MARGA CHAU! SIAPA DIA SEBENAARNYA?
"Sifatmu memang berbeda dengan Kakakku, tapi wajahmu sangat mirip dengannya," gumam lelaki itu. Clarissa menghindari lelaki yang memanggilnya kakak itu. Clarissa merasa kasihan, mungkin lelaki itu tak bohong. Dia memang merasa dirinya mungkin mirip dengan seseorang yang sangat di kenalnya. "Tuan, aku tahu ini mungkin berat bagimu, tapi percayalah dimanapun Kakakmu pasti dia akan kembali. Memang saat itu kalian tidak bisa terus sama-sama, mungkin Kakakmu juga sedang ingin pergi keluar saja sampai suatu saat semua tenang dan akan kembali. Tapi yang jelas kau salah orang, Tuan. Aku tidak tahu dimana kakakmu," jelas Clarissa dengan penuh kelembutan. "Aku percaya dengan adanya wajah kembar yang mungkin menyamai kita di dunia ini. Aku senang ada adik lelaki yang menyayangi kakak perempuannya. Aku sangat salut kepada keluarga yang saling peduli satu sama lainnya. Percayalah dia pasti bisa merasakannya, tidak peduliMURID ISTIMEWA!"Oh iya, bukankah kamu ada urusan Tuan Justin? Kenapa kau bisa datang kemari?" tanya Clarissa."Semua urusanku sudah selesai, lalu datang kemari melihatmu. Aku cukup khawatir karena kau kadang berlaku konyol sekali. Apa kau sudah selesai mendaftar?" tanya Justin."Belum, kamu temani aku pergi ya, Sayangku," ucap Clarissa dengan mata berbinar-binar langsung menggandeng tangan Justin.Hal itu langsung membuat Justin salah tingkah. Tapi dia berusaha untuk tetap cool dan dingin. Dia melirik Clarissa yang bergelendot manja padanya. Dia suka wanita yang kadang bersikap manja seperti ini."Kenapa ini? Mengapa dia mendadak manja padaku? Ada apa ini?" batin Justin namun dia juga senang Clarissa bersikap seperti itu,"Aku sudah sampai di sini, tentu saja aku akan menemanimu. Ayok ke sana," ajak Justin sambil nowel hidung clarissa. Mereka pun berjalan menuju ke arah pendaftaran kampus itu. Clarissa mencari letak ruangan Tuan Hanung. Tapi dia tiba-
KISAH KELAM MASA LALU KARENA HARTA DAN KEKUASAAN!"Justin, pertimbangkanlah lagi. Benar apa yang di katakan oleh istrimu, tak banyak aku bisa membantu orang. Istrimu masuk dalam kategori orang istimewa," ujar Tuan Hanung."Baiklah, Tuan. Kami permisi dulu ya," pamit Justin.Tuan Hanung menganggukkan kepalanya. Mereka berjalan ke luar, saat Clarissa dan Justin keluar ruangan sepasang mata yang menyimak obrolan mereka dari luar ruangan mencoba mengetuk pintu ruangan Tuan Hanung."Tuan Hanung, permisi! Apakah kamu di tempat?" tanya Devi mencoba masuk."Jangan ketuk pintu jika tidak ada urusan! Aku sangat sibuk," sahut tuan Hanung dari dalam. Devi pun menggelar nafas panjang, dia mengepalkan tangannya. Jelas-jelas tadi Tuan Hanung bersedia membiarkan Clarissa masuk tapi malah menolaknya."Atas dasar apa dia berlaku seperti itu padaku?" batin Devi sambil menatap ke arah ruangan Tuan Hanung dengan tatapan murka.Sedangkan di sisi lain, malam ini Clariss
PAMAN SUMIRE MENIKAH DADAKAN? "Bahkan tidak ada kerutan sedikitpun, lebih baik dari kulit Ibuku. Nyonya Lula yang setiap hari perawatan," sambung Clarissa dalam hati. "Tenang saja, saat kamu sampai di umurku seperti ini maka nenek jamin kulitmu akan lebih baik dariku," kata Nenek Elizabeth. Clarissa hanya tersenyum. "Bagaimana mungkin? Mustahil sekali rasanya, Nenek sejak lahir sudah lahir dengan semua kemewahan dan perawatan dari lahir. Sedangkan aku? Aku hanya orang biasa saja," kata Clarissa merendah . "Kau memang polos sekali, Clarissa. Bahkan kau sedikitpun tidak menyadarinya, bahwa kau bukan dari keluarga biasa. Kau adalah keluarga bangsawan dan konglomerat ternama, Chau. Kau sama sekali bukan anak haram dari keluarga Jahnson, melainkan Nona dari keluarga Chau. Keluarga rahasia yang kekayaannya mampu memberi ratusan keluarga Jansen," monolog Nenek Elizabeth dalam hatinya sambil memandangi Clarissa dari cermin. "Tapi anggap saja
