Share

Bagaimana Mungkin?
Bagaimana Mungkin?
Penulis: Ra Ra

Blurb

Penulis: Ra Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-26 20:38:13

Bagaimana mungkin, pria yang katanya paling membencinya datang tiba-tiba datang melamarnya? Meminta Shayra untuk jadi isterinya dengan serius!

Hal tersebut tentu saja menyebabkan Shayra bingung dan tanpa berpikir dua kali tanpa ragu-ragu langsung menolaknya. 

Semesta mana yang bercanda dan dimana kewarasan Adien saat melamarnya? Jelas-jelas mana ada wanita yang mau diperisteri olehnya, oleh pria yang jelas-jelas membencinya, belum lagi ditambah kelakuaannya yang suka berbuat seenaknya dan hobi sekali mengintimidasi orang lain. Kalau kalian mau ya, silahkan saja! Tapi Shayra akan tetap ogah dan tidak akan sudi diperisteri Adien sama sekali.

Sementara itu disisi Adien, Pria itu tak terima dan tidak diam saja membiarkan penghinaan Shayra yang mentah-mentah menolak lamarannya bahkan kabur menghilang beberapa hari untuk menghindarinya. Oleh sebab itu, Adien marah dan bertekat apapun yang diinginkannya harus didapatkan, apapun caranya!

Semua adil dalam wanita dan perang!

Akibatnya nasib perusahaan peninggalan almarhum ayahnya Shayra dan yang sedang dikelola oleh ibunya menjadi sasaran empuk pelampiasan ego Adien yang terluka.

Tak tanggung, pria itu menyerangnya menarik saham miliknya di sana dan bahkan dengan kekuasaannya para rekan bisnis yang berhubungan dengan perusahaan almarhum ayahnya Shayra diperintah untuk membatalkan kerja samanya. Sehingga menyebabkan banyak kerugian yang tak terelakkan dan nasib perusahaan berada diambang kebangkrutan.

Mengetahui hal itu, Ibunya Shayra, Karina stres dan tak tahu harus berbuat apa untuk mengatasi hal tersebut. Dia tak bisa membiarkan perusahaan peninggalan satu-satunya dari almarhum suaminya, sekaligus mata pencariannya untuk menghidupi satu-satunya putrinya dan mengorbankan banyak nasib karyawan bergantung padanya, hancur begitu saja. 

Hanya karena masalah sepele, putrinya Shayra menolak lamaran Adien salah satu rekan bisnisnya yang punya saham diperusahaanya. Karina tidak akan membiarkan perusahan bangkrut.

Tak ada pilihan lain bermodal nekat dan tak dapat diduga, Karina ibunya Shayra malah melamar kembali Adien untuk putrinya Shayra. Dia berharap banyak pada hal itu. Semoga saja Adien luluh sehingga mau berhenti menyerang perusahannya dan sudi membatunya mengembalikan kondisi perusahaan kesemula.

"Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-mana keluarga prialah yang melamar anak gadis bukan malah sebaliknya ..." protes Shayra tak percaya dengan keputusan ibunya.

"Lalu kamu bisa menolaknya lagi dan pria itu akan makin menghancurkan perusahaan peninggalan almarhum papamu! Atau mungkin dia akan berbuat lebih dan menghancurkan yang lainnya. Tidak!! Mama takakan membiarkan hal itu terjadi. Kamu menikahlah dengannya supaya masalah selesai." Ibunya Karina melipat tangannya tegas dengan keputusannya tak dapat digugat atau bahkan ditawat-tawar.

"Aku sudah bilang, Aku nggak mau jadi isterinya Ma! Asal Mama tahu saja, Adien itu setengah mati membenciku! Aku menjadi isterinya, yang benar saja. Ckck, yang ada bukannya hidup bahagia malah jalan hidupku hancur ditangan suamiku sendiri ..." Shayra meringis ngeri membayangkan perkataannya sendiri

Mamanya Karina menghela nafasnya kasar. "Dimana-mana tidak ada suami yang tega menghancurkan isterinya sendiri, sebab hal itu sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri. Yahhh! Terkecuali itu sinetron ajab, kalo itu sih, beda lagi ceritanya. Sudah-sudahlah, keputusan Mama sudah bulat! Kamu harus menikah sama dia, titik enggak ada komanya lagi apalagi kata, 'tapi-tapi.' Paham?" Mamanya menyimpulkan dan masih kukuh pada pendiriannya, Shayra harus menikah dengan Adien.

