Share

Haris Bersilat Lidah

Sepulangnya dari liburan, Farel dan Beni kini kembali dekat. Mulai berubah, kini tatapan lelaki kecil itu terlihat hangat saat pandangannya beradu dengan sang ayah. Pun dengan Beni, setelah dirinya menghabiskan waktu dengan sang buah hati, kini ia sangat mengerti kebutuhan Farel.

Sebagai seorang ayah, ia terlalu sibuk bekerja dengan dalih menafkahi anaknya. Namun, kini ia sadar, ia telah lupa bahwa tak hanya nafkah lahir yang dibutuhkan keluarga. Namun, waktu, kesempatan, perhatikan, kasih sayang dan prioritas yang amat dibutuhkan Farel.

Beni sadar, meski sudah bukan lagi balita, tetapi Farel adalah anak-anak. Usia biologisnya mengajak untuk bersenang-senang, sementara selama ini Beni selalu menekankan prestasi pada Farel. Mulai sekarang Beni berjanji, ia tak akan lagi terlalu banyak menekan anaknya. Ia sadar, pintar akan ada waktunya, tetapi masa kecil tidak bisa diulang kembali.

"Nengsih, terima kasih ya," kata Beni saat mengemudi, mereka hendak pulang lagi ke kediamannya. Lelaki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status