Ming Yuan dan Shang Que terperangah. Kedua bola mata mereka laksana memberontak dari wadahnya.
WushhhKala itu angin berhembus lembut dari barat. Helaian rambut Ming Yuan terhempas pelan, menari-nari gemulai.WushhhhhZhuge Yue menambah kecepatan angin. Ia cukup menghentakkan kakinya ke bumi, maka angin bergulung-gulung seperti pusaran tengah padang pasir, yang menggerus hebat, menyingkirkan dedaunan kering ketepian, dan tidak terasa dedaunan itu hampir-hampir tersapu keseluruhannya.Ming Yuan dan Shang Que kembali terperangah. Lebih lebar, lebih terkejut."Ada banyak tulang belulang disana!""Pangeran punya keahlian luar biasa!"Ming Yuan dan Shang Que berkata bersamaan. Bedanya, Ming Yuan memuji kepiawaian Zhuge Yue, sedang Shang Que terkejut gara-gara tulang belulang berserakan itu.FuhhhZhuge Yue membuang nafas melalui mulutnya. Ia kemudian menengadah perlahan.Ming Yuan masih terperangah, sementara Shang Que telah menegakkan punggung, seolah barusan ia tak sama sekali terkejut."Apa kalian akan tetap di sana?" Lontar Zhuge Yue begitu dingin dan tajam.Shang Que menggeleng. "Kami datang, Pangeran!"Ming Yuan belum juga menutup mulut. Itu membuat Zhuge Yue memicingkan mata ke arahnya tapi setelah itu ia menundukkan kepala, mengayunkan langkah, entah hendak kemana."Nona Ming Yuan, ayo kita turun!" Ajak Shang Que.Satu dupa berlalu.Sampailah kedua manusia itu di hadapan Zhuge Yue yang tengah berdiri menghadap tenangnya danau."Pangeran," lirih Shang Que, "hamba menunggu perintah Pangeran."Zhuge Yue diam. Nafasnya teramat teratur. Beda jauh dari Ming Yuan dan Shang Que, yang terengah-engah karena mereka susah payah menuruni anak tangga Pagoda."Bersihkan tulang belulang itu, Shang Que. Kubur mereka, dan buatkan batu nisannya."Shang Que terbelalak. Belum apa-apa wajahnya sudah pucat pasi duluan.Zhuge Yue sadar hal tersebut walau posisinya membelakangi mereka. Zhuge Yue memejamkan mata. Dengan dingin ia melanjutkan kalimatnya. "Apa kau tidak akan mengikuti perintahku, Shang Que? Apa kau ingin tinggal di sini tapi dikelilingi tulang belulang?"Shang Que menggeleng cepat. Enggan tak enggan, ia akhirnya mengiyakan perintah Pangerannya tersebut. "Baik! Pangeran!"Shang Que balik badan. Pria muda itu melaksanakan perintah sang Pangeran. Ia mengumpulkan semua tulang belulang di sekeliling Pagoda. Sedangkan Ming Yuan …Zhuge Yue putar arah. Pria tampan paripurna itu memperlihatkan wajah tenang laksana air nya pada Ming Yuan.Ming Yuan menelan ludah, sekaligus menundukkan pandangan."Berapa usiamu?" Tanya Zhuge Yue.Ming Yuan menjawab agak takut. "Menjawab, Pangeran, usia hamba … 15 tahun."Zhuge Yue bermonolog. "Ia lima tahun lebih muda dari Shang Que. Harusnya belum terlambat kalau diajari bela diri.""Siapa nama lengkapmu?" Meski Zhuge Yue sudah tahu nama Ming Yuan, tetapi ia ingin mendengar langsung dari mulut gadis itu."Ming Yuan.""Ming Er.""Eh?" Ming Yuan spontan mengangkat wajah tapi begitu sepasang matanya menemukan hawa dingin dari tatapan Zhuge Yue, ia cepat-cepat menunduk lagi."Mulai sekarang kau akan kupanggil Ming Er. Aku membawamu pergi sebagai Istri, jadi saat kita bertemu publik, kau harus memanggilku suami sedang saat kita berdua atau bertiga dengan Shang Que, kau harus memanggilku Shi Fu."Ming Yuan sedikit mengangkat wajahnya. "Shi