Chapter 1
Namaku Kanaya Abigail Ricard, kalian bisa memanggilku Naya, Kana, atau Nay. Tapi orang terdekatku biasa memanggilku cukup Nay, aku lahir di New York. Aku dibesarkan kedua orangtuaku dalam lingkungan yang sangat baik.
Aku menghabiskan masa kecilku seperti anak-anak kebanyakan di kota besar itu. Aku pun menempuh pendidikanku di sekolah yang tidak begitu jauh dari tempat kediaman kedua orang tuaku. Tapi kemudian setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Atas, aku mengikuti program student mobility atau istilahnya pertukaran siswa yang kemudian aku pun ditransfer ke Jakarta Indonesia, tepatnya di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia.
Indonesia, Negara yang begitu jauh dari tempatku dilahirkan. Bahkan aku sama sekali belum pernah melihat negara itu. Tapi dengan tekad yang kuat untuk masa depanku, maka aku harus menjalaninya walau harus jauh dari kedua orangtuaku.
Disinilah aku bertemu Abymanyu Putra Herlambang, Mahasiswa fakultas Bisnis, salah satu aktivis kampus, dengan segudang prestasi, karena pembawaannya yang ramah dan humble serta jangan lupakan wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang kekar membuatnya banyak digilai para mahasiswi baik dikampus ini ataupun diluar kampus, apalagi dengan prestasinya yang gemilang ditunjang nama besar keluarganya yang kaya raya, orang tua Aby termasuk pengusaha sukses di Indonesia khususnya di Jakarta. Tapi yang membuatnya berbeda adalah dia tidak sombong.
Meskipun kami berbeda fakultas tapi karena dia termasuk aktivis jadi kami sering bertemu, karena aku juga aktivis dari fakultasku, kesamaan kami itulah yang membuat kami dekat, dan akhirnya saling jatuh cinta.
Tapi sepertinya Aku jatuh cinta padanya saat pertama kali bertemu dengannya, aku tidak percaya dengan cinta pada pandangan pertama, tapi ternyata aku sendiri mengalaminya.
Saat itu ada acara kampus, Penggalangan Dana korban Banjir wilayah Jakarta, Aku termasuk panitianya begitupun dengannya, aku sudah sering mendengar namanya disebut oleh teman-teman sekampusku. Aku tidak terlalu memperdulikannya, tapi saat aku bertemu di ruang panitia, dia datang dengan mengenakan kaos polo warna putih dan celana Jeans belel, tapi sangat pas ditubuhnya. Aku sampai tak berkedip melihatnya, dan saat itulah aku sadar bahwa aku sudah terpesona pada seorang Abymanyu dan dari sanalah kedekatan kami dimulai.
Dia sering menjemputku di kampusku, mengantarku pulang ke asrama, mengajakku jalan. Tak terasa kami semakin dekat, banyak mahasiswi yang iri dengan kedekatanku dengannya, tapi siapa yang perduli?
Suatu hari dia mengajakku jalan, dia menyiapkan dinner romantis dan menyatakan perasaannya padaku. Ternyata dia juga jatuh cinta padaku pertamakali saat pertemuan kami, tapi dia baru berani menyatakannya saat dinner itu, dan aku menerimanya tentu saja. Kami saling jatuh cinta dan pacaran, dia lelaki tampan asal Indonesia dan aku jatuh cinta padanya karena sikapnya yang romantis dan perhatian.
Kami selalu bersama, kadang dia menemaniku di tempatku kadang aku yang menemaninya, sampai akhirnya kami melakukan hubungan suami istri dan akupun hamil, dan karena itu kami akhirnya menikah, bukan karena kami mau tapi lebih karena ini keharusan.
Disaat seharusnya aku sibuk dengan kuliahku aku malah dibuat kalut karena kehamilanku, aku bersyukur Aby mau bertanggung jawab akan kehamilanku begitu juga dengan kedua orang tuanya yang mau menerimaku dan janin dalam kandunganku.
