Share

Bab 56. Penguntit

Author: Jielmom
last update Last Updated: 2025-01-27 17:00:56

Aku membahas program yang menjadi ideku ini dengan Evan. Aku membuat daftar menu yang dimulai dari menu pembuka, menu utama dan menu penutup. Masing-masing aku buat 3 pilihan. Sedangkan Evan mendesain promo yang akan dipakai di semua media iklan, baik di media sosial, maupun di luar media sosial, seperti banner, flyer, dll.

Sampai sore, pekerjaan selesai. Mulai besok, promo akan diujicobakan untuk acara Jumat Sabtu dan Minggu. Evan menunjuk salah satu tim untuk menjadi admin booking, Amanda, gadis magang yang ditarik oleh Evan karena diantara semuanya, Amanda ini gadis yang sudah mengerti konsep dari Restoran Homy Private Dining. Ditambah, karena aku tidak selalu berada di restoran, jadi Evan meminta bantuannya.

“Baik mbak! Besok Amanda juga mulai share promo-promo secara online biar banyak yang lihat,” ucapnya semangat.

“Oke! Sekarang mbak pulang dulu ya!” Aku harus membeli beberapa perlengkapan dapur yang pecah karena dilempar mas Farhan.

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ayi Sahara
kenapa gk minta ditemenin evan dulu sementara? ihh jd penasaran lanjutanny thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 57. Meja Nomor 12

    “Ting tong! Ting tong!” Bel rumah kembali berbunyi.“Oh Tuhan, mau apa lelaki itu?” Aku tidak mampu menggerakkan tubuhku. Rasanya seperti terikat. Hingga akhirnya suara ponselku berbunyi dengan nyaring. Aku terbangun dari tidurku dan mengambil ponsel disamping.“Ha … halo?”“Alea! Kenapa pintu gak dibukakan? Kita nungguin dari tadi nih!”“Kak Leo?”“Ya iyalah! Siapa lagi! Cepat bukain!”Kulihat jam ternyata sudah jam 5 subuh. Aku tertidur dan terbawa mimpi buruk, sampai-sampai aku keringat dingin dan terasa sangat haus. Aku mengambil mantel tidur, lalu keluar untuk membukakan pintu untuk kak Leo dan pak Daman.“Kamu tidurnya ngebo yah?” sindir kak Leo ketika pintu dibukakan.“Assalamualaikum,” sapa pak Daman.“Kakak nih! Waalaikum salam pak Daman!” Rasa takutku semalam langsung hilang ketika mereka berdua ada di rumah ini.“Aku gak tahu kak Leo datang subuh.”“Ibu yang nyuruh kaka

    Last Updated : 2025-01-28
  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 58. Debat

    “Apa yang kalian inginkan?” tanyaku acuh untuk tetap bersikap profesional. Memegang notes dan mulai mencatat.“Kulihat restoran ini penuh dan ternyata untuk masuk sini saja harus booking dulu. Beruntung aku dan mas Farhan lihat spanduk dan mencoba untuk mencicipi makanan disini. Aku ingin tahu, apa rekomendasi makanan untukku dan suamiku ini,” tanya Erika sambil melihat menu yang cuma ada selembar.“Kami menyediakan makanan dari menu pembuka, menu utama dan menu dessert. Menu pembuka bisa kalian pilih, soup atau salad. Sedangkan di menu utama steak dengan berbagai saus. Sedangkan dessert kami sediakan puding, creme brulee dan waffle ice cream.” Aku yang membuat menu, tentu saja aku tahu dan bisa menjelaskan pada makhluk yang sedang duduk dengan sombongnya di hadapanku ini.“Sayang, kamu mau makan apa?” tanya Erika pada mas Farhan dengan manjanya. Sedangkan mas Farhan sedari tadi hanya menatapku. Entahlah apa yang sedang dipikirkann

    Last Updated : 2025-01-28
  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 59. Siapa Pemilik Restoran

    “Jadi maksud ibu, pelayan kami yang ceroboh hingga harus dipecat?” tanya Evan kepada Erika.“Tentu saja! Bukankah kalau ada yang merugikan harus segera disingkirkan?” Erika balik bertanya.“Maksud kamu apa? Apa perlu kita buka CCTV disini?” tanyaku langsung kepada Erika. Pertanyaanku membuat Erika tertawa.“Hahaha, lihat, pelayanmu ini! Bahkan tidak ada sopan santunnya kepada pelanggan. Kenapa sih tidak dipecat saja? tanya Erika ngotot.“Tentu saja saya tidak bisa memecatnya,” ucap Evan.“Kenapa? Emangnya dia yang punya restoran ini?” ejek Erika.“Tentu saja!” jawab Evan kemudian melipat tangan di depan dadanya.“Cih! Mana ada tukang cuci piring pemilik restoran ini?” Kembali Erika menyerang.“Kata siapa mbak Alea ini tukang cuci piring? Dia penanggung jawab dan pemilik restoran ini!” jawab Evan dengan tegas.Seketika itu pula, para pengunjung mulai berbisik-bisik, ada yang mulai merekam kejadian ini de