PERDEBATAN JUSTIN DAN PAMAN SUMIRE! KELUARGA KONGLOMERAT APAKAH SEPERTI INI? "Ayah aku akan segera menjadi seorang ayah juga, aku juga tidak akan memohon untuk bergabung dengan kantor pusat lagi. Tapi tolong carikan sebuah perusahaan kecil di bawah perusahaan Leonard untukku. Biarkan aku menjadi direktur, setidaknya aku memiliki uang untuk membiayai keluargaku sendiri," protes Sumire merengek. "Apakah benar aku akan memiliki Cucu lagi? Walaupun Justin paling mirip denganku tapi sifat Justin pada akhirnya tidak membuatku merasa kebahagiaan keluarga pada umumnya. Dia terlalu senang sendiri dan tak memperhatikan keluarga," batin Eyang Leonard. Namun di sisi lain dia tak mungkin memberikan perusahaan pada Sumire, karena dia sangat paham sekali bagaimana watak Sumire yang memang semaunya. Jika dia memberikan perusahaan padanya sama saja artinya dia bunuh diri. Karena bisa di pastikan dia akan hancur. "Apakah maksudmu kalian
TOLONG AKU : AKU SUDAH MEMBUNUH HEWAN KESAYANGAN ISTRI! "Tidak semua orang bisa memilikinya, itu adalah sembilan orang terkuat di negara ini. Bahkan empat diantaranya adalah orang yang cukup dipandang di dunia. Kau harus tahu itu," kata Justin. "Ah iya aku sudah tahu," kata Clarissa. Tiba-tiba sebuah ketukan dari jendela terdengar. Ketukan mungil, mereka semua langsung menoleh. Nampak tupai putih kecil sedang melongok ke arah jendela. "Eh aku lupa jika membawa si Bulat," ucap Clarissa. "Untung saja tidak pergi," katanya lagi, dia segera membuka jendela dan mengambil Bulat. "Kamu pergi bermain ke mana lagi sih? Bagaimana jika kamu hilang? Bagaimana kamu tahu kami akan pergi tadi? Hampir saja aku melupakanmu," omel Clarisa lagi melihat tupai putih miliknya sambil menggelengkan kepalanya. "Lihatlah Tuan Justin, Si Bulat kita ini sangat pintar sekali. Dia bisa pergi keluar bermain dan kembali sendiri, sepertinya ak
BLACK BLOOD MENGINCAR CLARISSA! "Kak Justin? Untuk apa dia melakukannya? Padahal dia sudah lama tidak menggunakan akun ini," batin Kevin. "Apa yang telah terjadi?" sambungnya sambil memantau Justin yang terlihat sedang mengetik pesan. [Tolong carikan hewan peliharaan seperti ini. Aku tidak sengaja membunuh Tupai kesayangan istriku. Sekarang aku sedang dihukum untuk tidur di luar kamar sampai bisa membawanya kembali. Aku akan online dalam beberapa jam dan menunggu kalian. Aku hanya menerima transaksi secara langsung] Justin segera mengirim crop foto antara Clarissa dan si Bulat, hanya menampakkan wajah si Bulat. Tak lama pun banyak pesan berbalas di group jaringan hitam. Bukan sembarang group, itu adalah group jaringan mafia dan pembunuh kelas satu. Bayaran mereka mahal dan kinerja mereka tak main-main. Bahkan beberapa diantara fake name yang saling berkomentar itu merupakan pembunuh berdarah dingin. Dan selama ini King Devil alias