Aku akhirnya menjadi nyonya Abymanyu, usia kami masih sangat muda untuk suatu hubungan yang bernama pernikahan. Kami yang sama-sama labil, membuat pernikahan kami penuh dengan pertengkaran, tapi karena anaklah yang menyatukan kami. Sampai akhirnya lahirnya anak pertama kami seorang putra yang sangat tampan dan kami memberinya nama Daffa Cakka Dipta. Berselang tidak berapa lama setelah kelahiran putra pertama, kami pun diwisuda. Ya, dalam keadaan hamil membuatku termotivasi untuk menyelesaikan skripsiku meski sulit. Pada akhirnya aku dan suamiku berhasil menyelesaikan kuliah kami. Setelah lulus, aku tidak langsung bekerja karena harus mengurusi anakku, sedang suamiku bekerja di perusahaan keluarganya. Dia dipercaya sebagai Manager sesuai jurusan kuliahnya.
Kehidupan kami seperti rollercoaster yang naik turun, kadang senang kadang sedih, tapi kami melaluinya bersama. Dari rumah yang masih menumpang keluarga suami sampai sekarang punya rumah sendiri. Dari yang kemana-mana masih memakai mobil punya orangtua suami sampai bisa beli mobil sendiri.
Tiga tahun setelah kelahiran anak pertama kami, lahirlah anak kedua. Seorang putri yang sangat cantik dan kami memberinya nama Issabella Putri. Kalau Daffa sangat mirip suamiku yang sangat Indonesia, sedang Bella dia lebih mirip aku, bahkan rambut dan mata coklat gelapku pun ditirunya.
Setelah kelahiran putri kami ini, kemudian aku memutuskan mengabdikan hidup dan waktuku buat suami dan anak-anakku sampai-sampai aku kurang memperhatikan penampianku. Kupikir Mas Aby sangat mencintaiku dan anak-anakku seperti aku mencintainya. Apalagi selama ini dia bisa memegang kepercayaanku padanya.
Sampai dua bulan terakhir mas Aby mulai berubah. Sering pulang larut dengan alasan lembur. Pergi keluar kota berhari-hari alasannya dinas. Dan penampilannya semakin dandy. Entahlah aku merasa ada yang aneh dengannya. Tapi sejauh ini aku masih berpikir positif padanya.
“Sayang, hari ini aku ada dinas ke Bandung, mungkin tiga atau empat hari, semoga urusannya cepat selesai, jadi aku bisa pulang cepat ya,” katanya saat aku membenarkan dasinya yang kurang rapi.
“Pergi sama siapa saja mas?” tanyaku sambil mengelus lembut dadanya, memasangkan jas yang sesuai dengan celananya, dia semakin tampan batinku bangga.
“Sama team yang biasanya kok sayang,” sahutnya sambil mengecup lembut keningku.
Kucium bibirnya lembut, dan dia membalasnya tak kalah lembut, itulah yang membuat pemikiran negatifku tentangnya menjadi tak beralasan, Kuciumi aroma tubuhnya yang tidak biasanya di pakainya.
“Kamu ganti parfum ya sayang?” tanyaku sambil mengendusinya, dia terkekeh geli.
“Kamu ini kebiasaan mengendus, aku cuma bosan sama aromanya, pingin ganti suasana aja kok, kamu nggak keberatan kan?” jawabnya sambil mengecupi pucuk kepalaku, kujawab pertanyaannya dengan gelengan.
“Aku suka aromanya kok,” jawabku sambil mengulum senyum, dikecupnya lembut bibirku
“Ya sudah aku berangkat dulu,” pamitnya
“Ini kan masih pagi mas, nggak nunggu anak anak turun, paling bentar lagi mereka siap,” cegahku, entahlah perasaanku agak tidak enak untuk melepasnya kali ini.
