Home / Pernikahan / BUKAN HASRAT SUAMIKU / Yang Selalu Perkasa

Share

Yang Selalu Perkasa

Author: VincaFlower
last update Last Updated: 2023-06-12 12:39:23

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, tapi Mas Pandu belum juga menunjukkan tanda-tanda kepulangan. memang, suasana luar rumah masih terdengar cukup rame. Tetangga yang mengobrol di teras rumah, juga suara anak-anak berlarian di halaman cukup membuatku merasa sedikit tenang.

Biasanya Mas Pandu juga pulang malam, paling cepat jam 10. Karena pekerjaannya yang kadang lembur tiba-tiba, mengharuskannya begitu, dan tidak jadi masalah bagiku. Toh ia sedang mencari nafkah tentunya untuk kelangsungan masa depan kami.  Aku begitu bangga dengan suamiku yang pekerja keras pernikahan kami yang baru seumur jagung tidak lantas membuatnya bermalas-malasan.

Hanya saja pikiranku sedikit terganggu dengan pernyataan Irma pagi tadi, seharian ini hatiku selalu gelisah mengingat hal itu.

Tamu, hampir setiap malam ke rumah kami? Dan pergi menjelang subuh!

Sungguh tidak masuk akal ...

[Mas ... ]

Dalam kegelisahan yang kian menganggu, kukirimkan pesan kepada Mas Pandu  melalui aplikasi berlogo hijau , diiringi dengan emoticon love.

[Iya ... sayang.]

Senang rasanya pesanku cepat terbalas, itu tandanya ia tidak lagi sedang bekerja. Apa ia sudah dalam perjalanan pulang?

[Mas, masih di kantor? Atau sudah dalam perjalanan pulang?]

[Maaf, sayangku. Seperti biasa Alhamdulillah aku dapat job lembur lagi. Mungkin sekitar jam sebelas aku baru nyampe rumah.]

Hatiku mendesah kecewa, jam sebelas itu masih sangat lama, sementara saat ini baru Jam delapan.

[Nggak apa-apa kan, sayang?]

Seharusnya tentu tidak masalah, tetapi kegelisahan yang terlanjur mengendap dipikiran membuat aku berpikir yang aneh-aneh.

[Nggak kok, Mas. Nggak apa-apa]

[Ya sudah. Tidur lagi, sana. Nanti  aku bangunin.]

 Diiringi dengan emoticon kedip sebelah mata. 

Aku tidak mau mengungkapkan hal yang mengganggu pikiran lewat chat, takutnya nanti suamiku tidak bisa konsentrasi pada pekerjaannya, biarlah nanti saja ketika ia sudah pulang.

Aku  beranjak dari sofa, menyibak gorden. Di luar sana suasana masih terlihat  cukup rame, aku spontan menghembuskan nafas lega. Namun, sedetik kemudian aku menyadari kalau sikapku ini begitu parno dan berlebihan.

Memangnya kenapa kalau Irma melihat ada seseorang di luar? Mungkin saja  tidak dari rumahku. Ah, yang jelas kami tidak pernah kedatangan tamu satu malam pun. Itu yang sebenarnya, titik. 

                         --------------------

Aku masih betah menatap gawai pipih di tangan. Dengan bantal yang ditumpuk menjadi tinggi sangat nyaman untuk jadi sandaran punggung. Selimut tebal membungkus tubuhku selaras dengan nyala AC yang cukup dingin.

Aku tidak lagi begitu memikirkan kata-kata Irma. Logikaku akhirnya bicara kalau memang ada tamu maka tentu ia akan masuk ke dalam rumah ini, dan kenyataannya memang tidak ada siapapun yang pernah datang ke sini malam-malam. Jadi sudah jelas, orang yang dilihat Irma itu bukan ke sini.

Atau ia penguntit?

Ah, aku cepat-cepat mengalihkan perhatian kembali ke Drakor yang sedang terpampang di layar ponsel, dan akupun kembali larut dengan cerita apik yang di sajikan.

Gelap.

Astaga,  aku barusan ketiduran. Dan sekarang mungkin sedang mati lampu.

Aku merasa sesak di tengah kegelapan yang tiba-tiba mendominasi ruangan kamar ini, kuraba-raba sekitar tempat tidur bermaksud mencari ponsel. Tetapi tidak kutemukan, aku semakin tersengal karena takut gelap.

