Share

Balada Cinta Duda Belanda
Balada Cinta Duda Belanda
Penulis: Leneva

Bab 1 KAREL HARDYS

Penulis: Leneva
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-05 14:13:05

Matahari di ibukota mulai mengeluarkan sinarnya yang terik dan hawa yang panas. Akibat panas terik yang dirasakan di ibukota, membuat sebagian orang memilih untuk tetap berada di dalam ruangan. Tidak terkecuali Karel yang masih berjibaku dengan berkas-berkas perjanjian kerja sama dengan beberapa UMKM yang berada dibawah naungan perusahaan tempatnya bekerja.

Karel Hardys adalah seorang pria keturunan Belanda-Betawi yang menjabat sebagai direktur operasional PT. Lazeesfood, yang tampak masih betah berduaan dengan layar komputernya, bahkan hingga hampir melewati jam istirahat makan siang.

Sekar, sang sekretaris pun mengingatkan akan waktu istirahat yang sesaat lagi akan berakhir.

"Pak, sekarang sudah jam dua belas empat puluh. Bapak, nggak istirahat?" tanya Sekar yang berdiri di depan meja kerja Karel.

Tanpa sedikitpun melihat atau menghentikan pekerjaannya, Karel pun menjawab, "Saya sudah istirahat kok, tadi saya sudah shalat Dzuhur."

"Hmm maksud saya, Bapak nggak makan siang?" tanya Sekar dengan hati-hati.

"Sudah, tuh bekasnya ada di meja," jawab Karel yang tetap masih asyik di depan layar komputernya.

Sekar pun menghela nafasnya lalu menggelengkan kepalanya sambil membereskan plastik kemasan coklat berserat yang menurut direkturnya itu sudah cukup mengenyangkan.

"Pak, ini cuma dua bungkus pit bur untuk makan siang?" tanya Sekar yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Karel.

"Pak, kalau sering-sering makan siangnya beginian, lama-lama bisa sakit lho, Pak?!" protes Sekar akan kebiasaan buruk Karel.

"Kenapa, kamu khawatir atau ngedo'ain saya sakit?" canda Karel tetapi dengan mimik wajahnya yang tetap datar tanpa senyum sedikitpun.

"Pak, dengan segala hormat, bahkan dengan hormat bendera sekalipun, saya tidak dapat membenarkan tuduhan Bapak yang tidak mendasar itu," jawab Sekar, juga dengan wajah yang sangat serius.

"Hmm berarti kamu tidak khawatir dan tidak mendo'akan saya sakit, baiklah. Silahkan kamu nikmati istirahat makan siangnya, yang ... masih tersisa lima belas menit lagi," ucap Karel sambil melihat ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Saya sudah makan siang, Pak, tapi karena saya hafal betul dengan kebiasaan Bapak, makanya saya sudah pesankan makan siang yang bergizi," ucap Sekar sambil membuka pintu dan mempersilakan OB yang membawakan makan siang Karel untuk masuk.

"Silahkan Bapak nikmati makan siangnya. Oiya Pak, tolong segera dimakan, saya tidak mau

membawakan obat maag lagi untuk Bapak. Lagian, ini perusahaan makanan, kok direkturnya malah nggak makan?" ucap Sekar yang tak habis pikir dengan kebiasaan atasannya, sambil menata makan siang Karel di meja tamu.

"Pak, dimakan dulu mumpung masih hangat. Saya permisi," ucap Sekar seraya pergi meninggalkan ruangan kerja Karel tanpa menunggu Karel mengucapkan terimakasih.

Karel pun melirik ke arah makan siangnya dan bergumam, thank you, you always know what I need.

Tetapi bukannya langsung menikmati makan siangnya yang sudah tersedia, Karel malah kembali melanjutkan pekerjaannya, hingga beberapa saat kemudian usus dan lambungnya pun mulai meronta-ronta, meminta asupan agar mereka dapat bekerja dengan baik.

Sambil memegang perutnya yang berbunyi nyaring, Karel berjalan menuju sofa, kemudian ia membuka satu persatu menu makan siangnya. Dilihatnya semangkuk krim sup berisi potongan kentang, wortel, brokoli dan ayam. Lalu, juga terdapat tenderloin steak dengan mashed potato dan semangkuk aneka buah potong yang disiram dengan yoghurt. Senyum pun merekah dari bibirnya, lalu perlahan ia menikmati makan siangnya.

