Share

Melindungi Pembantu

Auteur: Phebe Fortunata
last update Dernière mise à jour: 2024-10-29 19:42:56

Cheryl tengah melangkahkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu dengan begitu santai, hingga kemudian dia melihat ada 2 orang yang tengah bersantai di sofa, dia tidak mengetahui siapa mereka dan karena tidak ada urusan antara dirinya dengan mereka, maka Cheryl memilih melangkahkan kaki untuk menuju ke pintu keluar.

“Heh kamu! Buatkan saya dan juga anak saya minuman, sekalian bawakan cemilan!”

Kalimat perintah yang baru saja diucapkan oleh wanita itu, membuat Cheryl memiringkan kepalanya.

“Kamu mendengarnya atau tidak? Bawakan saya minuman dan juga cemilan untuk anak saya!” Wanita itu mengulang dengan menggunakan nada bicara yang penuh penekanan.

“Saya?” Cheryl menunjuk ke arah dirinya sendiri.

“Iya lah budeg! Kamu yang disuruh sama Mama barusan, siapa lagi?” Perempuan pemilik nama Vera itu merasa kesal karena Cheryl malah bertanya seperti orang bodoh.

“Cepat!” seru wanita bernama Lani sambil menunjuk ke arah dapur.

Ditemani perasaan kesal, Cheryl melangkahkan kaki ke arah dapur, dia sebenarnya bingung mau membuatkan minuman apa, sehingga berakhir mengambil minuman asal dan juga cemilan yang dia lihat.

“Lama amat sih!” Vera merasa sangat kesal dengan hal ini.

“Lho, kenapa minumannya ditumpahkan?” Cheryl merasa bingung melihat Vera yang bukan meminum apa yang sudah dia ambil, melainkan malah menumpahkannya.

“Ngotak aja dong kalau jadi orang, masa malam-malam kayak gini ngasihnya orange juice?”

Kepala Cheryl miring, dia merasa tidak ada salahnya dengan minuman yang sudah dia ambilkan, karena menurutnya cukup enak menikmati orange juice yang tidak dia tambahkan air.

“Buatkan saja chocolate panas!” seru Vera yang berlagak seperti majikan.

Cheryl menarik napasnya dengan sangat dalam yang kemudian dia melangkahkan kaki untuk kembali ke dapur.

“Heh! Sekalian bawakan cookies atau apa saja untuk teman menikmati minumannya.”

Hembusan napas kasal Cheryl keluarkan yang kemudian dia mencari-cari di mana cokelat berada, karena memang dia tidak tahu di mana keberadaannya, hingga dia melihat ada seorang wanita yang sudah lumayan tua menghampirinya.

“Non? Sedang mencari apa? Duh maaf, Bibi tadi gak denger ada yang masuk dapur.”

Pandangan Cheryl terfokuskan memperhatikan pinggiran kening wanita itu. “Bibi lagi sakit?” tanya Cheryl.

“Iya Non, mau pulang dulu, tapi tunggu besok saja, siapa tahu mendingan. Sedang mencari apa?”

“Lagi cari cokelat bubuk yang bisa diseduh di mana ya?”

“Untuk siapa? Untuk Tuan bukan?”

Cheryl menggelengkan kepalanya. “Bukan Bi, entah untuk siapa tidak tahu.”

“Oh, ini saja, jika untuk tamu, kalau untuk Tuan biasanya berbeda karena selera Tuan cukup berbeda.”

Pada akhirnya Cheryl menyeduh cokelat itu. “Ada cemilan yang manisnya gak Bi?” tanya Cheryl.

“Ini Non, aduh kepala Bibi masih pusing.”

Cheryl mengambilkan cemilan itu.

“Biar Bibi saja yang antar Non, ini kan bukan tugas Non.”

“Di Rumah ini hanya ada Bibi?”

Bibinya menggelengkan kepalanya. “Ada tiga orang yang menemani Bibi, hanya saja untuk yang satu sedang pergi ada urusan apa gitu lupa lagi, kalau yang satunya lagi ke Rumah Sakit jenguk keluarganya yang sakit.”

“Oh, ya sudah. Gak papa, biar aku saja yang antarkan minumannya, Bibi istirahat saja, biar cepet sembuh.”

“Lho Non? Gak papa mengerjakan pekerjaan Bibi?”

“Iya gak papa.”

“Makasih banyak ya Non.”

