Share

Bagian 119

Penulis: Puziyuuri
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-19 09:20:15

Grand Duke Erbish mendengkus. "Ya, ya, kabar apa lagi?" ketusnya. "Rasanya, kita selalu saja mendapat kabar buruk!"

Sir Datte sekali memberikan salam penghormatan. Dia mengatur napas sejenak untuk menenangkan perasaan. Suara menggelegar Grand Duke Erbish memang tidak baik untuk jantung.

"Tersebar rumor di ibukota kalau Tuan Count Blossom merencanakan pemberontakan bersama Anda, Yang Mulia. Katanya, bagian penyelidikan istana sudah mulai didatangkan ke Kediaman Tuan Count," lapor Sir Datte.

"Sial*n!" geram Grand Duke Erbish.

Dia lagi-lagi memukul meja. Sekarang, meja kayu yang malang itu bukan hanya retak, tetapi terbelah dua. Tak ayal patahan kayu terlempar ke segala arah.

Pangeran Sallac refleks memeluk Lady Neenash berusaha melindunginya. Sementara itu, Lady Hazel dan Louvi memilih menggunakan perisai. Adapun Sir Datte hanya bisa pasrah ketika wajahnya menjadi salah satu tempat pendaratan patahan kayu.

"Tenanglah, Erbish. Kenapa kau harus marah-marah? Bukankah rumor itu juga tidak s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 120

    "Bukannya masih masa penyelidikan? Kenapa sudah ditetapkan sebagai pemberontak saja?" cecar Grand Duke Erbish dengan mata melotot.Suaranya begitu menggelegar membuat para pendeta yang mengantarkan sampai halaman kuil gemetaran. Jangankan pendeta, Sir Datte juga menjadi kikuk dan berkeringat dingin. Dia sampai kehilangan kata-kata dan memerlukan waktu lama untuk bisa kembali berbicara."Itu ....""Jawab yang jelas, Datte!" bentak Grand Duke Erbish membuat Sir Datte terlonjak. Wajah pemuda itu sampai memucat. Bukannya kasihan dan menurunkan nada suaranya, Grand Duke Erbis malah mencengkeram kerah Sir Datte. Sang ajudan sampai tercekik dan kesulitan bernapas.Lady Hazel menepuk pelan bahu Grand Duke Erbish. "Tenang, Erbish. Kau bisa membunuh Sir Datte jika terus seperti ini," tegurnya.Grand Duke Erbish mendengkus, lalu melepaskan cengkeramannya dengan kasar. Tak ayal, Sir Datte oleng dan terjatuh. Louvi yang merasa iba cepat-cepat menolong ajudan malang itu.Belajar dari pengalaman se

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 121

    Lidah Sir Datte mendadak kelu. Bagaimana tidak? Wajah gusar Grand Duke Erbish yang tengah memegangi gagang pedang sangat menyeramkan. Pemuda itu sekali lagi menelan ludah untuk mengembalikan kemampuan bicaranya sebelum sang tuan mengamuk lagi."Kepala Desa Sihkan datang bersama beberapa tetua desa memohon bantuan, Yang Mulia." Sir Datte terdiam sejenak. "Kondisi mereka tampak mengenaskan, Yang Mulia."Amarah Grand Duke Erbish mendadak surut. Gagang pedang yang tadi digenggam sudah dilepas. Kini, wajahnya justru berubah cemas.Desa Sihkan adalah kawasan berpenduduk pertama yang ada di wilayah utara. Ketika dikirim dengan kejam ke utara karena fitnah Ratu Olive, dia hampir saja mati. Cuaca dingin dan serangan monster yang tak kunjung henti, membuat wilayah utara memang tak mungkin sukses kalau hanya dipimpin oleh remaja berusia 13 tahun.Namun, penduduk Desa Sihkan merawat Grand Duke Erbish dengan baik. Dengan bantuan mereka, remaja yang hampir tak ada harapan hidup, tumbuh menjadi pemu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 122

    "Ketemu!" seru Lady Neenash begitu merasakan adanya penolakan dari benang cahaya.Penolakan terhadap kekuatan suci menunjukkan keberadaan kekuatan kegelapan. Kemudian, Lady Neenash menggunakan pengendalian esnya untuk membentuk gambaran tempat yang dilihatnya. "Ini reruntuhan benteng negara musuh, sekitar 500 langkah dari desa kami!" seru Kepala Desa."Berarti iblis itu tinggal tak jauh dari desa. Meskipun begitu, lebih baik kita pergi ke Desa Sihkan dulu untuk memurnikan tanah yang tercemar sihir hitam agar penduduk desa tidak kelaparan dan terluka," cetus Louvi.Mereka setuju dengan pendapat Louvi. Setelah melakukan beberapa persiapan, mereka pun meninggalkan kastil utara. Grand Duke Erbish sempat kesal karena tak diajak. Untunglah, Lady Neenash berhasil membujuknya. Grand Duke Erbish memang harus tinggal agar mereka bisa berbagi tugas. Grand Duke Erbish harus membicarakan lebih mendetail rencana pemberontakan bersama Count Calliant. Lagi pula, dia tak punya kekuatan suci untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 123

