Home / Romansa / Bad Agreement / Chapter 4. Crush

Share

Chapter 4. Crush

Author: Cahya46
last update Last Updated: 2021-03-27 22:30:23

Bagiku waktu seakan-akan berhenti. Yang kuingat hanya kata-kata yang mereka ucapkan tentangku di pengadilan. Kata-kata yang memojokkanku. Terus terngiang di telingaku. Kenapa mereka melakukannya padaku, apa salahku, itu yang selalu kutanyakan pada diriku sendiri, apa yang kurang dariku?

Masih kurasakan Angela bergerak dalam tidurnya disampingku. Ya, selama dua hari ini yang kulakukan hanya menatap langit kamar dengan pandangan kosongku.

Bahkan aku tidak punya keinginan untuk makan atau tidur, entah kemana rasa laparku, kemana juga kantukku... hanya sakit di dadaku yang kurasakan. Bukan karena perceraianku, atau perselingkuhan si brengsek itu, tapi rasa sakit itu kurasakan karena fitnah yang mereka ucapkan tentangku. Apakah memang seburuk itukah diriku dimata mereka. Juga mengenai hak asuh anak anakku yang jatuh ke tangan Mantan suamiku.

Aku bisa merasakan kantung mataku yang membesar, mungkin ada lingkaran hitam menyerupai mata panda, tapi tak kuhiraukan bagaiaman aku terlihat, siapa juga yang perduli dengan penampilanku..

***

Tapi hari itu ada kejutan. Kejutan yang entah kenapa hanya menambah sakit di diriku ini. Di ruang tamu rumah Angela duduk sepasang suami istri yang berpenampilan mewah. Ya, mereka adalah orangtua dari mantan suamiku Abymanyu. Aku tidak tau apa maksud kedatangan mereka kesini. Apakah mereka masih merasa kurang untuk menyakitiku... atau mereka merasa menyesal akan perkataan mereka di pengadilan yang telah memojokkanku...menantunya. Tapi aku tidak perduli, rasa hormatku terhadap mereka selama belasan tahun ini telah kubuang jauh-jauh. Saat ini yang ada hanya benci...karena mereka telah merenggut buah hatiku...kutatap mereka berdua dengan sinis...

“Lihat siapa yang menjengukku Angela, selamat datang tuan dan nyonya Herlambang yang terhormat,” ucapku sarkas.

“Ada apa ini..? Apa ucapan kalian di pengadilan masih kurang ? Baiklah, katakan apa yang ingin kalian ucapkan,” ujarku dingin sambil menatap malas mantan mertuaku.

Sudah hilang rasa hormatku pada mereka. Mau apalagi mereka kerumah Angela. Ya, setelah keputusan pengadilan tiga hari yang lalu aku tinggal di rumah Angela. Bahkan aku tidak sudi menginjak rumah itu lagi, walaupun hanya sekedar untuk mengambil barang pribadiku pun tidak. Aku bahkan masih memakai pakaian dari tiga hari yang lalu. Bukan karena Angela tidak mau meminjamkan barangnya padaku, tapi aku terlalu malas untuk bangun. Kalau bukan karena Angela yang memaksaku menemui mereka, karena sudah sejak tiga hari ini mereka selalu datang, tapi Angela belum berani menggangguku. Baru hari ini dia memaksaku karena merasa tidak enak, dan mungkin sudah bosan...

Entahlah...

Aku tidak mau memikirkannya terlalu berat, karena kepalaku kurasa penuh dengan banyak hal...

Aku malas berspekulasi.

“Nak, tolong maafkan kami. Kami tau kami salah. Kami akan memberikan aset yang kamu butuhkan, supaya hidupmu lebih baik, tidak seperti ini nak, jangan siksa dirimu...,” ucap ibu mertuaku. Maksudku mantan mertua, masih saja mereka ingin membeliku demi mengobati rasa bersalah mereka. Kulihat mereka penuh selidik.

“Nyonya Herlambang, Jangan mengasihaniku, aku tidak butuh, dan apa tadi anda bilang? Aset? apa anda baru saja menyuapku. Apa ini juga yang kalian lakukan, menyuap para saksi untuk berkata bohong. Lihat Angela, kekayaan dan kekuasaan memang bisa membeli segalanya. Bahkan keadilan,” ucapku sinis yang juga dibalas anggukan sahabatku itu.

