Share

Bab 4

Chris dengan marah melemparku ke dalam mobil. Aku secara naluriah ingin melarikan diri.

Namun, pergelangan tanganku tiba-tiba dicengkeram dengan erat olehnya.

Di detik berikutnya, kedua tanganku ditahan, lalu aku ditekan ke kursi belakang.

"Kamu mau lari ke mana?" tanya Chris.

Chris menggigit pipinya, lalu tertawa dengan suaranya rendah

"Kenapa? Setelah bertemu dengan mantan kekasih, hatimu mulai menjadi liar?" ujar pria itu.

Aku menatapnya yang tampak menggila, mencoba meronta beberapa kali dengan kuat.

"Chris, tenanglah, jangan seperti ini," kataku.

"Kamu mau berpura-pura apa lagi? Bukankah kita sudah tidur bersama sebelumnya?" balas Chris.

"Kenapa berpura-pura menjadi wanita suci? Apa kamu mau berpura-pura di depan Daren?" lanjut Chris.

Pria itu mencengkeram rahangku, memaksaku untuk menatapnya.

Cengkeramannya begitu kuat hingga membuatku langsung menangis karena rasa sakit.

"Velia, mau aku ingatkan betapa kotornya dirimu?" tanya pria itu.

Seketika, kepalaku langsung berdengung.

Seolah-olah aku sudah kembali ke malam yang mengerikan tujuh tahun yang lalu.

Saat ulang tahunku yang ke-18, Daren sudah membuat janji denganku.

Dia akan membawaku naik sepeda menyusuri jalan pesisir pantai.

Telinganya yang memerah memberitahuku bahwa mungkin akan ada kejutan yang menungguku.

Namun, hidup ini seperti sebuah film yang buruk.

Tidak tahu kapan, alur cerita tiba-tiba berubah drastis.

Hari itu, aku mengambil gaun favoritku, lalu memoleskan sedikit lipstik.

Namun, aku bertemu dengan Chris yang tampak kusut dan lelah saat keluar.

Matanya merah, sementara dia langsung menarikku kembali.

Kemudian, dia merobek-robek pakaianku seperti orang gila.

Aku tak berani mengingat kembali kejadian saat itu. Aku hanya ingat meringkuk di atas tempat tidur.

Dia memotretku berkali-kali dengan ponselnya, lalu menarik rambutku.

Chris memaksaku membuka mata untuk melihat wajahku yang memalukan.

"Apa kamu menyukainya? Apa kamu ingin bersamanya?" tanya Chris.

"Tanpa izinku, kamu berani menyukai orang lain? Apa hakmu untuk menyukainya?"

"Bicaralah, Velia! Bagaimana bisa kamu berani!"

Mataku yang kosong menatapnya.

Ternyata ketika seseorang merasa sangat kesakitan, tidak ada setetes air mata pun yang terjatuh.

Akhirnya, dia melepasku. Senyumnya hilang, sementara pria itu menatapku dengan tatapan dingin.

"Adikku yang baik, jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku. Jangan harap bisa bahagia," ucap Chris.

"Kamu hanya bisa tinggal di sisiku untuk menebus dosa!"

"Aku yakin, kamu juga nggak mau foto-foto ini sampai di tangannya, 'kan?"

"Menurutku, dia pasti akan sangat membencimu."

Namun, bagaimana mungkin Daren akan membenciku?

Hanya saja, aku merasa sangat takut.

Aku takut membuat masalah untuknya.

Kenapa masa depan Daren yang cerah harus ternoda karena diriku?

Tiba-tiba, Chris tertawa pelan, menarikku kembali ke kenyataan.

Dia mendekat dengan tatapan yang jahat.

"Velia, bagaimana kalau kita melakukannya di sini?"

"Supaya orang yang kamu sukai bisa melihat betapa kotornya dirimu."

Begitu Chris selesai bicara, dia langsung merobek gaun pestaku.

...

"Brak!"

Jendela mobil pecah.

Air mataku tumpah.

Aku dengan putus asa menatap orang yang ribuan kali kupanggil dalam hati.

"Daren, jangan lihat aku," ujarku.

Ketika pikiranku hampir kosong serta dipenuhi keputusasaan, tiba-tiba beban di tubuhku lenyap.

Chris yang menindihku ditarik keluar dari mobil dengan kasar.

Chris tampak terhuyung beberapa langkah, tidak bisa menjaga keseimbangan, lalu terjatuh ke tanah.

Aku menangis, masih dalam keadaan terkejut, terengah-engah mencari napas.

Daren melepaskan jasnya, menutupi tubuhku dengan jas itu.

Tatapannya seperti sedang menahan badai, tetapi gerakannya sangat lembut.

Tangan besarnya yang berotot dengan lembut menepuk punggungku berulang kali.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status