KEDATANGAN CINDY! "Mereka yang dapat masuk ke jaringan hitam adalah pembunuh profesional dan efek investigasi yang sudah terlalu lama. Tidak sembarang orang yang ingin melenyapkan Clarissa. Untung saja aku sangat beruntung hari ini. Tapi siapa dia? Black Blood," ujar Justin lirih. Dia segera mengirim pesan pada Kevin dan Andrea lagi. [Terjadi sesuatu hal yang buruk. Tolong segera kirimkan pelindung bayangan untuk membuntuti Clarissa, kelak saatnya aku akan keluar] Justin mengirim pesan khusus pada Andrea. "Jika Clarissa akan pergi keluar pastikan dia harus mendapatkan persetujuanku dulu." Justin mulai mengambil langkah untuk melindungi Clarissa. "Seseorang ingin membunuh istriku. Apakah dia sudah tidak sabar untuk mati?" batin Justin. Sekarang dia mulai memperketat sistem untuk melindungi Clarissa. Beginilah resiko hidup di keluarga konglomerat yang berhubungan dengan mafia jaringan hitam dan pembunuhan. Semua sangat bisa terjadi,
CINDY DAN CLARISSA SATU RUANGAN? PERANG DUNIA DUA! "Dia kah yang bernama Clarissa? Bukankah ketika aku datang sebelumnya dia hanyalah asisten kecil dan sekarang dia telah di promosikan menjadi asisten khusus ruangan Justin? Mungkinkah dia adalah istri Justin yang disembunyikan dengan baik?" batin Cindy mendatangi Clarissa. "Halo asisten Clarissa!" sapa Cindy. Clarissa berdiri menyambut uluran tangan Cindy. "Namaku adalah Cindy," sambungnya. "Hay, namaku Clarissa. Senang bertemu dengnamu, Cindy," sahut Clarissa. "Aku di sini untuk melaporkan ini. Aku ingin meminta pekerjaan. Ini adalah surat pengantarnya, khusus di berikan oleh Kak Justin untukku," kata Cindy mengulurkan amplop surat. "Silakan duduk dulu," perintah Clarissa. Mereka pun duduk berhadapan. "Bolehkah aku membaca surat pengantarnya?" tanya Clarissa. "Seorang siswa teratas departemen keluarga di universitas bergengsi pula, rekomendasi Justin Le
RARA SEKARANG BERSAMA IVANDRA? RENCANA GILA APALAGI KALI INI!"Benar mungkin seperti yang Nyonya Clarissa duga. Ini adalah salinan surat kuasa sahamnya Tuan Justin. Tuan memang memiliki dan memegang 50% saham dan aku memiliki satu persen. Itu artinya jika kita berdua bekerja sama maka 51% dari saham perusahaan Leonard adalah milik kita. Jadi nasib perusahaan Leonard tidak akan bisa diubah oleh siapapun sesuka hatinya," ujar Andrea.Bagi seorang pengawal setia dan sahabat Justin Andrea memang tak segan-segan menolong apa yang bisa dia perbuat saat ini apalagi untuk keberlangsungan perusahaan yang sudah dia besarkan bersama Justin bersama-sama. Dia tak rela perusahaan Leonard hancur bagi situ saja karena keserakahan Tuan Leonard untuk mengeruk keuntungan yang begitu besar dan menjadikan sumire sebagai alatnya. Dia tak mau Tuan Justin akan terkena imbasnya apalagi saat ini Tuan Justin menghilang."Saat ini aku sebagai istri Tuan Justin akan mempertahankan harga dirinya saat sang suami t
SIAPAKAH PRESIDEN UTAMA YANG AKAN DITUNJUK?"Aku menyelamatkanmu dari genggaman Tuan Justin bukan karena melihatmu yang mencari mati! Sia-sia juga kalau aku membunuhmu sekarang. Kalau bukan karena masih ada hal lain yang harus kamu lakukan, apa kamu kira kamu masih bisa hidup sampai sekarang! Hah!" Bentak Ivandra. 'Plakkk' satu tamparan menghantam wajah Rara lagi. Ivandra tersenyum senang. "Permainan ini benar-benar semakin menyenangkan. Aku selalu berpikir di dunia ini bahwa hanya ada Kak Justin yang akan menjadi lawan sepadanku, tidak aku sangka di kota kecil ini masih ada orang yang bisa menyapu sebagian orang dari jaringan hitam. Wanita pula," batin Ivandra."Apakah orang ini juga maju demi wanita yang bernama Clarissa. Clarissa, kamu benar-benar adalah hantu pembawa sial bagi jaringan hitam. Karenamu jaringan hitam seakan berlomba untuk mendapatkan uang," ujar Ivandra.Sedangkan di sisi lain Andrea menghampiri Clarisa.
