Savira mengecup punggung tangan Axel sementara Axel mengecup keningnya lama. Prosesi ijab kabul telah selesai beberapa menit yang lalu dan saat ini keduanya kini telah resmi menjadi sepasang suami istri.
Axel tersenyum melihat Savira yang begitu cantik menggunakan make up. Kemudian keduanya diarahkan penghulu untuk memasangkan cincin di jari manis, setelahnya mereka diarahkan untuk menandatangani buku nikah.
"Kami cantik," bisik Axel membuat Savira yang ada di sampingnya mencubit kecil pahanya. Bersyukur tak ada yang melihat.
"Gak sabar buat nanti malam," bisik Axel lagi.
"Kamu kalau ngomong terus nanti malam aku tidur sama Raka aja," kata Savira mengomel suaminya itu.
Ah, suami? Savira terkikik geli kala mengingat kalau dia dan Axel kini resmi menjadi sepasang suami istri, apalagi mengingat bagaimana banyaknya rintangan yang mereka lewati dulu.
Savira benar-
Assalamualaikumhalooo semua....Apa kabar?Gimana puasanya? Lancar?Huhu karena sibuk meneliti dan mulai nyusun skripsi aku jadi lupa buat extra part cerita ini. Bahkan sempat janji mau update cerita baru.Tapi tenang, aku bakal baut extra part Balikan Dengan Mantan. Kalian bakal ketemu dengan Raka dan adik Raka nantinya. :DSebelum itu, mulai tanggal 29 April nanti (uhuy) aku bakal update cerita baru dengan judul Abang Dosen.Q : Kak, ceritanya RomCom gak?A : Iya, Romance-komedi, jadi ditunggu yahQ : Setiap hari apa updatenya?A : Setiap hari. Aku bakal update setiap hari sekitar jam 10 malamOk, mulai hari ini aku bakal update prolognya, jadi sambil nungguin tanggal 29 April, kalian bisa masukin ceritanya ke perpustakaan dulu.Nantikan extra part Balikan Dengan Mantan tanggal 28 AprilBye bye
Savira menarik rambut Axel, membuat si empunya rambut mengaduh kesakitan. Walau begitu, dia sama sekali tak bisa menyuruh Savira melepaskan tarikan Savira. Saat ini, istrinya tengah berjuang melahirkan anak kedua mereka. Axel jadi membayangkan perjuangan Savira melahirkan Raka.Air mata menetes dari mata Axel, dia sedih melihat Savira, lebih sedih lagi kala bayangan tentang Savira yang melahirkan Raka, terus berputar di benaknya."Axel, sakit," adu Savira membuat Axel mengangguk, pria itu tahu rasanya pasti sakit, terbukti dengan Savira menangis."Iya, Sayang, kamu harus kuat. Aku bakal tetap di samping kamu."Savira kembali mengejan, mengikuti perintah dokter. Sekita beberapa menit dia mengejan lama, tangis bayi terdengar, Axel bernapas dengan lega karena Savira sudah tak merasakan sakit lagi. Bayi laki-laki telah lahir, adik Raka telah lahir tepat pukul satu dini hari. Bayi yang sehat tanpa ada cacat satu pun."Alhamdulillah," ucap pria itu tak henti-henti
Abang Dosen udah updateAyok mampir! Gak kalah seru dari Balikan Dengan Mantan.Pokoknya kalian wajib baca, kita baper-baperan di sana, menghalu bareng-bareng.heheheAku tunggu vote dan komentar kalian.Jangan sampai ketinggalan. Bakal update setiap hari.bye bye***Abang Dosen udah updateAyok mampir! Gak kalah seru dari Balikan Dengan Mantan.Pokoknya kalian wajib baca, kita baper-baperan di sana, menghalu bareng-bareng.heheheAku tunggu vote dan komentar kalian.Jangan sampai ketinggalan. Bakal update setiap hari.bye bye***Abang Dosen udah updateAyok mampir! Gak kalah seru dari Balikan Dengan Mantan.Pokoknya kalian wajib baca, kita baper-baperan di sana, menghalu bareng-bareng.heheheAku tunggu vote dan komentar kalian.Jangan sampai ketinggalan. Bakal update setiap hari.bye bye
"Aku tidak mau cerai," kata Savira menolak permintaan sang suami. Axel Pradipta Ruxandra—suami Savira—tidak memedulikan sang istri yang berlutut di kakinya. Pria itu hanya menatap datar pada Savira yang memohon agar tidak bercerai. Berkali-kali Savira memohon tapi sama sekali tidak menggerakkan hati nurani sang suami. "Aku tidak mau cerai," imbuh Savira lagi. Wanita itu semakin memeluk erat kaki Axel, berharap sang suami tidak menceraikannya dalam keadaan mengandung anak mereka.. "Terus kamu mau apa kalau tidak ingin cerai? Ingin mengkhianatiku sampai kapan?" Tanya Axel dengan nada sinis. "Oh, atau kau ingin melihatku hancur, atau kau ingin membawa selingkuhanmu ke rumahku?," imbuh Axel lagi memberondongi Savira pertanyaan dugaan yang sama sekali tidak bisa Savira jawab. Alhasil, Savira menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak mengkhianati Axel. Dia mencintai Axel, sangat mencintai Axel. Apa berpacaran selama tujuh tahun tidak membuat pria itu p