Kuperhatikan lagi mantan mertuaku itu. Suami istri itu memang terlihat berkelas. Kulihat penampilanku sendiri dari kaca di ruang tamu ini, sangat berantakan, pakaian kusut dan mulai bau. Rambutku pun acak-acakan, mata berkantung akibat tidak tidur berhari-hari. Benar-benar mengerikan, ”pantas saja kamu ditinggal selingkuh,” ejek dewi batinku tersenyum sinis... Penuh cibiran, hei kamu juga mengerikan, batinku ikut mengejek sinis, sang dewi, dia melotot....

“Apa kalian pikir bisa membeliku, sekarang aku bahkan tidak sudi memakai semua pemberian si brengsek itu. Kuharap dia hangus dibakar di neraka jahanam. Kudoakan dia impoten dan tidak mempunyai keturunan dari wanita manapun, kecuali kedua putra putriku dan semua kekayaan serta kekuasaan yang kalian banggakan itu akan menyerang kalian sendiri dan semuanya akan hilang dalam sekejap,” teriakku histeris

Entah rasanya lega bisa mengutuk bajingan itu. Tidak peduli itu nanti bisa jadi kenyataan atau tidak. Yang penting aku bisa mengeluarkan rasa sesak dan amarahku ini,

Ah... harusnya aku melakukan ini sejak pertama aku mendapati si brengsek itu berselingkuh, memakinya, atau kalau perlu menamparnya. Menyesal aku merasa sok kuat, awas saja jika bertemu si bastard itu, aku akan menamparnya, menendang bokongnya, atau kalau perlu membabat habis juniornya... Oh itu sangat kasar kurasa, aku sedikit ngilu membayangkannya, lagi pula aku tidak mungkin setega itu kan?

“Kenapa ibu mertua, upss... bukan lagi ya... maaf  kalian kan sudah punya calon menantu idaman, cantik, kaya, wanita karier, tidak sepertiku yang arogan, sombong, kasar, gold digger, dan apalagi ya? kalian kemarin mengatakan apalagi ya. Kalian tau selama tiga hari ini kata-kata kalian terus berputar-putar di kepalaku, membuatku tidak bisa tidur. Lihat penampilanku ini, bahkan aku tidak mengganti bajuku. Apa kesalahanku pada kalian berdua. Saat kami menikah usia kami masih muda, tapi aku berusaha menjadi istri dan menantu yang baik... apa kekuranganku?” teriakku histeris hilang sudah pertahananku. Entah rasanya ingin menangis tapi air mataku tidak bisa keluar. Mungkin stok air mataku sudah habis.

“Kami hanya tidak mau jauh dari cucu kami nak... kami hanya tidak ingin kehilangan mereka berdua,” kata tuan Herlambang.

“Apa kalian pikir aku akan menjauhkan mereka dari kalian?” tanyaku tak percaya, ternyata hanya karena alasan itu mereka menggunakan cara licik seperti itu, bahkan mereka menutup mata atas kesalahan Aby si Brengsek itu.

“Hanya karena alasan kalian yang konyol itu kalian rela membayar orang untuk memfitnahku dan menutupi kebusukan putra kalian?”

“Baiklah, kurasa kalian sebaiknya pergi dari sini. Saya ingin beristirahat. Pembicaraan omong kosong ini menguras tenaga ternyata,” ucapku langsung meninggalkan mereka dan masuk ke kamar yang selama tiga hari ini kutempati.

Tidak kuperdulikan panggilan dari kedua orang tua itu. Rasa benciku bukannya berkurang dengan kata kata mereka, kini kemarahanku dan kebencianku... semakin bertambah.

Bagaimana bisa mereka mencoba menyuapku dengan mulut manis mereka setelah kemarin di pengadilan mereka begitu tega mengkhianatiku, menjelek-jelekkan aku sehingga aku harus kehilangan hak asuhku terhadap anak-anakku.

Dan yang membuatku sakit hati adalah alasan mereka melakukan itu hanyalah karena tidak ingin jauh dari cucu-cucu mereka.

Apakah mereka pikir aku wanita yang kejam. Yang akan begitu saja memisahkan anak-anakku dari kakek neneknya. Tidak, aku bukan seperti mereka yang dengan begitu kejamnya telah memisahkan aku dengan anak-anakku, bahkan dengan menggunakan cara-cara yang kotor.