Tiba-tiba aku merasakan kasur di sebelahku melesak, pertanda beban berat sedang menimpanya. Seketika hati merasa lega, indra penciuman di serbu oleh bau khas Mas pandu. 

Aku mengerti, suamiku ini akan menjalan tugasnya sebagai suami sejati, dan dalam setiap tugas pentingnya ini, lampu harus selalu mati. Keadaan kamar harus selalu gelap. Itu peraturannya, dan selama bersamanya aku oke-oke saja gelap-gelapan.

"Mas ..." Kupanggil lirih, sambil meraba tubuh yang tepat berada di depanku.

Terasa dada liat yang ditumbuhi bulu halus, rasa hangat seketika mengalir di pembuluh darah tanganku, mengalirkan debar yang begitu memabukkan ke seluruh tubuh.

Aku terus mengusap tubuh itu, dengan tangan gemetar melewati bahunya lalu mulai naik naik ke leher. Sementara deru nafasnya yang mulai ter*ngah menahan g*jolak menghadirkan sens*si lain di setiap jengkal kulitku.

Belum berapa lama aku menikmati usapan di dagu serta di rahangnya yang terasa keset karena bakal janggut yang akan tumbuh. Jemariku di raihnya lalu dikecupnya sekilas setelahnya ia mulai merebahkan tubuh pasrahku di baw*hnya.

Lalu aku tidak bisa mengingat apa-apa lagi, selain rasa yang membuatku terbang melayang, suamiku ini benar-benar sangat perk*sa. Tiada ampun ia membuatku sampai begitu lemas. Aku bahkan tidak sadar kalau hari sudah menjelang pagi.

"Bangun, Tuan Putri. Ini sudah begitu siang..."

Bisikan mesra perlahan membangunkanku dari tidur yang terasa sangat kurang itu, Rasanya baru saja memejamkan mata.

"Mas ..." Aku merentang tangan ke arahnya dengan mimik manja. Mas Pandu yang sudah terlihat rapi itu terkekeh pelan, lalu meraih tubuhku untuk duduk.

"Capek sekali ..." Bisikku parau. Bersandar di dadanya yang sudah dibungkus kemeja abu dasi pun sudah terpasang rapi di lehernya.

"Apa aku terlalu keras, padamu?" Tanyanya, dengan nada yang begitu khawatir.

Aku menggeleng cepat.

"Aku senang membahagiakanmu, Mas."

"Apa, kamu juga bahagia?" kali ini pertanyaan bernada serius.

"Tentu, Mas. Aku sangat bahagia." Aku menangkup rahangnya yang licin dengan kedua tanganku.

"Syukurlah, Mala. Aku sempat khawatir kalau aku tidak akan bisa membuat istriku bahagia," ucapnya sembari meraba lembut pipiku, serta mendaratkan ciuman di sana.

"Mana mungkin aku tidak akan bahagia hidup bersama seorang yang begitu pekerja keras, dan ..." Aku sengaja menggantungkan ucapanku.

"Dan ..."  lanjutnya Terseyum penuh godaan.

"Apa, ya?" Aku menyembunyikan muka dalam selimut.

"Hmmm..." Ia bergumam nakal.

"Begitu perk*sa." ucapku di sambut kekehan pelan darinya.

Ia meraihku ke dalam pelukannya. Aku tenggelam dalam dada bidang itu, iseng aku membuk* kancing kemejanya, lalu menyusupkan tangan ke dadanya yang tanpa kaus dalam itu.

Licin.

Lalu kenapa semalam aku merasakan dada ini di tumbuhi bulu halus? Kalau bulu di rahang aku tidak akan terkejut,  ia begitu rajin bercukur setiap hari. Apa bulu di dada juga ia cukur pagi ini?

Tunggu ... aku baru ingat , Mas Pandu tidak pernah memelihara jambang sekalipun, rahangnya itu selalu terlihat licin setiap hari. Tetapi kenapa setiap malam aku merasa....

