudah lama ‘kan, kita tidak menghabiskan waktu bersama, dan malam ini sungguh luar biasa, aku dan sahabat lamaku, makan malam berdua,”ucap Arnia, menuangkan wine merah, di gelas berkaki yang dipegang Rendra. Lelaki itu seakan terhipnotis dengan wanita cantik yang saat ini duduk di depannya, gaun malam warna hitam, dengan belahan dada rendah sungguh membuat kecantikan Arnia begitu sempurna.
“Kita nikmati malam ini Ar, besok aku akan kembali Ke Jakarta,”balas Rendra, menegguk wine merah di tanganya.
Malam semakin larut, kedua insan itu, semakin mabuk , keduanya berjalan saling merekatkan tangan dipinggang menuju kamar hotel. Tak hayal lagi dengan setengah kesadaran, mereka meluapkan nafsu bercinta diatas tempat tidur, dinding dan lampu kamar redup menjadi saksi dua insan beda jenis berbagi peluh dan merasakan nikmat surga dunia.
Mentari datang menyinari seluruh makhluk di bumi, tak terkecuali Rendra dan Arnia yang masih bersembunyi dibalik selimut tebal, wajah keduanya tampak lelah setelah aktivitas semalam.
Berlahan Rendra, membuka kelopak matanya, ia menatap wanita yang masih memeluknya erat , ia sadar semalam telah terjadi pergulatan api cinta antara dirinya dengan Arnia. Pria yang masih bertelanjang itu, lalu mengurai pelan pelukan wanita yang masih dalam keadaan tak perpakaian juga.
Rendra bergegas menuju kamar mandi dan membersihkan diri, pikirannya melayang pada satu sosok wanita yang memujanya yaitu Maya.
Lamunan Rendra terhenti, ketika bunyi ketukan terdengar.
“Rendra, bisa ‘kan kita mandi bersama,”pinta Arnia
“Aku terlambat ke bandara Ar,”jawab Rendra
Tak lama pintu terbuka, kedua saling tatap.
“Kamu akan bertanggung jwaab ‘kan?”tanya Arnia meminta pertanggungjawaban dari Rendra.
“Aku rasa semalam kita khilaf, bagaimana jika kita melupakan kejadian semalam.”
“Rendra, kamu....”
“Ar...aku memang dulu tergila-gila padamu, tapi saat ini aku mencitai Maya, dia istriku,”jawab Rendra,seraya memegang bahu Arnia.
Arnia menahan kecewanya, tapi Arnia harus tetap tenang.”Baiklah kita lupakan kejadian semalam, cepatlah ke Bandara,”jawab Arnia.
“Terima kasih Ar.”
Rendra, bergegas membereskan pakaiannnya memasukan ke dalam travel bag, setelah selesai ia melangkah keluar kamar hotel.
Beberapa jam berlalu, Kini Rendra sudah sampai di kediamannya, langkahnya lebar menuju kamar dan tak sabar ingin bertemu Maya. Belum sampai kakinya menaiki anak tangga. Suara ibunya memanggailnya.
“Rendra..”
“Bu...aku akan menemui Maya, ia ada dirumah ‘kan?”
“Sudah kubilang, dua hari ini dia tidak di rumah, dan ada kabar yang harus kamu terima,”balas Ambar
“kabar apa..”
“kita bicara di ruang kerja.”
Rendra mengikuti langkah ibunya dan masuk ke ruang kerja, kini ibu dan anak itu duduk di sofa sudut ruang
“Ini berkas percerianmu yang suduh kamu dan Maya tanda tangani, Fardian, pengacara kita sudah membawa berkas ke pengadian agama dan segera memproses perceraianmu.
“Cerai, aku tanda tangan, kapan aku tanda tangan perceraian Bu?”Rendra tampak marah.