Emosiku yang memuncak tadi membuat butir-butir keringatku mengalir membuat badanku terasa tidak nyaman. Apalagi setelah pengadilan kemarin, aku benar-benar tidak perduli terhadap diriku sendiri... Sepertinya aku butuh mandi air hangat, badanku rasanya lengket sekali...

Oh dan jangan lupakan aromaku yang menyengat, bagaimana Angela bisa betah berlama lama menemaniku, rasa jijik mulai mengenai indra penciumanku. Kurasa aku harus meminta maaf padanya. Soon... karena saat ini prioritas utamaku adalah berendam dengan busa mandi yang berlimpah, kurasa Angela tidak keberatan jika aku memakai boom soapnya.

Oh... aku merindukan air.

>>Bersambung>>

>>Bersambung>>

Related chapters

  • Bad Agreement   Chapter 5. Abymanyu

    Hari berganti pagi. Sinar matahari mulai memasuki kamar yang kutempati, tapi aku masih bergelung dibalik selimut. Ah rasanya malas sekali melakukan aktivitas apapun. Aku telah kehilangan segalanya. Tidak ada lagi yang bisa membuatku untuk bersemangat dalam memulai hari. Semua terasa kosong.Tok... Tok... Tok...Bunyi ketukan pintu di kamar yang kutempati, menyadarkanku dari lamunan. Akupun menoleh kearah pintu. Disana sudah berdiri Angela. Kuangkat alisku seraya bertanya “apa ?” dan sepertinya dia mengerti.“Ada Aby di depan,” menjawab arti tatapanku...“Aby...? pagi sekali,” sahutku bingung. Kemarin orangtuanya yang datang, sekarang si brengsek itu, apalagi maunya setelah semua yang dia lakukan... bathinku.Akupun bangkit menuju kamar mandi. Kusempatkan mandi dan mengosok gigi. Aku tidak perduli kalau dia menungguku atau tidak. Tapi ada sedikit rasa penasaran dalam hatiku, kira-kira apa yang dia inginkan sepagi ini..?Setelah mandi dan merapikan

    Last Updated : 2021-03-27
  • Bad Agreement   Chapter 6. Beginning

    #Percakapan dalam bahasa inggris ya#Setelah beberapa jam duduk di pesawat, akhirnya sampai juga di kota kelahiranku, New York City. Ah... lama sekali rasanya sejak terakhir kali aku juga berada disini untuk ke Indonesia, dan baru kali ini aku tiba disini lagi setelah belasan tahun aku memutuskan untuk menetap di Indonesia. Bahkan saat kematian kedua orantuaku, aku tidak bisa hadir, karena mas Aby tidak mengizinkanku. Oooh... sekarang baru kurasakan kenapa dulu kedua orangtuaku menentang pernikahan kami. Karena mereka bisa tau kalau lelaki yang akan menjadi suamiku adalah orang yang brengsek. Maafkan anak durhaka ini Mom... Dad...Karena asyik dalam kenanganku, aku jadi tidak konsentrasi dengan jalanku hingga aku menabrak seseorang yang juga sibuk dengan hapenya.“Sorry,” ucapku cepat. Aku tidak mau mencari masalah di hari pertamaku tiba disini. Dia Cuma mengangguk. Kuperhatikan dia dari atas hingga ke bawah. Satu kata buatnya ‘perfecto’.

    Last Updated : 2021-03-27
  • Bad Agreement   Chapter 7. My New Life

    Hari pertama aku terbangun di kota New York setelah sekian lama kutinggalkan, musim panas kali ini, tak cukup membuatku kegerahan, bahkan disini masih terasa dingin di pagi hari, aku beruntung orang tuaku memiliki rumah yang agak di pinggir kota, suasananya masih alami, di halaman rumahku ditumbuhi banyak pohon rindang.Matahari menembus jendela kamarku, membuat silau pandanganku, bergegas aku bangkit menuju kamar mandi, dan memulai hariku.Oh, jadwalku sangat padat hari ini. Bertemu dengan Julia dan memasukkan beberapa lamaran kerja lainnya.Paling tidak aku harus mengalihkan pikiranku, setidaknya jika aku menyibukkan diri aku bisa melupakan kesedihanku.Kulangkahkan kakiku ke arah meja makan, disana ternyata sudah ada aunty dan uncleku, mereka tersenyum ramah padaku,“Ayo kita sarapan, Aunty memasakkan sarapan Kesukaanmu sweetheart, lasagna keju,” serunya gembira, kegembiraannya menulariku.“Owahh, aku rindu sekali lasagna keju bikinan mom dan a

