Beranda / Romansa / Balada Cinta Duda Belanda / Bab 3 Pertemuan Karel dan Alexa

Share

Bab 3 Pertemuan Karel dan Alexa

Penulis: Leneva
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-05 20:44:21

Liburan singkat di akhir pekan pun berlalu, Karel harus kembali berjibaku dengan rutinitas hariannya di kantor. Tetapi ada yang sedikit berbeda dari dirinya, yang merupakan hasil dari liburan singkat itu, dimana membuat dirinya tampak lebih relaks dan ceria, hal itu terlihat dari raut wajahnya yang tidak sekaku seperti di hari-hari sebelumnya.

Di awal pekan ini, seperti biasanya Sekar akan melaporkan jadwal kegiatan yang harus dihadiri Karel.

"Pak, barusan saya kirim e-mail jadwal acara peluncuran Instanshopme, Rabu ini di Parkit Hall, Senayan," ucap Sekar yang berdiri di depan meja kerja Karel.

Sementara itu, Karel yang sedang menatap layar monitor komputernya pun menjawab, "Iya, ini lagi saya baca."

"Oiya Pak, Pak Gunawan berhalangan hadir, jadi beliau meminta Bapak yang mewakili perusahaan," lanjut Sekar dengan berhati-hati, karena ia tahu hubungan antara Pak Gunawan sang direktur utama dengan Karel, terdapat perseteruan yang aneh, dimana Pak Gunawan selalu melimpahkan urusannya kepada Karel jika berhubungan dengan acara promosi atau yang mengharuskan dirinya tampil di publik.

"Iya, saya sudah tahu. Selalu seperti ini kan? di setiap acara peluncuran produk dia selalu berhalangan dan saya selalu jadi penggantinya," ucap Karel sedikit kesal.

"Tolong beri saya list nama-nama mitra yang tergabung pada peluncuran besok. Oiya satu lagi, tolong berikan saya nomor kontak untuk setiap mitra," pinta Karel, yang masih tetap menatap lurus ke arah layar monitornya tanpa sedikitpun melihat ke arah Sekar.

"Baik, Pak, permisi," jawab Sekar yang kemudian meninggalkan ruangan kerja Karel untuk kembali ke mejanya.

Reaksi Karel yang sering kali dingin memang bukan rahasia umum lagi, sehingga Sekar yang telah menjadi sekretaris Karel selama hampir dua tahun ini pun tidak pernah terganggu dengan betapa dingin sikap yang ditunjukkan oleh direkturnya ini.

Hanya pada momen-momen tertentu saja, Karel dapat bersikap hangat dan humoris. Tetapi itu adalah momen langka yang patut dirayakan.

Di tempat yang berbeda, kesibukan di awal pekan pun dirasakan oleh Alexa yang telah memenangkan tender, untuk acara PT. Lazeesfood di tengah pekan. Tetapi sebelum itu, ia harus pergi menandatangani kontrak kerjanya terlebih dahulu, maka di hari Senin itu, selepas jam istirahat makan siang, Alexa pergi menuju kantor manajemen Lazeesfood, ditemani oleh Zasky, asistennya.

"Bu, kita kesini cuma buat tandatangan aja, kan?" tanya Zasky yang sedang mengemudikan mobil SUV milik Alexa.

"Iya, cuma tandatangan aja. Kenapa?" tanya balik Alexa, sambil menatap keramaian lalu lintas yang dilewatinya.

"Nggak papa, cuma menurut informasi yang beredar, katanya salah satu direkturnya ada yang super ganteng dan single, alias duren!" jawab Zasky bersemangat.

Mendengar jawaban Zasky, Alexa sudah mengetahui arah percakapan yang akan dibahas oleh asistennya ini, maka ia harus segera menghentikannya, "Huss, kamu ini ! Sekarang itu urusan kerja, bukan nyari duda."

"Ih ibu, kan sekalian. Siapa tahu nemplok, trus ceritanya jadi ketika janda bertemu duda, uhuy!" goda Zasky dengan penuh semangat

"Halumu harus ditraining lagi," ucap Alexa datar.

"Apa lagi nih? Halu kok ditraining? Ibu beneran deh, ibu itu butuh duda tajir nan sholih! Pokoknya aku do'ain, biar ibu bisa segera bertemu dengan duda ganteng, tajir dan sholih, trus nggak pake lama langsung nikah! Aaamiiin!" seru Zasky penuh semangat.

Tetapi tidak dengan Alexa, ia hanya diam dan tidak mengaminkan do'a yang dipanjatkan oleh asistennya. Hal itu tentu saja membuat Zasky memprotes atasannya, "Bu, kok diem. Diaminin dong?!"

"Iya, aamiin," jawab Alexa dengan terpaksa.

Perjalanan di saat istirahat makan siang itu cukup padat, dimana para pengendara harus menyediakan cadangan kesabaran lebih banyak, jika tidak ingin tekanan darahnya meningkat dengan drastis. Udara yang panas, ditambah asap knalpot, kerlipan lampu rem di belakang kendaraan dan jeritan suara klakson yang berulang-ulang, merupakan perpaduan terbaik untuk menimbulkan stres.