Fu?""Mulai hari ini kau akan menjadi muridku. Aku akan melatihmu bela diri, dan mengajarimu ilmu militer. Dua tahun kedepan, kau akan turun menjadi pembunuh, yang membalaskan dendamku dan dendammu."Ming Yuan tidak mengerti. Hal itu terlukis jelas di wajahnya.Zhuge Yue lantas menceritakan rentetan kejadian yang tidak sama sekali diketahui Ming Yuan. Dan kejadian itu adalah, kejadian pembantaian seluruh keluarga dan warganya di desa.Ming Yuan menggeleng. Ia tidak mempercayai perkataan Zhuge Yue, terlebih mereka baru kenal beberapa hari. Namun, Zhuge Yue berhasil membuat wanita itu percaya setelah ia memberikan petisi laporan yang ia curi dari tempat kerja Ayahnya.Ming Yuan membaca petisi itu sambil menangis. Usai petisi selesai dibaca, ia menjerit melempar petisi itu dan ia berjongkok menyalahkan diri sendiri karena dari banyaknya warga di desanya, hanya ia seorang yang selamat, pun karena Ayahnya mengirim wanita itu ke istana."Aku telah menawarkan kerjasama ini, sekarang terserah padamu ingin setuju atau tidak," kata Zhuge Yue sambil berlalu meninggalkan Ming Yuan yang terisak-isak.Ming Yuan mengangkat wajah. Secara kasar ia menyeka air mata itu. Kemudian ia berdiri tegak. Dengan lantangnya ia berseru, "Shi Fu! Aku bersedia mengikutimu!"Zhuge Yue tetap berjalan. Di balik punggung, tiap sudut bibirnya terangkat. "Ming Er …"***Hia hia hiaHari berganti hari. Dalam waktu 12 shichen, Ming Yuan memiliki waktu 9 shichen untuk berlatih bela diri, menguasai teknik pedang serta senjata lain, menguasai ilmu militer, menguasai pengobatan herbal, menguasai teknik melawan tanpa senjata, dan menguasai ilmu bertahan hidup tanpa makan tujuh hari tujuh malam.Ming Yuan berlatih tanpa mengenal rasa lelah. Tekad wanita itu begitu kuat. Ia ingin membalaskan dendamnya pada Kaisar. Ia ingin meruntuhkan jabatan pria tua itu. Ia ingin meneteskan darah Kaisar pada tanah kelahirannya.Berkat kerja keras Ming Yuan, maka dalam waktu kurang dari satu tahun, wanita itu telah menguasai semua jurus yang diajarkan Zhuge Yue, bahkan Shang Que yang lebih dulu belajar pun kalah olehnya.Perkembangan Ming Yuan sangat disayangi Zhuge Yue. Keputusannya membawa wanita itu sebagai murid tidak salah.Tepat pada satu tahun pengasingan mereka, Zhuge Yue membawa Ming Yuan ke Ibu Kota sebagai penyamaran sepasang suami istri di rumah bordil.Hari itu terjadi di musim semi bulan pertama. Ketika perayaan tengah dimulai, mereka duduk berhadap-hadapan menikmati arak nomor satu di Negara ini."Shi Fu," panggil Ming Yuan kala Zhuge Yue memperhatikan sekelompok peseni jalanan.Zhuge Yue balas bergumam. "Hm.""Di sini banyak gadis cantik, apa kau tidak tertarik?" Tanya Ming Yuan, setengah berbisik, setengah meledek.Hidup satu tahun bersama pria itu, rupanya membuat Ming Yuan telah melupakan posisi Zhuge Yue sebenarnya. Gadis itu sering kali menggoda Zhuge Yue, termasuk dalam urusan jodoh. Maklum, usia Zhuge Yue telah memasuki usia pernikahan, yakni 26 tahun."Ahh, wanita itu terlihat cantik dan berkelas." Ming Yuan berkata, seraya mengarahkan pandangannya pada seorang wanita yang kemungkinan besar seorang Nona muda keluarga kaya.Wanita itu berjalan diantara kerumunan, ia dikawal seorang Pelayan dan dua Ajudan. Sepanjang ia berjalan, orang-orang menjadikannya pusat perhatian. Benar