    Last Updated : 2021-03-27
  • Bad Agreement   Chapter 8 Keliling Eropa

    Sudah seminggu dari kejadian ciuman itu, aku tidak mendengar atau melihat Billionaire itu, Jashon Klein gumamku.Seperti yang Gigi katakan, saat ini aku dalam perjalanan keliling Eropa, selaku make up artis Gigi, aku bisa merasakam trip gratis, bonus bertemu orang penting.Banyak pihak yang ikut andil di dalamnya, aku hanya berharap tidak bertemu dengan billionaire yang kurang ajar itu.Tujuan pertama kami adalah Swiss, Salah satu tempat favoritku, banyak bangunan bersejarah di sana, bangunan bangunan cantik bak kerajaan kerajaan di buku buku cerita, Dan jangan lupakan Pegunungan alpen, ada juga danau Jenewa, danau terbesar di Eropa, oh aku ingin sekali menyewa yacht dan melakukan beberapa kegiatan lainnya seperti berenang di Bains de Paquis atau sekedar bersantai di salah satu taman di tepi danau atau kafe terdekat, Ada juga Chillon Castle, terdapat di kota Montreux yang dibangun pada pertengahan abad ke 12 dan kemudian mengalami renovasi pads abad

    Last Updated : 2021-03-27
  • Bad Agreement   Chapter 9 New Proposal

    Sudah seminggu lebih aku mengikuti Fashion Show around Europe. Disana berkumpul para desainer berbakat dunia, bahkan Indonesia juga mengirim perwakilannya, ini seperti wadah mereka untuk berekspresi, banyak dari mereka memilih desain yang antimainstream, bahan yang tidak biasa hanya untuk menampilkan ide kreatif mereka.Dua hari ini aku di Paris, kali ini banyak brand internasional yang berpartisipasi, bahkan brand pakaian dalam wanita Victoria Secret menjadi primadona disini.Dan finalnya hari ini, semua tampak sibuk dari kemarin, bahkan aku yang hanya jadi make up artis dari Gigi juga dibikin kewalahan, karena cuaca yang panas disini membuat para artis lebih sering berkeringat, dan sudah tugas kami memastikan penampilan mereka tanpa cela.Malam harinya usai pertunjukan kami menghabiskan malam bersama, tapi kami terbagi dua ada yang lebih memilih ke club dan ada yang ke karaoke hanya sekedar hang out bersama, dan aku masuk di kelompok kedua, aku tidak suka k

    Last Updated : 2021-03-27
  • Bad Agreement   Chapter 10 Disaster

    Pagi yang cerah bagi Kanaya. Dia sudah rapi dengan setelan baju kerja yang melekat ditubuh indahnya. Karena udara di luar sangatlah dingin, dia memakai mantel bulu warna hitam dan slayer warna hijau semakin membuatnya terlihat mempesona.Dengan semangat yang membara dia memulai harinya, berharap semua akan lancar dan akan baik- baik saja. Setelah merasa cukup dengan penampilan dan persiapannya pun selesai, Kanaya bergegas berpamitan dengan Aunty dan Unclenya menuju ketempat dimana dia akan mencoba memulai peruntungannya untuk bekerja demi hidup yang lebih baik...Kanaya dijemput mobil berlogo kuda, mobil berwarna silver itu melaju dengan lancar membelah keramaian kota New York.Mobil berhenti di sebuah kantor yang familiar baginya, Kantor Utama Dengan tulisan Daltron group, kenapa aku bisa kesini lagi, bukannya Julia bilang big bossnya... atau yang punya Daltron jadi big bossku...Sopir itu lagi-lagi membukakan pintuku dengan sopan, aku turun menuju meja rese