Selagi menikmati makan siangnya, tiba-tiba notifikasi di handphone-nya berbunyi.

Karl, kamu sudah makan belum? Ingat, jangan sampai terlambat makan lagi. Mama sudah sering mendapat laporan dari sekretarismu kalau kamu sering melewatkan makan siang. Ingat, jaga kondisi kesehatanmu, jangan terlalu memvorsir badanmu untuk terus bekerja. Oiya, mama kirimkan makanan untuk kamu. Tadi mama sudah minta Narsih menyimpannya di kulkas. Kamu bisa menghangatkannya nanti di microwave.

Karel membacanya dengan penuh haru, ia merasa sangat beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang sangat memperhatikan dirinya. Karel pun segera menikmati makan siangnya, tetapi setelahnya, sakit kepala mulai menyerangnya kembali.

Selain permasalahan lambung, Karel juga berulangkali mengalami sakit kepala yang terkadang tidur adalah satu-satunya obat terbaik bagi sakit kepalanya itu.

"Aku nggak mungkin tidur sekarang. Lebih baik aku telpon Mario," lirihnya.

Beberapa saat kemudian, Karel telah tersambung dengan Mario, dokter pribadinya yang juga teman semasa SMA.

"Kenapa, Bro?" tanya Mario.

"Sakit kepalaku kambuh lagi," jawab Karel.

Mario pun menghela nafasnya karena bukan kali ini Karel menghubunginya untuk alasan yang sama.

"Karl, mau seratus obat yang aku resepkan, nggak akan ada pengaruhnya karena masalah sebenarnya ada di psikis. Look, kamu telah memvorsir badanmu beberapa bulan terakhir ...."

"Yo, aku nggak butuh nasehat, aku cuma butuh obat untuk sakit kepalaku ini!" potong Karel.

"Kamu dengar nggak barusan aku bilang apa? Look, aku nggak akan kasih kamu obat lagi. Kamu butuh liburan dan jangan kerja seperti orang gila! Get a vacation! Ke pantai, ke gunung atau ke hati janda yang mau nampung kamu!" seru Mario yang mulai kesal dengan keluhan sahabatnya.

"Usulan yang ke-tiga, kayaknya boleh tuh. Kamu ada kenalan janda kembang nan cantik rupawan dan shalihah?" canda Karel sambil tertawa.

"Oh Man! Kamu memang butuh liburan, statusnya sudah akud! Bukan pakai T lagi, tapi pakai D, plus ada qalqalahnya!" geram Mario tetapi malah membuat Karel tertawa terbahak-bahak.

"Aku nikahin kamu aja deh, you are my healing," canda Karel sambil terkekeh.

"Ih najis! Jijai Lo, Rel! Udah ah, aku nggak akan kasih kamu obat lagi karena obatmu cuma satu, liburan and get a wife!"

"Don't call me again, kalau kamu nggak sedang berlibur atau mau kirim undangan! Bye!" ucap Mario yang segera memutuskan sambungan teleponnya.

"Lah, dokter macam apa ini? Pasiennya nelpon malah dimatiin?!"

Karel pun memainkan kursi kerjanya dengan berputar dan bergerak ke kanan dan ke kiri.

Karel pun mulai mempertimbangkan usul sahabatnya untuk berlibur karena untuk menikah Karel masih membutuhkan waktu untuk memikirkannya, terlebih jika menikah ia harus memulai dari awal kembali dan untuk usianya yang telah lebih dari empat puluh tahun, itu bukanlah hal yang mudah. Di usianya yang seharusnya telah menikmati buah pernikahannya, Karel malah harus kembali single, setelah perceraiannya setahun yang lalu.

Masih teringat jelas ketika ia menemukan bukti atas perselingkuhan yang dilakukan sang istri, Meita. Wanita yang telah berada di hatinya semenjak SMA, wanita yang telah ia nikahi selama lebih dari lima belas tahun dan ternyata begitu tega menduakan dirinya.

"Setelah aku mengenalmu, aku tidak pernah memikirkan wanita lain, tidak sekalipun terfikir untuk berpaling dari hatimu, tetapi kenapa kamu berkhianat! MENGAPA?!" tanya Karel penuh emosi kepada Meita.

Meita yang berdiri di depan Karel dengan pakaian setengah terbuka hanya diam, tidak menjawab apapun. Jantungnya berdegup dengan kencang, seakan berontak ingin keluar dari rongga dadanya.

