Share

Bagian 94

Wushh!

Angin kencang bertiup. Panah api Pangeran Sallac berbalik arah. Louvi yang baru saja tersadar bersiap membentuk perisai cahaya. Namun, waktunya terlalu mepet.

Pendeta muda itu memejamkan mata, pasrah. Namun, hawa dingin terasa membekukan tubuh. Louvi tersentak dan refleks membuka mata. Panah api Pangeran Sallac entah bagaimana telah raib.

Louvi mengembuskan napas lega. Namun, rasa kesalnya terbangkitkan lagi saat melihat aksi Pangeran Sallac. Pemuda itu tak jua jera meskipun sudah hampir terkena senjata sendiri. Pangeran Sallac kembali mengumpulkan manna, bermaksud menyerang perisai kuil sekali lagi.

"Ya ampun, Pangeran! Bukankah sudah saya bilang kita harus bersabar? Kenapa Anda malah melakukan hal yang berbahaya?" gerutu Louvi sembari menghentikan aksi Pangeran Sallac.

"Aku tak peduli mau bahaya atau tidak! Aku hanya ingin menyelamatkan Neenash!" sergah Pangeran Sallac.

"Menyelamatkanku?"

Pangeran Sallac seketika menegakkan badan saat mendengar suara Lady Neenash. Dia tak pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status