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
wanita otak selangkangan pasti otaknya g jalan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Bercukur Setiap Hari

    "Mas ... bercukur lagi ya?" tanyaku mengusap lembut rahang itu."Iya dong, sayang. Suamimu harus selalu terlihat rapi di tempat kerja." "Lalu, apa, Mas juga mencukur ini?" Aku mengusap dadanya.Tiba-tiba ia beranjak cepat dari tempat tidur. Mas Pandu mengancingkan bajunya cepat."Ayolah, sayang. Cepat mandi. Temani aku sarapan, aku hampir terlambat," ucapnya sambil berlalu keluar kamar.Aku masih terbengong di tempat tidur. Tiba-tiba saja pikiranku melayang ke mana-mana. Seingatku, selama ini aku hampir tidak pernah melihat suamiku itu bertel*nj*ng dada. Setiap kali aku bangun, ia sudah mandi dan rapi. Sementara kalau berc*nta selalu saja dalam keadaan gelap gulita.Oh ya, Tuhan. Aku segera beranjak ke kamar mandi, mengguyur cepat kepala dengan air dingin. Agar pikiran aneh ini cepat menghilang."Mas. Masa iya, jeng Irma tetangga sebelah rumah kita itu bilang kalau ia selalu lihat ada tamu tiap tengah malam ke rumah kita, dan perginya hampir menjelang sub ...""Uhuk ... uhuk ..."U

    Last Updated : 2023-06-12
  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Gesekan Jambang

    BUKAN H*SR*T SUAMIKU 4"Tanda itu tercipta karena gesekan jambang kasar yang kira-kira tidak dicukur selama satu bulan ... ".Aku mematut wajah di cermin, pandanganku terfokus pada leher yang dipenuhi bercak kemerahan sebesar ujung jarum. Menyebar hampir di seluruh leher kulit dadaku juga tidak luput dari tanda itu.Aku tidak akan mempermasalahkan tanda ini, karena memang hal ini selalu ada sejak tiga bulan lalu, dan aku merasa bahagia karenanya.Tanda kepemilikan, begitu yang selalu tertulis di novel-novel roman yang sering kubaca.Akan tetapi, penjelasan Dara siang tadi membuatku jadi tidak mengerti. Tanda ini bukan karena gigitan atau apalah namanya itu. Tanda ini diakibatkan tekanan atau gesekan jambang yang lebat dan kasar. Sedangkan, Suamiku selalu mencukur licin rahangnya.Aku mengingat-ingat, dalam setiap percinta*n kami aku sempat beberapa kali menyentuh rahang suamiku, dan memang terasa kasar tapi aku tidak memperdulikannya. Mungkin saja aku dalam pengaruh asm**a yang da

    Last Updated : 2023-06-12
  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Tantangan

    Apakah yang mengg*uliku dengan begitu perk*s* setiap malam, bukanlah Suamiku? ....Cahaya matahari pagi yang memasuki celah ventilasi kamar, menyilaukan mataku yang masih saja enggan terbuka.Seluruh persendian yang terasa remuk, membuatku semakin enggan untuk segera beranjak ke kamar mandi. Sepertinya bergelung sebentar lagi adalah pilihan terbaik.Tetapi tiba-tiba aku teringat peristiwa tadi malam. Yang membuat rasa lelah serta kantuk segera menghilang.Kubuka selimut yang menutupi tubuh, memakai kimono yang teronggok di lantai lalu segera berlari keluar.Aku memukan Mas Pandu begitu rapi dengan setelan kerjanya. Duduk santai di pantry dapur, sambil menikmati secangkir kopi yang masih mengepulkan asap."Mas ..." panggilku. Ia segera menoleh ke arahku, lalu tersenyum sangat manis."Jam berapa Mas pulang semalam? Katanya mau lembur sampai pagi?" tanyaku sambil duduk di sebelahnya.Ia menyodorkan segelas teh dengan cangkir yang sama ke arahku."Sekitar jam 12, sayang. Ternyata pekerja

    Last Updated : 2023-06-12
  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Kepergian Irma