    Last Updated : 2025-01-29
  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 60. Kedatangan Mantan Mertua

    “Dek, mas minta maaf, mas janji gak akan ngeluarin kata-kata yang gak pantas,” mohon mas Farhan.“Untuk apa mas minta maaf? Apa karena aku pemilik restoran ini, jadi mas Farhan berubah menjadi baik? Maaf mas Farhan, hubungan kita sudah berakhir sejak mas Farhan sendiri berkata cerai, aku hanya bisa berkata, ‘alhamdulilah’,” ucapku meninggalkan mas Farhan. Pak Daman pun sudah melihat ke arahku untuk mengantarkan aku pulang kembali ke rumah.“Dek, Dek!! Mas minta maaf, Dek!” teriak mas Farhan sambil menangis mengejar mobilku.“Itu gak apa-apa dibiarkan, Non?” tanya pak Daman.“Dia sudah mantan pak. Ingin balikan karena tahu saya yang punya restoran ini. Kalau saya hanya cuma tukang cuci piring, dia dan keluarganya menginjak-injak saya, pak. Makanya biarkan saja dia seperti itu,” ucapku acuh.“Oh, gitu ceritanya.” Pak Daman tidak lagi berani bertanya apapun, mungkin terlalu sensitif untuk dibicarakan. Berbeda jika dia adalah bagian dari

    Last Updated : 2025-01-29
  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 61. Kedatangan Pelakor

    “Kak! Aku masih dalam proses perceraian, kakak malah jodoh-jodohin! Hatiku saja sedang galau tidak menentu.”“Kamu benar, urus dulu saja perceraian kamu dengan si Farhan itu. Setidaknya buat dirimu sendiri bahagia.”“Yah benar, hatiku sendiri harus bahagia. Baru bisa membuka hatiku untuk orang lain,” keluhku.“Hahaha, Alea, ingat ketika kamu sedang bermasalah, jangan selesaikan dengan caramu sendiri, Kamu tidak akan kuat, tapi, serahkan seluruh masalahmu kepada Tuhan, maka pada saat kamu sujud, kamu diberikan ketenangan, jalan pikiran yang tadinya buntu pasti akan menemukan jalannya.” “Bener yang kamu bilang kak! Aku bodoh sekali, aku terus-terusan bersedih. Karena aku pikir bisa melegakan aku, tapi malah justru ingin berdiam diri terus dan gak mau ngapa-ngapain.”“Bersedih boleh, tapi harus melihat masa depan. Yuk bangkit! Oh yah, mengenai orang yang menguntitmu setiap hari, aku sudah mendapatkan orang

    Last Updated : 2025-01-30
  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 62. Selamat Tinggal

    Aku bermimpi di sebuah taman yang sangat indah. Banyak pohon yang rindang dan bunga-bunga berwarna-warni harum semerbak. Di samping sisiku ada sungai yang airnya jernih sekali, meminumnya pasti akan terasa segar kembali. Tempat itu sungguh menyenangkan. Tidak ada kesedihan, kesakitan, membuatku ingin tersenyum dan tertawa. Bahagia sekali. Aku mencoba berjalan mengikuti aliran sungai hingga tiba-tiba aku mendengar seorang bayi menangis. Aku menghentikan sejenak langkahku dan berusaha untuk mencari dimana sumber suara itu. Aku melihat sebuah keranjang dari rotan mengapung diatas air, dan sumber bayi menangis itu berasal dari atas keranjang rotan itu. Aku berusaha mencari ranting untuk menggapai keranjang rotan itu. Aku merasa kasihan dengan bayi yang menangis itu. Siapa yang tega membuangnya.Aku berusaha untuk menggapainya, tapi terlalu sulit. Aku mencoba masuk tapi aku merasakan sesuatu yang aneh. Aku tidak bisa menginjak dasar sungai wala

    Last Updated : 2025-01-30
  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 63. Dikuret