"Tapi Ma, Adien membenc-"

"Tidak ada tapi-tapian, Shayra! Mama gak mau tahu, pokoknya bagaimana pun caranya kamu harus tetap menikah dengan Adien!" Tegas Karina tak ingin dibantah segera memotong kalimat Shayra yang belum selesai.

Sontak Shayra pun mengusap wajahnya kasar dan seraya mengacak rambutnya sendiri dengan prustasi, "Bagaimana mungkin?" Tanyanya dengan tak percaya kontraks dengan raut wajah kecewa.

"Masalah mudah tidak usah dibuat susah apalagi sampai ribet. Kalau tak mungkin, ya, kita buat sajalah menjadi mungkin. Apa susahnya coba?" jawab Mamanya Karina santai mengangkat bahunya masa bodoh.

Copyright 2020 ©

Written by Saiyaarasaiyaara

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Ansyari
sangat bijaksana..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bagaimana Mungkin?   1. Jatuh Kepelukan Musuh

    Shayra baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan kini pulang kerja mampir sebentar ke supermarket sebelum pulang ke rumah. Ia berbelanja keperluan yang sudah Mamanya pesankan saat pagi sebelum berangkat kerja.Gadis itu sibuk memilah produk yang akan dibelinya. Setelahnya Shayra ambil lantas memasukkannya barang pilihannya ke dalam keranjang belanjaan. Setelah puas memilih serta memasukkan pilihannya dan sudah tidak ada barang titipan Mamanya yang perlu di beli dan tak ada yang dibutuhkan lagi, Shayra pun kekasir untuk membayar.Namun tiba-tiba saja Shayra teringat sesuatu sehingga kembali dan berbalik kerak barang untuk mengambilnya.Gadis itu mengela nafasnya kasar saat melihat kotak es krim bubuk rasa mangga tinggal satu dan berada di rak atas yang sulit digapainya. Mau tak mau dengan sedikit berjinjit serta berusaha keras Shayra berusaha untuk meraihnya.Tapi bukannya tangannya berhasil meraihnya, yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Bagaimana Mungkin?   2. Pura-Pura

    Dengan gagah Adien memasuki ruangan rapat khusus untuk pengenalan dirinya sebagai pemimpin baru menggantikan ayahnya di perusahan milik keluarganya. Kini hak kuasa penuh berada ditangannya. Sebenarnya selain itu sebenarnya sebelumnya beberapa anak perusahaan sudah dipimpin olehnya dan juga saudara kembar tidak identiknya Arkan. Kini pusatnya juga jadi miliknya dan dikuasainya. Adien sangat bangga akan hal itu dan kagum pada keberhasilan dirinya sendiri.Selang waktu rapat berlalu yang begitu terasa cepat berlangsung. Adien pun keluar dan berniat melihat ruangan barunya yang berada di lantai atas tempatnya nanti menjalankan dan mengelola perusahaan.Semua pegawainya menatapsegan dan menunduk sambil memberinya hormat serta mempersilahkan jalan untuk dilewatinya. Tanpa sengaja tatapan dinginnya menangkap sosok gadis nakal yang dia kenali. Shayra merupakan gadis yang sama dengan gadis yang merampas es krimnya semalam.Seket

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Bagaimana Mungkin?   3. Oh, Tidak!

