Musim dingin, ujung hutan bambu. Ming Yuan mengedarkan pandangan. Selain gerombolan bambu tinggi menjulang di hadapannya, ia hanya bisa melihat sekelompok orang berpakaian zirah tembaga yang mengacungkan golok panjang dan sebilah tombak. Pandangan Ming Yuan turun ke bawah. Mayat-mayat berceceran seperti daun kering di musim gugur. Tembaga di dada mereka bercampur darah. Anyir luar biasa menusuk.Lalu, gadis itu melihat ke bawah. Di atas pangkuannya, seseorang yang paling berarti baginya telah memejamkan mata. Ming Yuan menjerit, "Zhuge Yue!"Di suasana yang sunyi mencekam ini, suara Ming Yuan laksana lolongan serigala kelaparan. Saat yang sama, tangisannya memecah, membanjiri pipinya dan pipi pria di atas pangkuannya itu. "Zhuge Yue jangan mati!!!" Ming Yuan menangis tersedu-sedu. "Jangan mati, Zhuge Yue, jangan tinggalkan aku!"Tangisan Ming Yuan semakin kencang. Tangan Zhuge Yue bergerak. Tangan penuh luka dan darah itu terangkat. Lantas, dengan lembut tangan itu menyapu pipi ti
Seseorang akan membuka pintu kayu nan usang itu. Ming Yuan dengan cepat mengesot mundur.KrietttPintu berderit. Cahaya putih dari rembulan seketika menyeruak. Ming Yuan kontan berpaling seraya menutup mata dengan sebelah tangan.Saat yang sama, ia melihat bayang-bayang hitam berkibar laksana sayap burung Phoenix.Ming Yuan berpikir itu adalah Dewa kuno, yang katanya akan turun menjumpai rakyat menderita.Ming Yuan termasuk. Hatinya bersorak. Cepat-cepat ia bersujud penuh hormat tanpa melihat rupa yang datang."Ming Yuan memberi salam pada Dewa Agung. Dewa Agung mohon lepaskan Ming Yuan dari penderitaan ini."Suara Ming Yuan kecil tapi lembut selayaknya gadis muda. Meski demikian, suara itu mampu membuat seseorang di depannya tersentuh hingga ia berangsur jongkok, mengulurkan tangan seputih salju dan selembut sutra.Di balik sujud, Ming Yuan dapat mencium aroma manis dari bunga anggrek. Hidungnya mengendus-endus sebelum ia memberanikan diri mengangkat wajah lalu menemukan seorang pria
"Wanita itu sungguh menjijikkan lebih daripada kita kita," bisik salah seorang Selir cap gundik yang membicarakan Ming Yuan."Ia hanya seorang gadis kecil, tetapi ia sukses menaklukan Pangeran Es yang digilai banyak wanita termasuk dari sini juga. Sungguh, gadis kecil itu pasti memiliki sihir yang dibawa dari desa terkutuknya.""Ia bukan gadis kecil, ia pasti Iblis berkedok gadis.""Karena Iblis itu, Kaisar harus menghukum Putra Mahkota, bukankah itu mengerikan?""Pagi ini, aku berdoa pada Buddha. Aku minta kematian untuk gadis itu, sehingga Pangeran bisa kembali ke Istana!"Ming Yuan berjalan mengekori Zhuge Yue. Ia tertunduk menelan segala ocehan busuk mereka."Gundik akan selamanya gundik meski dipungut seorang Pangeran sekalipun."Sejauh ini Zhuge Yue tidak memberikan tanggapan apapun. Namun, begitu pemimpin Istana Harem, yakni Ratu Agung Hongye turut memberi komentar pedas. Langkah Zhuge Yue seketika terhenti.Ming Yuan mengikuti dirinya. Ia turut berhenti lantas memandang punggu
Ming Yuan dan Shang Que terperangah. Kedua bola mata mereka laksana memberontak dari wadahnya.WushhhKala itu angin berhembus lembut dari barat. Helaian rambut Ming Yuan terhempas pelan, menari-nari gemulai.WushhhhhZhuge Yue menambah kecepatan angin. Ia cukup menghentakkan kakinya ke bumi, maka angin bergulung-gulung seperti pusaran tengah padang pasir, yang menggerus hebat, menyingkirkan dedaunan kering ketepian, dan tidak terasa dedaunan itu hampir-hampir tersapu keseluruhannya.Ming Yuan dan Shang Que kembali terperangah. Lebih lebar, lebih terkejut."Ada banyak tulang belulang disana!""Pangeran punya keahlian luar biasa!"Ming Yuan dan Shang Que berkata bersamaan. Bedanya, Ming Yuan memuji kepiawaian Zhuge Yue, sedang Shang Que terkejut gara-gara tulang belulang berserakan itu.FuhhhZhuge Yue membuang nafas melalui mulutnya. Ia kemudian menengadah perlahan.Ming Yuan masih terperangah, sementara Shang Que telah menegakkan punggung, seolah barusan ia tak sama sekali terkejut.