Setelah itu Cheryl melangkahkan kaki meninggalkan dapur untuk kembali ke tempat di mana perempuan yang tidak dia ketahui urusannya apa dan alasannya apa kenapa berada di Rumah Dirga.

“Hih! Lama banget sih?” Vera sudah merasa sangat kesal dengan hal ini.

“Kenapa sih mau buru-buru emangnya mau ke mana, lagian cepat juga tidak akan langsung diminum kan?” Cheryl merasa cukup kesal dengan hal ini.

“Lah kok nyolot?”

“Karena permintaannya membuat pusing!” timpal Cheryl yang pada akhirnya dia tidak bisa menahan emosinya.

“Ada apa ini?” tanya Lani yang baru saja kembali.

“Ini Mam, masa pembantu ini gak terima disuruh-suruh dan malah nyolot!” adu Vera.

“Baru jadi pembantu saja belagu kamu, jangan belagu pada kita! Kamu tidak tahu siapa saya dan juga Anak saya?”

Cheryl diam, karena memang dia tidak tahu siapa mereka.

“Saya ini adalah Tantenya Dirga, berarti Anak saya adalah keponakannya!”

“Jangan belagu sama kita ya atau kamu akan dipecat sebagai pembantu di sini!”

“Pembantu aja sombongnya minta ampun, pake gak mau disuruh.”

“Saya bukan pembantu di Rumah ini!” tekan Cheryl penuh dengan emosi.

“Kalau bukan pembantu di Rumah ini, terus kenapa bisa ada di Rumah ini?” Vera menatap Cheryl penuh dengan keseriusan.

“Alasan kenapa bisa ada di Rumah ini, karena saya adalah b—

“Babu? Iya!”

Cheryl merasa sangat emosi dengan semua ini, sehingga tatapan matanya terlihat sangat tajam kala menatap Vera.

“Apa melotot kayak gitu? Mua disiram matanya? Iya?!”

“Arh!” teriak Cheryl dengan seketika saat gelas cokelat panas itu Vera ambil dan hendak dia siramkan pada Cheryl.

Detak jantung Cheryl begitu kencang, dia merasa kaget dengan seketika, sampai dia tidak sadar ada seseorang yang tengah memegangi tubuhnya.

Dua orang yang merupakan Ibu dan anak itu terdiam kala melihat kedatangan orang paling berkuasa di Rumah ini.

“Lho, Om? Kenapa malah melindungi pembantu ini?”

Mendengar pertanyaan itu membuat Cheryl diam sejenak sampai dia sadar kalau wajahnya tidak terasa basah dan kemudian secara perlahan dia membuka matanya.

Wajah yang belum dia lihat seharian ini sekarang bisa dia lihat dalam jarak yang sangat dekat, hingga dia sadar kalau ternyata jantungnya berdetak kencang bukan semata-mata hanya takut, melainkan karena berada dekat dengan Dirga.

“Dirga! Kenapa kamu melindungi perempuan tidak tahu diri ini?”

“Iya Om. Kenapa sih Om malah melindungi pembantu sialan itu?”

“Pembantu?” Dirga menatap mereka dengan tatapan yang penuh dengan kekesalan.

“Dia emang pembantu di Rumah ini kan?”

“Dia bukan pembantu!”

Mendengar kalimat itu, membuat Cheryl merasa udara yang dia hirup terasa sangat segar, bahkan dia merasa bahagia atas hal ini.

“Kalau bukan pembantu, kenapa dia bisa ada di Rumah ini?” Lani masih merasa tanda tanya dengan hal ini.

“Iya, mana pake segala dilindungin lagi, emang sepenting itu ya dia buat Om?” Vera masih membenci Cheryl, sehingga dia belum bisa mengontrol kalimat saat berhadapan dengan Dirga.

“Siapa pun dia, tidak ada hak untuk kalian menyuruhnya, apalagi menyakitinya!” tekan Dirga penuh dengan keseriusan.

Mendengar nada bicara yang sangat tinggi, membuat Cheryl merasa kaget, dia menatap Dirga dengan tatapan yang cukup dalam sampai dia mlihat ada sedikit cokelat di wajahnya dan dia baru ingat kalau cokelat itu mengenai tubuh Dirga.

“Are you okay?”

Pertanyaan yang sudah Dirga ucapkan, membuat Cheryl mematung. “Eh ... bukankah yang seharusnya bertanya itu saya ya?”