“Ibu yang memang mengelabuhimu, berkas pembayaran biaya operasional Rajas Shopiing Center, yang kamu tanda tangan salah satunya ibu selipkan lembaran perceraian, bukankah kita sudah sepakat, jika Maya tidak hamil, satu tahun pernikahan kalian, perceraian akan terjadi, kamu masih ingat dengan janji itu, dan kamu lihat sendiri, Maya menepati janjinya, ia memberikan tanda tanganya pada berkas itu,”ungkap Ambar dengan tegas.
“Maya menandatangani, kerena ia mengira aku menceraikanya Bu, aku akan menemui Maya, aku harus membicarakan hal ini.”
“Sudah terlambat, Kata Fardian, Maya telah pergi dan menyerahkan proses perceraian, pada Fardian, “jawab Ambar
“Pergi kemana?dia tidak punya siapa-siapa di dunia ini, kalau pun pergi, ia pasti kembali ke panti asuhan.”
“Coba saja cari di sana. “Ambar tampak kesal.
Rendra, bergegas menaiki mobil sedannya dan melaju kencang menuju panti asuhan Mery gold,rasa bersalah dan juga cemas menghantui dirinya.
Sesampai di panti asuhan, Rendra kecewa, kerena menurut pengurus panti, Maya dua hari ini tidak datang ke panti, ponselnya pun tidak bisa dihubungi, Akhirnya Rendra memutuskan pergi ke kantor Fardian.
Saat ini dua lelaki yang memliki paras tampan dan tubuh proposional duduk saling berhadapan.
“Pak Fardian, apa Anda tahu di mana Maya saat ini, aku ingin berbicara tentang kesalah pahaman ini, aku tidak pernah menandatangani perceriaan itu,”jelas Rendra.
“Maaf, Maya telah pergi entah ke mana. setelah menyerah berkas dan surat penyataan bersedia cerai , maka semuanya sudah aku urus, berkas sudah masuk ke pengadilan agama. Maya menyerahkan semuanya padaku, ia juga tidak meminta apapun dari Anda, Pak Rendra,”jelas Fardian dengan tegas.
Rendra menunduk sedih, ia pun pergi dengan rasa kecewa yang amat dalam.
Tiga bulan berlalu, akta cerai Rendra dan Maya telah keluar, Rendra kini memutuskan untuk menikahi Arnia, sebagai bentuk tanggung jawabnya, Pernikahanya dilaksanakan sangat meriah, disebuah ballroom hotel berbintang, Ambar menunjukkan binar bahagia, menantu idamanya kini bersanding di pelaminan.Kedua mempelai selalu tersenyum memperlihatkan kebahagian mereka.“Ibu sangat senang, akhirnya kamu menikah dengan Arnia, wanita yang sederajat dengan kita, ibu juga senang, yayasan Mery Gold kembali ke tangan Ibu,”bisik Ambar di telinga Rendra.“Apa, Maya mengetahui jika aku menikah, Bu?”“Peduli amat dengan wanita itu, ibu tidak ingin membicarakan wanita itu di tengah kebahagian kita,”jawab Ambar.Sementara ditempat lain, Maya mengusap lembut perut yang semakin membuncit.“Mas Fardian, bisakah kita jalan –jalan malam ini, sudah hampir tiga bulan aku hanya duduk dan berdiam di apartemen ini,”pinta Maya“Angin malam tidak baik Maya, untuk kesehatan kamu dan bayimu, bagaimana jika pagi hari
