Share

Bagian 113

Mereka telah tiba di ruang tamu kastil utara. Seorang pemuda yang tadinya duduk langsung berdiri dan memberi salam penghormatan. Grand Duke Erbish mengibaskan tangan dan memintanya duduk kembali.

"Jadi, apakah ada pesan lagi dari Count Blossom? Kenapa dia tidak menggunakan alat sihir komunikasi? Atau jangan-jangan kau adalah mata-mata yang dikirim wanita iblis itu dengan mengaku-ngaku utusan Count Blossom?" cecar Grand Duke Erbish hampir tanpa jeda.

Lady Neenash seketika menghela napas berat. Mereka memang baru saja mendapati kenyataan pahit dengan pengkhianatan Sir Dulcais. Namun, tidak seharusnya Grand Duke Erbish asal mengamuk kepada utusan orang lain.

"Tenanglah, Kak. Jangan menuduh tanpa bukti. Kita memang harus berhati-hati, tetapi bukan berarti menuding semua orang," bisik Lady Neenash.

Nyatanya, Grand Duke Erbish tak peduli. Dia tiba-tiba berdiri dan menghunus pedang dan meletakkannya di leher si utusan. Pemuda malang itu hanya bisa gemetaran dibuatnya.

Utusan yang dikirim ole
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status