    Shayra terbangun dari tidurnya membuka matanya lebar, akibat terganggu oleh suara berisik yang ditimbulkan oleh handphone yang entah milik siapa, mungkin punya Adien yang ketinggalan.Akan tetapi tiba-tiba Shayra kembali dengan cepat memejamkan matanya kala menyadari mendengar mendengar bunyi lain diruangan itu. Tepatnya bunyi tapak sepatu seseorang yang bergesekan dengan lantai dan sedang berjalan mendekatinya.Shayra berpikir itu adalah Adien yang kembali ke ruang kerjanya setelah pergi entah kemana tadi.Shayra berpura-pura tidur, sebab dia belum sanggup menghadapi Adien mengingat kejadian kemarin saat dirinya begitu nekat dengan beraninya merampas kotak kemasan es krim bubuk rasa mangga milik Pria itu.Ditambah kejadian beberapa jam lalu saat Pria itu meminta pertanggung jawabannya dan juga ide bodohnya yang menyebabkan dirinya kini terjebak di dalam ruang kerja Adien sampai sekarang.Atau

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Bagaimana Mungkin?   4. Maaf Untuk Apa?

    Shayra tampak serius mengerjakan file dokumen pekerjaan yang harus segera diselesaikannya. Hanya terlihat sedikit kerutan diwajahnya, kala pekerjaanya bertambah menjadi banyak padahal yang sedang dalam tahap pengerjaan saja belum selesai dikerjakannya.Tiba-tiba saja Dinda menghampiri dan datang kubikelnya lantas bertingkah dengan bossy, dokumen dalam genggamannya Dinda dihempaskan ke atas meja tepat dihadapan Shayra."Kamu memang yang terbaik Shayra!" Pujinya menyimpan sesuatu dibalik ucapannya. "Pekerjaanmu terlihat menumpuk, tapi lihatlah wajahmu masih terlihat biasa saja. Tetapi, bagian terbaiknya lagi meski sudah begitu sampai sekarang kamu tak kunjung naik jabatan, haha!!" Ejek Dinda dikalimat terakhirnya.Hal itu menyebabkan Shayra mencebikkan bibirnya kesal lalu menghembuskan nafasnya kasar dan memberi tatapan tajam kepada Dinda."Bukannya itu lebih baik dari pada dirimu yang terus mengeluh sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Bagaimana Mungkin?   5. Terjebak

    Shayra kembali kelantai tempat kerjanya berada, setelah melalui lift sambil mencebikkan bibirnya menggerutu kesal. Matanya menggelap mengeram kesal ingin sekali mencabik-cabik wajah Adien si pria angkuh juga berengsekk itu."Dua tahun lalu dia melecehkanku harusnya aku yang muak padanya, tapi anehnya malah terbalik dan dia yang membenciku setengah mati. Sekarang apalagi, dia terus saja mengganggu dan membuatku kesal. Iihhh ... sebenarnya maunya apa sih?!" Gerutu Shayra kesal sambil berjalan menuju kubikelnya.Sampai ditujuan Shayra langsung saja duduk dengan perasaan masih yang sama, kesal pada Adien."Iiiiiihh ... Adien sialan! Adien berengsek!!" Umpatnya mendumel kesal. "AAARRGGH!" Sambungnya kelepasan berteriak."Shayra!!" Peringat beberapa staf secara bersamaan merasa terganggu oleh teriakan Shayra tersebut. Menyebabkan Shayra tersadar, tapi masih diselimuti oleh amarah dan kekesalannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Bagaimana Mungkin?   6. Tidak Mungkin Mimpi

    “Berhenti!!”“Apa?”Tiba-tiba dalam sekejap lift berhenti menyebabkan Shayra melotot kaget tak terima. Menyebabkan timbulnya prasangka buruk tercipta dalam benaknya dan membuat Shayra menjadi waspada. Tetapi, hal tersebut sudah terlambat mana kala Shayra menyadari dirinya telah berada dalam kuasa penuh Adien.Shayra meringis dengan cepat merapalkan doa, penuh harapan agar dibebaskan dari setan terkutuk Adien yang berengsek.“Kamu kelihatan masih pucat, Shayra.” Adien menyeringai aneh mengejek Shayra.Dengan sengaja tubuh yang berada dalam kungkungannya makin erat didekapannya dan jarak antara wajahnya pada wajah Shayra sengaja dikikis. Hal itu menyebabkan Shayra dengan cepat membuang muka tak suka menatap Adien dari jarak yang sangat teramat dekat.“Jangan macam-macam Adien!” gertak Shayra terguncang sambil memberontak.“Ssstt ...” Adien menempelkan jari te

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Bagaimana Mungkin?   7. Berisik