Alexa memilih untuk memejamkan matanya, guna merileksasikan pikirannya. Akhirnya setelah melalui beberapa titik kemacetan, Zasky berhasil sampai di lokasi, di sebuah gedung pencakar langit berlantai tiga puluh lima, terpampang megah di depannya.

Tanpa menunggu lagi, Alexa dan Zasky memasuki lobby gedung tersebut setelah melewati pintu yang dilengkapi dengan alat pendeteksi logam. Lalu, mereka harus menuliskan data diri pada buku tamu, guna keamanan dan juga untuk mendapatkan tanda pengenal pengunjung. Setelah itu keduanya pun menunggu lift untuk menuju kelantai tiga, tempat kantor HRD PT. Lazeesfood berada.

Tak lama menunggu, pintu lift pun terbuka dan keduanya segera memasuki lift yang nyaris kosong itu. Tetapi jantung Alexa tiba-tiba berdegup dengan kencang, ketika ia melihat seorang pria bertubuh tinggi besar yang berdiri di dalam lift dan berdiri tepat di depannya.

Keduanya pun berdiri berhadapan dan membeku. Tiada kata dan sapa dari keduanya, hanya saling menatap. Hingga akhirnya pria itu memutuskan keheningan.

"Assalamu'alaikum, Al."

Bibir Alexa kelu, ia tidak dapat berkata apapun untuk menjawab salam dari pria yang pernah menjadi cinta pertamanya itu.

"Kok nggak dijawab, Al? Apa diriku terlalu memukau?" canda Karel dengan senyum manisnya yang menghipnotis.

Mendengar kalimat Karel, secara refleks Alexa memukul lengan Karel dengan tas yang berada pada genggamannya.

"Astaghfirullah! I'm glad, you're still Al that I know!" seru Karel sambil tertawa kecil dan mengelus-elus lengannya akibat serangan mendadak dari Alexa.

Lalu, Alexa menjawab salam dari Karel dan diikuti pertanyaan spontan, "Wa'alaikumsalam. Wait a minute, jangan-jangan kamu direktur bule ganteng yang banyak diomongin orang-orang?"

Mendengar pertanyaan Alexa, Karel pun tertawa sejadinya sambil berucap, "Ya Allah, Al! Kamu benar-benar nggak berubah!"

"Karena aku bukan Satria Baja Hitam, Karl," sahut Alexa santai.

Suara nyaring dari lift pun terdengar, menandakan mereka telah sampai pada lantai yang dituju.

"Hmm aku tahan liftnya atau kamu ikut aku ke kantorku. Kita ngobrol sebentar, eit no nolak nolak!" ucap Karel berbarengan dengan terbukanya pintu lift di lantai paling atas.

"Lho kok, lantai tiga puluh? Aku kan janjian di lantai tiga?" tanya Alexa kebingungan.

"Kamu salah naik lift, Al. Kamu barusan naik lift khusus direktur," jawab Karel santai, sebaliknya dengan Alexa yang sesaat itu ingin menghilang karena malu.

"Please, follow me," lanjut Karel.

Mendengar ajakan Karel, membuat Alexa kembali terdiam, ia pun tidak beranjak dari dalam lift.

"Come on," ajak Karel lagi.

Tetapi Alexa masih tetap bertahan di dalam lift tanpa bergerak sedikitpun, membuat Zasky sang asisten tidak tahu harus berbuat apa.

Akhirnya Karel menggunakan jurus terampuhnya untuk membuat Alexa mengikuti ajakannya.

"Kalau kamu tetap di dalam lift, aku akan tarik tanganmu..."

Tanpa menunggu lebih lama, Alexa pun melangkahkan kakinya ke luar lift.

"Nah, gitu dong. So, please follow me," ajak Karel sekali lagi.

Dengan berat hati, akhirnya Alexa mengikuti Karel dari belakang.

"Bu, saya tunggu disini aja, ya," bisik Zasky saat melewati lobby.

"Nggak, kamu ikut saya!" paksa Alexa.

"Nggak, ibu aja, saya nunggu disini. Sudah cukup adegan di lift tadi yang bikin saya panas dingin. Saya nggak sanggup kalau harus menyaksikannya lagi, mana pakai acara di dalam ruangan direkturnya. Good luck Bu, fighting!" ucap Zasky sembari mengambil koran dan langsung duduk manis di sofa lobby.

Alexa pun memberikan pandangan penuh kekesalan kepada asistennya itu, tetapi Zasky sudah menutupi wajahnya dengan koran agar ia tidak perlu melihat reaksi Alexa.

Sementara itu, dengan hati yang dongkol Alexa mengikuti Karel memasuki ruang kerjanya, tetapi sebelumnya ia melewati meja sekretaris Karel dimana ia melihat seseorang yang ia kenal dekat tengah asyik di depan layar komputernya.

"Sekar, help me!" lirih Alexa kepada Sekar.

Mendengar namanya disebut, Sekar pun mencari tahu siapa yang memanggilnya. Ia pun tertawa lirih ketika melihat Alexa sedang berjalan memasuki ruang kerja Karel, lalu ia pun lirih berkata, "Good luck, Mbak."

Alexa pun membalasnya dengan ekspresi wajah seolah-olah ia berada di sebuah wahana yang berputar-putar, yang membuat Sekar tertawa.

Karel pun mempersilahkan Alexa untuk memasuki ruang kerjanya terlebih dahulu.