saja. Wanita itu cantik tapi tetap tidak menarik di mata Zhuge Yue, lebih-lebih Zhuge Yue mengenal siapa wanita tersebut."Namanya Nona Su Jin. Berasa dari keluarga Su, juga merupakan anak bungsu Kepala keluarganya," beber Zhuge Yue.Ming Yuan balas menatapnya kecewa. "Ahh, sayang sekali, kupikir ia wanita tak dikenal."Zhuge Yue menuang arak untuk Ming Yuan, sembari berbisik menggelitik, "Istri mana yang menginginkan suaminya menikahi wanita lain?"Ming Yuan tersindir. Ia mengerucutkan bibir. "Huh.""Sejauh ini, tidak ada wanita yang membuatku merasa tertarik seperti saat aku tertarik padamu.""Sejauh ini, tidak ada wanita yang membuatku merasa tertarik seperti saat aku tertarik padamu."Pria yang dikenal dingin dan jarang bicara seperti Zhuge Yue mengatakan hal tersebut. Itu membingungkan Ming Yuan selama sesaat.Wanita cantik berusia 16 tahun itu sempat membisu, seraya menatap dalam wajah Zhuge Yue. Sementara Zhuge Yue yang telah membuatnya bingung sesaat, justru terlihat tenang dengan mengarahkan pandangan ke belakang Ming Yuan."Hati-hati, belakangmu!" kata Zhuge Yue tajam, dalam.TapppMing Yuan seketika mengangkat tangan _ menangkap kendi arak yang entah bagaimana ceritanya melayang hendak mengenai kepalanya.Ming Yuan membuang nafas panjang. Ia meletakkan kendi arak itu secara kasar. Kemudian ia menoleh, memastikan siapa gerangan yang berniat mencelakai dirinya.Kedua bola mata Ming Yuan menyipit. Ia menemukan sekelompok wanita yang mengelilingi seorang pria kaya raya. Pria kaya raya itu jelas dalam keadaan mabuk. Pria kaya itu menyingkirkan beberapa wajah wanita yan
"Shi Fu!" panggil Ming Yuan.Zhuge Yue yang sedang memberi pakan burung liar, yang bertengger di tangannya pun menoleh.Ming Yuan berlari kecil mengikis jarak di antara mereka. Ia terlihat membawa anakan burung yang belum memiliki bulu."Shi Fu, aku menemukan ini terlantar di belakang sana!" Ming Yuan mengarahkan dagunya ke belakang Pagoda.Burung yang bertengger pada tangan Zhuge Yue kemudian diterbangkan, dan Zhuge Yue mengambil alih burung di tangan Ming Yuan itu."Shi Fu, apakah ini anakan burung gagak?" Tanya Ming Yuan.Zhuge Yue menatapnya sinis.Ming Yuan malah terkekeh. "Habisnya rambut di kepalanya ini warna hitam."Zhuge Yue mendengus dingin. "Ini anakan burung merpati.""Oh." Bibir Ming Yuan membulat.Zhuge Yue berkata dengan dingin. "Jangan hanya bermain, kecepatan berlari mu belum melampauiku!"Ming Yuan mengangguk. Gadis 16 tahun itu lekas berlari menuju tempat latihannya, yakni hutan yang mengelilingi Pagoda, dan pada hutan itu, Zhuge Yue sudah menyiapkan beberapa serig
"Tolong!!!"Teriakan perempuan bergema di pagi menjelang siang hari ini. Sekonyong-konyong para Pelayan dan Pengawal Istana pun berlarian dari tempat mereka berada menuju sumber suara tersebut."Ada apa ini?" Salah seorang membelah kerumunan yang entah sejak kapan terbentuk. Ia dibuat tercengang mendapati tubuh Pelayan setia milik Ratu Hongye tergeletak dalam keadaan pucat, serta tangannya berlumuran darah, yang menimpa sebuah kain brokat biru laut."Apa yang terjadi padanya?""Kenapa bisa seperti ini?""Ini pembunuhan!""Panggil penyidik! Yang Mulia Ratu juga harus tahu."Maka pergilah satu di antara mereka dengan langkah tergesa-gesa dan nafas tersengal-sengal."Yang Mulia Ratu." Pelayannya tersungkur tepat di depan kaki Ratu Hongye karena terburu-buru.Ratu Hongye menatap sinis. Dengan dingin ia bertanya, "Angin apa yang membuatmu berlari kencang demikian?""Yang Mulia Ratu, Pelayan pribadi anda tewas terbunuh."Tercenganglah Ratu Hongye tersebut. Sesegera mungkin ia melebarkan lan
