Share

Sahabat Jadi Cinta

Penulis: Yulistriani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-30 16:39:20

"Ya udah, sambil nunggu Kak Citra masuk aja dulu, yuk."

Kedua insan itu lantas masuk ke rumah Dian. Di dalam, Abizar langsung disambut hangat oleh Dian.

"Abizar, apa kabar?" tanya Dian begitu pandangannya bersitatap dengan putra kedua Beni.

"Alhamdulillah, aku sehat Tante, Tante Dian apa kabar?"

Abizar meraih tangan Dian lalu menciumnya takzim. Lelaki itu kemudian duduk di sofa, sementara Syadea pergi ke dapur untuk mengambilkan jamuan untuk sahabatnya.

"Katanya mau berangkat siang, ini masih pagi, lho," ujar Dian, ia menoleh ke arah jam dinding yang baru menunjukkan pukul sembilan.

Belum sempat Abizar menjawab, Syadea yang baru kembali dari dapur sembari membawa air dan kudapan itu menyahut.

"Biasa Ma, dia gak sabar," ujar Syadea dengan menaikkan sebelah alisnya.

Dian tersenyum, wanita itu kemudian menganggukkan kepala dan pergi ke halaman rumah untuk mengurus semua tanaman hias kesayangannya.

Setelah Dian berlalu, wajah Abizar kembali pias kala mengingat sang ayah. Rasa kecewa kemba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Ending

    "Sayang."Beni menghampiri Nengsih yang masih tersedu-sedu. Air mata wanita itu sulit terhenti. Hatinya masih saja nyeri membayangkan masalah yang menimpa keluarganya."Hmmm."Nengsih hanya berdehem, setelah jarak suaminya dekat, ia pun justru mengalihkan pandangan. Kondisi mood sedang buruk lantaran tengah premenstrual syndrom. Sehingga, hormonnya sangat berpengaruh terhadap masalah yang tengah dihadapi.Biasanya, Nengsih akan berpikir rasional. Namun, entah mengapa kali ini seakan-akan ia membenarkan ucapan Abizar bahwa semua yang terjadi antara keluarganya dengan keluarga Tiara disebabkan oleh pengkhianatan suaminya.Beni yang lelah, lantas mencoba diam, lelaki itu mencerna sikap istrinya kemudian instrospeksi diri. Namun, setelah diperhatikan sekian lama ia baru peka bahwa istrinya tengah mengalami mood swing. Sehingga, ia memeluk istrinya dari belakang, tak peduli Nengsih mengamuk, ia hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya sangat mencintai sang istri dibandingkan orang lain."Apaa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Titik Nadir

    "Pergi! Ayo cepat pergi!"Radit melempar tas ransel berisi pakaian ke arah Dian dengan wajah memerah. Wanita yang baru saja datang itu heran dengan perlakuan suaminya yang seketika berubah. Di ambang pintu telah berdiri seorang wanita dengan pakaian kurang bahannya, ia menatap sinis dengan bibir menyeringai."Mas, kamu tega usir aku yang lagi hamil anak kamu?"Dian mengiba, berharap masih ada secercah rasa kasihan di hati suaminya, setidaknya untuk calon anak mereka yang saat ini berusia delapan bulan di kandungan."Aku gak peduli, dia bukan anakku, dia anak hasil perselingkuhan kamu sama laki-laki itu, cih! Tak sudi memungut anak haram itu."Radit murka lalu masuk ke dalam rumah membuat mata Dian membulat seketika lantaran ketidakpedulian suaminya.Radit nampak marah besar, urat-urat di lehernya menonjol, bahkan sebelum pergi ia tega meludahi Dian. Sementara Raya dan ibunya menatap sinis ke arah Dian, mereka tersenyum menyeringai melihat penderitaan wanita hamil itu.Dada Dian teras

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Siapa Raya Sebenarnya?