    "Argggh! Ampun, Tuan! Ampun!"Jeritan perempuan yang begitu menyayat terdengar berulang. Tak lama kemudian, tawa lepas mengikutinya. Lalu, suara nyaring seperti benda keras yang dipukulkan begitu memekakkan telinga.Lady Neenash dan Pangeran Sallac saling berpandangan. Sementara Louvi dan Lady Hazel juga bersiap dalam posisi siaga. Mereka berempat saling mengangguk, lalu mulai memasuki benteng."Ukh! Bau sekali! Dan suara berisik itu bisa merusak gendang telinga," keluh Lady Hazel. "Sebaiknya, kita pakai topeng dan alat pengatur bunyi."Lady Hazel cepat membagikan alat buatannya. Lady Neenash dan Louvi menerima dengan senang hati dan langsung memakainya. Seperti biasa, Pangeran Sallac malah membuat masalah. Dia tersenyum miring."Aku tidak selemah itu hingga harus memakai alat buatanmu," ejeknya."Sallac, pakai!" perintah Lady Neenash dengan mata melotot.Pangeran Sallac mau tak mau menurut. Lady Hazel susah payah menahan tawa saat melihat pangeran angkuh itu memakai topeng dengan waj

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 124

    "Sallac kumohon bertahanlah ...."Lady Neenash terus mengerahkan kekuatan sucinya. Namun, kondisi Pangeran Sallac tidak membaik. Kekuatan suci Lady Neenash hanya menahan perburukan, tetapi seolah tidak mampu memurnikan sihir hitam yang mencemari sang suami.Sayangnya, Louvi dan Lady Hazel tak bisa membantu karena energi mereka juga terkuras. Akhirnya, Louvi melakukan komunikasi dengan pihak kuil suci. Mereka memerlukan lebih banyak pendeta untuk membantu memurnikan Pangeran Sallac maupun gadis-gadis yang tadi dicuci otak.Waktu yang berjalan terasa sangat lambat. Lady Neenash terus menggenggam tangan Pangeran Sallac. Namun, kekuatan sucinya perlahan melemah. Dia perlu beristirahat sesegera mungkin. Louvi yang melihat hal itu menghampiri Lady Neenash. "Nyonya Saintess, saya akan menggantikan Anda sebentar. Kekuatan suci saya sudah lumayan pulih. Anda harus segera beristirahat."Lady Neenash menggeleng lemah. "Bagaimana kalau terjadi sesuatu ketika aku beristirahat? Aku sudah kehilanga

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 125

    "Sallac!"Lady Neenash menggenggam kembali tangan Pangeran Sallac. Proses penghitaman tubuh berhenti. Dia seketika menghela napas lega. Namun, Lady Neenash tahu hal buruk bisa saja terjadi lagi. Rintihan Pangeran Sallac menyayat hatinya. Lady Neenash mengecup tangan dalam genggaman berkali-kali. Ketika kekuatan suci yang mengalir sedikit melemah, dia cepat meminum air suci untuk menambah energi.Lady Neenash benar-benar di ambang keputusasaan saat suara Sang Dewi terasa menggema dalam kepala. "Anakku, apa kau mendengar suaraku?"Rasa malu tiba-tiba merasuki hati. Lady Neenash tahu seharusnya seorang saintess bisa lebih tegar dan mengesampingkan perasaan pribadi. "Dewi ... maafkan hamba karena saat ini bersikap lemah ...," lirihnya sendu."Tak apa, Anakku. Manusia memang tempatnya lemah. Kau sudah banyak kehilangan. Wajar saja jika kau tak ingin kehilangan lagi.""Terima kasih atas kemurahan hati Dewi ...." Lady Neenash menunduk dengan mata basah "Angkatlah wajahmu, Anakku. Aku akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 126