Kaisar menguatkan rumor jika wanita yang sangat ia cintai adalah Ratu Hongye. Tepat setelah hari pembunuhan Pelayan setianya, Kaisar mengerahkan pasukan khusus guna menjaga kediaman Ratu Hongye, bahkan selama Kaisar tidak mengizinkan, Ratu Hongye tidak dibiarkan keluar kediaman meski hanya satu langkah.Kematian Pelayan setia Ratu Hongye bukan hanya mengguncang istana, tetapi juga mengguncang Ibu kota.Banyak dari para penduduk yang bergosip di sepanjang kedai teh, kedai arak, kedai roti panggang, kedai daging domba maupun daging babi. Dan satu-satunya yang menjadi sumber dari segala informasi itu sendiri adalah Rumah bordil.Ya! Di tempat itu pula Zhuge Yue dan Ming Yuan berada, dalam penyamaran sesama pria.Ming Yuan memiliki postur khas perempuan. Tubuhnya mungil, hidungnya mancung tapi kecil, bibirnya tipis sensual dan wajah agak tirus. Guna menutupi kecantikannya itu, Zhuge Yue sendiri yang merias Ming Yuan menjadi pria muda berkumis tipis, sekaligus memiliki tahi lalat berambut
"Beraninya kau berpenampilan seperti gundik!" ketus Zhuge Yue dingin dan datar. Ming Yuan menunduk. Ia memperhatikan penampilannya sendiri, dan ia memang baru sadar kalau saat ini ia hampir sama seperti gundik di rumah bordil tadi."Luar biasa!" Ming Yuan malah tersenyum bangga. "Ternyata aku memiliki ukuran dada jauh lebih besar dari kali terakhir kulihat, hum, maksudnya kuperhatikan."Zhuge Yue terbelalak mendengar jawabannya. Ia lantas menyentil kening Ming Yuan. "Bodoh!"Ming Yuan spontan menjerit kecil. "Awh, Shi Fu!""Kau ini perempuan, berhadapan dengan Gurumu yang dewasa seperti ini, seakan tidak punya malu. Dimana kau meletakkan otakmu, hah!" Nada bicara Zhuge Yue masih biasa. Dingin dan datar mirip batu mencuci di sungai.Ming Yuan mengusap keningnya secara kasar. Ia kemudian menjelaskan apa yang telah ia dapat dari penyamaran menjadi gundik beberapa saat lalu."Shi Fu, kediaman Ratu Hongye dijaga sangat ketat. Kemungkinan akan sulit bagiku masuk ke sana lagi."Zhuge Yue su
"Nona, siapa namamu?" Lontar sang Jenderal.Ming Yuan menengadah. Mulutnya penuh Bing Tang Hu Lu. Saat ia mengunyah, kedua bola matanya membulat indah. Jenderal Song Wei merasa familiar. Namun, sebelum pikirannya pergi terlalu jauh, Zhuge Yue lebih dulu turun; memperlihatkan kegagahannya meski dalam penyamaran. "Perempuan ini istriku, Jenderal yang terhormat."Ming Yuan mengerjap. Ia seketika menoleh, masih dengan mulut penuh.Jenderal Song Wei mengarahkan pandangannya pada Zhuge Yue. Keningnya langsung berkerut."Kalau kau makan banyak seperti ini, lemak di perutmu akan cepat tumbuh." Zhuge Yue berkata sambil menjawil dagu Ming Yuan.Ming Yuan berkedip intens. Bing Tang Hu Lu dalam mulutnya telah tertelan. Ia lantas begitu tenang berkata, "Ini buah, tidak punya lemak."Zhuge Yue tersenyum tipis. Diraihnya pergelangan tangan Ming Yuan, dan disimpannya gadis kecil itu di balik punggung."Jenderal, tolong maafkan ketidaksopanan Istriku. Ini akibat dari aku yang selalu memanjakannya."