“Aku buru-buru, kalo nunggu mereka takutnya malah terlambat.”
“Ya udah hati-hati di jalan ya, jangan capek capek, makannya jangan sampai telat, ingat maagnya!”
Dia pergi setelah mengecup keningku lembut, dia melambaikan tangannya dengan senyuman di bibirnya. Tanpa menunggu kedua buah hati kami untuk pamitan, dia memang akhir-akhir sering pergi pagi hari dan pulang larut malam.
Kulambaikan tanganku mengantar kepergiannya, ya begitulah aktivitasku sehari-hari,
“Mom, daddy sudah pergi ya?” tanya Daffa sudah siap dengan seragam sekolahnya, dia memandang bayangan mobil Mas Aby dengan pandangan nanar, kubelai pucuk kepalanya dengan sayang.
“Daddy sedang buru-buru tadi jadi tidak sempat menunggu kalian selesai bersiap,” kataku menenangkannya, dia tersenyum kecut.
“Tapi Daffa kangen maen sama dad lagi mom, kenapa sih akhir-akhir ini dad selalu sibuk, Daffa jarang bisa ketemu sama dad,” ucapnya dengan nada gusarnya, aku bisa memaklumi apa yang diinginkannya, karena itu juga yang kupikirkan, aku merasa jika mas Aby terlalu sibuk hingga tidak bisa meluangkan lagi waktunya untuk kami.
“Perusahaan dad sedang banyak proyek, makanya dad sibuk banget, nanti jika proyeknya selesai pasti dad punya waktu lagi untuk kita,” jawabku berusaha meyakinkannya. Dia cuma menggangguk, kami masuk kedalam rumah menuju ruang makan, disana sudah ada Bella sedang duduk manis menunggu kami. Ah keluarga kecilku, kuharap tidak ada hal buruk yang akan menimpa keluarga kecil kami Tuhan, doaku selalu.
***
Waktu dia berpamitan untuk tugas luar kota, Aku tidak mau berprasangka buruk, tapi kemudian aku mendapatinya berpelukan dengan seorang wanita dengan penampilan sexy di salah satu mall. Waktu itu aku dan sahabatku Angela sedang berbelanja di tempat Angela biasa berbelanja yang jaraknya memang agak jauh dari rumahku. Jadi mungkin Aby berfikir aku tidak akan mengetahui perbuatannya. Aku tidak habis pikir, Bagaimana mungkin dia membohongiku? dia sudah merusak kepercayaanku.
Awalnya aku ingin melabrak mereka, tapi Angela melarangku. Dia berpikir mungkin itu saudaranya. Yah, walau aku tidak percaya, tapi aku menurut juga. Tapi sebagai gantinya dia harus mau mengikutiku melihat kegiatan suamiku itu. Jadilah kami seperti stalker dan melihat tingkah menjijikkan mereka. Bagaimana mereka berciuman di depan umum, saling bercumbu, sangat memuakkan. Aku memfoto semua moment menjijikkan mereka sebagai bukti untuk di pengadilan agama karena seketika itu juga aku berfikir untuk bercerai.
Ya, karena setelah ini tidak sudi aku menjadi istri dari tukang selingkuh sepertinya. Jijik rasanya jika nanti bibir dan tubuh itu mengenaiku.
Aku bukanlah tipe wanita yang bisa berbagi suami. Bagiku tidak ada jalan buat kami bersatu, tidak juga demi anak. Lebih bagus aku menjadi single parent saja.
Tuhan, rasanya sangat menyakitkan. Lelaki yang kita perjuangkan, yang kita puja, bagaimana bisa tega menyakitiku. Kuhilangkan rasa sesak di dadaku. Setelah puas bermesraaan di mall, mereka mengunjungi restoran bintang lima di Jakarta.
Bahkan suamiku tidak pernah mengajakku dan anak- anak kesana...
>>Bersambung>>
Hai para pembaca yang budiman.
