Share

Bagian 91

Penulis: Puziyuuri
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-07 14:19:07

Pangeran Sallac seketika menghambur ke luar tenda. Bagaimana tidak? Lady Neenash tengah berjalan dengan mata terpejam menuju jalur pendakian. Sementara Louvi masih tercengang di pintu tenda.

"Neenash! Neenash!" panggil Pangeran Sallac panik saat melihat kekasihnya menuju sungai.

Dia berlari secepat mungkin untuk menyusul Lady Neenash. Beruntung, Pangeran Sallac berhasil meraih pinggang Lady Neenash, tepat gadis itu menginjak tanah lembek di pinggiran sungai. Sedikit saja terlambat, sang kekasih dapat dipastikan akan terpeleset ke sungai berarus deras.

Sayangnya, Lady Neenash belum juga terbangun. Gadis itu malah meronta-ronta dari pelukan Pangeran Sallac.

"Neenash! Kumohon sadarlah!" panggil Pangeran Sallac lagi sembari menepuk pelan pipi Lady Neenash.

Namun, sang kekasih tak kunjung sadar. Lady Neenash malah semakin memberontak. Pangeran Sallac mengeratkan pelukan. Sialnya, Lady Neenash malah menyikut perutnya.

Pelukan Pangeran Sallac terlepas. Dia berusaha lagi meraih lengan Lady N
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 92

    Lady Neenash tersadar saat berada di depan altar kuil tua. Dia refleks bersiaga saat melihat pria tak dikenal berdiri di sebelahnya. Telapak tangannya sudah siap melepaskan belasan belati es sebagai bentuk pertahanan diri. Sebagai putri dari pahlawan perang, Lady Neenash memang memiliki kesiagaan melebihi gadis bangsawan rata-rata. Sebelumnya, dia tengah tidur nyenyak dalam tenda. Namun, tiba-tiba sudah berada di ruangan yang terlihat seperti kuil bersama orang asing. Satu-satunya dugaan yang muncul dalam benaknya tentu sebuah penculikan. "Tenanglah, Nak. Aku tidak akan menyakitimu," tutur pria asing itu."Bagaimana saya bisa percaya itu? Seorang penjahat tidak mungkin mengaku begitu saja. Lalu, di mana teman-teman saya? Atau jangan-jangan Anda melukai mereka?" cecar Lady Neenash.Dia urung menggunakan belati es. Kini, Lady Neenash menggenggam pedang dari es yang begitu indah. Matanya menatap nyalang, siap menerkam musuh di hadapan."Teman-temanmu ada di luar. Mereka tak boleh masuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 93

    Lady Neenash memejamkan mata. Dia merasakan kekecewaan mendalam, tak menyangka akan gagal dengan sangat mengenaskan. Bukan hanya tak lolos ujian, dia juga bisa dipastikan mati dengan sia-sia.Namun, Nasib baik masih berpihak pada Lady Neenash. Tepat beberapa langkah sebelum tubuhnya menghantam tebing, kalung yang dipinjamkan Lady Hazel berpendar. Cahaya hangat menyelimuti Lady Neenash. Bagian tebing yang mengenai tubuhnya malah hancur."Eh, tidak sakit?" seru Lady Neenash seraya membuka mata. Dia seketika meneteskan air mata haru saat melihat kalung Lady Hazel yang masih berpendar. "Aku harus sangat berterima kasih kepada Lady Hazel," gumamnya. "Terima kasih, Lady Cherrie," bisiknya lagi sambil mengusap kalung."Ini sudah tugasku, Lady," balas Lady Cherrie dengan suara yang seperti menggaung dalam kepala Lady Neenash.Wushhh!Nyatanya, Lady Neenash belum bisa tenang. Sepatu artefak kembali membawanya berputar-putar. Kalung berisi jiwa Lady Cherrie sudah berkali-kali melakukan perlindu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 94

    Wushh!Angin kencang bertiup. Panah api Pangeran Sallac berbalik arah. Louvi yang baru saja tersadar bersiap membentuk perisai cahaya. Namun, waktunya terlalu mepet.Pendeta muda itu memejamkan mata, pasrah. Namun, hawa dingin terasa membekukan tubuh. Louvi tersentak dan refleks membuka mata. Panah api Pangeran Sallac entah bagaimana telah raib. Louvi mengembuskan napas lega. Namun, rasa kesalnya terbangkitkan lagi saat melihat aksi Pangeran Sallac. Pemuda itu tak jua jera meskipun sudah hampir terkena senjata sendiri. Pangeran Sallac kembali mengumpulkan manna, bermaksud menyerang perisai kuil sekali lagi."Ya ampun, Pangeran! Bukankah sudah saya bilang kita harus bersabar? Kenapa Anda malah melakukan hal yang berbahaya?" gerutu Louvi sembari menghentikan aksi Pangeran Sallac."Aku tak peduli mau bahaya atau tidak! Aku hanya ingin menyelamatkan Neenash!" sergah Pangeran Sallac."Menyelamatkanku?"Pangeran Sallac seketika menegakkan badan saat mendengar suara Lady Neenash. Dia tak pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 95