    Last Updated : 2021-03-27
  • Bad Agreement   Chapter 11. RUMIT

    “Kamu harus mau mengandung anakku,” ujarnya tanpa ekspresi ataupun berdosa seakan yang telah diucapkannya itu hanya soal upil..What ???Mendengar CEO itu mengatakan hal barusan seperti mendengar petir disiang bolong. Tapi lihatlah kelakuannya, setelah melempar bom dia seakan tidak merasa bersalah...Apa aku yang salah dengar ya ?Kupandangi wajahnya mencari kebohongan, apa orang ini mengerjaiku?Wajahnya masih sedatar tembok di belakangku, apa dia mengigau?Kenapa?Kenapa aku?Ayolah... apa ini April mop?Ini bulan Mei...Aku masih terpaku, kehilangan kata-kata...Si tampan nan gagah memintaku jadi ibu anaknya?Apa ini lamaran?Wajahku memerah...“Bapak melamar saya?” pertanyaan bodohku keluar begitu saja tanpa bisa kucegah... bodoh!!Dan gantian dia yang terpana!! Stupid... idiot... kamu salah paham, batinku.“Saya sa

    Last Updated : 2021-04-08
  • Bad Agreement   Chapter 12. Awal

    Hari baru, awal baru... itulah yang harus dilakukan Kanaya. Tidak perduli sekeras apapun yang harus dilaluinya, kehidupan harus tetap berjalan. Walau harus merendahkan harga dirinya. Ya... dia tidak pernah membayangkan untuk mendapatkan pekerjaan, dia harus menjadi pelacur buat bosnya. Apalagi panggilan yang cocok untuknya... sinisnya pada diri sendiri.Bahkan dia harus menyiapkan mental untuk menghadapi bos barunya yang datar itu. Bahkan dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan bisa hamil... Tanpa status, tanpa pernikahan, tanpa suami...Entah seperti apa nanti jalan hidupnya. Tapi dia sadar sepertinya hidupnya tidak akan sama lagi setelah ini. Semoga dia tidak menyesal nantinya...Dia tiba di kantor LV tepat waktu. Ya, pria itu menghubungiku semalam, entah dari mana dia mendapatkan nomer handphoneku, dia mengabariku supaya datang ke Kantor LV, bukan di Daltron Group. Kanaya tidak mau di cap tidak profesional, makanya dia tidak akan terlambat di hari pertama

    Last Updated : 2021-04-08

Latest chapter

  • Bad Agreement   Chapter 13. Mulai ada rasa

    Kanaya pov Jantungku berdetak kencang, rasa gugup ini kucoba hilangkan dari perasaanku. Tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku sedang gelisah. Saat ini aku sedang berjalan mondar mandir, dengan perasaan cemas ... apa yang terjadi? batinku lirih, aku masih bingung. Malam ini untuk pertama kalinya dalam hidupku aku harus menyerahkan tubuhku pada lelaki yang membeliku. Aku merasa sangat hina. Sebentar lagi aku akan menjadi wanita jalang. Di tengah kebingunganku tiba-tiba pintu apartemen terbuka. Pasti itu bosku pikirku. Dia khan juga punya kunci apartemen ini. Dan sesuai dengan dugaanku di pintu tampak lelaki gagah nan tampan mempesona. Kalau aku sedang tidak berada dalam kondisi sekarang, pastinya aku akan terpesona. Tapi untuk sekarang aku menatapnya gentar. Apa aku batalkan saja ya perjanjiannya. “Jangan pernah berfikir untuk membatalkan perjanjian kita, karena yang berhak membatalkannya cuma aku. Kamu pasti tau konsekuenasinya kalau melanggar pe

  • Bad Agreement   Chapter 12. Awal

    Hari baru, awal baru... itulah yang harus dilakukan Kanaya. Tidak perduli sekeras apapun yang harus dilaluinya, kehidupan harus tetap berjalan. Walau harus merendahkan harga dirinya. Ya... dia tidak pernah membayangkan untuk mendapatkan pekerjaan, dia harus menjadi pelacur buat bosnya. Apalagi panggilan yang cocok untuknya... sinisnya pada diri sendiri.Bahkan dia harus menyiapkan mental untuk menghadapi bos barunya yang datar itu. Bahkan dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan bisa hamil... Tanpa status, tanpa pernikahan, tanpa suami...Entah seperti apa nanti jalan hidupnya. Tapi dia sadar sepertinya hidupnya tidak akan sama lagi setelah ini. Semoga dia tidak menyesal nantinya...Dia tiba di kantor LV tepat waktu. Ya, pria itu menghubungiku semalam, entah dari mana dia mendapatkan nomer handphoneku, dia mengabariku supaya datang ke Kantor LV, bukan di Daltron Group. Kanaya tidak mau di cap tidak profesional, makanya dia tidak akan terlambat di hari pertama