RARA DAN IVANDRA!"Apa? William? Mengapa dia? Apakah itu artinya semalam aku bukan mimpi?" Batin Clarissa mencoba mengingat kembali mimpinya semalam. Clarissa mencoba mengingat lagi apa yang terjadi diantara mimpi dan nyatanya. Dia masih ambigu saat pagi hari saat berada di batas alam mimpi dan nyata, ada sosok William di sana. William terus menggenggam tangannya.[Siapa yang menjagaku selain Tuan Steven? Apakah Tuan William juga menemaniku?][Ya, Nyonya. Beberapa malam setelah kau koma dia selalu menjagamu juga. Bahkan dia terus menggenggam tanganmu, tak membiarkan kau sendiri. Apakah kau mulai mengingatnya?]"Kenapa berbeda, justru aku kemarin merasa bermimpi bahwa Tuan Justin lah yang di sisiku. Bahkan aku masih merasakan genggaman tangannya, ternyata aku sudah menggenggam tangan orang yang salah. Apakah artinya lelaki yang ku lihat pagi hari itu Tuan William? Kalau begitu aku harus bagaimana untuk menghadapi Tuan William," kata Clarissa dalam hati.*****"Clarissa," panggil Tuan
TUAN STEVEN KEADAANNYA TAK BAIK, NYONYA!"Tuan kalau kamu seperti ini, setelah Nona Clarissa bangun dia akan menyalahkan dirinya sendiri atas penyakitmu. Oh iya ada surat lain yang dikirim dari kampung halaman mengatakan kalau si gadis dari keluarga Ling Ling, sudah keluar untuk uji coba," kata pengawal."Si cantik Ling-Ling? Gadis itu?" tanya Tuan Steven."Ya, benar. Dia gadis yang ingin Tuan menjadi guru pembimbing saat masih pendaftaran. Namun tak jadi karena Nyonya Clarissa yang akhirnya diterima oleh Tuan Hanung," jelas pengawal."Apakah dia sudah menjadi murid magang?" tanya Tuan Steven."Sudah tapi karena waktu belajarnya tidak cukup jadi dia tidak mendaftar di sekolah. Ternyata dia adalah murid dari Kak Yuki. Semua informasi ini valid, Tuan," terang pengawal."Kalau dia datang maka dia akan diterima dengan baik. Katakan pada asistenku yang baru nanti. semua ini masih berhubungan tetapi aku masih tidak bisa menemukan keberadaan di mana Yuki. Kemana kah dia? Kenapa dia menghinda
TUAN STEVEN SAKIT!"Apakah Tuan tidak khawatir dia akan mendatangkan masalah bagi Clarisa lagi di kemudian hari? Lagi pula dia sekarang sama sekali belum melalui pelatihan khusus sebagai standart seoraang pengawal dan asisten," tolak William,"Tenang saja, dia tidak akan berani Tuan," kata Tuan Steven diam-diam membela Yuni. Dia juga takut Yuni akan di musnahkan oleh Tuan William apalagi mengingat dia adalah keluarga Long Lion. Yuni sudah mengabdi lama padanya, meskipun akhir-akhir ini dia sangat menjengkelkan namun membayangkan dia di bunuh membuatnya kasihan juga."Tuan mengenai informasi pembunuh kemarin sudah ditemukan," kata seorang pengawal menghampiri Tuan Wiliiam dan Steven.Dia segera membaca data diri pembunuh. Orang yang melukai Clarissa sudah di amankan juga."Gila! Bagaimana bisa Clarissa hanya bernilai satu triliun," ucap Tuan Steven."Tuan bolehkah masalah ini diserahkan padaku untuk aku tangani?" tanya Wiliam memintanya."Sekarang aku masih tidak bisa menyentuh Jus