Tangan Dirga secara perlahan mengelus wajah Cheryl yang membuat semua orang yang ada di sini merasa bingung, apalagi mereka yang sudah tahu bagaimana Dirga yang tidak peduli pada orang lain, tapi dia malah melindungi Cheryl sekarang.

Related chapter

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Bukan Pembantu

    “Om, ini punggungnya basah berarti?” Cheryl mentap Dirga dengan tatapan yang cukup serius, dia masih ingat dengan apa yang sudah terjadi sebelumnya. Dirga melirik ke arah belakang yang sebenarnya tidak terlihat, tapi cukup terasa basahnya. “Kenapa Om malah melindungi saya tadi?” Cheryl merasa kebingungan dengan hal ini. “Mereka keterlaluan,” sahut Dirga yang merasa tidak senang dengan apa yang mereka lakukan. Secara perlahan Cheryl melepaskan jas yang Dirga gunakan sampai terlihat jelas kalau kemeja putih yang Dirga gunakan sudah berubah kotor oleh cokelat yang sudah disiramkan dan Cheryl menarik napasnya dengan cukup dalam, karena melihat bentuk punggung Dirga. “Saya bersihin boleh Om?” Bukannya melarang, dengan santai Dirga membuka kancing kemeja, hingga kemudian Dirga menurunkan kemejanya dan membuat Cheryl melihat dengan jelas bagian punggung Dirga yang pernah dia elus-elus malam itu. Punggung yang terlihat kekar itu membuat Cheryl menelan salivanya dengan cukup kasar, hingg

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Mendapatkan Bunga

    “Daddy!” “Ya El? Ada apa?” “Aku pergi dengan siapa hari ini?” “Tante Cheryl?” “Dia tidur.” Mendengar kalimat itu, membuat Dirga terdiam sejenak, dia memikirkan beberapa hal. “Tidak kamu bangunkan?” tanya Dirga terlebih dahulu. Pandangan El dia alihkan, dia memperhatikan Cheryl yang tengah tertidur di sofa dengan raut wajah cape yang begitu jelas. “Gak,” jawab El singkat. “Kamu bangunkan saja sekarang, agar nanti dia bisa menemani kamu untuk kumpulan di Sekolah kamu.” Dirga memberikan solusi yang santai. “Gak mau.” “Ya terus, bagaimana?” “Terserah, kalau Daddy mau ke sekolah ... El akan ikut, kalau tidak ... El ikut tidur dengan Tante Cheryl.” Jawaban yang membuat Dirga sulit untuk menolak, dia memang bisa saja menyuruh orang lain untuk datang ke Sekolah El, hanya saja sekarang adalah acara tahunan Sekolah El yang niatnya Dirga akan datang di siang hari sebab sudah menyuruh Cheryl menemani El di awal. “Ya sudah, kamu pergi saja bersama dengan Om Reno ke Sekolah, nanti Daddy

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Hanya Main-main

    Selesai membereskan barang-barangnya, Cheryl langsung melangkahkan kaki meninggalkan kelas, dia berjalan sangat buru-buru yang sudah pasti bukan ke arah Toilet, karena semula dia hanya beralasan saja agar Dosennya ingat pada waktu. Langkah kaki Cheryl begitu terburu-buru sampai tidak sadar kalau ada laki-laki yang tengah berdiri sambil bersandar ke dinding. “Apakah tidak melihat ada pacarnya di sini?” Kalimat itu membuat Cheryl dengan seketika menghentikan langkah kakinya, dia merasa sangat kenal dengan suara itu, apalagi dengan kalimat seperti itu sampai akhirnya laki-laki yang sudah memanggilnya berdiri di sampingnya. “Axel?” “Mau ke mana? Kenapa buru-buru?” Penuh dengan keseriusan Cheryl memikirkan jawabannya, karena dia merasa tidak bisa memberikan jawaban yang sebenarnya pada Axel, sebab akhirnya akan banyak pertanyaan yang ujungnya dia mendapatkan sebuah larangan. “Ada urusan, makanya buru-buru.” “Urusan apa?” “Ada lah, emangnya kamu harus tahu ya setiap urusan aku? Engga

