Share

Tahanan Rumah

Mendengar pernyataan menohok dari mantan kekasihnya, lantas Haris menajamkan pandang pada wanita di hadapannya. Setitik nyeri menyirami rongga dadanya. Alih-alih menyesal dan meminta maaf, lelaki itu justru tak mau terlihat lemah di mata Hasna.

"Kamu masih marah padaku, Hasna?" tanya Haris tak tahu malu.

"Saya sudah kenyang marah sama kamu. Saya harap, kamu jangan pernah ganggu saya dan Dian lagi. Anggap kami tak ada seperti saat kamu meninggalkan kami begitu saja. Saya dan Dian sudah bahagia. Jangan hanya kehidupanmu yang tak bahagia, kamu mengusik kami." Hasna menarik napas berat untuk menetralkan kekesalannya.

"Aku tahu Dian dan suaminya lagi pergi. Izinkan aku bertemu Citra," pinta Haris lagi.

"Tidak, lebih baik kamu pergi sekarang." Dengan sorot mata tajam Hasna mengusir ayah dari anaknya itu. Melihat Haris tak bergeming, ia kembali membentak lelaki di hadapannya.

"Pergi!"

"Baik, maaf sudah mengganggu."

Setelah berpikir sejenak, Haris akhirnya mengalah. Lelaki itu melangkahkan ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status