Disuatu sore, Raja dan Salma, sudah berada di RSC, Raja tampak senang, banyak teman satu sekolah yang datang untuk menyaksikan tokoh animasi favoritnya, dengan antusias bocah itu berjalan di ditengah-tengah gedung, dimana acara diselenggarakan, sebuah es krim sudah berada ditanganya, Raja berjalan sambil menjilati es krim favoritnya, hingga tak sengaja, ia menabrak seorang wanita dan membuat dres wanita itu menjadi kotor.“Hati-hati dong kalau berjalan!”bentak seorang wanita dengan melotot kearah Raja.“Maaf ...”ucap Salma, sambil menundukan wajah dan sedikit membungkuk.“Raja minta maaflah,”suruh Salma , melihat ke arah Raja, yang masih bengong menatap sebagian eskrim, tumpah di dres warna merah.“Maaf Tante, Raja, tidak sengaja,”ucap bocah berusia lima tahun itu dengan sedikit gugup.“Lain kali berhati-hatilah, lihat jalan yang benar, mengerti!”bentak wanita berpenampilan elegan dengan geram.“Ada apa Ar?”suara pria membuat semuanya menoleh kearah pria berwajah tegas dengan sorot
Maya selalu menyiapkan masakan untuk keluarga kecilnya, hal itu membuat Fardian semakin mencintai Maya, dipelukanya wanita yang telah dinikahianya selama lima tahun ini. Sungguh, bagi Fardian, yang membuat dirinya bahagia adalah Maya dan Raja, meskipun Raja bukanlah anak kadungnya tapi rasa cintanya sangat besar pada anak lelaki yang berusia 5 tahun itu.“Kita liburan yuk, May, weeked ini aku tidak sibuk,”ajak Fardian, seraya memeluk pingang istrinya.“Maaf, sayang... aku ada acara pemberian donatur di yayasan panti asuhan Mery Gold,”jawab Maya“Mery Gold... apa tidak bisa kau serahkan pada Salma, bukankah biasanya Salma yang mengurusinya?”“Kali ini aku ingin sekali memberikanya langsung pada yayasan, karena ada lelang lukisan di sana, dan mengharapkan kehadiranku. Pemilik yayasan ingin berkenalan denganku, dan teman sosialitanya juga akan membayar lebih untuk lelang donasi ini.”Maya menjelaskan pada Fardian“Baiklah, kita tunda dulu liburannya, “jawab Fardian, lelaki itu menyemb
Sementara itu, Maya sedang berada diruang bawah tanah, tempat ia menyimpan beberapa lukisan, dan peralatan melukis, matanya terus menatap lukisan yang di depanya, seorang pria dengan wajah yang tidak jelas, dihadapanya,yang selalu membuatnya penasaran, lalu ia mencoba mengingat tapi justru semakin ia mengingatnya semakin kepalanya berdenyut nyeri.‘Pria yang ada dalam bayanganku, bukanlah Fardian, apa Fardian menyembunyikan sesuatu dariku?’batin Maya seraya menatap lekat lukisan.Suara seseorang memanggil nama Maya, membuat Maya menutup kembali lukisan pria dengan wajah samar itu, lalu beranjak meninggalkan ruang bawah tanah.“Hai, Salma bagiamana dengan tugas yang aku berikan padamu, apa kamu sudah tahu, panti asuhan tempat aku dibesarkan?”“Bu Maya pasti terkejut, jika mendengar informasi yang aku bawa,”balas Salma, dan itu membuat Maya penasaran“Panti asuhan mana?”“Mery Gold,”jawab Salma“Benarkah, aku dibesarkan di panti Asuhan Mery Gold?”“Benar Bu Maya, Anda masuk di panti
Ambar hanya tersenyum,”Maksud ibu, Mas Rendra itu subur, waktu pernikahannya dengan Maya mereka tidak memiliki anak, itu karena aku memberikan Maya pil kontrasepsi,”jelas Ambar“Jadi ibu, memberikan Maya pil kontrasepsi itu sebabnya mereka tidak memiliki anak?”“Iya, Arnia, kamu tahu sendiri, ibu tidak setuju Rendra menikah dengan Maya, makanya aku membuat kesepakatan dengan Maya, dan selain itu aku sengaja membuat Maya tidak bisa hamil, jadi kamu jangan meragukan Rendra ,”dalih Ambar.