"KENAPA DIAM?! Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku!" bentak Karel hingga wajahnya memerah dan urat di lehernya terlihat menonjol keluar.

"AKU BOSAN! Aku bosan dengan kehidupan pernikahan kita! AKU BOSAN!" pekik Meita yang diiringi dengan tangisnya.

"Aku bosan dengan kehidupan kita yang terlalu sempurna, kamu selalu menjadi pria baik yang sempurna, selalu! AKU BOSAN, KAREL HARDYS!" pekik Meita sambil jatuh berlutut di depan Karel dengan tangis dan derai air mata yang membasahi wajahnya hingga menetes ke lantai.

Sementara itu, emosi Karel pun semakin meluap, karena inilah kali pertama dalam pernikahannya, Meita menyebut namanya tanpa menggunakan atribut kehormatan dan akhirnya ia lepaskan emosinya dengan meninju dinding di depannya.

Suara pertemuan antara kepalan tangan Karel dengan dinding itu, membuat Meita terkejut, karena ia tidak pernah melihat Karel begitu emosi.

Darah pun mengalir perlahan dari buku-buku jari Karel dan menetes membasahi lantai kamar mereka. Kepalanya tertunduk, keinginan untuk menghancurkan wanita di hadapannya pun ia luapkan dengan kembali meninju dinding kamarnya.

"Bi, jangan begitu, tolong jangan sakiti dirimu, Bi," ucap Meita dalam isakannya sambil menahan tangan Karel untuk menghentikan aksinya yang menyakiti dirinya sendiri, tetapi Karel menepisnya dengan kasar, hingga membuat Meita terjatuh.

Karel berusaha mengatur nafasnya, ia pun menutup kedua matanya, lidahnya pun sibuk mengucapkan kalimat istighfar, lalu ia pun mengucapkan kalimat yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya, bahkan tidak pernah sekalipun ia bermimpi akan berada pada posisi untuk mengucapkannya, "Untuk apa kamu menyentuhku, setelah kamu menyentuh pria lain?!"

"Mulai saat ini, aku bukanlah suamimu lagi dan kamu bukanlah istriku! Aku ceraikan kamu sekarang juga!" hardik Karel yang kemudian pergi keluar dengan membanting pintu kamarnya sekuat tenaga hingga terdengar sampai lantai bawah dan meninggalkan Meita terisak sendiri di dalam kamarnya.

Karel mengemudi di kegelapan malam ditemani dengan hujan yang mengguyur ibukota. Ia terus mengemudi tanpa arah, hingga akhirnya mobilnya terhenti.

Karel mencoba menyalakan kembali mesin mobilnya, tetapi sayangnya mesin mobilnya tak jua menyala. Ia pun baru menyadari jika bahan bakarnya telah habis. Rasa frustasi Karel pun menjadi, ia memukul-mukul setir di depannya hingga akhirnya ia kelelahan dan menangis sejadinya.

"Why Ta, why?" lirihnya dalam isakannya.

Beberapa saat setelah ia dapat menenangkan dirinya, Karel segera menghubungi pengacaranya guna mengurus perceraian antara dirinya dan Meita.

Setelah peristiwa itulah, Karel mulai menghabiskan waktu di kantornya dengan bekerja hingga melewati batas waktu. Bukan hanya itu, wajah ramah dan murah senyumnya berubah menjadi kaku dan dingin.

Dengan perawakannya yang tinggi, nyaris 190 cm dan berat mencapai 90 kg, lalu wajahnya yang dihiasi janggut, serta alis tebal yang nyaris bertaut, perubahan karakter ini membuat Karel ditakuti oleh karyawannya, kecuali Sekar, sang sekretaris.

Hingga detik itulah, akhirnya ia memikirkan akan liburan, waktu untuk memanjakan dirinya.

"Kapan aku bisa liburan di tengah jadwal yang super padat ini?" lirih Karel sambil membuka-buka jadwal kerjanya selama tiga pekan ke depan.

"Sekar, masuk!" panggil Karel melalui interkom.

Sekar, sang sekretaris andalannya pun memasuki ruang kerja Karel.

"Ada apa, Pak?" tanya Sekar.

"Jadwal saya yang kosong tanggal berapa saja, ya?" tanya Karel sambil memainkan pulpennya.

"Hmmm sebentar, Pak," jawab Sekar sambil memeriksa jadwal Karel di smartphone-nya.

Setelah beberapa saat, Sekar menemukan jadwal kosong di akhir pekan pada dua pekan yang akan datang.