Terima kasih sudah membaca ceritaku yang gaje.
Ambil yang baik dan buang yang buruk.
Bantu penulis dengan follow, subscribe dan like ya.
Jangan lupa share kalau kalian suka
Chapter 2SelingkuhWarning!Range age: 20 tahun ke atasHari ini adalah hari terburukku. Padahal pagi tadi aku masih merasa jadi istri dan ibu yang paling bahagia, karena bahagiaku itu sederhana, cukup bisa berkumpul dengan suami dan putra putriku tercinta. Tapi setelah melihat sendiri perselingkuhan suamiku, aku jadi bertanya, sejak kapan semua ini terjadi?Selama dua belas tahun pernikahan kami, aku sudah memberikan semua yang kupunya untuk mempertahankan rumah tangga kami. Bahkan aku mengalah untuk tidak bekerja karena mas Aby bilang dia sanggup memenuhi semua kebutuhan kami, dan tugasku hanya menjadi ibu rumah tangga. Dan akupun tidak pernah mengeluh. Semua aku terima dengan ikhlas. Tapi kenapa ini balasannya untukku?Saat ini aku dan Angela ada di rumah makan elit di Jakarta. Bahkan suami busukku itu tidak pernah mengajakku kesini, tapi malah d
Chapter 3PerceraianRange age: 20 tahun ke atas“Woow... jadi ini yang kamu bilang ada dinas keluar kota. Jadi selama beberapa hari ini kamu bermalam dengannya. Tapi kamu gak usah terburu-buru, karena mulai sekarang aku mengijinkanmu tinggal se-la-ma-nya de-ngan-nya karena kita akan ber-ce-rai...,”ucapku penuh penekanan. Wajah suamiku yang tadinya penuh kebahagiaan berubah seketika menjadi pucat pasi....“Karena sebentar lagi kita akan bercerai, kamu bisa sepuasnya bercumbu... berbelanja, makan malam romantis di rumah makan bintang lima dengan kekasihmu itu, kapanpun kamu mau tanpa harus berbohong padaku... semua setelah perceraian kita....”Belum selesai aku berbicara, lelaki brengsek itu mendekatiku. Entah sejak kapan pakaiannya sudah dikenakannya lagi walau masih kelihatan kusut.“Stooop... jangan mendekat. Tidak sudi tangan d
Bagiku waktu seakan-akan berhenti. Yang kuingat hanya kata-kata yang mereka ucapkan tentangku di pengadilan. Kata-kata yang memojokkanku. Terus terngiang di telingaku. Kenapa mereka melakukannya padaku, apa salahku, itu yang selalu kutanyakan pada diriku sendiri, apa yang kurang dariku?Masih kurasakan Angela bergerak dalam tidurnya disampingku. Ya, selama dua hari ini yang kulakukan hanya menatap langit kamar dengan pandangan kosongku.Bahkan aku tidak punya keinginan untuk makan atau tidur, entah kemana rasa laparku, kemana juga kantukku... hanya sakit di dadaku yang kurasakan. Bukan karena perceraianku, atau perselingkuhan si brengsek itu, tapi rasa sakit itu kurasakan karena fitnah yang mereka ucapkan tentangku. Apakah memang seburuk itukah diriku dimata mereka. Juga mengenai hak asuh anak anakku yang jatuh ke tangan Mantan suamiku.Aku bisa merasakan kantung mataku yang membesar, mungkin ada lingkaran hitam menyerupai mata panda, tapi tak kuhi