"After you," ucap Karel sambil membuka pintunya.

Alexa pun dibuat terpukau oleh keeksklusifan desain ruang kerja Karel, yaitu sebuah ruang kerja yang bergaya maskulin dengan menghadirkan warna alam yang menenangkan. Tetapi kekagumannya berubah menjadi kecanggungan, setelah ia menyadari dimana ia berada.

Melihat kecanggungan Alexa, akhirnya Karel berjalan ke arah Alexa dan menarik kursi untuknya.

"Have a seat," ucap Karel bersamaan dengan senyum manisnya.

"Thank you," jawab Alexa sambil menduduki kursi di sampingnya.

"Puasa?" tanya Karel sambil memandang wajah Alexa.

"Nggak," jawab Alexa sedikit gugup karena pandangan Karel.

"Two hot cappucino, please," ucap Karel kepada Sekar melalui interkom.

"Karl..."

"How are you? Kenapa weekend kemarin pulang duluan?" tanya Karel tanpa basa-basi, karena itulah gaya yang disukai oleh Alexa.

"I'm good. Kenapa, ya? Karena memang tidak ada rencana nginap disana. Mahal," jawab jujur Alexa yang membuat Karel tertawa kecil.

"I can pay the bill," ucap Karel setelahnya.

"I don't want to debt," sahut Alexa cepat.

"Sejak kapan aku akan menghitungnya sebagai hutang. Aku saja masih berhutang sama kamu, Al. Aku belum sempat mengganti uang SPP kuliahku dulu," kenang Karel akan bantuan yang pernah ia terima dari Alexa agar ia dapat melanjutkan kuliahnya.

"Aku sudah lupa, emangnya berapa?" tanya Alexa yang memang tidak pernah mengingat bantuan yang pernah ia berikan.

"Satu milliar," jawab Karel sekenanya.

Alexa pun membuang nafasnya dengan kasar, lalu dengan malas, ia berucap, "Aku nyerah, Karl. Langsung to the point aja."

"Kamu ada urusan apa ke kantorku?" tanya Karel penasaran.

"Mau tanda tangan kontrak katering," jawab Alexa cepat, agar ia dapat segera keluar dari ruangan itu.

"Kontrak katering? Untuk acara apa?" tanya Karel lagi.

"Lah, kamu kan direkturnya, kok nggak tahu kalau ada acara peluncuran Instanshopme?" jawab Alexa dengan bertanya balik.

"Oh acara itu? Jadi kamu yang nanganin kateringnya?" tanya Karel dengan hati berbunga-bunga.

"Iya, pekan lalu aku lolos test food, jadi sekarang tandatangan kontrak kerja," jelas Alexa.

"Oh gitu, tunggu sebentar, ya," ucap Karel yang segera menghubungi bagian HRD untuk membawakan kontrak kerjasama yang dimaksud.

"Tanda tangan di sini aja," ucap Karel sambil mengendurkan posisi duduknya agar lebih santai.

"But, by the way, sejak kapan punya bisnis katering?" tanya Karel penasaran.

"Sejak dua tahun yang lalu," jawab Alexa yang kembali singkat.

Tak lama, terdengar suara pintu diketuk, lalu terlihat Sekar memasuki ruangan dengan membawakan dua cangkir capuccino panas dan diikuti oleh perwakilan dari bagian HRD yang datang membawa lembaran kontrak kerja.

"Silahkan diminum dulu, terus tanda tangan disini," ucap Karel.

"Kopinya aman kan?" canda Alexa sambil menyeruput capuccino panasnya.

"Yang plus sianida, sudah nggak ada, tapi kalau plus dia cinta mungkin ada," balas Karel diikuti dengan senyum nakalnya.

Mendengar jawaban Karel, Alexa pun mulai kembali ke karakternya, "Kamu masih usaha, ya?"

Mendengar pertanyaan balasan dari Alexa, Karel pun tertawa terbahak-bahak.

"Kamu nggak berubah, Al, kamu masih seperti Alexa yang kukenal tiga puluh tahun yang lalu," ucap Karel kemudian.

"Sungguh aneh, padahal aku tidak mengkonsumsi formalin, but kamu juga masih sama, cuma beda di penambahan lemak aja," balas Alexa lagi.

"But still look sexy, right?"

"Left, you always look stunning and sexy, that every eyes will follow you," jawab Alexa secara hiperbola yang membuat Karel tertawa.

Lalu keduanya terdiam beberapa saat, hingga Karel kembali bertanya dengan mimik wajah yang serius.

"Al, how are you?" tanya Karel dengan intonasi yang dalam.

Alexa pun menarik nafasnya dan menghembuskan perlahan, sebelum menjawabnya, "Not too good, but I'm okay."

"Is there anything that I can help you?" tanya Karel dengan mimik wajah yang serius.

"Nggak ada, Karl. Makasih, for asking."

"Apa kabar anak-anak ?" tanya Karel lagi.

"They are good. How 'bout you?"

"The kids are good too. They've grown so fast," jawab Karel sambil tersenyum.

"Karl, mau sampai kapan kita ngobrol basa-basi seperti ini?" tanya Alexa yang sudah mulai tidak nyaman.