    Shayra telah berhenti memukuli Adien, akibat merasa kelelahan dan jenuh sendiri. Lagipula memukuli dada bidang nan keras kepunyaan Adien rupanya mampu menyebabkan jemari lembut milik Shayra kesakitan.Kini Shayra hanya duduk pasrah sambil menggerutu tak terima menyumpah serapahi serta mengomeli Adien sampai merasa puas."Aku mau dibawa kemana dan mau diapakan? Jangan berani macam-macam, ya, atau kamu akan tahu akibatnya. Aku tidak akan diam saja dan menuntutmu sampai kamu bisa hidup dibalik jeruji besi!" Dumel Shayra marah."Berisik!" Adien terganggu dan kesal sendiri mendengar gerutuan Shayra yang menurutnya tak bermutu."Kamu bilang aku berisik?!" Tanya Shayra dengan nada suara naik tak terima disertai dengan tatapan tajam yang siap untuk menikam."Ya, kamu berisik. Jadi, diamlah!"Shayra mencebikkan bibirnya kesal lantas melengkingkan suaranya. "Dasar laki-laki berengsek. Gue

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Bagaimana Mungkin?   8. Menikahlah Denganku

    Shayra mememani Gio yang merupakan keponakan dari Adien si pria brengsek. Bocah itu memakan makan malam yang dimasak oleh Shayra sebelumnya. Sambil menemaninya Shayra menikmati es krim yang ditemukannya di dalam kulkas Adien.Tiga cup es krim telah masuk ke dalam perut Shayra ludes dihabiskannya tanpa sisa, tapi bocah bernama Gio itu belum juga menghabiskan makanannya. Bukannya bocah itu tak suka dengan apa yang dimakannya, tapi cara makan Gio memanglah lambat mirip siput. Tak ayal membuat Shayra sering mendengus kesal dibuatnya, namun Shayra tak protes dan menanggapinya dengan sesekali menggelengkan kepalanya dengan tak percaya.Waktu yang terus berjalan ditengah kegiatannya menunggui Gio selesai mengkabiskan makanannya yang tetamat lambat, mengakibatkan Shayra bosan."Gio makanannya digigit jangan diemut lamat-lamat," nasehat Shayra berharap bocah didepannya segera menghabiskan makan malamnya dengan cepat.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26

Bab terbaru

  • Bagaimana Mungkin?   50. Tamat

    Beberapa bulan berlalu setelah insiden penculikan Shayra dan Adien juga sudah sembuh dari traumanya. Setelah terapi rutin menemui psikiater, pria itu secara bertahap menunjukkan kemajuan dan tahap terakhir dia juga sudah melepaskan rantai borgol secara permanen dari Shayra.Hubungan keduanya membaik dan semakin dekat. Semakin mesra membuat kaum jomblo iri melihatnya."Maafkan aku ya, selama ini sudah berpikiran buruk dan menuduhmu yang bukan-bukan." Kalimat itulah yang pertama kali Shayra ucapkan mana kala merasa Adien sudah sepenuhnya sembuh serta waktunya sudah tepat untuk meluruskan kesalahpahamannya.Adien yang tidak mengerti maksud Shayra, mengerutkan dahi dan berlanjut mengacak rambut istrinya itu gemas."Maaf untuk apa? Kesalahan kamu padaku banyak loh!" seru Adien dengan nada bercanda."Maaf untuk

  • Bagaimana Mungkin?   49

    "Aku tidak tahu harus mulai darimana, tapi saat ini aku sangat merindukanmu. Setelah Adien yang tidak terima dengan perbuatanku kepadamu aku dijebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan kasus penggelapan dana, padahal Aku tahu, dia hanya iri kepadaku karena berhasil melakukan itu padamu. Hahaha.... Aku jadi ingin melakukannya kembali dan sudah tidak sabar ingin melakukan lebih dari menyentuhmu, jadi sadarlah sayang.... "Brakk!Gemuruh suara berisik dari luar kamar membuat Aldo mendengus kasar sambil beranjak dengan cepat. Sementara itu Suara segera menghela nafasnya panjang.Ada rasa yang timbul seperginya Aldo, akan tetapi rasa jijik, marah dan menyesal lebih mendominasi perasaan Shayra.Apa yang baru saja terungkap keluar dari mulut Aldo, benar-benar mengganggu pikiran Shayra sehingga menjadi kacau."Baj