Hari berganti pagi. Sinar matahari mulai memasuki kamar yang kutempati, tapi aku masih bergelung dibalik selimut. Ah rasanya malas sekali melakukan aktivitas apapun. Aku telah kehilangan segalanya. Tidak ada lagi yang bisa membuatku untuk bersemangat dalam memulai hari. Semua terasa kosong.Tok... Tok... Tok...Bunyi ketukan pintu di kamar yang kutempati, menyadarkanku dari lamunan. Akupun menoleh kearah pintu. Disana sudah berdiri Angela. Kuangkat alisku seraya bertanya “apa ?” dan sepertinya dia mengerti.“Ada Aby di depan,” menjawab arti tatapanku...“Aby...? pagi sekali,” sahutku bingung. Kemarin orangtuanya yang datang, sekarang si brengsek itu, apalagi maunya setelah semua yang dia lakukan... bathinku.Akupun bangkit menuju kamar mandi. Kusempatkan mandi dan mengosok gigi. Aku tidak perduli kalau dia menungguku atau tidak. Tapi ada sedikit rasa penasaran dalam hatiku, kira-kira apa yang dia inginkan sepagi ini..?Setelah mandi dan merapikan
#Percakapan dalam bahasa inggris ya#Setelah beberapa jam duduk di pesawat, akhirnya sampai juga di kota kelahiranku, New York City. Ah... lama sekali rasanya sejak terakhir kali aku juga berada disini untuk ke Indonesia, dan baru kali ini aku tiba disini lagi setelah belasan tahun aku memutuskan untuk menetap di Indonesia. Bahkan saat kematian kedua orantuaku, aku tidak bisa hadir, karena mas Aby tidak mengizinkanku. Oooh... sekarang baru kurasakan kenapa dulu kedua orangtuaku menentang pernikahan kami. Karena mereka bisa tau kalau lelaki yang akan menjadi suamiku adalah orang yang brengsek. Maafkan anak durhaka ini Mom... Dad...Karena asyik dalam kenanganku, aku jadi tidak konsentrasi dengan jalanku hingga aku menabrak seseorang yang juga sibuk dengan hapenya.“Sorry,” ucapku cepat. Aku tidak mau mencari masalah di hari pertamaku tiba disini. Dia Cuma mengangguk. Kuperhatikan dia dari atas hingga ke bawah. Satu kata buatnya ‘perfecto’.
Hari pertama aku terbangun di kota New York setelah sekian lama kutinggalkan, musim panas kali ini, tak cukup membuatku kegerahan, bahkan disini masih terasa dingin di pagi hari, aku beruntung orang tuaku memiliki rumah yang agak di pinggir kota, suasananya masih alami, di halaman rumahku ditumbuhi banyak pohon rindang.Matahari menembus jendela kamarku, membuat silau pandanganku, bergegas aku bangkit menuju kamar mandi, dan memulai hariku.Oh, jadwalku sangat padat hari ini. Bertemu dengan Julia dan memasukkan beberapa lamaran kerja lainnya.Paling tidak aku harus mengalihkan pikiranku, setidaknya jika aku menyibukkan diri aku bisa melupakan kesedihanku.Kulangkahkan kakiku ke arah meja makan, disana ternyata sudah ada aunty dan uncleku, mereka tersenyum ramah padaku,“Ayo kita sarapan, Aunty memasakkan sarapan Kesukaanmu sweetheart, lasagna keju,” serunya gembira, kegembiraannya menulariku.“Owahh, aku rindu sekali lasagna keju bikinan mom dan a
Sudah seminggu dari kejadian ciuman itu, aku tidak mendengar atau melihat Billionaire itu, Jashon Klein gumamku.Seperti yang Gigi katakan, saat ini aku dalam perjalanan keliling Eropa, selaku make up artis Gigi, aku bisa merasakam trip gratis, bonus bertemu orang penting.Banyak pihak yang ikut andil di dalamnya, aku hanya berharap tidak bertemu dengan billionaire yang kurang ajar itu.Tujuan pertama kami adalah Swiss, Salah satu tempat favoritku, banyak bangunan bersejarah di sana, bangunan bangunan cantik bak kerajaan kerajaan di buku buku cerita, Dan jangan lupakan Pegunungan alpen, ada juga danau Jenewa, danau terbesar di Eropa, oh aku ingin sekali menyewa yacht dan melakukan beberapa kegiatan lainnya seperti berenang di Bains de Paquis atau sekedar bersantai di salah satu taman di tepi danau atau kafe terdekat, Ada juga Chillon Castle, terdapat di kota Montreux yang dibangun pada pertengahan abad ke 12 dan kemudian mengalami renovasi pads abad