"Gawat...! Gawat! Gawat! Gawat...!" Savira berlari, menghampiri mejanya dan langsung duduk di sana. Napas wanita itu terengah-engah akibat berlari dari lobi gedung perusahaan sampai di meja kerjanya yang berada di lantai dua, belum lagi dia sama sekali tidak menggunakan lift dan malah menggunakan tangga darurat agar cepat sampai. "Eh, gawat kenapa?" Salsa, teman satu divisi Savira mengernyit heran, apalagi saat melihat Savira berlari seperti orang kesetanan. Salsa yang tadinya berdiri ingin ke lobi malah mengurungkan niatnya saat melihat Savira yang terlihat begitu panik. "Gawat, Sal," kata Savira. "Iya, gawat, gawat kenapa?" Wajah Savira terlihat pucat pasi, bukan hanya itu, wanita itu juga terlihat begitu gelisah. Bergerak bak cacing kepanasan. Hal itu membuat Salsa semakin tidak mengerti dengan wanita bernama lengkap Assavira Rembulan Putri. Salsa bahkan sampai memutar bola matanya malas karena pertanyaannya tak kunjung dijawab oleh
"Aduh!" Pekik Savira.Wanita itu gelisah melihat mobil yang baru saja dia tabrak itu penyok di bagian belakangnya, eh, bukan hanya penyok, tapi lampu bagian belakang mobilnya pun pecah. Savira mematikan motornya, lalu menurunkan standar motornya, dan menggigit kukunya gelisah. Dia takut kalau si pemilik mobil meminta ganti rugi, Savira mengingat sisa saldonya di rekening dan kalau di ingat-ingat tidak sampai lima juta. Bagaimana kalau seandainya si pemilik minta ganti rugi dan biayanya lebih dari lima juta?.Ketika pintu mobil terbuka, Savira memejamkan matanya, berdoa dalam hati, semoga saja pemilik mobil tidak meminta rugi."Ck, kayaknya saya sial sekali hari ini?" Axel berdecak kesal, baru hari ini ketemu dengan Savira tapi dia sudah siap saja.Savira langsung membuka matanya saat mendengar suara yang familiar di telinganya. Di depannya ada Axel juga sekretarisnya. Setidaknya Savira dapat bernapas dengan lega."Maaf, Pak, saya gak sengaja, lagi
"Apa sih, Sal?" Tanya Savira kala tangannya ditarik Salsa menuju toilet khusus wanita.Savira benar-benar tidak habis pikir dengan temannya ini. Padahal dia baru saja datang di kantor tapi tiba-tiba dia langsung ditarik menuju toilet. Wanita itu memutar bole matanya malas ketika melihat Salsa menatapnya dengan tatapan menyelidik, dia tidak mengerti apa yang perlu diselidiki Salsa."Mantan suamimu ... Pak Axel?"Savira menghembuskan napasnya lelah, dia sebenarnya tidak ingin mengatakan apa-apa pada Salsa, tapi tidak ingin membuat wanita di hadapannya ini penasaran, pada akhirnya Savira pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban kalau memang benar Axel adalah mantan suaminya. Toh, sepertinya juga itu tidak perlu disembunyikan dari Salsa, suatu saat juga pasti akan terbongkar, tak ada gunanya."Jadi dia?""Ya. Terus sekarang mau apa?"Salsa menggelengkan kepalanya cepat lalu berkata, "Gak nyangka aku kalau Pak Axel mantan suamimu.""Aku
"Mama tahu kamu belum bisa move on, yah kalau gak bisa balikan lagi aja," tutur Jeslyn.Axel melebarkan matanya ketika mendengar penuturan mamanya."Belum move on gimana? Orang udah move on kok," kilah Axel.Jeslyn mendesis, kesal dengan sang anak yang tetap tidak mau jujur padanya. Huh, padahal dia dulu sangat sayang dengan mantan menantunya, tapi anak dan menantunya malah cerai karena katanya Savira berselingkuh. Yang Jeslyn tahu, anak dan menantunya bercerai karena Savira selingkuh, Jeslyn tidak tahu saja kalau Savira hamil saat bercerai dan Axel tidak mempercayai kalau itu anaknya."Ya udah, kalau gitu kasih Mama cucu," putus Jeslyn.Axel menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan mamanya yang meminta cucu. Apa-apa ini? Apa dikira buat anak itu gampang langsung main masuk aja? Anak orang harus dinikahi dulu baru dikawini."Mah, gampang emang ngomong kayak gitu tapi susah buat Axel," ucap Axel memelas.