    “Apa maksud pak Calvin mengerlingkan mata? Apa dia mulai menjadi pria mes*um?” Tak habis pikir diriku. Tindakannya membuat aku menjadi salah tingkah, ada rasa senang diperhatikan, tapi kalau terlalu berlebih? Hah! Sudahlah, sebaiknya aku tidak perlu memikirkan pak Calvin.“Tante!!!” teriak Shasha yang di gendong pak Calvin masuk ke ruang perawatan.“Astaga! Aku sudah berpikir aneh-aneh, ternyata pak Calvin datang membawa Shasha! Betapa geernya aku!” batinku.“Tante sudah sembuh? Tadi Shasha lihat Tante penuh dengan darah. Shasha nangis takut Tante kenapa-napa. Sekarang Tante sudah sembuh?” tanya Shasha memastikan.Aku tersenyum dan mengangguk. “Tante sudah sembuh, sayang!” ucapku sambil merenggangkan tanganku untuk memeluk gadis kecil di depanku ini. Langsung saja Shasha melepaskan diri dari gendongannya papanya dan menghambur ke pelukanku.“Terima kasih, Sayang. Karena Shasha yang sudah menemukan Tante sakit di rumah. Andai jika Sha

    Last Updated : 2025-01-31
  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 64. Evan Si Lambe Turah

    “Hei, ini rumah sakit Van! Gak boleh berisik!” hardikku ketika melihat Evan masuk dengan tergopoh-gopoh.“Gimana mbak Alea gak bikin panik? Sopirmu datang-datang ke resto cariin kamu, mbak. Aku kira mantanmu itu udah nyulik mbak, apalagi malam kemarin mereka dipermalukan. Ditambah aku dapat info kalau mbak keguguran, ya Allah.” Evan menghampiriku, membawakan berbagai macam buah-buahan. “Tadinya aku mau datang lebih awal setelah tahu mbak masuk rumah sakit. Aku jadi ikutan panik. Mana ini hari Sabtu, hari kedua acara event kita ini. Jadi aku selesaikan dulu urusan resto, aku minta bantuan Amanda buat nanganin, setelah semua beres, baru aku bisa kemari.”“Maafin mbak ya, udah bikin kamu panik,” sesalku. Tadinya aku pun berniat untuk pergi ke restoran. Aku ingin melihat perkembangan event ini.“Mbak, gak cuma aku kali, semua tim kita pada panik mbak masuk rumah sakit! Huff! Kenapa sih mbak bisa seperti ini?” Evan menarik kursi, membawanya dekat

    Last Updated : 2025-01-31

Latest chapter

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 68. Ratih Hamil

    “Ada apa sih Bu Aminah datang ke restoran ini?” tanyaku pada Evan. Evan hanya menggeleng, tidak tahu.“Kamu tahu kan mbak keluarganya seperti apa. Jangan sampai bikin keributan!” bisiknya lagi.“Baiklah, aku akan menemuinya.” Evan tersenyum lega. Aku pun berpamitan pada pak Hotman karena ada tamu lain yang harus kutemui, dan pak Hotman tidak mempermasalahkannya, tapi dia ingin makanannya dibungkus untuk dinikmati juga oleh keluarganya.“Baiklah, pak. Evan, tolong urus makanan pak Hotman untuk ditake away yah,” perintahku.“Baik, mbak.”“Terima kasih Bu Alea. Terima kasih untuk jamuannya, sebenarnya aku tidak nyaman untuk makan sendirian, tapi mengajak keluarga kemari juga tidak etis karena kita membahas masalah pekerjaan. Jadi sebaiknya aku bawa pulang saja.”“Maafkan aku pak, karena ada ibu dari mas Farhan datang kemari, aku menjadi merasa tidak enak untuk meninggalkan pak Hotman sendirian.”“Ah Bu Alea, tidak apa-

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 67. Harta Gono Gini

    “Apa? Harta gono gini? Apa mas gak tahu apa itu harga gono gini?” tanyaku dengan emosi.“Tentu saja! Apa yang menjadi kekayaan setelah kita menikah akan menjadi milik kita berdua! Jadi, akan mas gugat restoran itu untuk dibagi 2 sebagai harta gono gini! Tidak hanya restoran! Tapi rumah yang kamu tempati sekarang ini, Alea! Aku tahu, ini bukan rumah kontrakan, tapi rumahmu … atau rumah simpanan dari lelaki yang menolongmu di restoran?” tanya mas Farhan dengan sinis dan mengejek.Entah kenapa pertanyaannya mas Farhan membuatku semakin emosi, tiba-tiba saja tangan ini sudah melayang di pipi mas Farhan. “Jaga ucapanmu, mas Farhan!”Mas Farhan kaget, aku berani menamparnya. Dengan mata melotot dan menunjuk kepadaku terlihat dirinya mempunyai rasa dendam padaku. “Ingat Alea, aku akan mencatatnya hal ini! Kamu sudah melakukan kdrt pada suamimu ini! Aku akan membuat laporan!” ucap mas Farhan dan dia pergi begitu saja menggunakan mobilnya.

