AKU MENCERAIKAN ISTRIKU DEMI DIRIMU!"Hah murid? Apa maksudnya? apakah Nenek mendaftarkanku untuk beajar berackting? Tapi untuk apa? Mengapa mereka ingin aku bisa beracting? Dan bagaimana Tuan Hanung menerimaku begitu saja?" batin Clarissa."Kenapa? Apa kau tak senang?" tanya Sutradara Hanung melihat mimik wajah Clarissa yang berubah. Clarissa langsung menggelengkan kepalanya."Ti..tidak, Tuan Hanung. Justru sebalinya saya senang sekali," ujar Clarissa dengan mata berbinar."Bahkan saat kuliah dulu, aku tak pernah mendengar dia mau menerima murid selain siswanya. Bahkan hanya beberapa orang beruntung yang bisa bertemu dengannya langsung. Aku pun hanya mendengar namanya, melihatnya beberapa kali saat pentas. Ini sungguh seperti mimpi saja," batin Clarissa lagi.Nenek Elizabeth tersenyum senang. Sepertinya satu persatu rencananya sudah berhasil. Tak perlu merayu seperti kemungkinan terburuk yang dia pikirkan. Hala itu membuat Nenek Elizabeth langsung tersenyum puas, tinggal menjalankan
ANTARA DEVAN DENGAN DEVI ATAU RARA DENGAN KEVIN? ADA APA MEREKA SEBENARNYA?"Sayang jangan tinggalkan aku. Aku benar-benar mencintaimu, Sayang. Bahkan demi dirimu aku sudah bercerai dengan istriku," kata Lelaki itu.Clarissa mengamati mereka dari kaca spion, dengan jelas dia melihar Rara menepisnya. Clarissa kaget karena dia sangat mengetahui wanita itu, sejak kapan dia menjadi simpanans eorang lelaki tua. Clarissa mengerutkan keningnya."Bagaimana bisa dia selera begitu? Mengapa dia berubah menjadi seperti ini?" batin Clarissa."Aku kan sudah bilang padamu kita berpisah dengan damai. Kenapa kamu tidak mengerti? Siapa yang menyuruhmu menceraikan istrimu? Itu salahmu sendiri," kata Rara."Lagi pula aku juga sudah mengembalikan semua hadiah yang kamu berikan padaku. Tolong mengertilah, apa kamu bisa jangan terus mengejarku lagi?" tanya Rara."Tapi Rara, aku sudah melakukan semuanya demi dirimu. Kenapa kau tega memperlakukan itu padaku? Sungguh jahat!" ucap lelaki itu."Kau kan sudah m
TUNGGU AKU! AKU KAKAKMU!"Tapi aku harus ke luar negeri untuk membantu Cindy menemukan anaknya. Jika aku pergi ke luar negeri, bagaimana aku bisa tenang membiarkan dia seorang diri di rumah?" batin Jstin sambil terus memandang istri cantiknya.Dia menghela nafas panjang, keputusan yang berat memang. Di sisi lain dia tak tega membiarkan anak Cindy berad di tangan Ayah Angkat, Mafia ketua jaringan hitam terlalu lama. Apalagi dia memiliki hutang budi pada Cindy yang menyelamatkan nyawanya. Meninggalkan Clarissa bukanlah pilihan mudah meskipun dia sudah menitipkan pada Andrea dan Kevin sekali pun, data tentang Carissa sudah bocor."Tuan Justin, kenapa?" tanya Clarissa melihat Justin melamun. Justin tersentak kaget."Ah tidak. Binatang kecil ini Dari mana datangnya? Kau membawanya?" tanya Justin. Clarissa menganggukkan kepalanya."Cantik sekali kan, Tuan. Namanya si bulat, lihatlah matanya bulat sekali," jawab Clarissa tersenyum."Kenapa bisa kau membawa tupai begini? Apa hari ini terjadi
WAJAHNYA SANGAT MIRIP, NAMUN WATAKNYA BERBEDA!"Kakak! kak, Kak! Tunggu, tunggu aku!" teriak seorang lelaki yang semenjaak tadi mengamatinya. Dia berlari mengejar Clarissa. Wanita itu menoleh. "Bertahun-tahun aku mencarimu, Kak. Akhirnya aku sudah menemukanmu. Aku merasa doaku selama ini terjawab. Aku sangat tahu kau masih hidup, aku tidak akan mencampakkanmu," ujar lelaki itu.Clarissa langsung bingung dengan perkataan lelaki itu. Dia mencoba mengenalinya, nihil dia tak ingat sama sekali siapa lelaki ini. Namun sepertinya ada salah paham diantara mereka."Tuan kamu salah mengenali orang kan?" tanya Clarissa dengan sopan."Kamu tidak ingat dengan aku lagi? Aku adalah kakakmu," kata lelaki itu. Clarissa mencoba mengingatnya lagi. Lelaki itu berpenampilan terhormat bukan seperti seorang penipu, namun sayang sekali dia benar-benar tak mengenalnya. Lelaki ini nampak lebih tua beberapa tahun darinya, umurnya mungkin sekitar empat puluh tahunan.Di sisi lain, sekarang Justin sedang ber