Ratu Hongye berdiri di depan cermin. Wanita yang kini biasa mengenakan pakaian mewah dengan hiasan satu paket lengkap itu, kini hanya mengenakan pakaian satu warna pun tanpa perhiasan apapun selain tusuk kundai yang menggulung sedikit rambutnya.Tangan Ratu Hongye perlahan terangkat. Ia menyentuh bagian paling menjijikkan di pipi kanannya, yakni sebuah luka seperti luka bakar tapi mengeluarkan aroma tak sedap.Wanita itu tak pernah menyangka, kalau ia akan mendapat wabah seperti itu dan ia tak pun tak akan pernah menyangka kalau itu bukan wabah, melainkan racun racikan Zhuge Yue yang ditabur Ming Yuan ke sumber airnya. "Nyonya."Seorang Pelayan memanggil di depan pintu. Pintunya tidak ditutup, tidak dikunci tapi Pelayan itu memang dibatasi masuk sampai sana saja. Ratu Hongye bergeming. Ia terlalu larut dalam kesedihannya."Nyonya." Pelayannya sekali lagi memanggil. Barulah Ratu Hongye menoleh, dan ya penampilan wanita itu telah berubah lebih buruk dari Pelayan sekalipun.Pelayannya
Zhuge Yue menonyor kening Ming Yuan. Lalu balik badan pergi tanpa perasaan."Shi Fu!!!" Kesal Ming Yuan."Jangan berisik! Tidak jauh darimu ada anak-anak bermain air!"Ming Yuan seketika menoleh. Ia melihat beberapa anak kecil, baik perempuan maupun laki-laki tengah bermain air. Berdasarkan penampilan mereka, kemungkinan besar penduduk kelas bawah.Ming Yuan balik badan menyusul Zhuge Yue. Keduanya lantas berjalan berdampingan menuju pusat Ibu Kota lagi.Dari sanalah mereka mendengar percakapan antar penduduk dari setiap kedai yang membahas wabah penyakit Ratu Hongye."Sekarang, wabah itu menyebar ke beberapa tempat. Virusnya sangat cepat menyebar, meski Ratu sendiri tidak keluar rumah!""Ini gawat! Kita bisa saja tertular!""Bagaimana kalau kita senasib dengan penduduk kota di sebelah sana. Kita bisa mati, atau kita bisa dibunuh agar wabah berhenti.""Kita bahkan bisa dikubur hidup-hidup!"Ming Yuan teringat ucapan Zhuge Yue di hari kedua ia tiba di Pagoda Angle. Ucapan Zhuge Yue mas
Berkat bantuan Zheng Xuan, Ming Yuan berhasil melarikan diri melalui jalan rahasia yang sebenarnya juga diketahui Ming Yuan oleh Zhuge Yue.Ming Yuan terbiasa menggunakan penyamaran. Gadis itu melewati beberapa hal sulit tapi bagusnya ia tidak tertangkap. Tempat pertama yang Ming Yuan datangi adalah pondok bambu, di sana ia mencari Zhuge Yue di danau yang dingin tapi Ming Yuan tidak menemukan apapun selain anak panah yang patah dan pedang miliknya.Sekarang adalah hari ketujuh setelah kejadian kali terakhir itu, kemungkinan besar Zhuge Yue telah dimakan binatang dalam danau. Entah buaya atau mungkin ikan besar.Ming Yuan hilang harapan. Gadis kecil itu kini merasa sendiri, dan ia juga tidak menemukan Shang Que. Ming Yuan pada akhirnya pergi ke kota Chang'an. Dengan sisa uang yang ia miliki, ia membeli sebuah rumah yang dijadikan sebagai penginapan, sekaligus ladang bisnisnya.Bulan demi bulan berlalu. Ming Yuan terlihat bahagia di depan semua orang tapi sebenarnya ia sangat menderit