  • Bad Agreement   Chapter 11. RUMIT

    “Kamu harus mau mengandung anakku,” ujarnya tanpa ekspresi ataupun berdosa seakan yang telah diucapkannya itu hanya soal upil..What ???Mendengar CEO itu mengatakan hal barusan seperti mendengar petir disiang bolong. Tapi lihatlah kelakuannya, setelah melempar bom dia seakan tidak merasa bersalah...Apa aku yang salah dengar ya ?Kupandangi wajahnya mencari kebohongan, apa orang ini mengerjaiku?Wajahnya masih sedatar tembok di belakangku, apa dia mengigau?Kenapa?Kenapa aku?Ayolah... apa ini April mop?Ini bulan Mei...Aku masih terpaku, kehilangan kata-kata...Si tampan nan gagah memintaku jadi ibu anaknya?Apa ini lamaran?Wajahku memerah...“Bapak melamar saya?” pertanyaan bodohku keluar begitu saja tanpa bisa kucegah... bodoh!!Dan gantian dia yang terpana!! Stupid... idiot... kamu salah paham, batinku.“Saya sa

  • Bad Agreement   Chapter 10 Disaster

    Pagi yang cerah bagi Kanaya. Dia sudah rapi dengan setelan baju kerja yang melekat ditubuh indahnya. Karena udara di luar sangatlah dingin, dia memakai mantel bulu warna hitam dan slayer warna hijau semakin membuatnya terlihat mempesona.Dengan semangat yang membara dia memulai harinya, berharap semua akan lancar dan akan baik- baik saja. Setelah merasa cukup dengan penampilan dan persiapannya pun selesai, Kanaya bergegas berpamitan dengan Aunty dan Unclenya menuju ketempat dimana dia akan mencoba memulai peruntungannya untuk bekerja demi hidup yang lebih baik...Kanaya dijemput mobil berlogo kuda, mobil berwarna silver itu melaju dengan lancar membelah keramaian kota New York.Mobil berhenti di sebuah kantor yang familiar baginya, Kantor Utama Dengan tulisan Daltron group, kenapa aku bisa kesini lagi, bukannya Julia bilang big bossnya... atau yang punya Daltron jadi big bossku...Sopir itu lagi-lagi membukakan pintuku dengan sopan, aku turun menuju meja rese

  • Bad Agreement   Chapter 9 New Proposal

    Sudah seminggu lebih aku mengikuti Fashion Show around Europe. Disana berkumpul para desainer berbakat dunia, bahkan Indonesia juga mengirim perwakilannya, ini seperti wadah mereka untuk berekspresi, banyak dari mereka memilih desain yang antimainstream, bahan yang tidak biasa hanya untuk menampilkan ide kreatif mereka.Dua hari ini aku di Paris, kali ini banyak brand internasional yang berpartisipasi, bahkan brand pakaian dalam wanita Victoria Secret menjadi primadona disini.Dan finalnya hari ini, semua tampak sibuk dari kemarin, bahkan aku yang hanya jadi make up artis dari Gigi juga dibikin kewalahan, karena cuaca yang panas disini membuat para artis lebih sering berkeringat, dan sudah tugas kami memastikan penampilan mereka tanpa cela.Malam harinya usai pertunjukan kami menghabiskan malam bersama, tapi kami terbagi dua ada yang lebih memilih ke club dan ada yang ke karaoke hanya sekedar hang out bersama, dan aku masuk di kelompok kedua, aku tidak suka k

  • Bad Agreement   Chapter 8 Keliling Eropa

    Sudah seminggu dari kejadian ciuman itu, aku tidak mendengar atau melihat Billionaire itu, Jashon Klein gumamku.Seperti yang Gigi katakan, saat ini aku dalam perjalanan keliling Eropa, selaku make up artis Gigi, aku bisa merasakam trip gratis, bonus bertemu orang penting.Banyak pihak yang ikut andil di dalamnya, aku hanya berharap tidak bertemu dengan billionaire yang kurang ajar itu.Tujuan pertama kami adalah Swiss, Salah satu tempat favoritku, banyak bangunan bersejarah di sana, bangunan bangunan cantik bak kerajaan kerajaan di buku buku cerita, Dan jangan lupakan Pegunungan alpen, ada juga danau Jenewa, danau terbesar di Eropa, oh aku ingin sekali menyewa yacht dan melakukan beberapa kegiatan lainnya seperti berenang di Bains de Paquis atau sekedar bersantai di salah satu taman di tepi danau atau kafe terdekat, Ada juga Chillon Castle, terdapat di kota Montreux yang dibangun pada pertengahan abad ke 12 dan kemudian mengalami renovasi pads abad