“Apa Rendra tahu jika ibu melakukan semua itu pada Maya?”“Rendra tidak tahu, lagi pula, ia juga tidak mencintai Maya, ia hanya melakukan apa yang diperintahkan mendiang ayahnya,”jelas Ambar“Tapi Bu.. enam tahun yang lalu kita bersengkokol untuk memisahkan Maya dan Rendra, dan saat itu aku menyadari, jika Rendra itu mencintai Maya,”jelas Arnia.“Mungkin saja itu terjadi, mereka bersama, hampir satu tahun, benih-benih cinta mulai tumbuh diantar mereka, oleh karena itu aku bertindak cepat.”Arnia tampak
Fardian sedang berbicara serius diujung ponsel.“Ada apa Ta?”“Fardian, tadi Maya ke kilinik, ia minta aku untuk melakukan hipnoterapi, ia bilang bahwa akhir-akhir ini bermimpi seorang pria yang terus mendatanginya,”kata Tata psikiater dan juga teman Fardian.“Lalu, apa Maya mengingat Rendra, mantan suaminya?”Fardian terlihat cemas“Aku rasa bukan Rendra, yang Maya ingat, tapi ia mengingat Ayahnya.”Fardian terdiam dan berpikir, lalu mengakhiri pembicaraannya dengan Tata.Pria yang saat ini berusia 36 tahun itu terdiam, ditengelamkannya kepalanya dikedua telapak tanganya, mulai khawatir jika Maya mengingat semuanya.***Sementara di sebuah rumah sakit, Arnia mengantar Rendra yang sedang menjalani serangkai pemeriksaan.“Sebelum, memulai progam hamil, Pak Rendra akan kami periksa dulu dengan kesehatan dan kesuburannya,”ucap dokterRendra pun melakukan apa yang diperintahkan dokter.“Hasilnya akan kelaur dalam waktu satu jam, silahkan tunggu saja,”ucap perawat.“Arnia, aku ada meeti
Maya mencermati penjelasan dari Ranti, tampak berpikir dan mengingat pertemuannya dengan Ambar, wanita pemilik yayasan Mery Gold, wanita itu memang terlihat salah tangkah, waktu melihatnya.‘Kenapa Bu Ambar tidak berterus terang padaku, jika aku penah menjadi menantunya, seakan ada yang dia sembunyikan,batin Maya“Maya, sekarang kamu tinggal di mana?”tanya Ranti“Aku telah menikah dan memiliki seorang anak,”jawab Maya“Oh..syukurlah, kamu sudah hidup bahagia.”“Kebahagianku terasa kurang, karena aku tidak mengingat masa lalu, dan akhir-akhir ini aku bermimpi tentang seorang pria, aku kira dia ayahku, oleh karena itu aku penasaran tentang siapa diriku.”“Maya, biarlah masa lalu berlalu, sekarang kamu sudah bahagia dengan keluarga barumu, siapa pria yang beruntung, menikahimu?”“Namannya Fardian, dia seorang pengacara.”“Fardian... pengacara.”Ranti sedikit terkejut, dan mengerutkan dahi seakan berpikir.“Ah..mungkin kebetulan nama dan profesinya sama,”gumam Ranti“Apa Bu Ranti mengen
Sementara itu jauh dari Jakarta, Rendra dan Arnia, menikmati bulan madu kedua mereka, mereka tidak mau menyia-nyiakan tiga hari di Bali, dengan pantai yang exotic, membuat keduanya meluapkan cinta.Malam pertama di hotel, Rendra dan Arnia, meminum minum keras, setelah melewatkan bercinta diatas ranjang, hingga membuat Rendra tak sadarkan diri, karena Arnia mencampurkan minuman dengan obat tidur, lalu Arnia tersenyum getir.‘Maaf Rendra, aku terpaksa menghianatimu, aku ingin segera hamil, tapi bukan denganmu, karena ternyata kesuburanmu bermasalah,’batin Arnia, lalu meninggalkan kamar hotel, dan masuk ke sebuah kamar, di mana ada seorang pria sudah menunggunya.“Kenapa lama sekali Arnia, aku sudah tak sabar menaruh benihku di rahimmu,”ucap pria berperawakan tinggi yang telah siap berbaring dengan bertelanjang dada di tempat tidur“Sabarlah, aku baru saja, membuat Rendra tertidur pulas, supaya kita puas bercinta.”Arnia mulai membuka kancing blousenya, dan merangkak naik ke tempat ti