Jenderal Song memberikan semua botol keramik yang didapat dari kediaman Zhuge Yue ke Tabib istana.Dalam waktu singkat, Tabib istana dapat mengemukakan kalau botol botol keramik itu berisi racun sekaligus penawaranya.Hal ini membuat Jenderal Song terkejut, karena seorang Zhuge Yue yang tidak pernah ingin terlibat urusan dengan orang lain, kenapa bisa membuat racun seperti ini.Fakta lain, saat bersamaan juga terkuak. Itu tentang obat penggugur kandungan yang dibuat oleh Zhuge Yue dari tanaman di hutan pagoda angle.Tentu saja Jenderal Song menjadi naik darah. Jenderal Song kemudian berpikir, kemungkinan besar Zhuge Yue dan Ming Yuan adalah dalang dibalik semua kekacauan. Jadi Jenderal Song mengerahkan banyak prajurit untuk menggeledah kediaman Zhuge Yue, dan tidak sampai satu hari, mereka menemukan banyak petunjuk mulai dari pakaian gelandangan yang pernah Zhuge Yue dan Ming Yuan pakai, bubuk pemerih mata yang juga pernah Ming Yuan tabur di rumah bordil, dan terakhir adalah sepasang
Zhuge Yue mengibaskan tangan. "Ah, ngomong-ngomong, aku telah mengambil keputusan, aku akan pergi mengasingkan diri di pondok bambu yang pernah aku buat.""Ini—" Shang Que hendak mengatakan sesuatu tapi mulutnya berakhir sedikit terbuka lalu mengatup rapat. Meski Shang Que tidak mengetahui isi pikiran Zhuge Yue yang paling dalam, tetapi Shang Que tahu jika Tuannya itu telah mendapat apa yang ia inginkan. Dalam artian, semua urusan sudah berakhir jadi wajar bila Tuannya ingin mengambil keheningan di tempat yang jauh. Hanya saja, Tuannya ini seorang Pangeran, apakah tidak terlalu aneh jika seorang Pangeran tidak menginginkan tahta? "Persiapkan keberangkatan kita, Shang Que," lanjut Zhuge Yue.Shang Que mengangguk patuh. "Baik, Pangeran.""Tolong siapkan kuda juga, aku ingin pergi ke istana.""Baik, Pangeran." Shang Que selalu patuh. Ia bergegas pergi mempersiapkan kuda milik Zhuge Yue.Dan sekitar satu shichen kemudian, Zhuge Yue tiba di istana atau tepatnya di aula pribadi Kaisar."P
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
"Aaaa!"Jeritan disertai tangisan memecah keheningan kediaman Jenderal Song Wei. Para Pelayan berlari kalang kabut dari segala arah."Nyonya mengalami pendarahan! Cepat hubungi Jenderal Song, dan panggilkan Tabib!" Aba-aba diserukan.Beberapa Pelayan keluar kediaman menggunakan kereta kediaman, dan sisanya mengatasi Yin Ran yang menjerit kesakitan sambil terus menangis."Dimana Tabib! Dimana Tabib! Panggilkan Tabib! Panggilkan!" seru Yin Ran disela sakit dan tangisannya."Tabib datang!" Pelayan lain berseru, beberapa Pelayan yang menemani Yin Ran segera menepi; memberi ruang Tabib memeriksa keadaan Yin Ran. Darah segar sudah menggenang di sprei kasur Yin Ran, juga sudah mengalir deras pada kaki wanita itu.Tabib menjadi sedikit tidak tenang. Tabib segera mengecek pergelangan tangan Yin Ran, dan segera pula memerintah semua Pelayan menyiapkan baskom dan kain bersih. "Siapkan air hangat dan kain bersih! Cepat!"Pelayan berlari keluar mengambil barang yang dimaksud. Pada saat yang sama
KrietttttPintu paviliun dibuka terburu-buru. Melihat darah menetes dari ujung jari Ming Yuan, Zhuge Yue tidak tahan mengikis jarak dan ia langsung meraih tangan Ming Yuan."Sudah aku bilang, kamu jangan terluka!" lirih Zhuge Yue penuh penekanan. Ming Yuan menggeleng. "Ini harus dilakukan supaya mereka tidak curiga padaku."Zhuge Yue menyibakkan tudung merah yang menghalangi pandangannya pada wajah Ming Yuan. Dan begitu tudung merah itu dibuka, Zhuge Yue dibuat tertegun akan kecantikan Ming Yuan, sekaligus pada bibir merahnya yang mengembang tipis. Zhuge Yue lantas menatap intens bola mata indah milik gadis kecil yang telah menjadi istrinya itu. Zhuge Yue yang sudah cukup lama tertarik dengan gadis kecil itu, pun segera merangkul juga mencium keningnya agak lama.Zhuge Yue selalu dingin, tetapi hal seperti ini yang diberikan selalu sukses membuat Ming Yuan merasakan kehangatan tersembunyi pria itu. Ming Yuan tanpa ragu membalas pelukan Zhuge Yue. Berhubung tingginya hanya sepundak Zh