    "Awas, Hazel" seru Grand Duke Erbish.Dia refleks menerjang Lady Hazel. Gadis itu kehilangan keseimbangan. Mereka pun terguling dengan estetik. Sementara Louvi mengeluarkan perisai cahaya untuk melindungi mereka karena tombak yang berjatuhan dari langit-langit kini bukan hanya satu."Lady Hazel, Yang Mulia Grand Duke, bisakah kalian berhenti bermesraan dan membantu saya? Tombaknya terus berjatuhan, lama kelamaan saya tidak akan kuat menahannya," tegur Louvi saat melihat Lady Hazel dan Grand Duke Erbish saling menatap seolah dunia hanya milik berdua.Grand Duke Erbish kontan tersedak. Pipinya seketika merona saat menyadari lengannya masih melingkar di pinggang Lady Hazel. Tak ingin semakin terjebak dalam situasi mendebarkan itu, dia cepat bangkit, juga membantu Lady Hazel berdiri."Ayo kita lari!" seru Louvi yang sudah tak kuat menahan tombak.Awalnya, dia berlari paling depan. Namun, stamina yang tak sebesar Grand Duke Erbish maupun Lady Hazel membuatnya jauh tertinggal. Louvi hampir

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 127

    Bukannya menjawab, Sir Datte malah membawa lelaki bertubuh kurus ke hadapan Grand Duke Erbish. Sang tuan langsung mengerutkan kening."Siapa dia, Datte?" "Dia Tuan Manno dari Desa Osyran, Yang Mulia. Dia ingin mengadukan masalah di desanya," sahut Datte.Grand Duke Erbish berdeham. "Silakan, apa yang ingin kau sampaikan, Tuan Manno?""Iblis yang mengerikan muncul di desa kami, Yang Mulia. Dia menculik anak-anak. Dua putra saya juga menjadi korban," lapor Manno."Argggh!" Grand Duke Erbish memukul dinding kastil. Dia mengepalkan tangan dengan mata yang melotot. Manno langsung ciut dan terduduk lemas. Sir Datte terpaksa meminta pengawal lain untuk mengamankan lelaki itu.Grand Duke Erbish memijat-mijat kening yang mendadak berdenyut. Sekali lagi, mereka harus menunda rencana pemberontakan. Penculikan anak-anak tak berdosa oleh iblis tentu harus menjadi prioritas.Sementara itu, Lady Neenash menggeram. Dia tiba-tiba menggunakan kekuatan suci untuk pelacakan. Namun, tubuhnya masih tak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23

Bab terbaru

  • Balas Dendam Lady Neenash   Epilog

    Seorang wanita muda terbangun dari tidur dengan tubuh banjir keringat. Piamanya sampai basah kuyup. Ya, dia baru saja bermimpi tentang kehidupan masa lalunya sebagai putri seorang marquess. Mimpi panjang tentang sebuah fitnah, bersatunya cinta, tetapi berakhir dengan pengorbanan yang memilukan.Wanita itu memijat kening. "Mimpi yang aneh dan terasa sangat nyata. Dan suamiku di mimpi itu ...."Dia tersentak saat melihat jam weker di nakas."Si*l! Aku terlambat bangun! Kenapa weker tidak berbunyi?"Wanita itu melompat dari kasur dan bergegas menuju kamar mandi. Dia mandi dengan jurus kecepatan bayangan, hanya dalam 10 menit sudah selesai. Setelah berpakaian dan berdandan minimalis, si wanita muda pun meninggalkan apartemennya dan pergi ke kantor."Huh, berhasil tepat waktu!" seru wanita muda begitu berhasil melakukan presensi digital di kantornya.Oleh karena rambut yang berantakan akibat terburu-buru, wanita itu memutuskan untuk ke toilet. Dia terlebih dulu buang air kecil. Namun, sebel

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 144

    Lady Neenash telah sampai di kuil suci. Rakyat sudah banyak berkumpul di sana. Sementara itu, kepala kuil menggendong Salnash, lalu meletakkannya di altar. Dia mengangkat tangan, siap melepaskan kekuatan suci bentuk penyerangan.Wushh! Angin dingin berembus. Tubuh kepala kuil seketika membeku. Halaman kuil suci menjadi riuh. Orang-orang kompak mengalihkan pandangan. Mereka menjerit panik saat melihat Lady Neenash dengan sorot mata penuh kebencian."Apa yang terjadi?""Saintess menyerang kepala kuil?""Kenapa Saintess melakukannya?Ucapan-ucapan penuh tanya menggema. Semua orang kebingungan. Tak lama kemudian, Grand Duke Erbish dan Lady Hazel juga tiba di kuil. Lady Hazel menggunakan alat ciptaannya untuk mengeraskan suara."Saintess marah karena kepala kuil telah membuat fitnah yang kejam kepada Pangeran Salnash!" seru Lady Hazel.Rakyat saling pandang. Mereka mulia terbagi menjadi dua kubu dan saling berdebat. Grand Duke Erbish tak ingin membuang waktu, langsung menghajar para pende