Sudah seminggu lebih aku mengikuti Fashion Show around Europe. Disana berkumpul para desainer berbakat dunia, bahkan Indonesia juga mengirim perwakilannya, ini seperti wadah mereka untuk berekspresi, banyak dari mereka memilih desain yang antimainstream, bahan yang tidak biasa hanya untuk menampilkan ide kreatif mereka.Dua hari ini aku di Paris, kali ini banyak brand internasional yang berpartisipasi, bahkan brand pakaian dalam wanita Victoria Secret menjadi primadona disini.Dan finalnya hari ini, semua tampak sibuk dari kemarin, bahkan aku yang hanya jadi make up artis dari Gigi juga dibikin kewalahan, karena cuaca yang panas disini membuat para artis lebih sering berkeringat, dan sudah tugas kami memastikan penampilan mereka tanpa cela.Malam harinya usai pertunjukan kami menghabiskan malam bersama, tapi kami terbagi dua ada yang lebih memilih ke club dan ada yang ke karaoke hanya sekedar hang out bersama, dan aku masuk di kelompok kedua, aku tidak suka k
Kanaya pov Jantungku berdetak kencang, rasa gugup ini kucoba hilangkan dari perasaanku. Tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku sedang gelisah. Saat ini aku sedang berjalan mondar mandir, dengan perasaan cemas ... apa yang terjadi? batinku lirih, aku masih bingung. Malam ini untuk pertama kalinya dalam hidupku aku harus menyerahkan tubuhku pada lelaki yang membeliku. Aku merasa sangat hina. Sebentar lagi aku akan menjadi wanita jalang. Di tengah kebingunganku tiba-tiba pintu apartemen terbuka. Pasti itu bosku pikirku. Dia khan juga punya kunci apartemen ini. Dan sesuai dengan dugaanku di pintu tampak lelaki gagah nan tampan mempesona. Kalau aku sedang tidak berada dalam kondisi sekarang, pastinya aku akan terpesona. Tapi untuk sekarang aku menatapnya gentar. Apa aku batalkan saja ya perjanjiannya. “Jangan pernah berfikir untuk membatalkan perjanjian kita, karena yang berhak membatalkannya cuma aku. Kamu pasti tau konsekuenasinya kalau melanggar pe
Hari baru, awal baru... itulah yang harus dilakukan Kanaya. Tidak perduli sekeras apapun yang harus dilaluinya, kehidupan harus tetap berjalan. Walau harus merendahkan harga dirinya. Ya... dia tidak pernah membayangkan untuk mendapatkan pekerjaan, dia harus menjadi pelacur buat bosnya. Apalagi panggilan yang cocok untuknya... sinisnya pada diri sendiri.Bahkan dia harus menyiapkan mental untuk menghadapi bos barunya yang datar itu. Bahkan dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan bisa hamil... Tanpa status, tanpa pernikahan, tanpa suami...Entah seperti apa nanti jalan hidupnya. Tapi dia sadar sepertinya hidupnya tidak akan sama lagi setelah ini. Semoga dia tidak menyesal nantinya...Dia tiba di kantor LV tepat waktu. Ya, pria itu menghubungiku semalam, entah dari mana dia mendapatkan nomer handphoneku, dia mengabariku supaya datang ke Kantor LV, bukan di Daltron Group. Kanaya tidak mau di cap tidak profesional, makanya dia tidak akan terlambat di hari pertama