"Ada kosong di hari Sabtu, tanggal 15, bulan depan."

"Jum'atnya ada jadwal apa?" tanya Karel lagi.

"Jum'at pagi ada rapat direksi sampai jam sebelas, setelah itu kosong," jawab Sekar yang kali ini ia mulai heran akan pertanyaan dari atasannya itu.

"Kalau begitu, saya ijin di Jum'at siang," ucap Karel bersemangat.

"Ijin kemana, Pak?" tanya Sekar sambil mengernyitkan dahinya.

"Mau cari istri!"

Bab terkait

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 2 Istirahat

    Akhir pekan yang dinantikan pun tiba, sesudah melaksanakan ibadah wajib bagi pria muslim di hari Jum'at, Karel segera menuju resort mewah langganannya di Tanjung Lesung, yang ditempuh sekitar tiga jam dari Jakarta melewati jalan tol yang belum lama ini diresmikan.Sesampainya di resort Kaleka, ia melepaskan pakaian kerjanya dan berganti dengan t-shirt dan celana bermuda yang lebih santai. Setelah melaksanakan shalat Ashar, Karel berjalan menyusuri pantai yang memiliki pasir putih dengan air laut yang jernih, sehingga dapat terlihat jelas batuan dan karang di dalamnya.Matahari perlahan mulai tenggelam di ujung laut, menampakkan semburat warna lembayung senja, meneduhkan hati yang gundah gulana. Karel berdiri menatap keindahan laut dan langit yang perlahan berganti warna."It's beautiful, just like ..., hmm siapa? Mom?" lirihnya. Sesaat itupun, ia mulai merasakan kerinduan akan dekapan seorang wanita, juga rasa ingin mencintai dan dicintai. Tetapi rasa yang telah lama ia kubur jauh

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 3 Pertemuan Karel dan Alexa

    Liburan singkat di akhir pekan pun berlalu, Karel harus kembali berjibaku dengan rutinitas hariannya di kantor. Tetapi ada yang sedikit berbeda dari dirinya, yang merupakan hasil dari liburan singkat itu, dimana membuat dirinya tampak lebih relaks dan ceria, hal itu terlihat dari raut wajahnya yang tidak sekaku seperti di hari-hari sebelumnya. Di awal pekan ini, seperti biasanya Sekar akan melaporkan jadwal kegiatan yang harus dihadiri Karel. "Pak, barusan saya kirim e-mail jadwal acara peluncuran Instanshopme, Rabu ini di Parkit Hall, Senayan," ucap Sekar yang berdiri di depan meja kerja Karel. Sementara itu, Karel yang sedang menatap layar monitor komputernya pun menjawab, "Iya, ini lagi saya baca." "Oiya Pak, Pak Gunawan berhalangan hadir, jadi beliau meminta Bapak yang mewakili perusahaan," lanjut Sekar dengan berhati-hati, karena ia tahu hubungan antara Pak Gunawan sang direktur utama dengan Karel, terdapat perseteruan yang aneh, dimana Pak Gunawan selalu melimpahkan urusannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 4 Rahasia Karel

    Pertemuan tak disangka antara Alexa dengan Karel, membuat Alexa menjadi lebih pendiam. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi Zasky, yang tidak biasa melihat atasannya ini menjadi begitu pendiam. "Bu, ada apa? Eh kenapa?" tanya Zasky dari balik kemudi. "Nggak ada apa-apa dan nggak kenapa-kenapa," jawab Alexa sambil memandang jauh ke jendela mobilnya. "Tapi tadi ibu sudah tanda tangan kontrak kerjanya kan?" tanya Zasky untuk memastikan. "Sudah, makanya sekarang kita pulang, karena urusannya sudah selesai," jawab Alexa sambil memejamkan matanya dan menurunkan sandaran kursinya. Melihat Alexa yang sepertinya ingin beristirahat, membuat Zasky mengurungkan pertanyaannya. Tetapi, rasa penasaran itu sungguh mengganggu, membuat Zasky menanyakan hubungan pribadi Alexa dengan Karel, "Bu, maaf mau nanya, boleh nggak?" "Biasanya kalau mau nanya, juga tinggal nanya aja, kok sekarang pakai minta izin?" jawab Alexa dengan mata terpejam. "Karena aku mau nanya tentang bapak bule ganteng tadi, yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 5 Pertanyaan Untuk Meita