"I don't know, sampai kamu bosan aja, gimana? Soalnya kalau aku nggak akan bosan ngobrol sama kamu, jadi sekarang tergantung maunya kamu gimana."

"Karl, are you seducing me?" selidik Alexa dengan memicingkan matanya.

"Al, kata-kata apa yang berkonotasi dengan seducing yang kamu maksud?" tanya Karel balik sambil menggelengkan kepalanya.

"Lagian, buat apa aku ngegodain kamu. Kamu adalah the queen of ice, yang sangat sulit untuk dicairkan," tambah Karel.

Well, you don't know when you never try, gumam Alexa.

"Aku tanda tangani disini, kan?" tanya Alexa yang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

"Yes, right there."

"Setelah dari sini, kamu mau kemana?" tanya Karel.

"Pulang," jawab Alexa sambil menyerahkan lembaran kontrak kerjanya.

"Where do you live now?"

"In a house," jawab malas Alexa.

"Al?"

"Masih di rumah yang dulu, aku nggak pindah-pindah kok," jawab Alexa.

Membaca bahasa tubuh Alexa yang tampak tidak nyaman, membuat Karel kembali bertanya, "Al, do you hate me?"

"Why would I ?" jawab Alexa dengan cepat.

"Because it's been years since we have met, but you don't seem to happy to see me. You're making my heart broken once again, Al," jawab Karel yang benar-benar serius dengan ucapannya.

"Karl, aku nggak ada waktu untuk gombalanmu. You have a wife, kenapa masih nyari aku?!"

"Apa kamu nggak dengar gosip tentang direktur duda keren?" tanya Karel sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Jadi gosip itu beneran?" tanya Alexa tidak percaya.

"Yup, itu sangat benar."

"Why? Terus, semua status tentang anak-anak dan kamu bersama Meita itu..."

"Itu masa lalu, Meita sudah memiliki yang lain. Kamu dan aku sama, Al. Kita berdua korban dari pasangan yang tidak setia," ucap Karel dalam.

"How come, Meita? Seriously?" tanya Alexa sekali lagi karena ia masih belum mempercayai pendengarannya.

"Iya Al, she has someone else," jawab Karel sambil bersandar pada kursi kerjanya.

Mimik wajah Alexa pun melunak, rasa prihatin terpancar dari wajahnya. Lalu, Alexa kembali bertanya, "When?"

"About a year ago, well almost a year," jawab Karel.

Rasa penasaran Alexa pun terus mendera, ia menanyakan semua perihal hak asuh ketiga putra Karel dan juga tentang kepemilikan rumah mewah milik Karel.

"Untuk anak-anak, mereka sama ibunya. Kami berbagi pengasuhan, tidak ada pembatasan dimana dan kapan," jelas Karel yang terlihat sendu ketika ia mulai membahas tentang anak-anaknya.

"Untuk rumah, aku kasih ke Meita, agar anak-anak juga tetap nyaman tinggal di tempat dimana mereka biasa tinggal. Aku sekarang pindah ke komplek sebelahnya, yaa mungkin cuma sekitar lima ratusan meter aja, jadi kapanpun anak-anak mau ketemu, mereka tinggal naik sepeda ke rumahku," tambah Karel yang menyiratkan kesedihannya yang mendalam.

Alexa pun mencoba kembali bertanya dengan hati-hati, "Jadi setahun ini, kamu tinggal sendiri?"

"Iya. Kamu mau nemenin aku?" canda Karel dengan senyum lebarnya yang membuat hati Alexa, sesaat terhipnotis.

Tetapi, mendengar pertanyaan yang dilontarkan Karel, membuat Alexa melemparkan pulpennya ke arah Karel, tetapi dengan sigap ia menangkapnya sambil tertawa.

"Kenapa sih, main lempar muluk? Kamu atlet lempar lembing atau apa sih, Al?"

"Aku mau pulang, urusanku sudah selesai," ucap Alexa sambil beranjak dari kursinya tanpa memperdulikan pertanyaan Karel.

"Thank you, Al," ucap Karel sambil berdiri untuk mengantarkan Alexa ke luar ruangannya.

"Duduk aja, Karl. Aku nggak perlu diantar, aku tahu kok pintunya," tolak Alexa yang kembali dengan sikap dinginnya.

"Assalamu'alaikum," salam Alexa sambil membuka pintunya dan kemudian menghilang dari pandangan Karel.

"Wa'alaikumsalam," jawab Karel lirih.

Mata Karel hanya dapat mengantarkan Alexa hingga pintu ruangannya lalu setelah ia menghilang, sakit kepala itu datang kembali tetapi kali ini ditambah dengan denyut jantungnya yang sangat kencang, hingga membuatnya kesulitan bernafas.