  • Bad Agreement   Chapter 7. My New Life

    Hari pertama aku terbangun di kota New York setelah sekian lama kutinggalkan, musim panas kali ini, tak cukup membuatku kegerahan, bahkan disini masih terasa dingin di pagi hari, aku beruntung orang tuaku memiliki rumah yang agak di pinggir kota, suasananya masih alami, di halaman rumahku ditumbuhi banyak pohon rindang.Matahari menembus jendela kamarku, membuat silau pandanganku, bergegas aku bangkit menuju kamar mandi, dan memulai hariku.Oh, jadwalku sangat padat hari ini. Bertemu dengan Julia dan memasukkan beberapa lamaran kerja lainnya.Paling tidak aku harus mengalihkan pikiranku, setidaknya jika aku menyibukkan diri aku bisa melupakan kesedihanku.Kulangkahkan kakiku ke arah meja makan, disana ternyata sudah ada aunty dan uncleku, mereka tersenyum ramah padaku,“Ayo kita sarapan, Aunty memasakkan sarapan Kesukaanmu sweetheart, lasagna keju,” serunya gembira, kegembiraannya menulariku.“Owahh, aku rindu sekali lasagna keju bikinan mom dan a

  • Bad Agreement   Chapter 6. Beginning

    #Percakapan dalam bahasa inggris ya#Setelah beberapa jam duduk di pesawat, akhirnya sampai juga di kota kelahiranku, New York City. Ah... lama sekali rasanya sejak terakhir kali aku juga berada disini untuk ke Indonesia, dan baru kali ini aku tiba disini lagi setelah belasan tahun aku memutuskan untuk menetap di Indonesia. Bahkan saat kematian kedua orantuaku, aku tidak bisa hadir, karena mas Aby tidak mengizinkanku. Oooh... sekarang baru kurasakan kenapa dulu kedua orangtuaku menentang pernikahan kami. Karena mereka bisa tau kalau lelaki yang akan menjadi suamiku adalah orang yang brengsek. Maafkan anak durhaka ini Mom... Dad...Karena asyik dalam kenanganku, aku jadi tidak konsentrasi dengan jalanku hingga aku menabrak seseorang yang juga sibuk dengan hapenya.“Sorry,” ucapku cepat. Aku tidak mau mencari masalah di hari pertamaku tiba disini. Dia Cuma mengangguk. Kuperhatikan dia dari atas hingga ke bawah. Satu kata buatnya ‘perfecto’.

  • Bad Agreement   Chapter 5. Abymanyu

    Hari berganti pagi. Sinar matahari mulai memasuki kamar yang kutempati, tapi aku masih bergelung dibalik selimut. Ah rasanya malas sekali melakukan aktivitas apapun. Aku telah kehilangan segalanya. Tidak ada lagi yang bisa membuatku untuk bersemangat dalam memulai hari. Semua terasa kosong.Tok... Tok... Tok...Bunyi ketukan pintu di kamar yang kutempati, menyadarkanku dari lamunan. Akupun menoleh kearah pintu. Disana sudah berdiri Angela. Kuangkat alisku seraya bertanya “apa ?” dan sepertinya dia mengerti.“Ada Aby di depan,” menjawab arti tatapanku...“Aby...? pagi sekali,” sahutku bingung. Kemarin orangtuanya yang datang, sekarang si brengsek itu, apalagi maunya setelah semua yang dia lakukan... bathinku.Akupun bangkit menuju kamar mandi. Kusempatkan mandi dan mengosok gigi. Aku tidak perduli kalau dia menungguku atau tidak. Tapi ada sedikit rasa penasaran dalam hatiku, kira-kira apa yang dia inginkan sepagi ini..?Setelah mandi dan merapikan

DMCA.com Protection Status