    "Dian apa yang terjadi?" Meskipun bisa menginap di hotel, tetapi Dian lebih memilih pergi ke rumah Damar sebab masih ada hubungan kekerabatan dari jalur nenek. "Aku diusir Mas Radit, ternyata dia sudah menikah sama Raya, Om."Dian menangis, sementara Nurul memeluknya erat dengan air mata mengalir. Istrinya Damar itu tak tega melihat Dian terluka. "Om gak ngerti, tolong ceritakan semuanya pelan-pelan, ya," titah Damar kemudian dijawab dengan anggukan oleh Dian. Beberapa bulan sebelumnya.... "Dian, tolong Tante sama Raya ya, kami sudah tidak punya tempat tinggal lagi," rengek Indira dengan wajah memelas pada keponakannya. Pasalnya, rumah yang mereka tempati terbakar, entah apa penyebabnya. Indira dan suaminya yang bernama Adi juga sudah bercerai, ia tak kuat hidup susah karena menurut wanita itu tak ada kemajuan dalam bidang ekonomi. Pekerjaan Adi berjualan ketoprak, menurut Dian warung ketoprak mereka sering terlihat ramai, tetapi Indira seringkali merasa kekurangan karena gaya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Bangkit

    Raya berjalan memasuki rumah setelah seorang laki-laki misterius itu pergi, wajahnya terlihat seperti kebingungan dan tengah merencanakan sesuatu.Dian gegas beranjak pergi agar Raya dan Indira tak melihatnya berada di sana, tetapi saat berdiri hendak meninggalkan tempat itu, seseorang justru mengejutkannya."Lagi apa kamu ngumpet di sini?"Dian yang tengah berjongkok di antara pepohonan itu terkejut dengan pertanyaan Radit yang tiba-tiba."M_mm, a_aku cuma mau ambil dompet yang jatuh, Mas."Dian melihat dompetnya terjatuh dan mengambil benda berwarna biru yang berada di atas tanah, dengan susah payah wanita itu meraihnya sebab perutnya sudah semakin besar."Ya sudah, aku buru-buru mau mengambil berkas yang tertinggal."Radit kian dingin dan tak peduli, meski Dian masih berstatus sebagai istri tetapi Radit sama sekali tak menghiraukannya, dia justru meninggalkan Dian begitu saja. "Mas, aku mau kita bicara."Dian dengan cepat membuka suara, ia berharap Radit menghentikan langkah. Ben

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Maling Teriak Maling

    "Hari ini jadi cek kandungan, Dian?" tanya Damar saat mereka sedang sarapan. Dian yang tengah hendak menyuap nasi goreng ke mulutnya menaruh sendok seketika."Iya jadi Om, aku jarang cek kandungan semenjak sakit, belum pernah malah," jawab Dian lalu melanjutkan makan kemudian minum air hangat."Tante temani ya," timpal Nurul antusias."Apa gak merepotkan?" tanya Dian lagi, ia merasa tak enak hati karena sering menyusahkan keluarga Nurul dan Damar."Dian, Tante itu sudah anggap kamu seperti anak sendiri, jadi mana mungkin Tante merasa direpotkan, malahan Tante senang," jawab Nurul dengan tatapan hangat."Terima kasih ya Tan, sudah baik sekali," ucap Dian sambil menggenggam tangan Nurul.Seketika mata Nurul berkaca-kaca. Begitupun Dian, hatinya begitu terharu menyaksikan kebaikan demi kebaikan dari kerabat almarhumah Neneknya itu."Dian, andai Hasna tahu anaknya sudah dewasa dan tumbuh menjadi anak yang baik, dia pasti saaaangat menyesal karena telah meninggalkan kamu," ujar Nurul, air

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Menyelidiki Kasus Raya

    Pagi ini Dian berniat mengunjungi alamat yang diberikan oleh Mia kemarin. Wanita itu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan karena taksiran kelahiran bayinya tinggal beberapa Minggu lagi."Dian jadi pergi?" tanya Nurul saat mereka sedang sarapan."Iya insyaallah jadi Tante," jawabnya."Maaf Tante gak bisa temani ya, hari ini ada acara di rumah Bu lurah," balas Nurul dengan wajah tertunduk, wanita itu merasa bersalah."Gak apa-apa, kok Tante. Insyaallah Dian bisa pergi sendiri kok," jawab Dian dengan lengkungan senyum dibibir."Kamu jangan pergi sendiri, biar Om saja yang temani," timpal Damar yang sedang menikmati kopi dan kudapan di luar rumah.Dian menatap Nurul, sementara wanita itu hanya menganggukkan kepala tanda menyetujui usul suaminya."Kamu lagi hamil besar, Om khawatir kamu kenapa-kenapa kalau pergi sendiri," lanjut Damar seraya masuk untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya.Lagi-lagi hati Dian menghangat lantaran haru melihat kebaikan Damar dan Nurul, Dian janji tak akan pern