Bab terkait

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 4 Rahasia Karel

    Pertemuan tak disangka antara Alexa dengan Karel, membuat Alexa menjadi lebih pendiam. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi Zasky, yang tidak biasa melihat atasannya ini menjadi begitu pendiam. "Bu, ada apa? Eh kenapa?" tanya Zasky dari balik kemudi. "Nggak ada apa-apa dan nggak kenapa-kenapa," jawab Alexa sambil memandang jauh ke jendela mobilnya. "Tapi tadi ibu sudah tanda tangan kontrak kerjanya kan?" tanya Zasky untuk memastikan. "Sudah, makanya sekarang kita pulang, karena urusannya sudah selesai," jawab Alexa sambil memejamkan matanya dan menurunkan sandaran kursinya. Melihat Alexa yang sepertinya ingin beristirahat, membuat Zasky mengurungkan pertanyaannya. Tetapi, rasa penasaran itu sungguh mengganggu, membuat Zasky menanyakan hubungan pribadi Alexa dengan Karel, "Bu, maaf mau nanya, boleh nggak?" "Biasanya kalau mau nanya, juga tinggal nanya aja, kok sekarang pakai minta izin?" jawab Alexa dengan mata terpejam. "Karena aku mau nanya tentang bapak bule ganteng tadi, yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 5 Pertanyaan Untuk Meita

    Setelah menerima peta lokasi yang dikirimkan oleh Meita, Alexa pun menambah kecepatannya dan setelah beberapa menit kemudian, tibalah ia di sebuah perumahan mewah di pinggiran Timur ibukota.Alexa menghentikan kendaraannya di sebuah cafe sekaligus tempat tinggal Meita dan ketiga buah hatinya."Assalamu'alaikum," salam Alexa sambil berjalan menuju teras rumah Meita."Wa'alaikumsalam," jawab Meita yang menyambutnya di teras rumahnya."Apakabar, Al?" tanya Meita sambil memberikan pelukan hangat."Alhamdulillah, baik. Ih, berapa lama kita nggak ketemu, ya?" tanya Alexa."Ratusan purnama, pokoknya. Udah lama banget, Al. Eh, kita masuk dulu atau mau ngobrol di cafe taman?" tanya Meita sambil menunjukkan cafe yang terletak di samping rumahnya."Kayaknya lebih seru di luar aja, kali ya," jawab Alexa.Meita pun mengarahkan ke samping rumahnya yang merupakan area cafe tamannya, yang di desain lesehan dan sebagian lagi dengan meja dan kursi, serta dihiasi dengan lampion berwarna-warni yang berga

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 6 Mengantar Alexa Pulang

    "Assalamu'alaikum," salam seorang pemuda yang mirip dengan Karel, memasuki ruang tamu dengan membawa sekotak pizza dan satu ember gelato, seperti permintaan Alexa. "Wa'alaikumsalam. Al kenalin, ini putra pertamaku. Rangga," ucap Karel, sambil menerima kotak pizza dari putranya. "Ngga, ini teman sekolah Abi sewaktu masih SMP, namanya tante Alexa," ucap Karel memperkenalkan. "Panggil aja tante Al," sahut Alexa sambil tersenyum. Rangga pun melirik ke arah Karel dan Alexa bergantian, lalu ia mulai menunjuk ke arah Karel dan Alexa, tetapi sebelum ia bertanya, sepertinya Karel dapat membaca apa yang ada di dalam benak sang putra. "Nggak usah main tunjuk-tunjuk. She's my friend, selanjutnya do'akan saja," bisik Karel di telinga Rangga, yang membuat ia tertawa. "Got it, Dad!" Melihat kedua pria di depannya tertawa, Alexa pun mencium sesuatu yang mencurigakan. "What are you guys talking about?" selidik Alexa sambil memicingkan dua matanya. Karel dan Rangga pun menjawabnya dengan kompa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-22
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 7 Katering untuk Karel

    Keesokan paginya, dengan menggunakan kemeja berwarna biru laut dan dasi berwarna dongker, Karel tengah bersiap untuk berangkat ke kantor. Tetapi ada sesuatu yang berbeda dari penampilan Karel, yaitu wajah kakunya mulai tampak mengendor yang ditandai dengan bibirnya yang melengkung ke atas, serta nada bicaranya yang lebih halus dan terdengar senandung indah dari bibirnya. Hal ini tentu saja membuat Narsih bertanya dalam hati, apa gerangan yang membuat majikannya tampak bahagia di pagi ini. Tumben, bapak senyam-senyum sendiri, gumam Narsih. Setelah Karel menyelesaikan sarapannya, ia bersiap menuju ke kantornya, tetapi sebelum itu, ia berpesan kepada Narsih, "Narsih, saya titip kunci mobilnya Alexa, nanti supir kantor akan ambil mobilnya. Tolong ya?" "Baik, Pak." Sementara itu, setelah mengantar ketiga putrinya ke sekolah, Alexa kembali berjibaku dengan perlengkapan dapurnya. "Hari ini ada pesanan apa?" tanya ibu Alexa ketika melihat kesibukan putrinya. "Hari ini nggak ada pesanan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-23
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 8 Kekhawatiran Karel