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 66. Aku Pelakor?

    Aku melihat ke belakang ke arah sumber suara dan melihat Putri sedang menenteng tas belanjaan keluar dari mall dan menghardik kami yang sedang duduk membelakanginya.Pak Calvin berdiri untuk mencegah amukan Putri untuk mengangguku. Segera saja dia menyeret putri agak jauh ke tempat parkir mobil untuk berbicara berdua dengan pak Calvin. Aku hanya bisa memandanginya, aku tidak tahu apa yang dibicarakan mereka, tapi aku tahu raut muka Putri yang tidak suka denganku. Mungkin sekarang dia semakin membenciku karena aku kedapatan duduk berdekatan dengan pak Calvin.“Astagfirullah … astaghfirullah …” Aku hanya bisa beristighfar, sepertinya kejadian tiba-tiba begini bisa membuat jantungku lemah.Setelah cukup lama aku memperhatikan pak Calvin dan Putri, akhirnya Putri pergi meninggalkan pak Calvin dengan tergesa-gesa. Sedangkan pak Calvin hanya menyugar rambutnya dan dengan lesu kembali ke restoran.Sesampainya pak Calvin di mejaku ini, menu makanan pun su

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 65. Aku Jatuh Cinta?

    “Siapa ini?” tanyaku pada orang yang mengirimkan pesan kepadaku.“Maaf, aku Calvin. Kita memang belum sempat bertukar nomor telepon. Jadi aku meminta nomor telepon kamu dari Leo.”“Oh ternyata pak Calvin.” Tanganku sampai bergetar karena dikirimi pesan, tapi aku harus menjaga imageku di depannya bukan?“Maaf pak. Saya tidak tahu, karena saya tidak sembarangan memberikan nomor telepon saya pada orang lain,” jawabku. Tahu kan, sekarang ini banyak banget penipuan yang memakai nomor telepon, tahu-tahu di hack dan dikuras rekening mobile kita.“Tidak apa-apa, kamu siap-siap saja dulu. Aku sedang menunggu Shasha selesai diikat rambutnya.”Aku geli mendengar pak Calvin yang selalu bercerita mengenai anaknya. Sekarang aku membayangkan rambut Shasha diikat, tapi sampai rumah sakit pasti dilepas semua oleh tangan jahil Shasha.“Tapi saya ada sopir, pak Daman,” balasku, tapi tidak dijawab lagi. Mungkin mereka sudah dalam perjalanan ke rumah

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 64. Evan Si Lambe Turah

    “Hei, ini rumah sakit Van! Gak boleh berisik!” hardikku ketika melihat Evan masuk dengan tergopoh-gopoh.“Gimana mbak Alea gak bikin panik? Sopirmu datang-datang ke resto cariin kamu, mbak. Aku kira mantanmu itu udah nyulik mbak, apalagi malam kemarin mereka dipermalukan. Ditambah aku dapat info kalau mbak keguguran, ya Allah.” Evan menghampiriku, membawakan berbagai macam buah-buahan. “Tadinya aku mau datang lebih awal setelah tahu mbak masuk rumah sakit. Aku jadi ikutan panik. Mana ini hari Sabtu, hari kedua acara event kita ini. Jadi aku selesaikan dulu urusan resto, aku minta bantuan Amanda buat nanganin, setelah semua beres, baru aku bisa kemari.”“Maafin mbak ya, udah bikin kamu panik,” sesalku. Tadinya aku pun berniat untuk pergi ke restoran. Aku ingin melihat perkembangan event ini.“Mbak, gak cuma aku kali, semua tim kita pada panik mbak masuk rumah sakit! Huff! Kenapa sih mbak bisa seperti ini?” Evan menarik kursi, membawanya dekat