    Tanganku gemetar meraih kamera yang nyaris tidak berbentuk itu lagi. Pecahan berserakan di sekitar ubin.Jangan-jangan ketidak beradaan Irma pagi ini ada hubungannya dengan tamu yang di lihat datang ke rumahku.Mungkin saja seseorang misterius yang terlihat oleh Irma itu, mengetahui niatnya ingin merekam. Lalu orang itu menculik Irma dan anak-anaknya. (Suaminya jarang pulang karena bekerja sebagai pelaut)Tiba-tiba aku merinding, rasa takut menguasai pikiran. Orang yang dilihat Irma mungkin adalah seorang begal yang mengintai pintu-pintu rumah warga sekitar sini.Ya Tuhan...b*dohnya aku. Tega sekali aku mengantarkan Irma pada sebuah musibah. Seandainya aku tidak menantangnya kemaren tentu ia dan anak-anaknya masih aman di sini.Sekarang pada siapa harus kulaporkan semua ini?Kalau kulaporkan pada warga di sini, aku yakin akan terjadi kehebohan dan ketakutan. Namun, kalau didiamkan saja bisa-bisa Irma dan anak-anaknya tidak akan selamat.Apa aku bilang saja pada suamiku dulu? Ya, ras

    Last Updated : 2023-06-12
  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Siapa Dia?

    "Mas, cepat pulang ya. Aku takut ..."Terdengar kekehan khas suamiku dari seberang sana."Serius, Mas. Ada sesuatu yang terjadi di sini."Aku berusaha meyakinkannya. "Memangnya apa, yang terjadi?" Kali ini nada suaranya lumayan terdengar serius.Aku berpikir sebentar. Haruskah aku bilang hal ini pada suamiku? "Irma, Mas ...""Irma?""Itu, tetangga sebelah rumah ...""Lalu, kenapa dengan tetangga kita itu, sayang? Hingga dirimu terdengar cemas begitu?""Dia, pergi tiba-tiba, Mas.""Lho, dia yang pergi kok, kamu yang ketakutan?" "Tap-tapi seperti terjadi sesuatu, Mas."Terdengar hembusan nafas kesal dari seberang. Apa aku terlalu berlebih-lebihan? Tetangga yang pergi, aku yang panik sendiri. Mungkin ia berpikir seperti itu."Apa yang mungkin terjadi padanya, Mala? Lagi pula itu bukan urusan kita. Inilah maksudku kemaren. Jangan terlalu mendengarkan omongan tetangga. Jadi, kamu jugakan yang repot sekarang. Memikirkan hal-hal yang tidak perlu ...""Mas ...""Akan aku usahakan pulang ce

    Last Updated : 2023-07-29
  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Semua Hanya Mimpi

    Dingin.Aku terbangun dengan tubuh menggigil. Lalu saat mencoba bangun dari tempat tidur, seakan tulang ini tiada penyangga, begitu ringan ...BukkkkAku terhempas ke ubin yang licin, semakin mengirimkan sinyal dingin ke setiap inci kulit. Lututku terasa ngilu, karena membentur lantai keras itu.Pandanganku terasa berputar. Keringat dingin mulai terasa di sekitar dahi. Oh apa aku demam?"Mala ...."Aku rasa suamiku datang dan kembali membopongku ketempat tidur. Namun, setelahnya aku tidak ingat apa-apa lagi. -------------------------"Dia, masih tertidur ...."."Ya, ya aku akan mengingatnya ...."."Tidak ... tidak. Ia hanya sedikit demam, pagi tadi ia sudah bangun tapi mungkin karena suhu tubuhnya meningkat ia kembali tertidur."."Akan kupastikan nanti."."Baiklah, aku akan melakukan seperti yang anda katakan."..Percakapan Mas Pandu yang entah siapa terdengar samar di telinga. Namun, sepertinya setiap kalimatnya ditangkap jelas oleh pendengaranku."Ya, aku ak

    Last Updated : 2023-07-29
  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Bercinta Yang Selalu Dalam Gelap