"Sejauh ini, tidak ada wanita yang membuatku merasa tertarik seperti saat aku tertarik padamu."Pria yang dikenal dingin dan jarang bicara seperti Zhuge Yue mengatakan hal tersebut. Itu membingungkan Ming Yuan selama sesaat.Wanita cantik berusia 16 tahun itu sempat membisu, seraya menatap dalam wajah Zhuge Yue. Sementara Zhuge Yue yang telah membuatnya bingung sesaat, justru terlihat tenang dengan mengarahkan pandangan ke belakang Ming Yuan."Hati-hati, belakangmu!" kata Zhuge Yue tajam, dalam.TapppMing Yuan seketika mengangkat tangan _ menangkap kendi arak yang entah bagaimana ceritanya melayang hendak mengenai kepalanya.Ming Yuan membuang nafas panjang. Ia meletakkan kendi arak itu secara kasar. Kemudian ia menoleh, memastikan siapa gerangan yang berniat mencelakai dirinya.Kedua bola mata Ming Yuan menyipit. Ia menemukan sekelompok wanita yang mengelilingi seorang pria kaya raya. Pria kaya raya itu jelas dalam keadaan mabuk. Pria kaya itu menyingkirkan beberapa wajah wanita yan
"Shi Fu!" panggil Ming Yuan.Zhuge Yue yang sedang memberi pakan burung liar, yang bertengger di tangannya pun menoleh.Ming Yuan berlari kecil mengikis jarak di antara mereka. Ia terlihat membawa anakan burung yang belum memiliki bulu."Shi Fu, aku menemukan ini terlantar di belakang sana!" Ming Yuan mengarahkan dagunya ke belakang Pagoda.Burung yang bertengger pada tangan Zhuge Yue kemudian diterbangkan, dan Zhuge Yue mengambil alih burung di tangan Ming Yuan itu."Shi Fu, apakah ini anakan burung gagak?" Tanya Ming Yuan.Zhuge Yue menatapnya sinis.Ming Yuan malah terkekeh. "Habisnya rambut di kepalanya ini warna hitam."Zhuge Yue mendengus dingin. "Ini anakan burung merpati.""Oh." Bibir Ming Yuan membulat.Zhuge Yue berkata dengan dingin. "Jangan hanya bermain, kecepatan berlari mu belum melampauiku!"Ming Yuan mengangguk. Gadis 16 tahun itu lekas berlari menuju tempat latihannya, yakni hutan yang mengelilingi Pagoda, dan pada hutan itu, Zhuge Yue sudah menyiapkan beberapa serig
"Tolong!!!"Teriakan perempuan bergema di pagi menjelang siang hari ini. Sekonyong-konyong para Pelayan dan Pengawal Istana pun berlarian dari tempat mereka berada menuju sumber suara tersebut."Ada apa ini?" Salah seorang membelah kerumunan yang entah sejak kapan terbentuk. Ia dibuat tercengang mendapati tubuh Pelayan setia milik Ratu Hongye tergeletak dalam keadaan pucat, serta tangannya berlumuran darah, yang menimpa sebuah kain brokat biru laut."Apa yang terjadi padanya?""Kenapa bisa seperti ini?""Ini pembunuhan!""Panggil penyidik! Yang Mulia Ratu juga harus tahu."Maka pergilah satu di antara mereka dengan langkah tergesa-gesa dan nafas tersengal-sengal."Yang Mulia Ratu." Pelayannya tersungkur tepat di depan kaki Ratu Hongye karena terburu-buru.Ratu Hongye menatap sinis. Dengan dingin ia bertanya, "Angin apa yang membuatmu berlari kencang demikian?""Yang Mulia Ratu, Pelayan pribadi anda tewas terbunuh."Tercenganglah Ratu Hongye tersebut. Sesegera mungkin ia melebarkan lan
Kaisar menguatkan rumor jika wanita yang sangat ia cintai adalah Ratu Hongye. Tepat setelah hari pembunuhan Pelayan setianya, Kaisar mengerahkan pasukan khusus guna menjaga kediaman Ratu Hongye, bahkan selama Kaisar tidak mengizinkan, Ratu Hongye tidak dibiarkan keluar kediaman meski hanya satu langkah.Kematian Pelayan setia Ratu Hongye bukan hanya mengguncang istana, tetapi juga mengguncang Ibu kota.Banyak dari para penduduk yang bergosip di sepanjang kedai teh, kedai arak, kedai roti panggang, kedai daging domba maupun daging babi. Dan satu-satunya yang menjadi sumber dari segala informasi itu sendiri adalah Rumah bordil.Ya! Di tempat itu pula Zhuge Yue dan Ming Yuan berada, dalam penyamaran sesama pria.Ming Yuan memiliki postur khas perempuan. Tubuhnya mungil, hidungnya mancung tapi kecil, bibirnya tipis sensual dan wajah agak tirus. Guna menutupi kecantikannya itu, Zhuge Yue sendiri yang merias Ming Yuan menjadi pria muda berkumis tipis, sekaligus memiliki tahi lalat berambut