Rendra menatap serius wajah putra kandungnya itu, lalu tertuntuk sedih.“Bertahun lamanya aku menantikan dirimu untuk menyebutku ‘ayah’, tapi saat ini kamu sudah tahu kebenarannya, dan kita masih seperti orang asing.”Rendra tidak menjawab pertanyaan Raja.“Jangan mengalihkan pembicaraan , saat ini diriku berdiri sebagai Raja, anak dari Maya dan Fardian, saudara lelaki Vanesa, jadi jawab pertanyaanku!”tegas Raja.“Aku tidak terlibat dalam penculikan Vanesa, bahkan aku tidak tahu siapa yang penculiknya,”dalih RendraTarikan napas lega terdengar dari bibir Raja.”Pelakuanya adalah Ambar yang katanya nenek kandungku, “balas Raja.“Ibuku memang memiliki dendam pada Maya, Fardian dan Rika, tapi aku tidak terlibat,”jawab Rendra dengan tegas.“Apa Pak Rendra tahu kemana Bu Ambar melarikan diri?”“Raja, seandainya kamu tahu, apa kamu akan menyerahkan nenekmu sendiri pada polisi?”Pertanyaan Rendra bagai buah simalakama, seakan Raja tak bisa memilih.“Raja, aku sarankan padamu, tidak usah mecam
“Raja, lebih baik aku tidak ikut ke rumah sakit, karena di sana ada Tante Maya dan Om Fardian, turunkan aku disni saja, biar aku naik taksi,”pinta Fara“Baiklah.“Fara turun dari mobil Raja, lalu Raja kembali melanjutkan perjalananya menuju rumah sakit dimana Vanesa dirawat, sesampainya di sana, Raja melihat Maya dan Fardian saling menggenggam tangan dengan wajah sedih dan cemas.“Mah, bagaimana keadaan Vanesa?”tanya Raja pelan“Raja, kamu sudah di sini, siapa yang memberitahukanmu?”tanya Maya“Apa itu penting, apa seharusnya aku tidak boleh tahu hal ini,”cerca Raja kecewa.“Bukan seperti itu Raja,”sahut Maya terlihat bingung harus mengatakan apa pada putranya itu.“Raja, kita bicarakan hal ini setelah Vanesa membaik, sekarang lebih baik kamu temani Nura , dia juga terluka dan dirawat di sini,”suruh Fardian“Nura terluka, bagaimana bisa terjadi?”“Nura membantu kami menemukan Vanesa,”jawab MayaHelaan napas kesal terdengar dari bibir Raja. “Kalian sangat keterlaluan, jadi hanya aku y
Nura menaiki taksi, walau tubuhnya masih terasa lemah, taksi yang ditumpanginya menuju Red kafe , kafe milik Salma, yang masih ditunda grand openingnya itu dijadikan tempat pertemuan Nura dan Axel.“Hai Nur, selamat pagi, kamu terlambat,”ucap Axel, ketika melihat Nura masuk“Maaf Kak Axel, tadi aku sempat terjebak dalam lift apartemem,”jawab Nura“Kamu baik-baik saja ‘kan?”“Iya aku baik-baik saja, lebih baik kita bahas bagaimana cara kita agar bisa masuk ke apartemen Bu Ambar.”“Aku tadi sudah membahas ini dengan Om Fardian, tugasmu hanya membuat Ambar membukan pintu apartemenya, dan mengulur waktu sampai bunyi alarm kebakaran dibunyikan, dan kamu harus bisa memaksa Bu Ambar keluar kamar,”jelas AxelNura mendengarkan dengan seksama, apa yang diperintahkan Axel.“Baiklah aku siap,”jawab Nura“Setelah kamu berhasil membawa Ambar keluar, aku akan menyusup ke apartemenya,”jelas Axel lagi“Oke Kak aku paham, mudah-mudahan kita berhasil,”jawab NuraLalu keduanya pergi menaiki mobil Axel