SIAPA PELAKUNYA?"Tuan! Apakah Tuan baik-baik saja?" kan kata Yuni panik. "Bawa kami kembali ke rumahku," perintah Tuan Steven. Tapi tiba-tiba kaki Tuan Steven sakit sekali, dia bahkan berjalan dengan terpincang-pincang."Arggh," erang Tuan Steven perlahan."Penyakit Tuan mulai lagi. Aku juga ikut," ucap Yuni. Tuan Steven digandeng dengan pengawalnya sedangkan Yuni langsung dihadang oleh dua orang pengawal William. Tangannya langsung d gennggam."Apa yang kalian lakukan?" tanya Yuni panik."Diam dan jangan berisik. Kami akan mengamankanmu, kamulah yang mencari tempat ini. Jadi kamu harus bertanggung jawab," kata para pengawal. "Le...lepaskan! Aku tak salah, lepaskan aku," teriak Yuni, namun tak ada satu pun orang yang memperdulikannya.Di sisi lain, William menggendong Clarissa. Dia benar-benra khawatir dengan wanita itu, apalagi raut mimik muka Clarissa yang pucat pasi. Dia menoleh ke arah belakang, nampak Tuan Steven sedang berusaha menyusulnya. Dia nampak kesakitan berjalan deng
PEMBUNUHAN CLARISSA"Kalian naiklah ke perahu satunya," perintah Yuni dengan tegas. Kali ini Tuan Steven mengalah."Ayo naik," kata William, dia pun menggandeng lengan Clarissa dan menariknya setengah paksa.Clarissa menjadi kaget dengan sikap William yang memaksa dan kasar. Namun Clarissa tak mau juga merusak keadaan, dia tahu sudah sejak tadi tak enak suasananya."Sudahlah sebaiknya aku sedikit menjauh darinya saja," batin Carissa dalam hati. 'Duarrrr' Duarrrrrr' tiba-tiba kembang api dinyalakan. "Ternyata ada kembang api. Indah sekali," ucap Clarissa."Akan lebih baik Kalau ada Tuan Justin di sisiku saat ini. Pasti akan sempurna keindahan ini," batin Clarissa. Dia tiba-tiba menengok ke kiri dan kanan. "Entah aku merasakan perasaan apa ini, mengapa tiba-tiba perahu bergoyang? Ada apa ini?" pekik Clarissa kaget, belum sampai dia mencerna apa yang terjadi dengannya kini tiba-tiba Clarissa merasa dingin di tubuhnya, dia mulai kesusahan bernafas. "LIhat! Lihat! Ada orang jatuh ke da
CINTA YUNI BERTEPUK SEBELAH TANGAN!"AWAS KAU CLARISSA!" gumam Yuni sambil mengepalkan tangannya."Oh ya, aku juga mempersiapkan sesuatu untukmu, Tuan Steven," kata William."Benarkah? Kenapa kalian repot-repot mempersiapkan ini semua? Padahal aku yang hendak menjamu kalian. Aku merasa tersanjung," sahut Tuan Steven."Kalau begitu entah hadiah apa yang telah dibawa oleh murid William untuk Tuan Steven ini. Pasti barang yang mewah," imbuh Yuni."Bukan, ini tentu bukanlah barang yang mahal. Aku hanya memberikan hadiah kecil untukmu, Tuan," sahut Tuan William mengulurkan kotak kado yang di berikan oleh pelayannya. Entah suatu kebetulan atau tidak, namun kotak kado itu begitu mirip dengan kotak yang di bawa oleh Clarissa."Wahhh kalian memang berjodoh sekali. Lihatlah, bahkan kotak yang kalian pilih juga sama. Tuan bukalah dan lihat, seharusnya ini bisa di buka juga kan?" Ujar Yuni antusias sekali.Tuan Steven pun langsung membukanya. Dia kaget juga dengan b
AWAS KAU CLARISSA!"Jangan bergerak!" ucap William tiba-tiba."A..apa yang sedang dia lakukan?" tanya Clarissa menatap ke arah William kaget dan bingung.Kemudian William semakin mendekatkan wajahnya ke arah Clarissa. Suara desahannya pun sampai terdengar di telinga Clarissa, tiba-tiba tangannya mengambil sesuatu di belakang rambut Clarissa. Sebuah daun, ternyata ada sehelai daun yang menyempil di rambutnya."Terima kasih Kakak William. Aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu hari ini, tetapi..." kata Aruna menggantung kalimatnya."Tetapi kenapa?" sahut William."Semua ini rasanya tidak benar, Kak. Rasanya ini terlalu berlebihan sekali," jawab Clarissa."Kenapa memangnya?" "Kak, aku sudah menikah dan lebih lagi sekarang aku akan menjadi ibu dari anak ini. Kamu tidak perlu membuang-buang waktu dengan ku," jelas Clarissa."Kenapa? Apa maksudmu aku buang-buang waktu? Aku tidak merasa aku sedang membuang-buang waktuku," sanggah William."Kali ini aku keluar hanya untuk mencarimu," uj