Share

Bab 40

"Kalau Abang muak, sebaiknya kita pisah saja, Bang!" teriak Gita. Terdengar

Brak!

Gita membanting pintu kamar. Dia memang seperti itu, kalau marah suka membanting apa saja. Untung saja pintunya terbuat dari kayu, kalau dari kaca, mungkin sudah hancur berantakan di lantai. Gita seperti anak kecil, tak dapat mengontrol emosinya.

Biasanya, kalai dia sudah marah seperti itu, aku akan segera mengejarnya ke dalam kamar. Aku akan terus merayu dan memujuknya dengan segala macam cara agat dia mau memaafkan suaminya ini. Tapi, kali ini tidak. Aku tidak akan melakukan hal itu. Gita jadi ketagihan. Setiap kali marah, aku yang harus mengalah dan meminta maaf padanya. Padahal belum tentu aku yang bersalah.

Entah sudah yang ke berapa kali dia mengatakan ingin berpisah. Namun, aku tak pernah menanggapinya. Aku tau, itu hanya emosi sesaat saja. Setelah aku meminta maaf dan berjanji akan menuruti kemauannya, pasti dia akan melupakan kata-katanya yang ingin berpisah denganku.

Aku tahu betul siapa G
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status