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Mengetahui Berbohong

    Cheryl terlihat begitu gelisah, dia mengedarkan pandangannnya ke sana kemari, karena tidak ada Anak yang dia cari, hingga dia menjadi berpikir penuh dengan keseriusan harus pergi ke mana sekarang. Saat tadi dia ke Sekolahan El, dia sama sekali tidak bertemu dengan El, karena sudah lebih dari 1 jam dari waktu El pulang, dia mempunyai pikiran kalau El ada di rumah, tapi ternyata di Rumah juga tidak ada. Tidak ada satu orang pun yang memberikan jawaban baik, sehingga perasaan Cheryl menjadi tidak karuan sampai kemudian dia menarik napasnya dengan sangat dalam dan berlari keluar dari Rumah ini. Sekarang Cheryl merasa cukup beruntung, karena tidak lama keluar dia langsung bertemu dengan Abang gojek yang bisa mengantarkan dirinya untuk ke Kantor Dirga. Rasanya Cheryl tidak bisa diam saja dengan hal ini, dia langsung menemui Dirga yang bahkan sekarang dia berada di hadapan Ruangan Dirga, dia mengetuk-ngetuk pintu Ruangannya beberapa kali. “Permisi, Pak Dirga. Ini saya, bolehkah saya masu

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Bertemu Axel atau Dirga

    Tok tok tok Terdengar suara ketukan pintu yang jelas membuat Cheryl bangkit dari tempat duduknya, bahkan dia mengabaikan apa yang seharusnya dia selesaikan sampai kemudian membuka pintu. “Ada apa Bang?” tanya Cheryl sambil memperhatikan laki-laki di hadapannya. “Siap-siap, malam ini Axel mau datang dan katanya dia mau ngajak jalan. Jadi, sekarang harus siap-siap dan dandan yang cantik untuk malam ini.” Mendengar hal tersebut membuat Cheryl mengernyit, dia menatap Abangnya dengan tatapan yang cukup serius. “Apa yang sudah terjadi sampai Axel mau datang dan Abang menyuruh untuk siap-siap?” Cheryl merasa curiga. “Gak ada, buruan siap-siap, jangan buat dia kecewa malam ini atau tahu sendiri apa yang bakalan terjadi kalau tidak menuruti apa yang sudah dikatakan untuk pergi bersama dengan Axel!” ancam Jordan dengan serius. “Malam ini Abang mau pergi, makanya kamu buruan siap-siap!” seru Jordan dengan sangat serius dan langsung melangkahkan kakinya, tapi Cheryl menatap tahan Jordan. “B

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Dilema

    “Mending sama Om Dirga gak sih? Ya, kalau kamu emang nyaman sama dia, terus udah ngerasa gak betah sama Axel, ya ... untuk apa kamu mempertahankan Axel?” Apa yang Reva sampaikan tidak ada salahnya, tapi entah kenapa Cheryl merasa berat kalau dia harus meninggalkan Axel begitu saja dengan permasalahan finansial yang belum selesai. “Gini deh, kamu kan bilang gak mau kalau Axel dimanfaatin sama Abang kamu?” Cheryl menganggukkan kepalanya. “Aku rasa di sini Axel bukan dimanfaatin sama Abang kamu deh, karena dia juga tidak sebego itu untuk dimanfaatkan, aku rasa dia melakukan semua itu agar kamu tidak sampai bisa lepas dari dia.” Reva menarik napasnya dengan sangat dalam. “Kamu gak percaya sama apa yang aku katakan?” Kali ini Cheryl menggelengkan kepalanya. “Buktinya sekarang kamu sulit untuk melepaskan dia, padahal kamu dulunya udah ngebet banget buat ngelepas dia sampai memikirkan cara lepas dari dia dan berujung dengan nyewa orang karena mau lepas dari dia, tapi sampai sekarang?”

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Melamar?

    Waktu malam tiba, Cheryl sekarang tengah bersama dengan Dirga, awalnya Cheryl hanya tanda tanya dengan tujuan dari Dirga mengajaknya, hingga kemudian dia merasa heran karena dia diajak ke tempat yang terlihat begitu mewah. “Om, mengajak makan ke tempat seperti ini untuk apa?” Cheryl memandangi Dirga dengan tatapan yang cukup serius. Bukannya memberikan jawaban dari alasan yang membuat Dirga mengajak Cheryl ke tempat makan yang mewah, dia malah terus melanjutkan langkah kakinya sampai di sebuah meja yang mana di meja itu sudah terdapat pelayan yang menanti. “Silakan duduk,” ucap Dirga dengan senyuman yang terukirkan. Awalnya Cheryl ragu dengan apa yang harus dia lakukan, sampai kemudian waktu berlalu, dia makan dengan santai, apalagi tempat makannya juga terlihat mempunyai pemandangan yang indah meski dia jauh lebih sering memperhatikan Dirga. “Ada hal yang ingin saya bicarakan,” ucap Dirga yang membuat Cheryl menatap Dirga serius. “Bicara apa Om?” “Saya tidak pandai berbasa-basi