    Setelah menerima peta lokasi yang dikirimkan oleh Meita, Alexa pun menambah kecepatannya dan setelah beberapa menit kemudian, tibalah ia di sebuah perumahan mewah di pinggiran Timur ibukota.Alexa menghentikan kendaraannya di sebuah cafe sekaligus tempat tinggal Meita dan ketiga buah hatinya."Assalamu'alaikum," salam Alexa sambil berjalan menuju teras rumah Meita."Wa'alaikumsalam," jawab Meita yang menyambutnya di teras rumahnya."Apakabar, Al?" tanya Meita sambil memberikan pelukan hangat."Alhamdulillah, baik. Ih, berapa lama kita nggak ketemu, ya?" tanya Alexa."Ratusan purnama, pokoknya. Udah lama banget, Al. Eh, kita masuk dulu atau mau ngobrol di cafe taman?" tanya Meita sambil menunjukkan cafe yang terletak di samping rumahnya."Kayaknya lebih seru di luar aja, kali ya," jawab Alexa.Meita pun mengarahkan ke samping rumahnya yang merupakan area cafe tamannya, yang di desain lesehan dan sebagian lagi dengan meja dan kursi, serta dihiasi dengan lampion berwarna-warni yang berga

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 6 Mengantar Alexa Pulang

    "Assalamu'alaikum," salam seorang pemuda yang mirip dengan Karel, memasuki ruang tamu dengan membawa sekotak pizza dan satu ember gelato, seperti permintaan Alexa. "Wa'alaikumsalam. Al kenalin, ini putra pertamaku. Rangga," ucap Karel, sambil menerima kotak pizza dari putranya. "Ngga, ini teman sekolah Abi sewaktu masih SMP, namanya tante Alexa," ucap Karel memperkenalkan. "Panggil aja tante Al," sahut Alexa sambil tersenyum. Rangga pun melirik ke arah Karel dan Alexa bergantian, lalu ia mulai menunjuk ke arah Karel dan Alexa, tetapi sebelum ia bertanya, sepertinya Karel dapat membaca apa yang ada di dalam benak sang putra. "Nggak usah main tunjuk-tunjuk. She's my friend, selanjutnya do'akan saja," bisik Karel di telinga Rangga, yang membuat ia tertawa. "Got it, Dad!" Melihat kedua pria di depannya tertawa, Alexa pun mencium sesuatu yang mencurigakan. "What are you guys talking about?" selidik Alexa sambil memicingkan dua matanya. Karel dan Rangga pun menjawabnya dengan kompa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-22
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 7 Katering untuk Karel

    Keesokan paginya, dengan menggunakan kemeja berwarna biru laut dan dasi berwarna dongker, Karel tengah bersiap untuk berangkat ke kantor. Tetapi ada sesuatu yang berbeda dari penampilan Karel, yaitu wajah kakunya mulai tampak mengendor yang ditandai dengan bibirnya yang melengkung ke atas, serta nada bicaranya yang lebih halus dan terdengar senandung indah dari bibirnya. Hal ini tentu saja membuat Narsih bertanya dalam hati, apa gerangan yang membuat majikannya tampak bahagia di pagi ini. Tumben, bapak senyam-senyum sendiri, gumam Narsih. Setelah Karel menyelesaikan sarapannya, ia bersiap menuju ke kantornya, tetapi sebelum itu, ia berpesan kepada Narsih, "Narsih, saya titip kunci mobilnya Alexa, nanti supir kantor akan ambil mobilnya. Tolong ya?" "Baik, Pak." Sementara itu, setelah mengantar ketiga putrinya ke sekolah, Alexa kembali berjibaku dengan perlengkapan dapurnya. "Hari ini ada pesanan apa?" tanya ibu Alexa ketika melihat kesibukan putrinya. "Hari ini nggak ada pesanan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-23
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 8 Kekhawatiran Karel