    Sejak tiga bulan pernikahan kami, baru kemarin dan hari ini aku benar-benar merasa diperhatikan oleh suamiku. Yang biasanya ia selalu pergi pagi pulang malam, selalu disibukkan oleh pekerjaan.Aku begitu tersanjung dengan perlakuan terhadapku. Begitu manis, sangat telaten merawat dan memanjakanku yang masih belum pulih sepenuhnya.Melihat perlakuannya yang begitu gentelmen itu, menghadirkan rasa bersalah yang begitu besar ketika mengingat apa yang kukatakan padanya kemaren.Sungguh memalukan dan tidak termaafkan bila di ingat-ingat.Semoga ia tidak mengingat lagi apa yang telah istrinya ini ucapkan padanya.Aku masih menatapnya penuh haru me arahnya yang sedang sibuk mengaduk-aduk bubur kacang hijau. Satu-satunya bubur kesukaanku, dan ia bersikeras untuk membuatkannya.Bahu lebarnya, serta otot lengan itu,terlihat begitu kokoh di pandang dalam posisi ia membelakangi seperti ini. Tubuh tinggi berkulit putih, berambut cepak yang hitam legam. Senyuman yang menawan yang selalu tercipta d

    Last Updated : 2023-07-30
  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Pelukan Yang Menenangkan

    "Mas ... sepertinya, kamu terlalu berlebihan menanggapi hal ini. Kita tidak bercinta baru dua malam? Tapi, entah kenapa ekspresimu seperti tidak melakukannya selama setahun?" Suaraku bergetar. Aku takut dengan nya tetapi aku juga tidak mengerti dengan sikapnya ini. "Diamlah, Mala. Ikuti saja keinginanku." Nada dingin, dengan penegasan yang begitu mutlak."Tidak ... kita tidak akan pernah lagi bercinta kalau kamu masih mau dengan teorimu yang tidak lazim itu!" tegasku. Sementara dadaku masih berdebar sangat keras. Kapas bekas pembersih wajah kusapukan bolak-balik ke telapak tangan, untuk mengurangi rasa takut serta gugup." Baiklah. Aku tidak butuh izinmu, Mala ... selama ini, yang kau lihat dariku cuma kebaikan saja bukan? Apa, kau ingin lihat juga kemarahanku, kekerasanku?" tiba-tiba saja, telapak tangannya sudah menjepit rahangku dengan keras.Jantung seakan berhenti berdetak."Ma ... Mas ..." Aku sungguh tidak percaya ia akan berbuat begini."Aku ini, suamimu! Dengar itu, 'suami

    Last Updated : 2023-07-31

Latest chapter

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Season 2( 7)

    "Aku tahu apa aku pikirkan dan apa yang akan kau lakukan, Mala?" Ia berujar tenang, matanya masih tidak lepas mengawasiku.Aku membuang tatapan dari wajah penuh kebohongan ini, sungguh hal buruk tentangnya yang selama ini hanya menjadi prasangka rasa cemburuku benar-benar nyata."Oh ya?" suaraku terdengar seret, dada berdebar kesal, kesal karena tadi lupa membawa ponsel, kalau benda itu ada di sini sudah kupastikan akan merekam segala ucapannya."Silahkan saja, kau katakan pada G sekarang juga, toh ia tidak akan percaya padamu bukan? Ia akan menganggap kau hanya mengada-ada, karena rasa cemburu yang berlebihan."Bahkan ia sudah menebaknya, bagaimana reaksi Suamiku jika aku langsung mengatakan yang kulihat sekarang, jika tanpa adanya bukti.Ia tertawa kecil, seolah ia telah m

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Season 2 (11)

    Pov narator ( Bagian akhir) "Kalau kau terus saja melakukan ini, bisa-bisa bayi kita lahir prematur...." Lirih ucapan Nirmala di sela helaan nafas memburu, seluruh tubuhnya tidak lagi memiliki tenaga, pasrah ketika sang suami mengangkat dirinya untuk menyingkirkan seprey yang telah basah oleh cairan cinta yang berasal darinya. Giantara terkekeh senang, setelah kain putih itu teronggok di lantai sepenuhnya, ia kembali meraup tubuh polos istrinya ke dalam pelukan, mengecup pucuk kepala dan dibagian manapun ia suka, jemarinya pun membelai perut buncit yang terasa masih menegang akibat pelepasan beruntun yang di alami wanita itu. "Nggak lah sayang, justru bayi kita akan semakin kuat dan lincah, lagipula kan dokter menyarankan jika di trimester terakhir ini kita harus sering melakukannya," Giantara mengusap sisa-sisa keringat yang masih menempel di sekitar wajah Nirmala, merapikan rambut panjang yang lembab, menyatukan ke belakang hingga dada dan leher seputih pualam dan sehalus sutera