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Menemani ke Red House

    “Cher, Cher, kamu harus liat ini sih, tapi mending kamu datang langsung ke sini!” Mendengar kalimat yang terdengar seperti orang yang merasa khawatir, membuat Cheryl tanda tanya. “Emangnya ada apaan sih? Kok heboh banget?” “Axel! Axel!” ucap Reva yang terdengar begitu panik. “Kenapa sama Axel? Kamu kalau mau ngasih tahu atau ngasih info yang bener bisa gak sih? Gak usah setengah-setengah kayak gini kan aku pusing mikirinnya!” Cheryl merasa gereget sendiri denngan hal tersebut. “Intinya mending kamu datang sendiri ke Red House, aku liat Axel lagi digoda sama perempuan, kayaknya dia pesen perempuan atau gimana gitu!” Reva mengutarakan apa yang dia tahu. “Kamu lagi di sana?” “Iya, aku gak ada kerjaan sama bosen juga, makanya aku ke sini, hehe.” Mendengar kalimat itu membuat Cheryl menggeleng-gelengkan kepalanya, hingga kemudian dia teringat akan sesuatu. “Ih, malam ini aku juga mau ke sana.” “Mau ngapain kamu ke sini?” “Nemenin Om Dirga,” jawab Cheryl apa adanya. “Nemenin apaan

Latest chapter

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Pertemuan Keluarga?

    *****Dirga berada di ruang tamu, duduk di kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya. Raut wajahnya tampak kaku, sementara tiga sosok di depannya mulai membuka pembicaraan yang sudah lama ia hindari. Ada Mama Novita, Mamanyaa dan juga sudah pasti dengan mantan istrinya, duduk di sisi yang berlawanan dengan ekspresi yang berbeda-beda."Kamu tahu, Dirga, Novita sudah berubah," ujar Mamanya dengan lembut, seolah berusaha meyakinkan anaknya tersebut. "Dia sudah menyesali perbuatannya di masa lalu. Mungkin ini saatnya kalian berdua mencoba lagi."Mamanya Novita menganggukkan kepalanya. “Semua orang pernah berbuat salah Dirga, akan lebih baik kalau kamu memaafkan kesalahan yang sudah Novita perbuat, agar kalian bisa memperbaiki semuanya dan menjalani masa sekarang dengan masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.”Dirga menatap mereka dengan tatapan yang sulit dibaca. Kemudian, Dirgaa beralih melirik Novita, yang duduk dengan wajah penuh penyesalan dan harapan, jika harus dijelaskan anta

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Menegosiasi

    “Rean.”“Iya Ma, ada apa?”“To the point saja ya,” ucap Mamanya yang membuat Rean mengangguk dalam sebuah rasa tanda tanya, karena memang dia tidak tahu hal apa yang ingin Mamanya bicarakan.“Kamu kenal dengan babysitter-nya El kan?”“Cheryl?”Mamanya Rean menganggukkan kepalanya.“Iya Ma, kenal. Kenapa?”“Mama dapat kabar kalau dalam beberapa waktu terakhir ini kamu seperti terlihat sedang mengejarnya.”Mendengar kalimat itu membuat Rean mematung, dia menatap Mamanya dengan sangat serius, karena ada sebuah rasa penasaran dalam dirinya tentang siapa orang yang memberi tahu hal ini pada Mamanya.“Tidak, kenapa memangnya?”“Rasanya kalau dilihat-lihat, mungkin kamu lebih cocok bersama dengan dia, secara kalian sama-sama masih muda, sama-sama belum menikah, tidak seperti saat dia bersama dengan Kakak kamu yang jelas perbedaan statusnya.”Di sini Rean masih tanda tanya, dia berpikir dengan begitu serius. “Memangnya kenapa?”“Papa kamu juga sudah mempertanyakan status kamu yang belum mempe