    "Kamu sekarang berusaha untuk mendapatkan Karel, setelah Karel kaya, setelah ia berkedudukan dengan gaji milyaran rupiah pertahunnya?! Kamu ternyata sama saja seperti perempuan matre lainnya!" pekik Meita yang terbakar api emosi dan segera meninggalkan rumah Karel dengan membanting pintu depan rumahnya. Narsih pun mengerut dadanya, sambil menyusun kembali kotak-kotak makanan ke dalam kulkas."Alhamdulillah, kotaknya nggak ada yang pecah," lirihnya.Tak lama kemudian, Saiful, suami Narsih lari tergopoh-gopoh menuju dapur."Ada apa? Bunyi apa tadi?" tanya Saiful kepada istrinya."Ya bunyi ini, Pak'e," jawab Narsih memperlihatkan wadah-wadah kedap udara yang berserakan di lantai.Saiful pun segera membantu sang istri menyusun wadah-wadah tersebut kembali di dalam kulkas, sambil kembali bertanya, "Bu Meita tadi ya?""Iyo Pak'e, seperti biasa kalau kesini pasti ngamuk. Aku nggak ngerti sama Bu Meita, Pak Karel iku salahe opo? La wong Pak Karel uwonge kalem ngono, kok nduwe mantan istri sin

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 9 Karel vs Alexa

    Foto-foto yang memperlihatkan kedekatan antara Karel dan Alexa pun dengan cepat tersebar di dunia maya, termasuk oleh Meita dan Arga, mantan suami Alexa yang bersyukur mantan istrinya telah mendapatkan calon pasangan. "Wah, pinter juga Al, nyari laki tajir kek gini," ucapnya pada sang istri, Dila. "Kenapa Al, Kang?" tanya Dila. "Lihat nih, Alexa lagi pacaran sama bule, kalau nggak salah direktur perusahaan apa lah," jawab Arga. "Wah, cakep tuh. Kalau Al nikah sama itu bule, lumayan Kang. Akang nggak perlu ngirim duit lagi, kan sudah ada yang nanggung biaya anak-anak," ucap Dila. "Nah, itu yang kita mau kan? Biar uangnya bisa kita pakai jalan-jalan. Sudah lama nih, kita nggak ke Singapura!""Iya, sudah tiga bulan kita nggak shopping ke Singapura, aku kan pingin belanja sepatu, tas, jam tangan baru, yang jelas bukan yang pasaran, yang banyak di mal-mal disini," ucap Dila sambil bergelayut manja pada lengan Arga. Arga pun tersenyum mesra dan mengecup kening Dila, sambil berucap sini

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14

Bab terbaru

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 68 Kedatangan Donny

    Kedatangan Donny di ruang perawatan tempat Alexa dirawat, mengejutkan sang bunda dan Nisa, yang juga masih berada di ruangan dan Nisa yang sama sekali tidak pernah mendengar nama Donny sebelumnya pun merasa perlu untuk tetap berada di ruangan."Maaf Bu, beberapa hari yang lalu saya ke butiknya Al, dari sanalah saya tahu kalau Al mengalami kecelakaan dan dirawat disini," tutur Donny."Maaf Pak, tapi Anda siapa, ya?" tanya Nisa yang tidak mendapatkan informasi apapun akan Donny.Kalau aku jujur, aku akan mengundang masalah baru, tapi aku juga lelah menjadi pria bayangannya Al, tapi aku belum gila, batin Donny.Tetapi, demi menjaga perasaan semua pihak, akhirnya Donny hanya dapat menjawab dengan jawaban teraman."Saya cuma teman lamanya Al. Saya juga datang ke resepsi pernikahan Al dan Karel," jawab Donny sambil memperlihatkan foto-foto kebersamaannya bersama Karel dan Alexa saat berada di resortnya."Maaf, saya baru tahu kalau Al terkena musibah. Makanya begitu saya tahu, saya langsung

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 67 Pulang ke Rumah

    Sepekan telah berlalu dan tanda-tanda akan kesadaran Alexa belum juga terlihat. Semuanya masih terlihat sama seperti pada hari pertama, hal ini pada akhirnya membuat Karel gelisah. Ia pun berulang kali menanyakannya kepada dokter yang bertanggung jawab menangani Alexa, walaupun ia hanya mendapatkan jawaban yang sama setiap kali ia menanyakannya."Semua ikhtiar telah kami coba, Pak. Untuk saat ini, kita hanya dapat menunggu kapan ibu Alexa akan sadar. Maaf, hanya itu yang kami dapat lakukan. Mungkin dengan memperbanyak istighfar dan do'a, semuanya akan dimudahkan oleh Allah. Kita tunggu saja, apa rencana Allah dibalik ini semua."Rekaman murottal tiga puluh juz pun bergantian diputar dengan tilawah Al-Qur'an yang dilantunkan Karel atau anggota keluarga lainnya, dengan harapan kesadaran Alexa akan segera terjadi. Bayangan akan kehilangan Alexa untuk selamanya, mulai menghantui Karel dan membuatnya terlihat sangat kusut dan menjadi perhatian dari ibu dan kedua adiknya."Bang, istirahat l