MARGA CHAU! SIAPA DIA SEBENAARNYA? "Sifatmu memang berbeda dengan Kakakku, tapi wajahmu sangat mirip dengannya," gumam lelaki itu. Clarissa menghindari lelaki yang memanggilnya kakak itu. Clarissa merasa kasihan, mungkin lelaki itu tak bohong. Dia memang merasa dirinya mungkin mirip dengan seseorang yang sangat di kenalnya. "Tuan, aku tahu ini mungkin berat bagimu, tapi percayalah dimanapun Kakakmu pasti dia akan kembali. Memang saat itu kalian tidak bisa terus sama-sama, mungkin Kakakmu juga sedang ingin pergi keluar saja sampai suatu saat semua tenang dan akan kembali. Tapi yang jelas kau salah orang, Tuan. Aku tidak tahu dimana kakakmu," jelas Clarissa dengan penuh kelembutan. "Aku percaya dengan adanya wajah kembar yang mungkin menyamai kita di dunia ini. Aku senang ada adik lelaki yang menyayangi kakak perempuannya. Aku sangat salut kepada keluarga yang saling peduli satu sama lainnya. Percayalah dia pasti bisa merasakannya, tidak peduli
MURID ISTIMEWA!"Oh iya, bukankah kamu ada urusan Tuan Justin? Kenapa kau bisa datang kemari?" tanya Clarissa."Semua urusanku sudah selesai, lalu datang kemari melihatmu. Aku cukup khawatir karena kau kadang berlaku konyol sekali. Apa kau sudah selesai mendaftar?" tanya Justin."Belum, kamu temani aku pergi ya, Sayangku," ucap Clarissa dengan mata berbinar-binar langsung menggandeng tangan Justin.Hal itu langsung membuat Justin salah tingkah. Tapi dia berusaha untuk tetap cool dan dingin. Dia melirik Clarissa yang bergelendot manja padanya. Dia suka wanita yang kadang bersikap manja seperti ini."Kenapa ini? Mengapa dia mendadak manja padaku? Ada apa ini?" batin Justin namun dia juga senang Clarissa bersikap seperti itu,"Aku sudah sampai di sini, tentu saja aku akan menemanimu. Ayok ke sana," ajak Justin sambil nowel hidung clarissa. Mereka pun berjalan menuju ke arah pendaftaran kampus itu. Clarissa mencari letak ruangan Tuan Hanung. Tapi dia tiba-
KISAH KELAM MASA LALU KARENA HARTA DAN KEKUASAAN!"Justin, pertimbangkanlah lagi. Benar apa yang di katakan oleh istrimu, tak banyak aku bisa membantu orang. Istrimu masuk dalam kategori orang istimewa," ujar Tuan Hanung."Baiklah, Tuan. Kami permisi dulu ya," pamit Justin.Tuan Hanung menganggukkan kepalanya. Mereka berjalan ke luar, saat Clarissa dan Justin keluar ruangan sepasang mata yang menyimak obrolan mereka dari luar ruangan mencoba mengetuk pintu ruangan Tuan Hanung."Tuan Hanung, permisi! Apakah kamu di tempat?" tanya Devi mencoba masuk."Jangan ketuk pintu jika tidak ada urusan! Aku sangat sibuk," sahut tuan Hanung dari dalam. Devi pun menggelar nafas panjang, dia mengepalkan tangannya. Jelas-jelas tadi Tuan Hanung bersedia membiarkan Clarissa masuk tapi malah menolaknya."Atas dasar apa dia berlaku seperti itu padaku?" batin Devi sambil menatap ke arah ruangan Tuan Hanung dengan tatapan murka.Sedangkan di sisi lain, malam ini Clariss
PAMAN SUMIRE MENIKAH DADAKAN? "Bahkan tidak ada kerutan sedikitpun, lebih baik dari kulit Ibuku. Nyonya Lula yang setiap hari perawatan," sambung Clarissa dalam hati. "Tenang saja, saat kamu sampai di umurku seperti ini maka nenek jamin kulitmu akan lebih baik dariku," kata Nenek Elizabeth. Clarissa hanya tersenyum. "Bagaimana mungkin? Mustahil sekali rasanya, Nenek sejak lahir sudah lahir dengan semua kemewahan dan perawatan dari lahir. Sedangkan aku? Aku hanya orang biasa saja," kata Clarissa merendah . "Kau memang polos sekali, Clarissa. Bahkan kau sedikitpun tidak menyadarinya, bahwa kau bukan dari keluarga biasa. Kau adalah keluarga bangsawan dan konglomerat ternama, Chau. Kau sama sekali bukan anak haram dari keluarga Jahnson, melainkan Nona dari keluarga Chau. Keluarga rahasia yang kekayaannya mampu memberi ratusan keluarga Jansen," monolog Nenek Elizabeth dalam hatinya sambil memandangi Clarissa dari cermin. "Tapi anggap saja