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Dian VS Raya

    "Gak ada Mbak, saya hanya sebatas kenal saja dengan Bu Raya."Nengsih akhirnya bicara setelah sekian lama membisu, wanita itu mengerlingkan matanya ke atas, gelagatnya menunjukan ketakutan yang membuat Dian semakin yakin ada sesuatu tak beres yang Nengsih sembunyikan."Jadi benar kamu yang membunuh pak Adrian?"Dian berusaha untuk meyakinkan, sementara Nengsih hanya mengangguk perlahan, seolah-olah berat mengakuinya. Meskipun dibujuk, tetapi Nengsih tetap diam sampai waktu besuk habis. "Baiklah, maaf saya sudah mengganggu, kalau begitu saya permisi."Dian berpamitan pada Nengsih dan berterima kasih pada polisi atas waktu yang diberikan, tetapi hatinya masih diliputi banyak pertanyaan, terlebih sikap Nengsih yang kian mencurigakan.Dian berjalan ke luar dan meninggalkan kantor polisi, tetapi baru saja hendak memasuki mobil, wanita itu tak sengaja melihat lelaki itu, lelaki yang pernah bicara perihal pembunuhan dengan Raya tempo hari.Rasa penasaran kian menghantui Dian, wanita itu mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Langkah Awal Pembalasan

    "Mas, kamu cinta sama Raya?"Dian bertanya pada Radit saat keduanya hendak ke pembaringan. Tak dipungkiri ada setitik rasa bahagia karena akhirnya bisa kembali bercengkrama dengan Radit di surga peraduannya. Namun, dia tak akan lupa dengan tujuan dari kedatangannya. "Tadinya, tapi semenjak tahu dia berbohong cinta itu tiba-tiba hilang."Radit meletakan buku yang dibacanya ke atas meja, lelaki itu kemudian menatap manik hitam Dian lembut, ada rasa bersalah yang bercokol dalam dada kala melihat sorot sendu istri pertamanya.Dian menghela napas dalam mendengar jawaban jujur yang menyakitkan dari mulut sang suami. Wanita mana pun akan terluka saat tahu ada cinta lain di hati suaminya."Saat kamu mengusirku, apa kamu juga sudah tidak mencintaiku?" tanya Dian, wanita itu menatap lekat netra Radit, mencari secercah rasa yang tak bisa ditebak. "Enggak Dian, cinta untuk kamu selalu ada, bahkan jauh dalam hati gak percaya kamu bisa melakukannya, tapi saat itu semua bukti terpampang jelas, Ray

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27

Bab terbaru

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Ending

    "Sayang."Beni menghampiri Nengsih yang masih tersedu-sedu. Air mata wanita itu sulit terhenti. Hatinya masih saja nyeri membayangkan masalah yang menimpa keluarganya."Hmmm."Nengsih hanya berdehem, setelah jarak suaminya dekat, ia pun justru mengalihkan pandangan. Kondisi mood sedang buruk lantaran tengah premenstrual syndrom. Sehingga, hormonnya sangat berpengaruh terhadap masalah yang tengah dihadapi.Biasanya, Nengsih akan berpikir rasional. Namun, entah mengapa kali ini seakan-akan ia membenarkan ucapan Abizar bahwa semua yang terjadi antara keluarganya dengan keluarga Tiara disebabkan oleh pengkhianatan suaminya.Beni yang lelah, lantas mencoba diam, lelaki itu mencerna sikap istrinya kemudian instrospeksi diri. Namun, setelah diperhatikan sekian lama ia baru peka bahwa istrinya tengah mengalami mood swing. Sehingga, ia memeluk istrinya dari belakang, tak peduli Nengsih mengamuk, ia hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya sangat mencintai sang istri dibandingkan orang lain."Apaa

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Sahabat Jadi Cinta

    "Ya udah, sambil nunggu Kak Citra masuk aja dulu, yuk."Kedua insan itu lantas masuk ke rumah Dian. Di dalam, Abizar langsung disambut hangat oleh Dian."Abizar, apa kabar?" tanya Dian begitu pandangannya bersitatap dengan putra kedua Beni."Alhamdulillah, aku sehat Tante, Tante Dian apa kabar?"Abizar meraih tangan Dian lalu menciumnya takzim. Lelaki itu kemudian duduk di sofa, sementara Syadea pergi ke dapur untuk mengambilkan jamuan untuk sahabatnya."Katanya mau berangkat siang, ini masih pagi, lho," ujar Dian, ia menoleh ke arah jam dinding yang baru menunjukkan pukul sembilan.Belum sempat Abizar menjawab, Syadea yang baru kembali dari dapur sembari membawa air dan kudapan itu menyahut."Biasa Ma, dia gak sabar," ujar Syadea dengan menaikkan sebelah alisnya.Dian tersenyum, wanita itu kemudian menganggukkan kepala dan pergi ke halaman rumah untuk mengurus semua tanaman hias kesayangannya.Setelah Dian berlalu, wajah Abizar kembali pias kala mengingat sang ayah. Rasa kecewa kemba