Berkat bantuan Zheng Xuan, Ming Yuan berhasil melarikan diri melalui jalan rahasia yang sebenarnya juga diketahui Ming Yuan oleh Zhuge Yue.Ming Yuan terbiasa menggunakan penyamaran. Gadis itu melewati beberapa hal sulit tapi bagusnya ia tidak tertangkap. Tempat pertama yang Ming Yuan datangi adalah pondok bambu, di sana ia mencari Zhuge Yue di danau yang dingin tapi Ming Yuan tidak menemukan apapun selain anak panah yang patah dan pedang miliknya.Sekarang adalah hari ketujuh setelah kejadian kali terakhir itu, kemungkinan besar Zhuge Yue telah dimakan binatang dalam danau. Entah buaya atau mungkin ikan besar.Ming Yuan hilang harapan. Gadis kecil itu kini merasa sendiri, dan ia juga tidak menemukan Shang Que. Ming Yuan pada akhirnya pergi ke kota Chang'an. Dengan sisa uang yang ia miliki, ia membeli sebuah rumah yang dijadikan sebagai penginapan, sekaligus ladang bisnisnya.Bulan demi bulan berlalu. Ming Yuan terlihat bahagia di depan semua orang tapi sebenarnya ia sangat menderit
Jenderal Song memberikan semua botol keramik yang didapat dari kediaman Zhuge Yue ke Tabib istana.Dalam waktu singkat, Tabib istana dapat mengemukakan kalau botol botol keramik itu berisi racun sekaligus penawaranya.Hal ini membuat Jenderal Song terkejut, karena seorang Zhuge Yue yang tidak pernah ingin terlibat urusan dengan orang lain, kenapa bisa membuat racun seperti ini.Fakta lain, saat bersamaan juga terkuak. Itu tentang obat penggugur kandungan yang dibuat oleh Zhuge Yue dari tanaman di hutan pagoda angle.Tentu saja Jenderal Song menjadi naik darah. Jenderal Song kemudian berpikir, kemungkinan besar Zhuge Yue dan Ming Yuan adalah dalang dibalik semua kekacauan. Jadi Jenderal Song mengerahkan banyak prajurit untuk menggeledah kediaman Zhuge Yue, dan tidak sampai satu hari, mereka menemukan banyak petunjuk mulai dari pakaian gelandangan yang pernah Zhuge Yue dan Ming Yuan pakai, bubuk pemerih mata yang juga pernah Ming Yuan tabur di rumah bordil, dan terakhir adalah sepasang
Zhuge Yue mengibaskan tangan. "Ah, ngomong-ngomong, aku telah mengambil keputusan, aku akan pergi mengasingkan diri di pondok bambu yang pernah aku buat.""Ini—" Shang Que hendak mengatakan sesuatu tapi mulutnya berakhir sedikit terbuka lalu mengatup rapat. Meski Shang Que tidak mengetahui isi pikiran Zhuge Yue yang paling dalam, tetapi Shang Que tahu jika Tuannya itu telah mendapat apa yang ia inginkan. Dalam artian, semua urusan sudah berakhir jadi wajar bila Tuannya ingin mengambil keheningan di tempat yang jauh. Hanya saja, Tuannya ini seorang Pangeran, apakah tidak terlalu aneh jika seorang Pangeran tidak menginginkan tahta? "Persiapkan keberangkatan kita, Shang Que," lanjut Zhuge Yue.Shang Que mengangguk patuh. "Baik, Pangeran.""Tolong siapkan kuda juga, aku ingin pergi ke istana.""Baik, Pangeran." Shang Que selalu patuh. Ia bergegas pergi mempersiapkan kuda milik Zhuge Yue.Dan sekitar satu shichen kemudian, Zhuge Yue tiba di istana atau tepatnya di aula pribadi Kaisar."P
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