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 66 Titik Terang yang Belum Tampak

    Adzan Isya berkumandang, kondisi Alexa masih belum menampakkan perubahan. Dirinya masih dalam status penurunan kesadaran dan masih dalam perawatan intensif. Keenam putra dan putrinya telah berkumpul untuk melihat kondisi sang bunda, dengan ditemani oleh orang tua Alexa. "Boleh masuk, tapi nggak boleh langsung semuanya. Dua-dua dulu, ya," ucap Mario yang masih berjaga. Putra dan putrinya pun bergantian memasuki ruang perawatan ICU, dimulai dari Rangga dan Kimi. Keduanya melangkah perlahan mendekati Alexa yang tergeletak tak sadarkan diri. Karel yang duduk di samping Alexa, memaksakan dirinya untuk tersenyum ketika Rangga dan Kimi memasuki ruang. Ia pun melambaikan tangannya, meminta keduanya untuk mendekat. "Bi, gimana keadaan ibu?" tanya Rangga, sementara Kimi hanya terdiam memandang sang bunda. "Ya seperti yang kamu lihat, ibu belum sadar. Ibu masih di dunia mimpinya," jawab Karel sambil memandangi Alexa dengan penuh cinta dan sesekali mengelus pipinya. Tetapi, pandangannya bera

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 65 Penyesalan Karel

    "Karl, sepertinya Alexa harus kita MRI, karena...""Do what you have to do, as long as she survive," potong Karel. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Mario segera melaksanakan MRI otak pada Alexa dan hasilnya sesuai dengan dugaannya. Terdapat trauma pada kepala bagian belakang akibat benturan keras, tetapi ada satu hal yang diluar dugaan Mario, yaitu trauma tersebut melukai dinding otak. "Dok, ada luka di dinding otaknya," ucap dokter radiologi kepada Mario yang berada di ruang operator. "Iya, I can see that. Hmm selain itu ada luka atau perdarahan yang lain, nggak?" tanya Mario. Setelah mencari dengan memutar-mutar imagenya, operator MRI pun menjawab, "Sepertinya tidak ada lagi, Dok. Hanya dinding otaknya saja yang luka.""Dok, kalau dinding otaknya luka berarti ada kemungkinan amnesia, kan?" tanya Mario untuk memastikan diagnosanya. "Iya, Dok. Tapi kalau dilihat dari tingkat traumanya, ini masih gegar otak ringan. Jadi kesempatan sembuhnya jauh lebih cepat. Biasanya sih, nggak lam

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 64 Pembukaan Butik Relax

    Dua pekan berlalu, butik yang akhirnya disepakati dengan nama Relax, yang merupakan penggabungan nama Karel dan Alexa, akhirnya resmi dibuka pada Ahad, pukul sembilan pagi. Mengambil tempat di sebuah ruko berlantai tiga, di kawasan eksklusif timur Jakarta, butik Relax berdiri dengan anggun, menggunakan konsep perpaduan antara simply dan shabby chic. Warna putih yang mendominasi dengan dipadukan warna-warna pastel yang lembut, menghadirkan suasana yang menenangkan dan menyejukkan mata. Semua bagian ditata dengan menggunakan elemen-elemen interior yang memiliki kesan ringan dan lapang pada ruangan yang memiliki ukuran delapan kali dua belas meter persegi ini. Busana-busana muslimah telah tergantung rapi di sekeliling ruangan dan dilengkapi dengan sofa serta coffee table yang diletakkan di tengah ruangan. Alexa dan dua asistennya, serta dibantu oleh tiga orang pramuniaga tengah sibuk mempersiapkan pembukaan butik dalam beberapa menit kedepan. "Kasir ready, ya?" tanya Alexa kepada salah