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 63. Dikuret

    “Apa maksud pak Calvin mengerlingkan mata? Apa dia mulai menjadi pria mes*um?” Tak habis pikir diriku. Tindakannya membuat aku menjadi salah tingkah, ada rasa senang diperhatikan, tapi kalau terlalu berlebih? Hah! Sudahlah, sebaiknya aku tidak perlu memikirkan pak Calvin.“Tante!!!” teriak Shasha yang di gendong pak Calvin masuk ke ruang perawatan.“Astaga! Aku sudah berpikir aneh-aneh, ternyata pak Calvin datang membawa Shasha! Betapa geernya aku!” batinku.“Tante sudah sembuh? Tadi Shasha lihat Tante penuh dengan darah. Shasha nangis takut Tante kenapa-napa. Sekarang Tante sudah sembuh?” tanya Shasha memastikan.Aku tersenyum dan mengangguk. “Tante sudah sembuh, sayang!” ucapku sambil merenggangkan tanganku untuk memeluk gadis kecil di depanku ini. Langsung saja Shasha melepaskan diri dari gendongannya papanya dan menghambur ke pelukanku.“Terima kasih, Sayang. Karena Shasha yang sudah menemukan Tante sakit di rumah. Andai jika Sha

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 62. Selamat Tinggal

    Aku bermimpi di sebuah taman yang sangat indah. Banyak pohon yang rindang dan bunga-bunga berwarna-warni harum semerbak. Di samping sisiku ada sungai yang airnya jernih sekali, meminumnya pasti akan terasa segar kembali. Tempat itu sungguh menyenangkan. Tidak ada kesedihan, kesakitan, membuatku ingin tersenyum dan tertawa. Bahagia sekali. Aku mencoba berjalan mengikuti aliran sungai hingga tiba-tiba aku mendengar seorang bayi menangis. Aku menghentikan sejenak langkahku dan berusaha untuk mencari dimana sumber suara itu. Aku melihat sebuah keranjang dari rotan mengapung diatas air, dan sumber bayi menangis itu berasal dari atas keranjang rotan itu. Aku berusaha mencari ranting untuk menggapai keranjang rotan itu. Aku merasa kasihan dengan bayi yang menangis itu. Siapa yang tega membuangnya.Aku berusaha untuk menggapainya, tapi terlalu sulit. Aku mencoba masuk tapi aku merasakan sesuatu yang aneh. Aku tidak bisa menginjak dasar sungai wala

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 61. Kedatangan Pelakor

    “Kak! Aku masih dalam proses perceraian, kakak malah jodoh-jodohin! Hatiku saja sedang galau tidak menentu.”“Kamu benar, urus dulu saja perceraian kamu dengan si Farhan itu. Setidaknya buat dirimu sendiri bahagia.”“Yah benar, hatiku sendiri harus bahagia. Baru bisa membuka hatiku untuk orang lain,” keluhku.“Hahaha, Alea, ingat ketika kamu sedang bermasalah, jangan selesaikan dengan caramu sendiri, Kamu tidak akan kuat, tapi, serahkan seluruh masalahmu kepada Tuhan, maka pada saat kamu sujud, kamu diberikan ketenangan, jalan pikiran yang tadinya buntu pasti akan menemukan jalannya.” “Bener yang kamu bilang kak! Aku bodoh sekali, aku terus-terusan bersedih. Karena aku pikir bisa melegakan aku, tapi malah justru ingin berdiam diri terus dan gak mau ngapa-ngapain.”“Bersedih boleh, tapi harus melihat masa depan. Yuk bangkit! Oh yah, mengenai orang yang menguntitmu setiap hari, aku sudah mendapatkan orang

  • BUKAN MENANTU KAMPUNGAN   Bab 60. Kedatangan Mantan Mertua

    “Dek, mas minta maaf, mas janji gak akan ngeluarin kata-kata yang gak pantas,” mohon mas Farhan.“Untuk apa mas minta maaf? Apa karena aku pemilik restoran ini, jadi mas Farhan berubah menjadi baik? Maaf mas Farhan, hubungan kita sudah berakhir sejak mas Farhan sendiri berkata cerai, aku hanya bisa berkata, ‘alhamdulilah’,” ucapku meninggalkan mas Farhan. Pak Daman pun sudah melihat ke arahku untuk mengantarkan aku pulang kembali ke rumah.“Dek, Dek!! Mas minta maaf, Dek!” teriak mas Farhan sambil menangis mengejar mobilku.“Itu gak apa-apa dibiarkan, Non?” tanya pak Daman.“Dia sudah mantan pak. Ingin balikan karena tahu saya yang punya restoran ini. Kalau saya hanya cuma tukang cuci piring, dia dan keluarganya menginjak-injak saya, pak. Makanya biarkan saja dia seperti itu,” ucapku acuh.“Oh, gitu ceritanya.” Pak Daman tidak lagi berani bertanya apapun, mungkin terlalu sensitif untuk dibicarakan. Berbeda jika dia adalah bagian dari

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status