    "Kamu sekarang berusaha untuk mendapatkan Karel, setelah Karel kaya, setelah ia berkedudukan dengan gaji milyaran rupiah pertahunnya?! Kamu ternyata sama saja seperti perempuan matre lainnya!" pekik Meita yang terbakar api emosi dan segera meninggalkan rumah Karel dengan membanting pintu depan rumahnya. Narsih pun mengerut dadanya, sambil menyusun kembali kotak-kotak makanan ke dalam kulkas."Alhamdulillah, kotaknya nggak ada yang pecah," lirihnya.Tak lama kemudian, Saiful, suami Narsih lari tergopoh-gopoh menuju dapur."Ada apa? Bunyi apa tadi?" tanya Saiful kepada istrinya."Ya bunyi ini, Pak'e," jawab Narsih memperlihatkan wadah-wadah kedap udara yang berserakan di lantai.Saiful pun segera membantu sang istri menyusun wadah-wadah tersebut kembali di dalam kulkas, sambil kembali bertanya, "Bu Meita tadi ya?""Iyo Pak'e, seperti biasa kalau kesini pasti ngamuk. Aku nggak ngerti sama Bu Meita, Pak Karel iku salahe opo? La wong Pak Karel uwonge kalem ngono, kok nduwe mantan istri sin

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 9 Karel vs Alexa

    Foto-foto yang memperlihatkan kedekatan antara Karel dan Alexa pun dengan cepat tersebar di dunia maya, termasuk oleh Meita dan Arga, mantan suami Alexa yang bersyukur mantan istrinya telah mendapatkan calon pasangan. "Wah, pinter juga Al, nyari laki tajir kek gini," ucapnya pada sang istri, Dila. "Kenapa Al, Kang?" tanya Dila. "Lihat nih, Alexa lagi pacaran sama bule, kalau nggak salah direktur perusahaan apa lah," jawab Arga. "Wah, cakep tuh. Kalau Al nikah sama itu bule, lumayan Kang. Akang nggak perlu ngirim duit lagi, kan sudah ada yang nanggung biaya anak-anak," ucap Dila. "Nah, itu yang kita mau kan? Biar uangnya bisa kita pakai jalan-jalan. Sudah lama nih, kita nggak ke Singapura!""Iya, sudah tiga bulan kita nggak shopping ke Singapura, aku kan pingin belanja sepatu, tas, jam tangan baru, yang jelas bukan yang pasaran, yang banyak di mal-mal disini," ucap Dila sambil bergelayut manja pada lengan Arga. Arga pun tersenyum mesra dan mengecup kening Dila, sambil berucap sini

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 10 Go Public

    Matahari mulai meredupkan sinarnya dengan bergeser ke arah barat, menunjukkan senja segera tiba. Stand-stand pameran telah sepi dari pengunjung, bahkan sebagian dari mereka telah mengemas dagangan mereka dan bersiap untuk pulang. Begitu juga dengan stand katering milik Alexa, yang telah rapi dan menyisakan kantong-kantong berwarna hitam berisi sampah. "Bu, saya langsung pulang, ya," ucap salah satu pegawai Alexa."Iya, kalian duluan aja. Saya masih ada perlu sebentar," sahut Alexa. Beberapa saat kemudian, Alexa terlihat berjalan menemui Sekar yang tengah menunggunya. "Yuk, kita jalan," ajak Alexa. "Eh, jalan? Mau jalan ke mana? ""Ke hatimu," canda Alexa sambil mengedipkan satu matanya. "Ish gelai! Kambuh?""Iya, belum dapat asupan es krim," jawab Alexa sambil tersenyum. "Wah bahaya. Eh tapi!""Tapi apa?!""Gimana tadi sama Pak Karel?" tanya Sekar. "Gimana apanya?" tanya Alexa balik. "Jadian nggak?"Alexa pun melayangkan pukulan ke lengan adik sepupunya itu. "Jadian dari Hon

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 11 Karel's Confession

    "Apakah kamu kembali menyukai Alexa?"Mendengar pertanyaan sang bunda, Karel memejamkan matanya lalu merubah posisinya, dari bersandar menjadi sebaliknya. Ia mencondongkan badannya ke depan dengan kedua tangan menyangga kepalanya, menandakan beban pikirannya yang rumit. "Entahlah, Ma. Mungkin aku menyukainya, mungkin rasa itu masih ada sampai saat ini, tapi entahlah, Alexa tetap seperti yang dulu, yang tidak memperdulikan rasa cintaku padanya," lanjut Karel. Sang bunda pun berpindah duduk ke samping putra pertamanya itu, lalu mengelus-elus kepala putra yang sekaligus telah menjadi kepala keluarga sejak usia belasan tahun. Karel pun meletakkan kepalanya di atas pangkuan sang bunda. "Karl, sekarang adalah masa dimana seharusnya kamu menikmati hidupmu, jangan kamu bebani dengan pikiran yang tidak perlu. Usiamu bukanlah remaja lagi, dimana trial and error sudah tidak berlaku di usiamu yang nyaris setengah abad. Do what you think is right, nggak usah overthinking, just relax. Kamu dapat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24

Bab terbaru

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 68 Kedatangan Donny

    Kedatangan Donny di ruang perawatan tempat Alexa dirawat, mengejutkan sang bunda dan Nisa, yang juga masih berada di ruangan dan Nisa yang sama sekali tidak pernah mendengar nama Donny sebelumnya pun merasa perlu untuk tetap berada di ruangan."Maaf Bu, beberapa hari yang lalu saya ke butiknya Al, dari sanalah saya tahu kalau Al mengalami kecelakaan dan dirawat disini," tutur Donny."Maaf Pak, tapi Anda siapa, ya?" tanya Nisa yang tidak mendapatkan informasi apapun akan Donny.Kalau aku jujur, aku akan mengundang masalah baru, tapi aku juga lelah menjadi pria bayangannya Al, tapi aku belum gila, batin Donny.Tetapi, demi menjaga perasaan semua pihak, akhirnya Donny hanya dapat menjawab dengan jawaban teraman."Saya cuma teman lamanya Al. Saya juga datang ke resepsi pernikahan Al dan Karel," jawab Donny sambil memperlihatkan foto-foto kebersamaannya bersama Karel dan Alexa saat berada di resortnya."Maaf, saya baru tahu kalau Al terkena musibah. Makanya begitu saya tahu, saya langsung