“Tidak ada yang kami sembunyikan darimu, kami hanya menunggu si penculik menghubungi kami,”tukas Fardian“Tante Maya dan Om Fardian, aku pamit dulu,”pamit Axel“Oke Axel, terima kasih,”jawab Maya dan FardianLalu memilih pergi dari pada melihat Raja terus berdebat dengan kedua orang tuanya itu.Setelah kepergain Axel, Maya bermaksud menghentikan pembicarannya mengenai Vanesa.“Raja, Nura, kalian pulanglah, besok kami kabari lagi,”suruh Maya“Baik Mah,”jawab NuraRaja bangkit dengan perasaan kecewa, ia merasa ada yang disembunyikan lagi darinya. Sepanjang perjalanan menuju apartemennya Raja hanya diam, membisu, sedangkan Nura juga memilih diam, dan tak tahu harus berkata apa.“Akhir-akhir ini, kamu sangat dekat dengan Axel, dengan dalih mencari Vanesa,”ucap Raja ketus“Aku dan Kak Axel memang mencari keberadaan Vanesa,”jawab Nura“Sepertinya hanya aku yang tidak dilibatkan dalam pencarian Vanesa, mungkin Mamah dan Papah Fardian tidak lagi mengangapku bagian dari keluarga.”Nura meno
Setelah itu ia meraih botol itu dan menyimpannya, membersihkan kembali sampah dan memasukannya di pembuangan sampah.Nura yakin, jika Vanesa ada di apartemen Ambar, dengan langkah cepat ia menuju unit apartemen Ambar, ia sudah tak sabar jika menunggu Ambar menghubungi jasa service, dan Nura berniat untuk menawarkannya langsung pada Ambar.Kini kakinya sudah ada di depan unit apartemen, baru saja tangannya akan membunyikan bel, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.“Hai kamu, sini cepat!”suara seorang wanitaNura menoleh dan ia terkejut ternyata yang memanggilnya adalah Fara, wanita itu terus menatapnya dan Nura berharap Fara tidak mengenalinya.“Ada apa?”tanya Nura pelan“Ada kecoa di kamarku, cepatlah singkirkan kecoa itu!”perintah FaraNura terpaksa menuruti kemauan Fara , dengan segera melangkah menuju unit apartemen Fara.Nura terkejut ternyata disana ada Raja.“Cepatlah bersihkan ada beberapa kecoa ada di sana!”perintah RajaNura mengangguk dan membawa perlengkapan kebersihan la
Nura hampir tak percaya dengan apa yang dibacanya, gadis itu tertegun sejenak dan berpikir.“Kak Raja, terkonfirmasi memiliki hubungan darah dengan Rendra?” tanya Nura pada dirinya sendiri, lalu ia segera memotret lembaran kertas itu dengan kamera ponselnya.Nura tidak jadi membereskan lembaran kertas yang tercecer, ia tak mau Raja, tahu jika ia telah membaca lembaran hasil test DNA.Nura kembali ke kamarnya, ia masih penasaran dengan apa yang diketahuinya sekarang dan tak menyangka jika Raja, bukan putra kandung dari Fardian.“Rahasia apa yang disembunyikan Mamah Maya dan Papah Fardian, kenapa hal seperti ini harus aku ketahui disaat Vanesa mengalami musibah,”gumam Nura.Sepanjang malam itu Nura tidak bisa tidur, ia memikirkan dua masalah sekaligus, pertama masalah penyelidikan keberadaan Vanesa, kedua masalah yang sedang dihadapi Raja.Pagi sekali Nura sudah terbangun dan sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk Raja, ia berpura –pura tidak mengetahui tentang test DNA.“Kak Raja, semala
