Share

167. Sezan dan PTSD

Pov Virza

Virza baru selesai membereskan berkas-berkas pasien di meja. Ia melirik suster dan dokter residen yang sedang mengikuti praktek rawat jalan bersamanya disini, “Panggil pasien pertama, sus.”

“Baik, dok.” Suster membawa papan catatan membuka pintu, “Ibu Sezan Safira, dipersilakan masuk."

Amih membantu Sezan berdiri. Dengan langkah pelan, mereka memasuki ruangan praktik Virza. Sezan malu tentu saja. Ia ingin sekali lari dan menghindari Virza yang mungkin menertawakannya karena ia menjadi pasiennya. Virza akan tahu isi jiwanya yang rusak karena efek keguguran anak Adam.

“Silakan,” Virza mempersilakan Sezan dan Amih duduk.

Amih terus menggenggam tangan Sezan.

“Gimana harinya? Cerah ya diluar?” Virza berbasa-basi dulu sebelum memulai konseling sesi pertama hari ini.

Tidak ada jawaban dari Sezan. Virza tahu Sezan mendengarkan suaranya, tapi memang sulit menjawab karena keadaan mentalnya sedang buruk.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status