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 67 Pulang ke Rumah

    Sepekan telah berlalu dan tanda-tanda akan kesadaran Alexa belum juga terlihat. Semuanya masih terlihat sama seperti pada hari pertama, hal ini pada akhirnya membuat Karel gelisah. Ia pun berulang kali menanyakannya kepada dokter yang bertanggung jawab menangani Alexa, walaupun ia hanya mendapatkan jawaban yang sama setiap kali ia menanyakannya."Semua ikhtiar telah kami coba, Pak. Untuk saat ini, kita hanya dapat menunggu kapan ibu Alexa akan sadar. Maaf, hanya itu yang kami dapat lakukan. Mungkin dengan memperbanyak istighfar dan do'a, semuanya akan dimudahkan oleh Allah. Kita tunggu saja, apa rencana Allah dibalik ini semua."Rekaman murottal tiga puluh juz pun bergantian diputar dengan tilawah Al-Qur'an yang dilantunkan Karel atau anggota keluarga lainnya, dengan harapan kesadaran Alexa akan segera terjadi. Bayangan akan kehilangan Alexa untuk selamanya, mulai menghantui Karel dan membuatnya terlihat sangat kusut dan menjadi perhatian dari ibu dan kedua adiknya."Bang, istirahat l

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 66 Titik Terang yang Belum Tampak

    Adzan Isya berkumandang, kondisi Alexa masih belum menampakkan perubahan. Dirinya masih dalam status penurunan kesadaran dan masih dalam perawatan intensif. Keenam putra dan putrinya telah berkumpul untuk melihat kondisi sang bunda, dengan ditemani oleh orang tua Alexa. "Boleh masuk, tapi nggak boleh langsung semuanya. Dua-dua dulu, ya," ucap Mario yang masih berjaga. Putra dan putrinya pun bergantian memasuki ruang perawatan ICU, dimulai dari Rangga dan Kimi. Keduanya melangkah perlahan mendekati Alexa yang tergeletak tak sadarkan diri. Karel yang duduk di samping Alexa, memaksakan dirinya untuk tersenyum ketika Rangga dan Kimi memasuki ruang. Ia pun melambaikan tangannya, meminta keduanya untuk mendekat. "Bi, gimana keadaan ibu?" tanya Rangga, sementara Kimi hanya terdiam memandang sang bunda. "Ya seperti yang kamu lihat, ibu belum sadar. Ibu masih di dunia mimpinya," jawab Karel sambil memandangi Alexa dengan penuh cinta dan sesekali mengelus pipinya. Tetapi, pandangannya bera

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 65 Penyesalan Karel

    "Karl, sepertinya Alexa harus kita MRI, karena...""Do what you have to do, as long as she survive," potong Karel. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Mario segera melaksanakan MRI otak pada Alexa dan hasilnya sesuai dengan dugaannya. Terdapat trauma pada kepala bagian belakang akibat benturan keras, tetapi ada satu hal yang diluar dugaan Mario, yaitu trauma tersebut melukai dinding otak. "Dok, ada luka di dinding otaknya," ucap dokter radiologi kepada Mario yang berada di ruang operator. "Iya, I can see that. Hmm selain itu ada luka atau perdarahan yang lain, nggak?" tanya Mario. Setelah mencari dengan memutar-mutar imagenya, operator MRI pun menjawab, "Sepertinya tidak ada lagi, Dok. Hanya dinding otaknya saja yang luka.""Dok, kalau dinding otaknya luka berarti ada kemungkinan amnesia, kan?" tanya Mario untuk memastikan diagnosanya. "Iya, Dok. Tapi kalau dilihat dari tingkat traumanya, ini masih gegar otak ringan. Jadi kesempatan sembuhnya jauh lebih cepat. Biasanya sih, nggak lam

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 64 Pembukaan Butik Relax

    Dua pekan berlalu, butik yang akhirnya disepakati dengan nama Relax, yang merupakan penggabungan nama Karel dan Alexa, akhirnya resmi dibuka pada Ahad, pukul sembilan pagi. Mengambil tempat di sebuah ruko berlantai tiga, di kawasan eksklusif timur Jakarta, butik Relax berdiri dengan anggun, menggunakan konsep perpaduan antara simply dan shabby chic. Warna putih yang mendominasi dengan dipadukan warna-warna pastel yang lembut, menghadirkan suasana yang menenangkan dan menyejukkan mata. Semua bagian ditata dengan menggunakan elemen-elemen interior yang memiliki kesan ringan dan lapang pada ruangan yang memiliki ukuran delapan kali dua belas meter persegi ini. Busana-busana muslimah telah tergantung rapi di sekeliling ruangan dan dilengkapi dengan sofa serta coffee table yang diletakkan di tengah ruangan. Alexa dan dua asistennya, serta dibantu oleh tiga orang pramuniaga tengah sibuk mempersiapkan pembukaan butik dalam beberapa menit kedepan. "Kasir ready, ya?" tanya Alexa kepada salah