  • Bagaimana Mungkin?   48. Dalam Bahaya

     "Brengsek! Argghhh, dasar brengsek ...." Shayra mendumel kesal sambil kemudian berkacak pinggang dengan geramnya. "Daddy kamu gitu, ya.... Selalu saja membuat Mommy naik darah! Huhh, siapa juga yang suka sama dia?" Lanjut Shayra mengelus perutnya lalu kemudian berjalan semakin menjauhi ruang kerja orang yang merusak suasana hatinya barusan. Shayra berniat kembali ke lantai bawah tempat kerjanya, tapi pada saat memainkan ponsel di dalam lift mendadak dia ingin makan sesuatu. Postingan makanan yang diunggah oleh seseorang yang media sosialnya di follow olehnya, membuatnya tergugah selera ingin menikmatinya. "Makanan ini sepertinya tidak jauh dari sini. Enak kali ya, kalau makan langsung dari tempatnya. Hm, Aku langsung ke sana sajalah," putus Shayra dengan yakin. Setelah sampai dilantai bawah, Shayra yang malas segera meminta seorang Office Boy agar mengeluarkan mobil milikn

  • Bagaimana Mungkin?   47. Bawaan Bayi Lagi

     Shayra membuka pintu dan memasuki ruang kerjanya Adien dengan seenaknya dan langsung menyeru, "kata Mas Raga, Aku boleh bekerja di ruang mana saja yang Aku inginkan diperusahaan. Benarkah?!" Adian yang sibuk berkutat dengan dokumen mengangguk acuh tanpa menoleh sama sekali. Bukannya pria itu tak perduli dengan Shayra, tapi jujur saja dia memang tak perduli dengan ocehan Shayra yang menurutnya tidaklah penting. "Jadi Aku boleh bekerja di ruangan ini?" Lanjut Shayra memastikan. Lagi-lagi Adien hanya menjawabnya dengan anggukan tanpa melihat ke arah orang yang mengajaknya berbicara. Beruntungnya Shayra tidak mempermasalahkan hal itu dan malah melanjutkan perkataannya, "kalau begitu apalagi yang kamu tunggu?" Adien mengerutkan dahinya dan mengangkat kepala untuk menatap Shayra dengan tidak mengerti.

  • Bagaimana Mungkin?   46. Jebakan dan Penyesalan

    Adien pulang ke rumah kembali karena takut akan ancaman yang Shayra katakan lewat telepon, takut isteri dan anaknya yang belum lahir itu kenapa-napa. Pria itu terburu-buru mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh dan ketika sudah sampai langsung saja menuju kamar mereka untuk mencari Shayra.Akan tetapi ia tidak menemukan Shayra di sana dan hal itu membuat Adien bertambah khawatir sehingga tidak memperhatikan jalan. Ketika berjalan menuju kamar mandi untuk memastikan keberadaan istrinya di sana, karena terburu-buru Adien yang tidak hati-hati tanpa sengaja tergelincir. Tidak sampai terjatuh, tapi hal itu berhasil membuat pelipisnya terbentur dinding sehingga mengakibatkan luka memar di sana.Mendengar keributan dari arah kamar mandi Shayra yang baru saja datang entah dari mana menghampirinya dan langsung merasa bersalah saat melihat pelipis Adien memar meski tidak berdarah.

  • Bagaimana Mungkin?   45. Ancaman

    Waktu berjalan begitu cepat dan kini usia kandungan Shayra sudah genap tujuh bulan. Ia masih mual dan sering jatuh sakit karenanya, tapi tidak separah awal-awal bulan kehamilannya. Shayra masih bekerja walau acap kali Adien melarangnya ditambah Lisa sering mengusirnya dari kantor. Anehnya hal itu malah membuat Shayra makin semangat bekerja."Aku cuma hamil bukan sakit parah!" Tegas Shayra pada orang-orang yang menentangnya pergi bekerja.Adien yang mendengar hal itu mengusap wajahnya kasar sambil berdecih kesal. "Iya, aku tahu itu, Shayra. Kamu tidak sakit keras, tapi kondisimu yang hamil begini masih saja memaksakan bekerja, pulangnya kamu pasti terus saja mengeluhkan sakit ini sakit itulah ...." Adien mencoba menyadarkan Shayra, tapi sayangnya hal itu tampak tak berhasil."Oh jadi kamu keberatan tiap kali aku minta tolong pijitin kakiku?" Jawab Shayra menjawab sambil menilap t