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 143

    "Saya tak punya pilihan selain memaafkan bukan?" sindir Lady Neenash.Matanya melirik sinis. Duke Thalennant menelan ludah, merasa tertampar keras oleh ucapan pedas Lady Neenash. Sementara itu, Pangeran Seandock malah menatap Lady Neenash penuh perhatian."Neenash, aku tahu kamu berhati besar.""Saya orang yang pendendam, Yang Mulia. Jika saja suami saya tidak mati, posisi Anda saat ini pasti bisa direbutnya demi saya.""Neenash, kau tahu Kak Sallac terkutuk–""Jaga bicara Anda, Yang Mulia. Suami saya memiliki mata merah dan manna yang berlimpah karena dia titisan naga dalam legenda." Lady Neenash tertawa sinis. "Sayang sekali fitnah ibunda Anda tercinta membuatnya menjadi pangeran yang terbuang."Pangeran Seandock mengepalkan tangan. Wajahnya jelas tak terima Lady Neenash telah bicara buruk tentang Ratu Olive. Lady Neenash tak peduli. Sang ratu telah banyak membuat mendiang suaminya menderita.Hening tiba-tiba menyergap. Lady Neenash menenangkan Salnash yang tampak gelisah. Dia men

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 142

    Lady Neenash tersentak. Dia mengedarkan pandangan. Pangeran Sallac sudah tak ada. Namun, kehadirannya sebelumnya terasa begitu nyata. Tanpa sadar, Lady Neenash mengelus perut.Lady Neenash pun segera memanggil Grand Duke Erbish dengan alat komunikasi sihir. Sang kakak angkat datang dengan tergesa bersama Lady Hazel. Tak lupa dia masuk dengan membanting pintu seperti biasa saat sedang panik."Neenash, apa yang terjadi? Kau terluka? Ada yang sakit?" cecar Grand Duke Erbish dengan mata melotot.Tak ayal, dia terkena cubit Lady Hazel."Kau ini kejam sekali pada suami sendiri, Hazel," protesnya."Itu karena kau selalu saja membuat onar, Erbish. Sudah berapa kali pintu kamar ini harus diganti dan untung saja Lady Neenash tidak terkena serangan jantung karena kaget," omel Lady Hazel.Setelah suami istri itu berhenti bertengkar, Lady Neenash pun menceritakan pengalamannya bertemu dengan Pangeran Sallac. Tak ketinggalan, dia juga menceritakan tentang kehamilannya. Grand Duke Erbish sangat baha

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 141

    Lady Hazel sempat mundur. Dia berusaha memasang perisai. Namun, usahanya benar-benar terlambat. Benang cahaya telah mengikat tubuhnya dengan erat."Lady, kumohon jangan ...," lirih Lady Hazel sebelum tak sadarkan diri.Lady Neenash tentu tak mengurungkan niatnya. Saat kekuatan suci Lady Neenash menginvasi ingatan Lady Hazel, bayangan peristiwa di kuil naga selatan langsung terlihat. Hati Lady Neenash seketika hancur berkeping-keping.Memori Lady Hazel tentang kematian Pangeran Sallac seperti ditampilkan di depan matanya. Bagaimana sang suami mulai berubah menjadi naga hitam, lalu sedikit perdebatan. Lady Neenash seketika menjerit histeris saat bayangan Pangeran Sallac mengambil tombak dan mengeluarkan jantungnya sendiri.Bruk!Lady Neenash jatuh terguling dari kasur. Rasa sakit yang menghunjam terlalu dalam, hingga air matanya bahkan tidak bisa dikeluarkan.Kepedihan hati yang begitu dalam benar-benar mengguncang jiwa. Lady Neenash terus gemetaran. Isak yang tertahan menyesakkan dada.