    "Apa yang kau lihat, Neenash?" cecar Pangeran Sallac."Benang cahaya. Persis seperti yang dikatakan Lady Cherrie dari kalung ini. Saat aku memusatkan pikiran, benang cahaya terlihat," sahut Lady Neenash sembari menunjuk ke depan.Pangeran Sallac mengerutkan kening. Beberapa kali dia memicingkan mata, juga berkedip. Namun, benang cahaya yang dimaksud sang kekasih tak tertangkap pandangan. Louvi yang mengerti kebingungan Pangeran Sallac terkekeh. Tak ayal, Pangeran Sallac mendelik tajam karena merasa diremehkan. Dia hampir saja mencengkeram kerah jubah si pendeta. Beruntung, Lady Neenash sudah memperingatkan dengan lirikan mata."Jangan berbuat kasar kepada Tuan Louvi, Sallac," desis gadis itu tajam."Aku hanya kesal karena dia mencoba meremehkanku," gerutu Pangeran Sallac."Saya tidak meremehkan Anda, Yang Mulia. Sebenarnya, saya juga tidak bisa melihat benang cahaya yang dimaksud Lady Neenash. Sepertinya, hanya bisa dilihat saintess," kilah Louvi."Kau tertawa, Pendeta! Aku jelas-jel

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 96

    Dua ekor lizen melompat. Lady Neenash bersiap melemparkan belati es. Namun, dia urung melakukannya karena dengan teringat pesan dari sang penjaga. Ujian kali ini adalah saat-saat untuk membuktikan dirinya layak menjadi seorang pemimpin. Lady Neenash jelas tahu pemimpin yang baik tidak akan langsung membunuh. Namun, dia bisa saja terbunuh jika salah bertindak. Akhirnya, dia hanya menghindar dari lizen."Aku pasti akan bisa menaklukkan kalian dan lolos dari ujian ini," desis Lady Neenash penuh percaya diri.Namun, rasa percaya dirinya berubah menjadi decakan sebal. Bagaimana tidak? Kawanan lizen yang baru semakin berdatangan, padahal dia belum menemukan solusi untuk menjinakkan para hewan mistis itu."Auuu! Auuu!" Lolongan khas membuat Lady Neenash seketika mengumpat.Rupanya, ujian tak cukup hanya dengan lizen. Kini, kawanan heik mulai bermunculan dari atas bukit. Mereka berlari dengan kecepatan tinggi seolah-olah siap menerjang.Keadaan bertambah buruk dengan beberapa ekor oksan yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 97

    Lady Neenash membuka mata saat merasakan embusan hawa dingin. Dia tersentak dan memasang kuda-kuda. Bagaimana tidak? Sebelumnya, dia masih berada di kasur empuk. ketika terbangun, gadis itu sudah berada di tengah-tengah danau dengan permukaan yang membeku.Krak! Krak!Suara aneh meningkatkan kewaspadaan Lady Neenash. Dia mengedarkan pandangan. Namun, tak ada satu pun yang mencurigakan, bahkan suasan terasa sangat sepi, hanya ada dirinya dan es.Krak! Krak!"Sial!" umpat Lady Neenash begitu menyadari suara apa yang sedari menganggu.Bagian dalam es di bawah kakinya mulai mengalami retakan. Lady Neenash mengumpulkan manna di telapak tangan Embusan hawa dingin terasa saat dia mencoba membekukan retakan. Namun, usaha tersebut berakhir sia-sia. Retakan es anehnya hanya terhenti sebentar, lalu mulai terjadi lagi. Lady Neenash mencoba membekukan sekali lagi. Hasilnya sama saja, hanya memperlambat retakan.Akhirnya, dia pun berlari sekencang mungkin lurus ke depan, berharap segera menemui te