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 63 Kesibukan Alexa

    Sebulan sudah Karel dan Alexa hidup berumah tangga, tidak banyak yang berubah dari keseharian mereka berdua. Karel tetap sibuk dengan pengelolaan sirkuit yang juga memiliki area outbound dan lapangan tembak, sedangkan Alexa tetap dengan bisnis kulinernya dan kini merambah pada fashion. Dengan ide-ide segar yang ia miliki, Alexa menghabiskan waktu berjam-jam dengan membuat sketsa dan dilanjutkan dengan pemilihan bahan. Tumpukan sampel aneka jenis kain dan warna, tersusun rapi di salah satu sudut ruang kerjanya. Alexa dan dua asistennya, Karina dan Sabrina, bekerja bersama untuk menghasilkan busana-busana muslimah kekinian tetapi tetap syar'isyar'i, dibantu juga dengan dua penjahit"Rin, tolong kamu bikin polanya, terus kasih ke mang Aksan," ucap Alexa sambil memberikan gambar desainnya. "Baik, Bu."Tetapi, ada sesuatu yang diluar prediksi Alexa, yaitu selama ia bekerja, ia tidak pernah memiliki seorang atasan, karena dia adalah atasan, karena dia pemiliknya. Tetapi, kini ada Karel y

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 62 Sambutan dari Sahabat

    "Hon, Honey?" panggil Karel sambil menggoyangkan lengan Alexa, yang membuatnya tersadar dari lamunan. "Eh iya, kenapa?" tanya Alexa dengan polos. "Kok ngelamun?" tanya balik Karel. "Wah, ternyata aku ngelamun! Padahal seru banget kalau itu beneran!""Hmm emangnya ngelamunin apa? lagian kok bisanya ngelamun lagi ramai kayak gini?" tanya Karel heran."Wah Mas, tahu nggak, aku tuh kok tiba-tiba ngebayangin Arga datang. Trus, Mas samperin eh langsung Mas tonjok itu si Arga, trus Mas ancam juga. Nah, lepas tu, aku pulak pakai jurus kamehameha, ke Arga! Waah seru banget!""Yang, how can you mimpi di tengah-tengah acara begini?!""Don't you know, itu adalah kemampuan tersembunyi yang kumiliki," jawab Alexa santai. "That's why I love you," sahut Karel gemas sambil mencubit pipi Alexa dengan lembut. "Love you too," jawab Alexa penuh senyuman. Tak lama, para pelayan datang membawa piring-piring yang telah berisikan hidangan makan malam mereka. "Come on, let's have dinner!" ajak Karel kare

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 61 Aksi Karel dan Alexa

    Sesudah sesi tanya jawab usai, acara pun dilanjutkan dengan makan malam dan ramah tamah. Berbeda dengan acara resepsi pernikahan yang pada umumnya diselenggarakan di Indonesia, kali ini Karel dan Alexa tidak berada di atas panggung pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari para tamu, melainkan merekalah yang mendatangi satu-perasatu tamunya untuk mengucapkan terimakasih. Bagaikan selebriti, kilatan cahaya kamera menyertai kemanapun Karel dan Alexa melangkah. Ucapan selamat pun tak kunjung usai dari mereka yang turut berbahagia menyaksikan momen indah pasangan pengantin baru ini. Di tengah ucapan selamat, langkah Alexa pun terhenti ketika ia melihat pria yang telah membuatnya sakit hati berkepanjangan. "Hon, what's wrong?" tanya Karel yang menyadari perubahan ekspresi istrinya. "Ternyata dia datang," lirih Alexa dengan matanya memandang ke arah pria terakhir yang ingin ia jumpai. Dengan mengerutkan keningnya dan menegapkan posisinya, Karel segera memahami siapa orang yang dima

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 60 Malam Berbintang di Remala

    Beberapa pekan kemudian, perhelatan resepsi pernikahan Karel dan Alexa pun diselenggarakan di cafe Chequered Flag dengan mengusung tema rustic. Tenda putih berukuran besar yang dapat menampung hingga lima ratus tamu undangan telah berdiri tegak.Meja panjang dan kursi yang berhiaskan pita dan bunga berwarna ungu dan putih, telah berjajar rapi bagaikan perhelatan gala dinner kaum jet set.Dekorasi untaian manik-manik bagaikan berlian menjuntai dari atap tenda. Pohon-pohon artifisial dengan daun berwarna putih berhiaskan lampu dekorasi berwarna kuning bagaikan kunang-kunang beterbangan, menghadirkan suasana yang penuh kehangatan. Suatu yang berbeda dihadirkan untuk mendukung suasana alam, yaitu dengan memperdengarkan audio suara burung berkicau dan suara gemericik air dari air terjun buatan yang diletakkan sebagai dekorasi pelaminan. Ditambah dengan angin malam yang berhembus sepoi-sepoi menambah keromantisan suasana. Tamu undangan dan kerabat dari kedua belah pihak telah hadir memenuh

DMCA.com Protection Status