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kekecewaan Seorang Anak

    Beni mengejar istrinya yang tengah dikuasai emosi. Lelaki itu tahu betul bukan seperti ini karakter Nengsih. Namun, ia pun memaklumi apa yang dirasakan sang istri."Sayang, tunggu!"Beni menyeru istrinya yang baru saja membuka pintu kamar. Sedangkan Nengsih yang baru saja memutar kenop pintu itu menghentikan langkahnya sejenak. Wanita itu terisak, kemudian menyeka air mata yang berkejaran di pipinya.Melihat butiran kristal yang terus meluruh dari manik belahan jiwanya, Beni lantas memeluk sang istri erat. Ia tak mengatakan apapun meski ada yang ingin dikatakan.Beni memilih untuk membiarkan Nengsih mengekspresikan perasaannya. Sedih, marah, kecewa adalah rasa yang sangat manusiawi. Sebaik apapun sang istri, lelaki itu sadar wanitanya bukanlah malaikat. Sama seperti dirinya, kendatipun sudah berusaha menjadi orang baik, tetap saja ia selalu melakukan kesalahan."Mungkin benar kata Abizar, aku yang membuat semua jadi begini, andai aku gak menikahi Tiara untuk membantunya, andai aku jug

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Batas Kesabaran

    Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Asih, Beni dan istrinya lantas saling pandang. kedua insan itu mengerutkan dahi sebab rasa penasaran."Maksud Bu Asih?" tanya Nengsih tak mengerti.Begitupun dengan Beni, ia menatap mata mantan mertuanya penuh selidik. Entah, lelaki itu merasa ada makna tersirat dari kalimat yang diucapkan oleh Asih.Tak langsung menjawab, Asih justru menangis semakin kencang hingga membuat Abizar yang sebelumnya tak peduli dengan tamu kedua orang tuanya pun ikut menghampiri."Ma, Pa, ada apa?" tanya Abizar setengah berlari, ia takut ada orang kesurupan di rumahnya mengingat sang ibu pernah diganggu makhluk halus."Ssst, gak ada apa-apa," jawab Beni dengan meletakkan jari telunjuk di bibirnya.Namun, bukannya pergi, Abizar justru tertarik ingin mendengar obrolan mereka. Sehingga, lelaki kelas tiga sekolah menengah atas itu duduk di kursi lainnya yang kosong.Asih yang tengah menangis tak memedulikan kehadiran putra Beni, ia tak lagi malu untuk mengemis maaf."Be

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Akibat Keserakahan

    Alarm berbunyi di pukul empat pagi. Sehingga, membuat Citra dan suaminya terperanjat. Boy yang masih merasa lelah itupun meraih ponsel di atas meja, kemudian ia mematikan alarmnya. Namun, bukannya bangkit, lelaki itu justru merebahkan lagi kepalanya ke atas bantal."Kok tidur lagi?"Citra yang juga terbangun karena mendengar alarm lantas menoleh ke arah suaminya. Tubuh keduanya masih polos dan hanya ditutupi oleh selimut saja."Masih ngantuk," jawab Boy dengan suara parau. Matanya seakan-akan sulit terbuka karena rasa lelahnya."Ish, bangun yuk, sebentar lagi kan subuh," ajak Citra.Wanita yang baru saja melepas kegadisannya itu bangkit kemudian duduk di samping Boy, ia menutup dadanya dengan selimut yang dikenakan."Hufft, ayo."Meskipun masih terasa lelah karena pertarungan semalam, tetapi Boy masih selalu ingat dengan kewajibannya. Kendatipun mengantuk dan kerap dihantui rasa malas, tetapi ia selalu bangun untuk bersih-bersih sebelum subuh.Lelaki itu lantas ikut bangkit lalu menci