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 98

    Lady Hazel tiba-tiba berdiri. Dia bergegas keluar dari ruang rahasia. Lady Neenash, Louvi, dan Grand Duke Erbish saling pandang dengan kening berkerut. Sementara Pangeran Sallac dari awal sama sekali tak tertarik dan menunjukkan raut wajah malas.Setelah menunggu cukup lama, pintu ruang rahasia kastil utara dibuka dari luar. Lady Hazel tersenyum lebar sambil memeluk gulungan perkamen. Dia masuk, lalu membentangkan perkamen di meja, hingga tampaklah gambar kostum yang cukup unik."Apa ini, Lady Hazel?" celetuk Lady Neenash setelah cukup lama melongo."Ini cetak biru pakaian tahan dingin dan panas yang coba kubuat sejak lama. Tapi, aku tidak bisa membuatnya karena bahannya kurang. Sekarang, pakaian ini bisa diwujudkan,""Bahannya sudah lengkap?" tanya Grand Duke Erbish. Matanya tampak berbinar-binar, tak sabar hendak melihat alat hebat buatan Lady Hazel lagi. Sejak Lady Hazel ditempatkan dalam posisi penting di tim oreon utara, dia selalu mengagumi karya-karya gadis itu. Grand Duke Erb

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 99

    Lady Neenash, Pangeran Sallac, dan Louvi terus meluncur. Hawa panas membuat tubuh mereka banjir keringat. Lady Neenash mengumpulkan manna. Dalam satu helaan napas, dia melepaskan sihir pengendali es, mencoba membekukan kolam lava yang siap menyambut mereka.Hawa dingin beradu dengan panas. Lady Neenash berhasil membekukan sebagian kecil kolam lava. Namun, masalah lain masih menunggu. Mereka pasti tetap akan hancur jika jatuh dari ketinggian tersebut."Sial! Aku tak mau mati dengan tulang remuk!" umpat Lady Neenash.Pangeran Sallac berhasil meraih tubuh Lady Neenash. Dia memeluk dengan erat, berusaha menjadi perisai jika terjadi tabrakan."Serahkan ini pada saya," tukas Louvi. Kesadarannya sudah kembali. Dia langsung menggunakan kekuatan suci. Perisai cahaya menyelimuti tubuh mereka. Tabrakan keras dengan lava yang sudah dibekukan pun bisa dihindari. Tubuh mereka melayang sebelum menghantam lava beku. Kemudian, Louvi perlahan menarik kembali kekuatan suci, sehingga mereka bisa turun

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10

Bab terbaru

  • Balas Dendam Lady Neenash   Epilog

    Seorang wanita muda terbangun dari tidur dengan tubuh banjir keringat. Piamanya sampai basah kuyup. Ya, dia baru saja bermimpi tentang kehidupan masa lalunya sebagai putri seorang marquess. Mimpi panjang tentang sebuah fitnah, bersatunya cinta, tetapi berakhir dengan pengorbanan yang memilukan.Wanita itu memijat kening. "Mimpi yang aneh dan terasa sangat nyata. Dan suamiku di mimpi itu ...."Dia tersentak saat melihat jam weker di nakas."Si*l! Aku terlambat bangun! Kenapa weker tidak berbunyi?"Wanita itu melompat dari kasur dan bergegas menuju kamar mandi. Dia mandi dengan jurus kecepatan bayangan, hanya dalam 10 menit sudah selesai. Setelah berpakaian dan berdandan minimalis, si wanita muda pun meninggalkan apartemennya dan pergi ke kantor."Huh, berhasil tepat waktu!" seru wanita muda begitu berhasil melakukan presensi digital di kantornya.Oleh karena rambut yang berantakan akibat terburu-buru, wanita itu memutuskan untuk ke toilet. Dia terlebih dulu buang air kecil. Namun, sebel

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 144

    Lady Neenash telah sampai di kuil suci. Rakyat sudah banyak berkumpul di sana. Sementara itu, kepala kuil menggendong Salnash, lalu meletakkannya di altar. Dia mengangkat tangan, siap melepaskan kekuatan suci bentuk penyerangan.Wushh! Angin dingin berembus. Tubuh kepala kuil seketika membeku. Halaman kuil suci menjadi riuh. Orang-orang kompak mengalihkan pandangan. Mereka menjerit panik saat melihat Lady Neenash dengan sorot mata penuh kebencian."Apa yang terjadi?""Saintess menyerang kepala kuil?""Kenapa Saintess melakukannya?Ucapan-ucapan penuh tanya menggema. Semua orang kebingungan. Tak lama kemudian, Grand Duke Erbish dan Lady Hazel juga tiba di kuil. Lady Hazel menggunakan alat ciptaannya untuk mengeraskan suara."Saintess marah karena kepala kuil telah membuat fitnah yang kejam kepada Pangeran Salnash!" seru Lady Hazel.Rakyat saling pandang. Mereka mulia terbagi menjadi dua kubu dan saling berdebat. Grand Duke Erbish tak ingin membuang waktu, langsung menghajar para pende