“Tapi salama ini Papah Fardian menunjukan kasih sayang padaku, tidak sekalipun ia membedakan antara aku dan Vanesa,”sahut Raja bimbang akan ucapan Rendra“Itu karena ia menyadari jika Maya akan memberikan RSC padamu dan MY kosmetik dan Mery Gold pada Vanesa, jika Fardian memperlakukanmu seperti anak kandungnya, Maya juga memberikan rumah peninggalan orang tuanya pada Rama Widata ayah dari Fardian, kamu perlu tahu jika rumah besar yang saat ini dijadikan kantor pengacara oleh Rama dan Fardian adalah milik mendiang kakekmu Agam Dirgantara,”jelas Rendra“Jadi Papah Fardian sebanarnya tidak memiliki apapun dan tidak memiliki andil dalam RSC?”“Betul, dia hanya menikmati hasilnya setelah berhasil merebut Maya dariku, bahkan waktu ia tahu Maya hamil anakku yaitu kamu, ia hanya diam, ia sudah merencanakan rencana liciknya,”jawab Rendra membuat kobaran api di dada Raja.Raja masih tertunduk sedih, mencermati apa yang dikatakan Rendra. Hatinya mulai tidak mempercayai Fardian. Dering ponselny
Mobil yang di kendarai Axel, meluncur ke jalanan menuju ke kediaman Maya, hanya perlu waktu lima belas menit mereka sampai di sebuah rumah minimalis yang di tempati Maya dan Fardian lebih dari 20 tahun itu. Rumah kaca tempat studi lukis Maya juga masih terawat dengan baik, walau aktivitas melukis Maya berkurang, karena kesibukannya sebagai CEO RSC, sesekali wanta itu masih melukis di waktu senggangnya.Kedatangan Axel dan Nura membuat Maya terkejut, apa lagi mereka membawa pria asing ke rumahnya.“Nura, Axel, ada apa dan siapa pria muda itu?”tanya Maya pelan sambil matanya menatap ke arah pria yang berdiri di depan mobil.Lalu Axel menceritakan kedatanganya dan menceritakan tentang Anwar.“Apa pria itu dapat dipercaya?”tanya Maya“Aku yakin Tante, Anwar berkata apa adanya, dan coba Tante pikir lagi, apa yang dikatakannya masuk akal, ‘kan?Polisi memang tidak mempercayai perkataanya, karena semua barang yang tertinggal di mobil adalah milik Vanesa, dan tidak ada tanda-tanda ada orang
Fara duduk di sofa, ia menatap lekat Rendra.“Jadi kamu anak Arnia, dari mana kamu tahu, jika aku pemilik clup malam ini?”“Tidak penting dari mana aku tahu, ibuku adalah pengagummu, jadi ia tahu kemana Om Rendra sembunyi,”jawab Fara“Ha...ha... Aku tidak sembunyi, aku hanya menyembunyikan diri dari orang masa laluku, Arnia memang pintar, ia tahu posisiku.”“Bagaimanapun ibuku pernah mencintai Om Rendra, sampai saat ini mungkin cinta itu masih ada,”ungkap Fara“Bohong, ibumu bahkan berselingkuh dan membohongiku,”tukas Rendra kesal“Ibu melakukan itu supaya tidak berpisah dengan Om Rendra,”dalih FaraRendra membalas dengan senyuman sinis, ia mengingat kebersamaanya dengan Arnia.“Kamu tahu, hal yang aku sesali di dunia ini adalah berselingkuh dengan Arnia, hingga pernikahanku dengan Maya hancur,”jawab Rendra“Atas nama kedua orangtauku, aku minta maaf.”“Apa yang kamu inginkan dariku, tidak mungkin kamu datang menemuiku hanya untuk minta maaf ‘kan?”“Betul Om, aku ke sini karena ingi