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Ingin Berhenti

    “Om ... sebenarnya hubungan ini mau di bawa ke mana?”Pertanyaan yang baru saja Cheryl ucapkan membuat Dirga mematung, dia mengalihkan pandangannya sampai pada akhirnya dia menatap Cheryl dengan begitu dalam, hanya saja Cheryl terus memandangi Dirga dengan penuh tanda tanya.“Mau dibawa ke mana Om, kalau cuma gini-gini aja, aku yang cape Om.”Kalimat itu begitu tergambar jelas dari ekspresi Cheryl yang memang dia sudah lelah menjalani hubungan yang tidak tahu ke mana arahnya.“Sebenarnya kamu tahu kalau saya bersama dengan Novita malam itu dari siapa?”“Om gak perlu tahu aku tahu dari mana, hanya saja aku memang tahu akan hal tersebut dan aku bukan sedang membahas dia Om, aku sedang membahas hubungan kita.”Cheryl menarik napasnya dengan sangat dalam. “Kayaknya udah jelas banget deh kalau hubungan kita itu banyak yang menentang, apalagi keluarga Om juga terlihat jelas gak suka sama aku.”“Hubungan kita bakalan berat kalau dilanjutkan,” ucap Cheryl yang memang sudah paham dengan keadaa

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Kembali Tersakiti

    “Rean! Rean!”Mendengar namanya dipanggil dengan menggunakan nada bicara yang sangat tinggi membuat Rean merasakan yang namanya kaget sampai kemudian dia mengalihkan pandangannya.Belum sampai Rean beranjak dari tempat duduk untuk melangkahkan kaki ke arah pintu, karena ingin membuka pintu, tapi sudah ada orang yang masuk ke Ruangannya dan di wajah orang itu terlihat jelas sebuah amarah yang begitu tinggi.“Rean!”“Ada apa?” tanya Rean dengan menggunakan nada bicara yang santai, karena memang dia tidak tahu hal apa yang membuat orang itu datang.Beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Kakaknya membuat Rean merasa kaget, karena baru saja Kakaknya menarik kerah kemejanya dengan begitu kuat, apalagi tatapannya begitu tajam.“Ada apa Kak?”“Ada apa, ada apa, tidak usah berpura-pura tidak tahu dengan apa yang sudah terjadi!”Kening Rean mengernyit tanda tanya. “Kenyataannya aku memang tidak tahu apa-apa, memangnya kenapa? Kenapa datang-datang langsung marah?” Rean masih memberikan

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Menemani ke Acara

    Di sebuah tempat yang begitu mewah dengan orang-orang penting yang berlalu lalang, lain dengan dua orang yang baru saja melangkahkan kaki sampai di pintu masuk acara ini.Sebuah senyuman yang terukir dengan sangat lebar di bibir seorang wanita yang mendapatkan sebuah undangan di acara ini, dia merasakan sebuah kesenangan yang sangat tinggi, karena dia tengah bersama dengan seorang pria yang berhasil menempati hatinya dalam waktu yang lama dan ingin kembali dia miliki.“Tidak usah gandengan tangan.”Kalimat itu langsung keluar dari mulut Dirga saat dia merasakan kalau Novita baru saja menggandeng tangannya, tapi bukan melepaskan gandengan tangannya, Novita malah terus menggandengnya dengan tatapan yang sangat dia fokuskan memperhatikan Dirga.“Udah lah Mas, gak usah kayak gini. Mereka aja santai gandengan tangan, kenapa kamu tidak mau?” Novita berucap sambil mengedarkan pandangannya yang memang banyak orang yang sekarang tengah bersama dan saling bergandengan.“Mungkin mereka pasangan,

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Mulai Menemani

    Tok tok tok“Masuk,” sahut seorang pria di dalam yang tidak tahu siapa yang baru saja mengetuk pintunya sampai terdengar suara langkah kaki, hanya saja pria pemilik nama Dirga itu masih enggan mengalihkan pandangannya.“Selamat sore Mas.”Suara yang sangat dia kenali membuat Dirga mengalihkan pandangannya sampai dia mengernyit sendiri karena melihat siapa orang yang datang dan dia tanda tanya dengan tujuan dari orang itu datang.“Mau apa kamu ke sini?” tanya Dirga dengan nada dan juga ekspresi yang terlihat tidak suka.“Aku mau ngajak kamu pergi makan, kalau gak sore ini ... malam ini.”“Gak, gak bisa.” Dirga langsung memberikan sebuah penolakan, karena memang dia tidak ingin jika dia harus bersama dengan Novita.Bukannya merasa kesal atau bete mendapatkan sebuah penolakan, Novita malah dengan santai melangkahkan kaki sampai pada akhirnya dia berdiri di samping Dirga yang membuat Dirga mengernyit tanda tanya pada apa yang akan Novita lakukan.Tangan Novita secara perlahan menyentuh tu

