Share

110. Menghadang Adam

Alma hanya menunduk ketika Virza sibuk makan siang. Ia yang akan kembali ke rumah sakit lanjut ke rumah sakit jiwa, tidak memiliki banyak waktu sehingga ia tidak bisa ikut berempati dan menemani Alma yang tak menyentuh makanannya sama sekali.

“Habis dari sini aku langsung pergi, Ma. Aku sibuk banget hari ini.”

“Dokter?”

“Hm?”

“Bawa aku ke rumah mas Adam sekarang.”

Virza berhenti mengunyah. Ia menyimpan sendok dan garpu.

“Cuma anterin aja. Aku akan pulang naek taksi.”

“Mama kamu bilang—”

“Kalo gak sekarang aku gak tau kapan punya kesempatan untuk ketemu mas Adam lagi.”

Virza mengelap mulutnya dengan tisu, “Ya udah, kamu makan dulu.”

“Sekarang!”

“Hah?”

Alma berdiri, “Ayo.”

Mau tak mau Virza harus menuruti mau Alma. Ia yang masih lapar memasukkan semua nasi goreng pesanannya ke dalam mulut, “Kamu duluan aja ke parkiran, Ma.” ucapnya dengan mulut penuh.

“Tanpa disuruh juga aku bakal pergi duluan. Cepet.”

“Iya.”

Alma menunggu Virza yang entah sedang apa di dalam kafe. Ia me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status