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Season 2 (10)

    Tidak dapat kuhindari, lengan kekar itu telah meraup tubuhku ke dalam dekapan dadanya, dan dapat terdengar jelas gemuruh hebat dari dalam sana, helaan nafasnya pun begitu berat begitu sesak terhempas di pucuk kepala. Ia mengecup berkali-kali di ubun-ubun, memeluk begitu erat seakan kami tidak berjumpa bertahun-tahun. "Pergilah Joana, aku mohon bawa putrimu, biarkan dia hidup dengan tenang di sisiku ... aku siap menerima hukuman apapun karena telah mengusir anakku tapi sungguh aku tidak bisa ditinggalkan oleh wanita ini," Ia bicara putus-putus di tengah helaan nafasnya yang memburu.Aku terbungkam, yang tadi hendak membebaskan diri dari pelukannya yang memabukkan menjadi tidak bisa lagi menggerakkan otot-otot tangan. Ia tengah menyeruak pada ceruk leherku, begitu terasa nafas berat terhempas membelai, seiring pelukannya yang kian mengetat, lalu kulitku menemukan rasa hangat yang lain tersebab tetesan air matanya. Aku termenung, tidak lagi mampu bicara atau melakukan sesuatu, seme

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Season 2 (9)

    Seperempat jam sejak panggilan di ponsel itu, suara kedatangan mobil telah terdengar menderu. Aku yang memang sengaja menanti kedatangannya di balkon melihat kendaraan tersebut diparkir asal di perkarangan. sekejap kemudian lelaki itu telah mengeluarkan diri dari sana, menghempas pintu mobil dengan kekuatan penuh lalu langkah panjang setengah berlari membawa tubuhnya dengan cepat memasuki rumah.Hitungan menit dia sudah muncul di kamar yang begitu kacau, barang-barang Joanna berserakan dan barang-barangku masih belum selesai mereka kemas. Raut pria itu begitu mengeras, denyut di rahangnya nampak begitu kentara, sesaat matanya menyapu seluruh ruangan beserta isinya membuat mereka yang masih berusaha nampak mengkerut ketakutan dan menegang, setelahnya tatapan tajamnya itu hanya tertuju padaku meminta penjelasan."Sayang ...." Suaranya berat dan tercekat, aku tahu dia tengah menahan amarah yang amat sangat.Sekejap dia telah merengkuhku, membawa tubuhku tenggelam dalam pelukannya, gemur

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Season 2 (8)

    "Mari kita buktikan, Kak. Apa memang yang kau katakan itu benar. Jika iya, dengan suka rela aku akan pergi dari kehidupan Giantaramu itu!"Aku benar-benar tidak tahan hingga melenyapkan segala kesabaran dalam jiwa ini. Aku menyambar lengannya, ingin segera menyeretnya ke dalam kamarku.Tentu saja dia sangat terkejut dengan reaksiku, itu bisa dilihat dari ekspresinya, tatapannya yang tadinya begitu percaya diri menghujaniku kini telah berubah menjadi sorot penuh cemas."Mala, apa-apaan?" Ia menepis cengkramanku di saat langkah kaki kami sudah hampir keluar dari area taman."Kenapa, Kak? Takutkah? Aku hanya ingin membuktikan kebenaran kata-katamu tadi!" jelasku berusaha mempertahankan cengkraman di lenganku."Jangan macam-macam, Mala. Kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri!""Oh ya? Kita lihat saja nanti. Yang jelas aku tidak akan lagi bisa berada di dalam rumah ini sebelum sebuah kejelasan!" tegasku membuat matanya begitu membola."Apa maksudmu?""Seperti yang kau inginkan, Kak.