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Membahas Asing

    “Malam ini jadi?” tanya Axel memastikan.“Iya,” sahut Cheryl.“Nanti aku jemput ya,” ucap Axel dengan menggunakan nada bicara yang sangat enteng.“Gak perlu, gak usah. Nanti aku datang sendiri aja ke sana, sekalian Abang mau pergi. Jadi bisa bareng,” jawab Cheryl dengan cepat.Di sini Axel terdiam, dia benar-benar merasakan perubahan Cheryl. “Oh.”“Iya, ini udah mau pergi kok.” Cheryl berucap tanpa merasa ada sesuatu yang salah dengan ucapan sebelumnya.“Ya sudah.”Di sini Axel benar-benar jauh dari sifatnya yang dulu, dia benar-benar menahan emosinya, agar dia tetap bisa melanjutkan semuanya berdasarkan apa yang sudah dia rencanakan, karena sekarang bukan sebuah hal yang mudah untuk dia bisa berbicara dengan Axel.Di tengah perjalanan, Abangnya Cheryl menatap Cheryl, dia tengah memikirkan sesuatu hal. “Tumben mau diantar? Mau ketemu siapa memangnya?”“Axel,” jawab Cheryl apa adanya.Mendengar jawaban dari Cheryl membuat Abangnya terdiam dalam beberapa saat. “Tumben? Sudah baikan atau

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Bermain dengan Mantan?

    Sebuah senyuman terukir dengan sangat jelas di bibir Novita. “Sepertinya seorang Dirga tidak mungkin selugu itu, sudah pasti kamu mengetahui jelas apa yang aku inginkan.”Novita bukan hanya melepaskan outer piyamanya, melainkan sampai melepaskan piyamanya yang membuat bra yang dia gunakan dan juga celana dalamnya nampak dengan sangat jelas.“Kamu jangan gila!”“Aku memang sudah tergila-gila sama kamu Mas,” jawab Novita dengan senyuman yang terlihat sedang memancing Dirga.Secara perlahan tangan Novita mulai menyentuh-nyentuh bagian tubuh Dirga dan sudah jelas kalau sentuhan yang Novita berikan adalah sentuhan yang sangat sensual, karena tujuan dari Novita menyentuh Dirga adalah memancing Dirga.Berapa kali Dirga menepiskan tangannya, karena dia merasa tidak ingin disentuh sejauh itu oleh Novita, hanya saja bukan Novita jika dia tidak kehabisan cara untuk bisa lebih dekat dengan Dirga.“Sudah berada di tempat ini, lagi pula kamu datang untuk menemaniku bukan?”Di sini titik kesalahan b

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Akan Saingan?

    “Rean, Kakak mau bicara sama kamu.” Dirga berucap penuh dengan keseriusan sampai kemudian membuat Rean menutup apa yang tengah dia baca, dia mengalihkan pandangannya dan memperhatikan Sang Kakak dengan penuh tanda tanya.“Mau bicara serius dengan kamu,” ucap Dirga memperjelas yang kemudian membuat Rean bangkit, dia melangkah dan berdiri tepat di hadapan Dirga.“Ya, ada apa?” tanya Rean dengan nada yang sangat santai.Tidak langsung mengucapkan apa yang ingin dia bicarakan, karena Dirga malah memperhatikan Rean dengan tatapan yang sangat serius sampai membaut Rean mengernyit.“Mau bicara apa? Katakan saja, kenapa malah terdiam bengong?” tanya ulang Rean yang mulai merasa kebingungan.“Sebenarnya alasan yang membuat kamu akhir-akhir ini mendekati Cheryl apa?” tanya Dirga yang sudah merasa tidak bisa menahan rasa tanda tanya ini lebih lama lagi, karena dia sudah sangat curiga dengan alasan di balik Adiknya yang mendekati Cheryl.“Memangnya aku mendekati dia?” tanya balik Rean dengan eks

DMCA.com Protection Status