Jenderal Song dibantu pasukan bayangannya kembali menyelidiki Ming Yuan lebih lanjut tapi tidak ada hal apapun yang bisa memperkuat spekulasi Jenderal Song, hingga tibalah hari pernikahan Ming Yuan dan Zhuge Yue yang dilangsungkan di akhir pekan, pun dihadiri beberapa orang, termasuk Jenderal Song sendiri.Zhuge Yue tidak banyak mengundang tamu. Tamu yang diundang juga beberapa orang terdekat di istana. Perdana Menteri Keadilan beserta istri dan anaknya jelas ikut, begitu pula dengan Guru Zhuge Yue yang telah lama dilupakan tapi sebenarnya Zhuge Yue enggan berhubungan pada siapapun agar orang orang itu aman.Selain mereka, Zhuge Liang dan Lu Anxiao ikut datang meski awalnya tidak ingin Zhuge Yue undang.Sekarang, ketika matahari tidak terlalu tinggi, Zhuge Yue dan Ming Yuan melakukan tahap wajib pernikahan yang dilangsungkan dihadapan semua hadirin. "Pengantin memberi hormat pada langit! Pengantin memberi hormat pada orang tua! Pengantin saling memberi hormat satu sama lain!"Proses
Membayangkan bagaimana tampilannya setelah dikuliti menggunakan pisau berkarat itu, pelaku penyerangan tersebut menggeleng sambil memohon-mohon. "Ampun, Pangeran! Ampun! Akan hamba katakan yang sebenarnya!"Apa yang dikatakan salah satu pelaku itu tidak membuat Zhuge Yue menurunkan pisau berkaratnya. Ia malahan terlihat semakin tertarik pada pisau itu sehingga, ia mencoba menggunakannya untuk mengikis meja kayu tempat wei qi bertahta tapi karena berkata, menjadi sedikit kesulitan, sampai harus didorong kasar.Pelaku penyerangan itu menelan ludah kasar, disertai mata membulat membayangkan kulitnya yang jadi pelampiasan. "Tidak, aku tidak ingin mati mengenaskan seperti itu, tidak!" batinnya.Zhuge Yue mengangkat wajah. Dengan ekspresi tetap tenang, ia bertanya ketiga kalinya. "Siapa yang mengirim kamu?""Hamba … bukankah hamba sudah berkata sebelumnya, itu … itu Komandan Lu."Di kata akhir jawabannya, Zhuge Yue spontan melempar pisau berkarat itu ke arah si pelaku, sehingga pelaku yang
Ming Yuan tahu isi pikiran Zhuge Yue. Ming Yuan memberikan tusuk rambut miliknya pada Zhuge Yue. "Pangeran! Tunggu apalagi! Congkel salah satu matanya, dan lempar mata itu ke anjing liar di sudut sana!" Tunjuk Ming Yuan. Waktu dan keadaan sangat mendukung! Di tempat yang Ming Yuan tunjuk terdapat lentera salah satu bangunan sepi, dan dibawahnya terdapat anjing hitam terjaga yang terlihat kotor, menjijikkan dan kelaparan."Gila!" Shang Que tidak tahan bersuara. Itu dibalas tatapan dan senyuman mengerikan Ming Yuan, sehingga Shang Que berbalik memalingkan wajah, tanpa mengurangi energi menahan penyerang di bawah penahanannya.Pada saat bersamaan, Zhuge Yue menoleh ke arah belakang kereta yang gelap dan sepi. Pria itu melompat turun lalu hanya dengan sekali pukulan tengkuk, ia mampu membuat satu-satunya sisa penyerang itu tak sadarkan diri, serta meminta Shang Que lekas memasukkannya ke kereta."Bawa ke dalam!""Baik!"Shang Que mengangkat tubuh lebih kurus darinya itu ke dalam kereta.