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 143

    "Saya tak punya pilihan selain memaafkan bukan?" sindir Lady Neenash.Matanya melirik sinis. Duke Thalennant menelan ludah, merasa tertampar keras oleh ucapan pedas Lady Neenash. Sementara itu, Pangeran Seandock malah menatap Lady Neenash penuh perhatian."Neenash, aku tahu kamu berhati besar.""Saya orang yang pendendam, Yang Mulia. Jika saja suami saya tidak mati, posisi Anda saat ini pasti bisa direbutnya demi saya.""Neenash, kau tahu Kak Sallac terkutuk–""Jaga bicara Anda, Yang Mulia. Suami saya memiliki mata merah dan manna yang berlimpah karena dia titisan naga dalam legenda." Lady Neenash tertawa sinis. "Sayang sekali fitnah ibunda Anda tercinta membuatnya menjadi pangeran yang terbuang."Pangeran Seandock mengepalkan tangan. Wajahnya jelas tak terima Lady Neenash telah bicara buruk tentang Ratu Olive. Lady Neenash tak peduli. Sang ratu telah banyak membuat mendiang suaminya menderita.Hening tiba-tiba menyergap. Lady Neenash menenangkan Salnash yang tampak gelisah. Dia men

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 142

    Lady Neenash tersentak. Dia mengedarkan pandangan. Pangeran Sallac sudah tak ada. Namun, kehadirannya sebelumnya terasa begitu nyata. Tanpa sadar, Lady Neenash mengelus perut.Lady Neenash pun segera memanggil Grand Duke Erbish dengan alat komunikasi sihir. Sang kakak angkat datang dengan tergesa bersama Lady Hazel. Tak lupa dia masuk dengan membanting pintu seperti biasa saat sedang panik."Neenash, apa yang terjadi? Kau terluka? Ada yang sakit?" cecar Grand Duke Erbish dengan mata melotot.Tak ayal, dia terkena cubit Lady Hazel."Kau ini kejam sekali pada suami sendiri, Hazel," protesnya."Itu karena kau selalu saja membuat onar, Erbish. Sudah berapa kali pintu kamar ini harus diganti dan untung saja Lady Neenash tidak terkena serangan jantung karena kaget," omel Lady Hazel.Setelah suami istri itu berhenti bertengkar, Lady Neenash pun menceritakan pengalamannya bertemu dengan Pangeran Sallac. Tak ketinggalan, dia juga menceritakan tentang kehamilannya. Grand Duke Erbish sangat baha

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 141

    Lady Hazel sempat mundur. Dia berusaha memasang perisai. Namun, usahanya benar-benar terlambat. Benang cahaya telah mengikat tubuhnya dengan erat."Lady, kumohon jangan ...," lirih Lady Hazel sebelum tak sadarkan diri.Lady Neenash tentu tak mengurungkan niatnya. Saat kekuatan suci Lady Neenash menginvasi ingatan Lady Hazel, bayangan peristiwa di kuil naga selatan langsung terlihat. Hati Lady Neenash seketika hancur berkeping-keping.Memori Lady Hazel tentang kematian Pangeran Sallac seperti ditampilkan di depan matanya. Bagaimana sang suami mulai berubah menjadi naga hitam, lalu sedikit perdebatan. Lady Neenash seketika menjerit histeris saat bayangan Pangeran Sallac mengambil tombak dan mengeluarkan jantungnya sendiri.Bruk!Lady Neenash jatuh terguling dari kasur. Rasa sakit yang menghunjam terlalu dalam, hingga air matanya bahkan tidak bisa dikeluarkan.Kepedihan hati yang begitu dalam benar-benar mengguncang jiwa. Lady Neenash terus gemetaran. Isak yang tertahan menyesakkan dada.

