Share

Bagian 112

"Tuan Louvi ingat sewaktu kita hendak memurnikan kabut hitam di pondok waktu itu ada yang memukul kita hingga pingsan bukan?" Bukannya menjawab, Lady Hazel malah bertanya kepada Louvi.

Louvi mengangguk ragu. Dia tidak terlalu yakin karena langsung pingsan. Namun, tengkuknya memang masih terasa sakit seperti habis dipukul.

"Sepertinya begitu. Tapi, saya tidak begitu yakin. Jika memang ada mata-mata, bukankah saat itu hanya ada kita, Nona Pheriana, dan Sir Dulcais?" Louvi mengelus dagu. "Ataukah ada kesatria yang membuntuti kita dan menyergap saat kita lengah?" tebaknya asal.

Lady Hazel menggeleng. "Pelakunya ada di antara kita saat itu. Jika memang ada yang membuntuti, alat pendeteksi gerakan mencurigakan yang kubawa pasti bereaksi," jelasnya.

"Lalu, kau mencurigai, Pheriana dan Dulcais?" cecar Pangeran Sallac. Dia mendelik tajam. "Mereka sudah mengabdi sejak lama. Justru kamu yang lebih mencurigakan," tuduhnya.

"Hei, saya juga pingsan saat itu!"

"Bisa saja kau hanya pura-pura. Seoran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status