“Kamu harus mau mengandung anakku,” ujarnya tanpa ekspresi ataupun berdosa seakan yang telah diucapkannya itu hanya soal upil..What ???Mendengar CEO itu mengatakan hal barusan seperti mendengar petir disiang bolong. Tapi lihatlah kelakuannya, setelah melempar bom dia seakan tidak merasa bersalah...Apa aku yang salah dengar ya ?Kupandangi wajahnya mencari kebohongan, apa orang ini mengerjaiku?Wajahnya masih sedatar tembok di belakangku, apa dia mengigau?Kenapa?Kenapa aku?Ayolah... apa ini April mop?Ini bulan Mei...Aku masih terpaku, kehilangan kata-kata...Si tampan nan gagah memintaku jadi ibu anaknya?Apa ini lamaran?Wajahku memerah...“Bapak melamar saya?” pertanyaan bodohku keluar begitu saja tanpa bisa kucegah... bodoh!!Dan gantian dia yang terpana!! Stupid... idiot... kamu salah paham, batinku.“Saya sa
Pagi yang cerah bagi Kanaya. Dia sudah rapi dengan setelan baju kerja yang melekat ditubuh indahnya. Karena udara di luar sangatlah dingin, dia memakai mantel bulu warna hitam dan slayer warna hijau semakin membuatnya terlihat mempesona.Dengan semangat yang membara dia memulai harinya, berharap semua akan lancar dan akan baik- baik saja. Setelah merasa cukup dengan penampilan dan persiapannya pun selesai, Kanaya bergegas berpamitan dengan Aunty dan Unclenya menuju ketempat dimana dia akan mencoba memulai peruntungannya untuk bekerja demi hidup yang lebih baik...Kanaya dijemput mobil berlogo kuda, mobil berwarna silver itu melaju dengan lancar membelah keramaian kota New York.Mobil berhenti di sebuah kantor yang familiar baginya, Kantor Utama Dengan tulisan Daltron group, kenapa aku bisa kesini lagi, bukannya Julia bilang big bossnya... atau yang punya Daltron jadi big bossku...Sopir itu lagi-lagi membukakan pintuku dengan sopan, aku turun menuju meja rese
Sudah seminggu lebih aku mengikuti Fashion Show around Europe. Disana berkumpul para desainer berbakat dunia, bahkan Indonesia juga mengirim perwakilannya, ini seperti wadah mereka untuk berekspresi, banyak dari mereka memilih desain yang antimainstream, bahan yang tidak biasa hanya untuk menampilkan ide kreatif mereka.Dua hari ini aku di Paris, kali ini banyak brand internasional yang berpartisipasi, bahkan brand pakaian dalam wanita Victoria Secret menjadi primadona disini.Dan finalnya hari ini, semua tampak sibuk dari kemarin, bahkan aku yang hanya jadi make up artis dari Gigi juga dibikin kewalahan, karena cuaca yang panas disini membuat para artis lebih sering berkeringat, dan sudah tugas kami memastikan penampilan mereka tanpa cela.Malam harinya usai pertunjukan kami menghabiskan malam bersama, tapi kami terbagi dua ada yang lebih memilih ke club dan ada yang ke karaoke hanya sekedar hang out bersama, dan aku masuk di kelompok kedua, aku tidak suka k
Sudah seminggu dari kejadian ciuman itu, aku tidak mendengar atau melihat Billionaire itu, Jashon Klein gumamku.Seperti yang Gigi katakan, saat ini aku dalam perjalanan keliling Eropa, selaku make up artis Gigi, aku bisa merasakam trip gratis, bonus bertemu orang penting.Banyak pihak yang ikut andil di dalamnya, aku hanya berharap tidak bertemu dengan billionaire yang kurang ajar itu.Tujuan pertama kami adalah Swiss, Salah satu tempat favoritku, banyak bangunan bersejarah di sana, bangunan bangunan cantik bak kerajaan kerajaan di buku buku cerita, Dan jangan lupakan Pegunungan alpen, ada juga danau Jenewa, danau terbesar di Eropa, oh aku ingin sekali menyewa yacht dan melakukan beberapa kegiatan lainnya seperti berenang di Bains de Paquis atau sekedar bersantai di salah satu taman di tepi danau atau kafe terdekat, Ada juga Chillon Castle, terdapat di kota Montreux yang dibangun pada pertengahan abad ke 12 dan kemudian mengalami renovasi pads abad