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 140

    Saat kemilau cahaya tak lagi menyilaukan, Lady Hazel dan Grand Duke Erbish perlahan membuka mata. Keduanya seketika terjengkang. Pangeran Sallac telah raib, digantikan naga hitam bersurai indah. Tubuh raksasanya tampak gagah dan menggetarkan hati.Grand Duke Erbish tersadar lebih dulu. "Ke-ke-mana, Sallac? Apa dia ditelan naganya?" "Sepertinya, bukan begitu, Erbish. Tidak ada tanda-tanda pertarungan." Lady Hazel menggigit bibir sejenak. "Aku benci mengatakan ini, tapi kemungkinan besar Pangeran Sallac adalah naganya ...."Grand Duke Erbish dan Lady Hazel kompak terdiam. Mereka hanya membisu untuk waktu yang lama. Inilah jawaban dari perlakuan aneh Ratu Artica saat melihat wajah Pangeran Sallac. Meskipun tak ingin mengakuinya, Grand Duke Erbish menyadari bahwa keponakannya adalah titisan Naga Asentica."Ah, mungkin saja dugaanku salah," gumam Lady Hazel tak ingin menerima kenyataan."Iya, iya, pasti ada kemungkinan lain," timpal Grand Duke Erbish.Sang naga mendengkus. Hawa panas napa

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 139

    "Jantung naga ...." Wajah Pangeran Alesca tampak sangat muram. Matanya beberapa kali bergerak dengan gelisah. Dia seperti ingin mengungkapkan sesuatu, tetapi meragukannya, seolah-olah hal itu adalah sebuah kabar yang sangat buruk."Hei, katakan dengan jelas! Jantung naga? Apa itu sebuah artefak? Di mana kami akan mendapatkannya? Di kuil naga selatan?" cecar Grand Duke Erbish tak sabaran.Pangeran Alesca menghela napas berat. "Bukan artefak, tetapi jantung dari naga yang hidup."Para prajurit utara yang mendengarnya menjadi gentar. Meskipun sudah dikatakan punah, mereka sering kali mendengar legenda tentang naga. Kematian konyol yang akan dihadapi jika berani bertarung dengan makhluk mitologi tersebut.Grand Duke Erbish mengepalkan tangan. "Di mana naganya? Meskipun harus bertarung mati-matian, aku pasti akan mendapatkan jantungnya!" Wajah Pangeran Alesca semakin sendu. Dia bahkan menghela napas berat berkali-kali. Grand Duke Erbish menjadi tidak sabaran dan hampir saja mencengkeram

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 138

    Flash! Cahaya benderang memancar dari tubuh Lady Cherrie. Ratu iblis Artica yang sebelumnya menguasai tubuh tersebut mendadak tak bisa bergerak. Tak lama kemudian, sebilah pedang terbentuk dari cahaya. Tangan halus Lady Cherrie meraih pedang cahaya."Kau berhasil, Cherrie!" seru Lady Hazel. Badannya yang lemas kembali bertenaga. Dia mendadak berdiri. Grand Duke Erbish hampir saja terseruduk. "Terima kasih, Lady Cherrie," tutur Lady Neenash seraya mengalirkan kekuatan suci ke arah Lady Cherrie.Sayangnya, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Lady Cherrie yang telah mengenggam pedang cahaya dengan sempurna malah menusuk dirinya sendiri. Kabut hitam seketika merembes keluar, semakin lama semakin deras. "Sial*n! Dasa bodoh! Kau akan mati bodoh!" Umpatan Ratu Artica terdengar mengiringi jatuhnya tubuh Lady Cherrie ke tanah.Kepalanya membentur bebatuan. Darah segar mengalir bersamaan deru napas yang semakin melemah. Namun, senyuman semanis madu terukir di sudut bibir kemerahan."Ch

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 137

    "Hazel! Hazel!" Grand Duke Erbish semakin berteriak emosional. Dia hendak berlari ke depan. Namun, Lady Neenash malah memegangi tangannya sembari menggeleng pelan. Grand Duke Erbish mendelik protes, tetapi tetap tak berani memberontak dari perintah sang adik angkat kesayangan. "Lihatlah baik-baik, Kak! Aku juga sebenarnya tak ingin mengizinkan seperti ini, tapi istrimu memang nekat," bisik Lady Neenash. Grand Duke Erbish mengerutkan kening. " Maksudmu?""Lihat saja, Kak. Jika kubilang sekarang, tolong tarik Lady Hazel ke sini. Sebenarnya, aku ingin Sallac yang melakukannya karena dia bisa terbang, tetapi dia malah diculik," bisik Lady Neenash. Grand Duke Erbish bahkan belum mampu memahami situasi. Lady Neenash tiba-tiba mengalirkan kekuatan suci ke arah Ratu Artica. Iblis itu tentu menepisnya, tetapi kekuatan suci malah berbelok ke satu titik dan beresonansi dengan kekuatan cahaya asli di tubuh Lady Cherrie. "Sekarang, Kak! Bawa lagi Lady Hazel ke sini!" seru Lady Neenash. Grand

DMCA.com Protection Status