Share

Bagian 125

"Sallac!"

Lady Neenash menggenggam kembali tangan Pangeran Sallac. Proses penghitaman tubuh berhenti. Dia seketika menghela napas lega. Namun, Lady Neenash tahu hal buruk bisa saja terjadi lagi.

Rintihan Pangeran Sallac menyayat hatinya. Lady Neenash mengecup tangan dalam genggaman berkali-kali. Ketika kekuatan suci yang mengalir sedikit melemah, dia cepat meminum air suci untuk menambah energi.

Lady Neenash benar-benar di ambang keputusasaan saat suara Sang Dewi terasa menggema dalam kepala. "Anakku, apa kau mendengar suaraku?"

Rasa malu tiba-tiba merasuki hati. Lady Neenash tahu seharusnya seorang saintess bisa lebih tegar dan mengesampingkan perasaan pribadi. "Dewi ... maafkan hamba karena saat ini bersikap lemah ...," lirihnya sendu.

"Tak apa, Anakku. Manusia memang tempatnya lemah. Kau sudah banyak kehilangan. Wajar saja jika kau tak ingin kehilangan lagi."

"Terima kasih atas kemurahan hati Dewi ...." Lady Neenash menunduk dengan mata basah

"Angkatlah wajahmu, Anakku. Aku akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status