Share

bab 5

Setelah seharian bekerja keras, saatnya bagi Linda untuk pulang. Perempuan itu ingin meregangkan ototnya yang terasa sangat lelah. Riyan memberikannya pekerjaan yang sangat melelahkan.

Ceklek..

"Oh, ternyata masih ingat rumah juga ya kau! Anak haram?"

Saat membuka pintu rumah, suara Keisya langsung terdengar, membuat Linda kesal.

"Kemarin kau kemana aja kok gak pulang ke rumah si? Apa Jagan jangan kau jadi pelacur, ya?" tuduh Keisya dengan garang.

Linda tertawa sambil meremehkan. Dia merasa kesal dengan kakak tirinya. Apakah Keisya tidak ngaca gitu?

"Mau pulang atau tidak, itu bukan urusanmu!" ucap Linda membuat Keisya tidak percaya.

"Linda!"

Linda kembali tertawa, lalu menyentuh tanda merah di rahang Keisya. "Seharusnya aku yang bertanya, kemana saja kau semalam, hah? Apa jangan-jangan kau lah yang sedang melakukan hal yang tidak pantas!?"

"Ish!" Keisya menyentak tangan Linda. "Jaga ucapmu!"

"Linda!"

Linda menghela nafas saat melihat Sandra, ibu Keisya, turun tangga sambil menatapnya tajam.

"Anak haram. Berani beraninya kau menuduh Keisya seperti itu. Anak sama ibu kok sama saja!"

Plaak!!

"Linda! Dasar anak sialan!" teriak Sandra.

Linda menampar pipi Sandra dengan keras. Tidak ada yang boleh menghina ibunya, termasuk Keisya dan Sandra.

"Jangan bawa bawa ibuku dalam masalah ini! Kalian seharusnya malu pada diri kalian sendiri!" tegur Linda.

"Kurang ajar, Linda! Aku akan memberitahu ayahmu untuk membatalkan perjodohanmu dengan Irpan!" ancam Keisya.

Linda tertawa keras. "Kamu begitu ingin bersama Irpan, Keisya? Apakah kamu begitu gelisah sehingga ingin membatalkan perjodohan aku dengan Irpan?"

"Linda!"

"Walaupun Irpan sudah hancur, aku tidak akan membiarkan dia bersamamu, ingat itu!"

Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Linda keluar dan memutuskan untuk tidak pulang ke rumah lagi. Selain itu, ibunya sudah meninggal, jadi tidak ada yang membuatnya ingin kembali ke rumah. Linda merasa malas untuk berurusan dengan Keisya dan Sandra. Seandainya dia diizinkan oleh ayahnya untuk tinggal sendirian, Linda akan melakukannya sejak dulu. Namun, dia tidak ingin mengecewakan orang tuanya. Meskipun disebut anak haram, Linda sangat mencintai ayahnya.

"Linda, mama sangat mencintaimu, mama tidak akan merasa tenang jika kamu tidak bahagia. Waktu mama tidak akan lama lagi, tolonglah kamu hidup bersama Irpan, ya. Kalian telah bersama sejak kecil, kan? Jika bukan karena dia, mama tidak akan bisa bertahan sampai sekarang."

Linda mengangguk.

"Menikahlah dengan Irpan, ini permintaan terakhir mama."

"Ma, mama salah menilai orang, Ma. Irpan itu jahat, dia laki-laki jahat yang suka selingkuh!" gumam Linda. "Semua cowok sama saja, hanya bisa mempermainkan hati wanita!"

Linda masih berjalan di trotoar, memikirkan apakah dia harus ke rumah Novi atau menginap di hotel? Tiba-tiba, ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk.

"Halo," sapa Linda.

"Ini aku."

Hah?! Linda melihat nama Riyan tertera di layar ponselnya.

"Oh, iya. Ada apa?"

Linda tidak menyangka Riyan akan menghubunginya pada malam hari seperti ini. Meskipun sebelumnya Riyan sering meminta bantuan untuk tugas bisnis, kali ini Linda merasa sedikit gugup.

"Sekarang, kau ada di mana?"

"Eem, diluar ada apa, Pak?"

"Bisakah kamu datang ke Club Violet? Aku sedang membicarakan masalah bisnis dengan Davin."

"Bisa, Pak," senyum Linda terlihat, mencoba menggoda Riyan. "Eem, apakah ini urusan bisnis atau urusan pribadi?"

Linda mulai mendengar suara geraman dari Riyan.

"Linda, aku katakan sekali lagi, dengarkan baik-baik! Kejadian kemarin itu, hanyalah sebuah kebetulan saja, dan hubungan kita saat ini hanyalah sebatas atasan dan bawahan! Mengerti?!"

Setelah mengucapkan itu, Riyan memutuskan panggilan teleponnya.

"Pak Riyan, jika kejadian itu hanya sebuah kebetulan mengapa kita tidak mencobanya sekali lagi," gumam Linda sebelum beranjak pergi ke Club Violet.

Dengan pasti, Linda berdiri di depan pintu club. Dia menghela nafas panjang dan membenarkan sedikit pakaiannya.

Setelah memastikan pakaiannya cukup rapi, Linda mencari meja tempat Riyan dan Davin berada. Tidak sulit, karena Riyan begitu mencolok di tempat ini dengan aura kekayaan dan kemewahannya yang sangat terasa.

"Selamat malam," sapa Linda kepada Davin dan Riyan.

"Eh, Linda. Ayo, duduklah di sini," ucap Davin, menepuk tempat duduk di sebelahnya.

"Selamat malam, Pak Riyan," sapa Linda pada Riyan.

"Hmm, duduk di sini!" ucap Riyan sambil melirik tempat di sebelahnya.

Linda menahan senyumnya dan duduk tepat di sebelah Riyan.

"Linda belum menjadi istri keponakanmu, tapi kamu sudah terlalu protektif kepadanya, yan," Ujar Davin dengan nada becandanya.

"Kayaknya perlu saya hantam mulutmu, Vin," balas Riyan dengan perasaan kesal.

"Linda, lihatlah bekas ciuman di leher bosmu itu. Aku tidak tahu dengan siapa dia bertarung sengit semalam hingga lehernya menjadi seperti itu," ucap Davin.

Riyan meraba lehernya, kesal dengan ulah Davin.

"Kamu adalah sekretaris yang paling lama bekerja bersamanya, apakah kamu tahu siapa wanita yang bertarung dengan Riyan semalam?" tanya Davin.

Linda menahan tawanya sambil membenarkan rambutnya yang berantakan.

"Aku sama sekali tidak tahu, Pak Davin," jawab Linda.

"Ouh begitu, ya sebenarnya aku juga sudah lama mengenalnya, tapi aku sama sekali tidak pernah tahu tentang pacarnya, apalagi kamu ya?!" tambah Davin.

Linda mengangguk, mencoba melihat reaksi Riyan.

"Tapi selama ini kamu yang sering menemaninya ke mana-mana. Malam ini bukanlah pertemuan bisnis, Riyan sengaja meminta kamu untuk datang menemaninya," ujar Davin.

Davin mulai curiga, Riyan memaksa Davin untuk datang ke club, dan juga meminta Linda menemaninya. Apakah ada sesuatu yang terjadi di antara mereka semalam?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status