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Istri Seutuhnya

    "Kamu siap, gak?" tanya Boy.Lelaki itu berbisik di daun telinga sang istri dengan suara lembut dan berat. Sementara Citra hanya mengangguk dengan wajah tersipu."Tapi kita harus berdoa dulu," ujar Citra.Ia hampir tak berani melihat mata suaminya sebab malu, takut dan gelisah terus menghantuinya. Namun, tak dipungkiri ia pun sangat menginginkan malam ini."Iya, aku tahu, yuk kita berdoa dulu," jawab Boy.Keduanya saling melempar senyum, kemudian melafalkan doa sebelum berhubungan. Keduanya berharap semoga setelah malam ini akan lahir keturunan yang sholeh dan sholehah.Namun, setelah berdoa keduanya justru merasa kaku dan malu. Citra bingung begitupun Boy, sehingga lelaki dengan janggut tipis itu menggaruk-garuk kepala sebab salah tingkah yang membuat keduanya tertawa.Tak ingin gagal, Boy yang sangat senang dengan bibir istrinya lantas kembali melabuhkannya di sana. Pun Citra, ia sudah merasa terbiasa sehingga tak lagi malu seperti saat pertama menikah.Lama Boy memainkan bibirnya d

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kondisi Tiara Memburuk

    "Aku sakit karena membaca surat kamu sama Maira," jawab Citra, bukannya sedih, gadis itu justru tertawa mengingat kekonyolannya. Namun, tidak bagi Boy, ia justru semakin merasa bersalah dan menyadari betapa besar cinta sang istri padanya."Iya kah?" tanya Boy."Iya, kamu tahu gak, kamu adalah orang pertama yang aku cintai."Citra melanjutkan perjalanan, sementara Boy terus menatapnya dengan perasaan kagum juga bahagia."Aku berasa terbang karena dicintai begitu dalam," jawab Boy sembari tertawa. Lelaki itupun meraih kembali jemari Citra dan menuntunnya keluar dari area makam.Setelah sampai di parkiran, Boy meraih helm dan membantu Citra mengenakannya."Aku juga bisa pakai sendiri," tolak Citra, tetapi tak dipungkiri hatinya meleleh dengan perlakuan Boy yang begitu manis."Gak apa-apa, kamu cantik kalau pakai helm," puji Boy sembari menepuk-nepuk benda penutup kepala itu lembut."Ya sudah, sekarang kita cari masjid dulu yuk, habis itu kita makan, aku laper," ajak Citra."Ayok," balas

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Buah Ketulusan

    "Kak Farel, ada Oma sama Opa."Maira berbisik di telinga suaminya. Ia malu sebab ketahuan bermesraan di dapur. Sehingga, keduanya yang tengah berhadapan dengan jarak yang sangat dekat itu lantas menjauh."Gak usah malu, justru kita senang ya, Mas," ujar Indira pada suaminya.kedua pasangan berusia lanjut itu saling melempar senyum. Indira tanpa ragu menggandeng lengan suaminya di hadapan pengantin baru itu."Iya, gak apa-apa, jangan kalah sama kita yang udah tua," sahut Adi sembari tertawa kemudian berlalu meninggalkan Maira dan suaminya di sana.Saat langkah Adi menjauh, Farel masih tersenyum lebar. Ia sangat bahagia karena melihat keromantisan nenek dan kakek Maira meski sudah berusia lanjut."Oma sama Opa romantis banget, ya. Pasti dulu mereka saling mencintai," puji Farel saat kedua orang yang merawat istrinya pergi."Enggak, justru di masa lalu mereka pernah bercerai. Bahkan, kehadiran Mama pun belum bisa membuat Oma mencintai suaminya," balas Maira."Yang benar?"Farel terkejut,

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Menikmati Momen Indah

    Di rumah Indira, Maira tengah memasak untuk sarapan. Sementara nenek dan kakeknya tengah berjalan-jalan pagi. Mereka sadar sudah tak muda lagi dan harus memerhatikan kesehatan agar tak menjadi pesakitan."Masak apa?"Farel yang baru saja keluar kamar itu menghampiri sang istri, ia memeluk Maira dari belakang sehingga membuat istrinya sedikit terkejut."Eh, aku masak nasi goreng buat sarapan," jawab Maira.Wanita itu membiarkan tangan suaminya melingkar di pinggang. Sehingga, Maira bisa merasakan kehangatan di punggungnya yang menempel dengan dada Farel."Baunya enak," puji Farel.Melihat rambut Maira yang diikat ke belakang dan menampilkan leher jenjang membuat kecantikan wanita itu kian paripurna. Sehingga, membuat Farel semakin senang bermanja-manja dengannya."Oh ya, hari ini mau temani aku ke kantor, enggak?" tanya Maira.Saat libur kuliah, ia memang sering menghabiskan waktu untuk mengurus perusahaan Mega. Maira yang memang mengambil jurusan manajemen dan administrasi bisnis itu

DMCA.com Protection Status