Share

Part 92. Cuci Rambut

Kala mengerti pikiran istrinya yang menunjukkan keenggenannya pada dirinya. Mereka memang sudah sempat berbicara berdua tadi, tapi tentu saja hal itu tak lantas membuat Binar mengurai segala perasaan rumit yang membelenggunya. Kala akan bersabar dan menunggu.

Setelah memastikan Binar tidur, dia keluar dari kamar. Memastikan semua hal baik-baik saja. Ternyata ibu dan ibu mertuanya masih berada di sana sedang mengobrol. Melihat kemunculannya, Bu Fatma segera menyapanya.

“Kamu mau sarapan dulu? Sejak semalam kamu belum makan.” Kala tidak begitu memerhatikan ibunya melainkan melihat karyawan Binar yang tengah sibuk membungkus barang-barang yang akan dikirim. Saat dia berangkat ke Surabaya saat itu, masih ruangan tamu yang digunakan bekerja. Sekarang sudah merambah ke ruang keluarga.

Kala tentu saja tidak nyaman melihat itu. Belum lagi suara-suara lakban untuk paket-paket yang besar. Dia jadi khawatir dengan putrinya yang akan terganggu.

“Kal!” Panggilan itu menyadarkan Kala dari pikir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status