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 140

    Saat kemilau cahaya tak lagi menyilaukan, Lady Hazel dan Grand Duke Erbish perlahan membuka mata. Keduanya seketika terjengkang. Pangeran Sallac telah raib, digantikan naga hitam bersurai indah. Tubuh raksasanya tampak gagah dan menggetarkan hati.Grand Duke Erbish tersadar lebih dulu. "Ke-ke-mana, Sallac? Apa dia ditelan naganya?" "Sepertinya, bukan begitu, Erbish. Tidak ada tanda-tanda pertarungan." Lady Hazel menggigit bibir sejenak. "Aku benci mengatakan ini, tapi kemungkinan besar Pangeran Sallac adalah naganya ...."Grand Duke Erbish dan Lady Hazel kompak terdiam. Mereka hanya membisu untuk waktu yang lama. Inilah jawaban dari perlakuan aneh Ratu Artica saat melihat wajah Pangeran Sallac. Meskipun tak ingin mengakuinya, Grand Duke Erbish menyadari bahwa keponakannya adalah titisan Naga Asentica."Ah, mungkin saja dugaanku salah," gumam Lady Hazel tak ingin menerima kenyataan."Iya, iya, pasti ada kemungkinan lain," timpal Grand Duke Erbish.Sang naga mendengkus. Hawa panas napa

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 139

    "Jantung naga ...." Wajah Pangeran Alesca tampak sangat muram. Matanya beberapa kali bergerak dengan gelisah. Dia seperti ingin mengungkapkan sesuatu, tetapi meragukannya, seolah-olah hal itu adalah sebuah kabar yang sangat buruk."Hei, katakan dengan jelas! Jantung naga? Apa itu sebuah artefak? Di mana kami akan mendapatkannya? Di kuil naga selatan?" cecar Grand Duke Erbish tak sabaran.Pangeran Alesca menghela napas berat. "Bukan artefak, tetapi jantung dari naga yang hidup."Para prajurit utara yang mendengarnya menjadi gentar. Meskipun sudah dikatakan punah, mereka sering kali mendengar legenda tentang naga. Kematian konyol yang akan dihadapi jika berani bertarung dengan makhluk mitologi tersebut.Grand Duke Erbish mengepalkan tangan. "Di mana naganya? Meskipun harus bertarung mati-matian, aku pasti akan mendapatkan jantungnya!" Wajah Pangeran Alesca semakin sendu. Dia bahkan menghela napas berat berkali-kali. Grand Duke Erbish menjadi tidak sabaran dan hampir saja mencengkeram

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 138

    Flash! Cahaya benderang memancar dari tubuh Lady Cherrie. Ratu iblis Artica yang sebelumnya menguasai tubuh tersebut mendadak tak bisa bergerak. Tak lama kemudian, sebilah pedang terbentuk dari cahaya. Tangan halus Lady Cherrie meraih pedang cahaya."Kau berhasil, Cherrie!" seru Lady Hazel. Badannya yang lemas kembali bertenaga. Dia mendadak berdiri. Grand Duke Erbish hampir saja terseruduk. "Terima kasih, Lady Cherrie," tutur Lady Neenash seraya mengalirkan kekuatan suci ke arah Lady Cherrie.Sayangnya, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Lady Cherrie yang telah mengenggam pedang cahaya dengan sempurna malah menusuk dirinya sendiri. Kabut hitam seketika merembes keluar, semakin lama semakin deras. "Sial*n! Dasa bodoh! Kau akan mati bodoh!" Umpatan Ratu Artica terdengar mengiringi jatuhnya tubuh Lady Cherrie ke tanah.Kepalanya membentur bebatuan. Darah segar mengalir bersamaan deru napas yang semakin melemah. Namun, senyuman semanis madu terukir di sudut bibir kemerahan."Ch

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 137

    "Hazel! Hazel!" Grand Duke Erbish semakin berteriak emosional. Dia hendak berlari ke depan. Namun, Lady Neenash malah memegangi tangannya sembari menggeleng pelan. Grand Duke Erbish mendelik protes, tetapi tetap tak berani memberontak dari perintah sang adik angkat kesayangan. "Lihatlah baik-baik, Kak! Aku juga sebenarnya tak ingin mengizinkan seperti ini, tapi istrimu memang nekat," bisik Lady Neenash. Grand Duke Erbish mengerutkan kening. " Maksudmu?""Lihat saja, Kak. Jika kubilang sekarang, tolong tarik Lady Hazel ke sini. Sebenarnya, aku ingin Sallac yang melakukannya karena dia bisa terbang, tetapi dia malah diculik," bisik Lady Neenash. Grand Duke Erbish bahkan belum mampu memahami situasi. Lady Neenash tiba-tiba mengalirkan kekuatan suci ke arah Ratu Artica. Iblis itu tentu menepisnya, tetapi kekuatan suci malah berbelok ke satu titik dan beresonansi dengan kekuatan cahaya asli di tubuh Lady Cherrie. "Sekarang, Kak! Bawa lagi Lady Hazel ke sini!" seru Lady Neenash. Grand

DMCA.com Protection Status