Hari pertama aku terbangun di kota New York setelah sekian lama kutinggalkan, musim panas kali ini, tak cukup membuatku kegerahan, bahkan disini masih terasa dingin di pagi hari, aku beruntung orang tuaku memiliki rumah yang agak di pinggir kota, suasananya masih alami, di halaman rumahku ditumbuhi banyak pohon rindang.Matahari menembus jendela kamarku, membuat silau pandanganku, bergegas aku bangkit menuju kamar mandi, dan memulai hariku.Oh, jadwalku sangat padat hari ini. Bertemu dengan Julia dan memasukkan beberapa lamaran kerja lainnya.Paling tidak aku harus mengalihkan pikiranku, setidaknya jika aku menyibukkan diri aku bisa melupakan kesedihanku.Kulangkahkan kakiku ke arah meja makan, disana ternyata sudah ada aunty dan uncleku, mereka tersenyum ramah padaku,“Ayo kita sarapan, Aunty memasakkan sarapan Kesukaanmu sweetheart, lasagna keju,” serunya gembira, kegembiraannya menulariku.“Owahh, aku rindu sekali lasagna keju bikinan mom dan a
#Percakapan dalam bahasa inggris ya#Setelah beberapa jam duduk di pesawat, akhirnya sampai juga di kota kelahiranku, New York City. Ah... lama sekali rasanya sejak terakhir kali aku juga berada disini untuk ke Indonesia, dan baru kali ini aku tiba disini lagi setelah belasan tahun aku memutuskan untuk menetap di Indonesia. Bahkan saat kematian kedua orantuaku, aku tidak bisa hadir, karena mas Aby tidak mengizinkanku. Oooh... sekarang baru kurasakan kenapa dulu kedua orangtuaku menentang pernikahan kami. Karena mereka bisa tau kalau lelaki yang akan menjadi suamiku adalah orang yang brengsek. Maafkan anak durhaka ini Mom... Dad...Karena asyik dalam kenanganku, aku jadi tidak konsentrasi dengan jalanku hingga aku menabrak seseorang yang juga sibuk dengan hapenya.“Sorry,” ucapku cepat. Aku tidak mau mencari masalah di hari pertamaku tiba disini. Dia Cuma mengangguk. Kuperhatikan dia dari atas hingga ke bawah. Satu kata buatnya ‘perfecto’.
Hari berganti pagi. Sinar matahari mulai memasuki kamar yang kutempati, tapi aku masih bergelung dibalik selimut. Ah rasanya malas sekali melakukan aktivitas apapun. Aku telah kehilangan segalanya. Tidak ada lagi yang bisa membuatku untuk bersemangat dalam memulai hari. Semua terasa kosong.Tok... Tok... Tok...Bunyi ketukan pintu di kamar yang kutempati, menyadarkanku dari lamunan. Akupun menoleh kearah pintu. Disana sudah berdiri Angela. Kuangkat alisku seraya bertanya “apa ?” dan sepertinya dia mengerti.“Ada Aby di depan,” menjawab arti tatapanku...“Aby...? pagi sekali,” sahutku bingung. Kemarin orangtuanya yang datang, sekarang si brengsek itu, apalagi maunya setelah semua yang dia lakukan... bathinku.Akupun bangkit menuju kamar mandi. Kusempatkan mandi dan mengosok gigi. Aku tidak perduli kalau dia menungguku atau tidak. Tapi ada sedikit rasa penasaran dalam hatiku, kira-kira apa yang dia inginkan sepagi ini..?Setelah mandi dan merapikan