  • Bagaimana Mungkin?   44. Masih Mengelak

    Kondisi Shayra yang sakit mengakibatkan Adien ekstra menjaga dan merawatnya hingga tak bisa pergi ke kantor.Adien yang tidak percaya pada perawatan dan pengawasan orang lain, membuatnya keras kepala agar merawat sendiri istrinya dengan dibantu perawat juga dokter yang dipercayai oleh keluarganya jika diperlukan.Adien bekerja di rumah dan meja kerjanya pun kini berpindah tempat ke dalam kamarnya bersama Shayra. Pria itu benar-benar posesif tak bisa bisa jauh sedikipun dari Shayra, sebab entah kenapa ia merasakan perasaan tak enak.Penyebabnya ialah laporan dari anak buahnya yang menyelidiki serta bertugas memberi pelajaran pada Aldo, kehilangan jejak Aldo dan juga belum bisa menghajarnya.Firasat Adien mengatakan bahwa dia tak boleh membiarkan Shayranya sedikipun lepas dari pengawasannya. Sampai hal itu mengakibatkan keduanya dua puluh empat jam tak ada hentinya terus-menerus bersama."Aku

  • Bagaimana Mungkin?   43. Bawa Perasaan

    Gara-gara insiden menghajar Aurin tanpa belas kasihan, Shayra hampir saja mendekam dibalik jeruji besi. Akan tetapi hal itu tak terjadi, sebab Adien sudah lebih dahulu mengatasinya dengan uang serta kekuasaan yang dimiliki olehnya untu menyelesaikan segalanya.Ditambah kini Aurin tak lagi berani mendekati Adien dan sedikit mengalami trauma. Namun hal itu bukanlah karena diancam Adien, melainkan ingatan kejadian mengerikan penyisaan Shayra terhadapnya membuatnya ngeri dan takut sehingga ia memilih mundur teratur.Tapi perlu diketahui bahwa wanita semacam Aurin yang terkenal agresif dan suka menggoda iman Adien itu belum menyerah. Hei dia hanya mundur teratur bukan mundur berhenti! Yang artinya seorang Aurin punya rencana lebih baik daripada sebelumnya.Mundur perlahan kebelakang, ambil ancang-ancang baru, barulah kemudian menyerang. Hm, untuk beberapa waktu Aurin sudah putuskan agar menjauhi Adien sementara waktu dan bila tiba

  • Bagaimana Mungkin?   42. Cemburu tapi malu

    Shayra sedang memasak makan malam untuk dirinya dan Adien suaminya. Kali ini dia tidak serius melakukan kegiatannya tersebut. Pipinya yang terasa memanas dan memerah bagaikan tomat busuk tak pernah pudar dan selalu menyelimutinya.Dirinya yang begitu posesif pada Adien di kantor bahkan sampai membuat babak belur wanita pelakor yang menggoda Adien, mengakibatkan Shayra yang memikirkan kejadian tersebut sambil memotong sayuran menjadi tidak konsen. Sehingga membuat potongan sayurannya tidak rata dan berantakan. Ada yang dipotong kekecilan dan ada yang dipotong terlalu besar. Menyadari hal itu Shayra mendengus sebal."Sial, kok bisa-bisanya aku bersikap begitu? Ch, seharusnya aku juga menghajar Adien karena berani menerima tamu seperti itu." Shayra tanpa sadar merutuki dirinya sendiri. "Eh, tapi Adien tidak salah. Aku lihat dia juga sedang berusaha menyingkirkan wanita itu! Hm, artinya aku sudah benar menghajar wanita itu." Lanjut Shayra samb

DMCA.com Protection Status