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Season 2 (7)

    Bukan Hasrat Suamiku 66"Aku tahu apa aku pikirkan dan apa yang akan kau lakukan, Mala?" Ia berujar tenang, matanya masih tidak lepas mengawasiku.Aku membuang tatapan dari wajah penuh kebohongan ini, sungguh hal buruk tentangnya yang selama ini hanya menjadi prasangka rasa cemburuku benar-benar nyata."Oh ya?" suaraku terdengar seret, dada berdebar kesal, kesal karena tadi lupa membawa ponsel, kalau benda itu ada di sini sudah kupastikan akan merekam segala ucapannya."Silahkan saja, kau katakan pada G sekarang juga, toh ia tidak akan percaya padamu bukan? Ia akan menganggap kau hanya mengada-ada, karena rasa cemburu yang berlebihan."Bahkan ia sudah menebaknya, bagaimana reaksi Suamiku jika aku langsung mengatakan yang kulihat sekarang, jika tanpa adanya bukti.Ia tertawa kecil, seolah ia telah merengkuh kemenangan, mungkin karena membaca kepasrahan di ekspresi wajahku yang kesal."Seharusnya kau berterimakasih padaku, Mala. Kalau tidak Glarissa akan membuat G menyingkirkanmu dari p

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Season 2 (5)

    "Jangan suruh kami pergi Daddy, semewah apapun rumah yang telah Daddy sediakan untuk kami tidak akan ada artinya tanpa Daddy."Aku menunggu bagaimana tanggapan Mr. Giantaraku dengan permintaan putrinya itu. Hatiku berdebar sakit melihat adegan mereka yang masih berpelukan, sangat lama. Seakan-akan Suamiku tidak ingin melepas dekapan pada anaknya tersebut.Tetapi, aku segera memakai hati ini, aku tidak boleh cemburu kalau hanya tentang putrinya, yang terpenting aku tidak boleh egois."Daddy akan selalu mengunjungimu..." Aku tercekat mendengar kalimat yang di lontarkan suamiku tepat di puncak kepala putrinya."Benarkah Daddy? Setiap hari?" Gadis remaja itu mengangkat kepala dari dada Daddynya, lalu menatapnya dengan penuh harap."Tentu, kapanpun kamu menginginkan, Daddy akan selalu datang ..."Pahit. Aku menggigit bibir, rasanya sungguh tidak terperikan. Baru kali ini aku merasakan cemburu yang begitu besar, Mr. Giantaraku sepertinya sangat mencintai putrinya.Air rupanya telah jatuh d

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Season 2 (6)

    "Cukup, Mr... sekarang aku yang benar-benar tidak mengerti, apakah kau masih Giantara yang mencintaiku?"Aku terisak, tidak menyangka lelaki yang satu tahun ini yang telah memberikan memberikan seluruh hati, cinta dan perhatiannya untukku, kini seperti menarik segalanya kembali.Hampa perlahan menyusupi dada."Kalau kau masih bersikap kekanakan maka kau akan benar-benar melihat kemarahanku." Ia tidak peduli dengan air mataku, tetap saja melontarkan kata yang menikam hati.Ia masih menatap tajam tiada berkedip. Setelah beberapa saat terdengar hempasan nafas kesalnya, lantas ia kembali bergerak ke arah lemari melanjutkan berpakaiannya yang tertunda.Aku duduk di ranjang, mengawasinya dengan air mata yang masih menetes. Entah kenapa tiba-tiba aku merasa dia seperti

  • BUKAN HASRAT SUAMIKU   Season 2 (4)

    "Semuanya tidak seperti yang kau pikirkan sayang. Tidak ada yang akan berubah, kejadian tiba-tiba ini, tidak akan ada pengaruhnya bagi kita."Aku mengusap mata yang terasa masih basah. Sungguh, aku tidak ingin memperlihatkan ketidak inginan hati di depannya. Aku sudah berusaha sebisa mungkin, tapi tetap saja aku tidak bisa ber-akting dengan sempurna."Aku tidak berpikir apa-apa. Hanya saja aku sangat terkejut kalau suamiku ternyata mempunyai buah cinta dari wanita lain ..."Aku menggigit bibir agar tangis ini tidak pecah di ujung kalimat."Aku juga tidak menduga." Ia berucap pelan, sambil terus mendekapku."Tentu saja, entah berapa banyak wanita yang menjadi persinggahanmu di masa lalu. Itu bisa dimengerti, kau bukan lelaki biasa. Kau tampan dan punya banyak uang. Semuanya akan takhluk padamu." Sekarang aku benar-benar terisak."Tetapi sebagai seorang istri, hatiku hancur dengan kenyataan ini. Tiba-tiba kehidupan kita yang bahagia harus terusik oleh orang dari masa lalumu. Kau membawa

DMCA.com Protection Status