KrietttttPintu paviliun dibuka terburu-buru. Melihat darah menetes dari ujung jari Ming Yuan, Zhuge Yue tidak tahan mengikis jarak dan ia langsung meraih tangan Ming Yuan."Sudah aku bilang, kamu jangan terluka!" lirih Zhuge Yue penuh penekanan. Ming Yuan menggeleng. "Ini harus dilakukan supaya mereka tidak curiga padaku."Zhuge Yue menyibakkan tudung merah yang menghalangi pandangannya pada wajah Ming Yuan. Dan begitu tudung merah itu dibuka, Zhuge Yue dibuat tertegun akan kecantikan Ming Yuan, sekaligus pada bibir merahnya yang mengembang tipis. Zhuge Yue lantas menatap intens bola mata indah milik gadis kecil yang telah menjadi istrinya itu. Zhuge Yue yang sudah cukup lama tertarik dengan gadis kecil itu, pun segera merangkul juga mencium keningnya agak lama.Zhuge Yue selalu dingin, tetapi hal seperti ini yang diberikan selalu sukses membuat Ming Yuan merasakan kehangatan tersembunyi pria itu. Ming Yuan tanpa ragu membalas pelukan Zhuge Yue. Berhubung tingginya hanya sepundak Zh
Jenderal Song dibantu pasukan bayangannya kembali menyelidiki Ming Yuan lebih lanjut tapi tidak ada hal apapun yang bisa memperkuat spekulasi Jenderal Song, hingga tibalah hari pernikahan Ming Yuan dan Zhuge Yue yang dilangsungkan di akhir pekan, pun dihadiri beberapa orang, termasuk Jenderal Song sendiri.Zhuge Yue tidak banyak mengundang tamu. Tamu yang diundang juga beberapa orang terdekat di istana. Perdana Menteri Keadilan beserta istri dan anaknya jelas ikut, begitu pula dengan Guru Zhuge Yue yang telah lama dilupakan tapi sebenarnya Zhuge Yue enggan berhubungan pada siapapun agar orang orang itu aman.Selain mereka, Zhuge Liang dan Lu Anxiao ikut datang meski awalnya tidak ingin Zhuge Yue undang.Sekarang, ketika matahari tidak terlalu tinggi, Zhuge Yue dan Ming Yuan melakukan tahap wajib pernikahan yang dilangsungkan dihadapan semua hadirin. "Pengantin memberi hormat pada langit! Pengantin memberi hormat pada orang tua! Pengantin saling memberi hormat satu sama lain!"Proses
Membayangkan bagaimana tampilannya setelah dikuliti menggunakan pisau berkarat itu, pelaku penyerangan tersebut menggeleng sambil memohon-mohon. "Ampun, Pangeran! Ampun! Akan hamba katakan yang sebenarnya!"Apa yang dikatakan salah satu pelaku itu tidak membuat Zhuge Yue menurunkan pisau berkaratnya. Ia malahan terlihat semakin tertarik pada pisau itu sehingga, ia mencoba menggunakannya untuk mengikis meja kayu tempat wei qi bertahta tapi karena berkata, menjadi sedikit kesulitan, sampai harus didorong kasar.Pelaku penyerangan itu menelan ludah kasar, disertai mata membulat membayangkan kulitnya yang jadi pelampiasan. "Tidak, aku tidak ingin mati mengenaskan seperti itu, tidak!" batinnya.Zhuge Yue mengangkat wajah. Dengan ekspresi tetap tenang, ia bertanya ketiga kalinya. "Siapa yang mengirim kamu?""Hamba … bukankah hamba sudah berkata sebelumnya, itu … itu Komandan Lu."Di kata akhir jawabannya, Zhuge Yue spontan melempar pisau berkarat itu ke arah si pelaku, sehingga pelaku yang
Ming Yuan tahu isi pikiran Zhuge Yue. Ming Yuan memberikan tusuk rambut miliknya pada Zhuge Yue. "Pangeran! Tunggu apalagi! Congkel salah satu matanya, dan lempar mata itu ke anjing liar di sudut sana!" Tunjuk Ming Yuan. Waktu dan keadaan sangat mendukung! Di tempat yang Ming Yuan tunjuk terdapat lentera salah satu bangunan sepi, dan dibawahnya terdapat anjing hitam terjaga yang terlihat kotor, menjijikkan dan kelaparan."Gila!" Shang Que tidak tahan bersuara. Itu dibalas tatapan dan senyuman mengerikan Ming Yuan, sehingga Shang Que berbalik memalingkan wajah, tanpa mengurangi energi menahan penyerang di bawah penahanannya.Pada saat bersamaan, Zhuge Yue menoleh ke arah belakang kereta yang gelap dan sepi. Pria itu melompat turun lalu hanya dengan sekali pukulan tengkuk, ia mampu membuat satu-satunya sisa penyerang itu tak sadarkan diri, serta meminta Shang Que lekas memasukkannya ke kereta."Bawa ke dalam!""Baik!"Shang Que mengangkat tubuh lebih kurus darinya itu ke dalam kereta.