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 63 Kesibukan Alexa

    Sebulan sudah Karel dan Alexa hidup berumah tangga, tidak banyak yang berubah dari keseharian mereka berdua. Karel tetap sibuk dengan pengelolaan sirkuit yang juga memiliki area outbound dan lapangan tembak, sedangkan Alexa tetap dengan bisnis kulinernya dan kini merambah pada fashion. Dengan ide-ide segar yang ia miliki, Alexa menghabiskan waktu berjam-jam dengan membuat sketsa dan dilanjutkan dengan pemilihan bahan. Tumpukan sampel aneka jenis kain dan warna, tersusun rapi di salah satu sudut ruang kerjanya. Alexa dan dua asistennya, Karina dan Sabrina, bekerja bersama untuk menghasilkan busana-busana muslimah kekinian tetapi tetap syar'isyar'i, dibantu juga dengan dua penjahit"Rin, tolong kamu bikin polanya, terus kasih ke mang Aksan," ucap Alexa sambil memberikan gambar desainnya. "Baik, Bu."Tetapi, ada sesuatu yang diluar prediksi Alexa, yaitu selama ia bekerja, ia tidak pernah memiliki seorang atasan, karena dia adalah atasan, karena dia pemiliknya. Tetapi, kini ada Karel y

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 62 Sambutan dari Sahabat

    "Hon, Honey?" panggil Karel sambil menggoyangkan lengan Alexa, yang membuatnya tersadar dari lamunan. "Eh iya, kenapa?" tanya Alexa dengan polos. "Kok ngelamun?" tanya balik Karel. "Wah, ternyata aku ngelamun! Padahal seru banget kalau itu beneran!""Hmm emangnya ngelamunin apa? lagian kok bisanya ngelamun lagi ramai kayak gini?" tanya Karel heran."Wah Mas, tahu nggak, aku tuh kok tiba-tiba ngebayangin Arga datang. Trus, Mas samperin eh langsung Mas tonjok itu si Arga, trus Mas ancam juga. Nah, lepas tu, aku pulak pakai jurus kamehameha, ke Arga! Waah seru banget!""Yang, how can you mimpi di tengah-tengah acara begini?!""Don't you know, itu adalah kemampuan tersembunyi yang kumiliki," jawab Alexa santai. "That's why I love you," sahut Karel gemas sambil mencubit pipi Alexa dengan lembut. "Love you too," jawab Alexa penuh senyuman. Tak lama, para pelayan datang membawa piring-piring yang telah berisikan hidangan makan malam mereka. "Come on, let's have dinner!" ajak Karel kare

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 61 Aksi Karel dan Alexa

    Sesudah sesi tanya jawab usai, acara pun dilanjutkan dengan makan malam dan ramah tamah. Berbeda dengan acara resepsi pernikahan yang pada umumnya diselenggarakan di Indonesia, kali ini Karel dan Alexa tidak berada di atas panggung pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari para tamu, melainkan merekalah yang mendatangi satu-perasatu tamunya untuk mengucapkan terimakasih. Bagaikan selebriti, kilatan cahaya kamera menyertai kemanapun Karel dan Alexa melangkah. Ucapan selamat pun tak kunjung usai dari mereka yang turut berbahagia menyaksikan momen indah pasangan pengantin baru ini. Di tengah ucapan selamat, langkah Alexa pun terhenti ketika ia melihat pria yang telah membuatnya sakit hati berkepanjangan. "Hon, what's wrong?" tanya Karel yang menyadari perubahan ekspresi istrinya. "Ternyata dia datang," lirih Alexa dengan matanya memandang ke arah pria terakhir yang ingin ia jumpai. Dengan mengerutkan keningnya dan menegapkan posisinya, Karel segera memahami siapa orang yang dima

  • Balada Cinta Duda Belanda   Bab 60 Malam Berbintang di Remala

    Beberapa pekan kemudian, perhelatan resepsi pernikahan Karel dan Alexa pun diselenggarakan di cafe Chequered Flag dengan mengusung tema rustic. Tenda putih berukuran besar yang dapat menampung hingga lima ratus tamu undangan telah berdiri tegak.Meja panjang dan kursi yang berhiaskan pita dan bunga berwarna ungu dan putih, telah berjajar rapi bagaikan perhelatan gala dinner kaum jet set.Dekorasi untaian manik-manik bagaikan berlian menjuntai dari atap tenda. Pohon-pohon artifisial dengan daun berwarna putih berhiaskan lampu dekorasi berwarna kuning bagaikan kunang-kunang beterbangan, menghadirkan suasana yang penuh kehangatan. Suatu yang berbeda dihadirkan untuk mendukung suasana alam, yaitu dengan memperdengarkan audio suara burung berkicau dan suara gemericik air dari air terjun buatan yang diletakkan sebagai dekorasi pelaminan. Ditambah dengan angin malam yang berhembus sepoi-sepoi menambah keromantisan suasana. Tamu undangan dan kerabat dari kedua belah pihak telah hadir memenuh

DMCA.com Protection Status