Share

70. Hei, Kamu!

Penulis: HANINA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Hati Danu bagai dihantam gelombang tsunami, porak poranda tak berbentuk. Maju kena, mundur juga kena. Di sebelah kanan ada Risa bersama Al dan di sebelah kiri ada Karin bersama kekasih barunya.

Wajah Danu mulai memucat, pernapasan terasa sesak, keringat dingin mulai mengalir di tubuhnya. Pikirannya kosong, ia hanya pasrah karena terjebak di situasi yang sulit seperti ini. Tidak ada tempat baginya untuk untuk bersembunyi.

"Mas Danu …! Pak Jajang memanggil Danu dengan lantang.

'Oh Tuhan … apalagi ini.' Danu semakin gelisah karena suara Pak Jajang membuat Risa dan Al menoleh padanya.

Waktu seakan berhenti pada satu titik pusaran. Tepat di depan konter check in sebuah maskapai penerbangan internasional, tiga orang manusia yang mempunyai hubungan di masa lalu bertemu dengan keadaan status yang berbeda. Risa dan suami barunya, Karin bersama kekasih baru, hanya Danu dengan statusnya yang masih sendiri.

Tiga pasang mata itu kini bertemu.

Risa syok karena bertemu Danu dan Karin dalam wakt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BROKEN (INDONESIA)    71. Bulan Madu

    "Al," Risa mencengkram lengan Al dengan kuat. Ia takut karena ada lima laki-laki berkebangsaan Turki mengelilingi mereka. "Shhh… jangan takut. Suamimu ini nggak jelek-jelek amat kalau soal bela diri." Al menenangkan Risa yang ketakutan. Terdengar adu mulut antara mereka dengan Al. Risa tidak paham karena mereka berbicara menggunakan bahasa Turki. Salah satu dari mereka menatap Risa dengan tajam. Al langsung menghardik laki-laki itu karena tidak suka, Risa dipandang dengan tatapan penuh nàfsu. Tidak terima dengan teriakkan Al, laki-laki itu langsung menyerang Al dengan bertubi-tubi. Risa mundur ke belakang, tubuhnya gemetar melihat Al dikeroyok oleh lima orang. Ia mulai menangis, menyesal mengajak Al untuk jalan-jalan di luar. Al yang sejak kecil mengikuti bela diri taekwondo cukup bisa mengimbangi karena kelima orang tersebut dalam keadaan mabuk. Apalagi postur tubuh Al yang menyerupai mereka menjadikan Al tidak terlalu sulit untuk mengimbangi serangan. Satu pukulan bisa Al daratk

  • BROKEN (INDONESIA)    72. Bulan Madu yang Sesungguhnya

    Danu menekan tombol apartemen Shela. Ia menghela napas ketika untuk yang ketiga kalinya, pintu apartemen tidak terbuka. "Mungkin dia tidak ada di rumah." Danu menebak. Ketika Danu ingin beranjak pergi, terdengar suara berisik dari dalam apartemen. Langkah Danu terhenti, untuk sesaat ia bingung harus berbuat apa. Namun setelah mendengar suara tangis perempuan dan bentakan dari seorang laki-laki, Danu berinisiatif ingin melihat keadaan di dalam apartemen. Danu terkesiap ketika pintu apartemen ternyata tidak terkunci. Ia segera masuk mencari sumber suara keributan. "Tidak… jangan pùkul aku, aku mohon." Shela menangis dengan posisi bersimpuh di kaki seorang laki-laki yang membawa sebuah cambuk di tangannya. "Kau harus membuatku senang, dulu. Baru aku pikirkan, akan menghukummu atau tidak!" Laki-laki itu masih mengayun-ayunkan cambuk yang ada di tangannya. "Kalau permintaanmu seperti itu, aku tidak sanggup." "Wanita nakal sepertimu tidak berhak protes dengan tuntutanku!" Laki-laki it

  • BROKEN (INDONESIA)    73. Teka-teki Mark

    "With my pleasure." Al segera bangun dari tidurnya. Ia menuntun Risa lalu mendudukkannya di atas ranjang. Api unggun di dalam tungku pembakaran cukup bisa menghangatkan suhu ruangan di tengah malam yang dingin karena salju mulai turun. Untuk sesaat mereka hanya saling berpandangan dalam diam, hanya bahasa mata yang berbicara mengungkapkan rahasia hati masing-masing sebelum mereka melebur rasa haus akan kasih sayang sebagai pasangan suami istri. Malam ini, dua jiwa yang berbeda akan bersatu dalam satu ikatan cinta atas nama Tuhan yang telah menakdirkan dua raga untuk bersatu. Al mengecup puncak kepala Risa. "Terima kasih, Aayang." Bibir Al beralih ke telinga kanan Risa, embusan napas Al yang terasa hangat mendadak berhenti, berganti dengan lafaz sebaris do'a. Risa memejamkan matanya. Ia mulai rileks, menanti Al untuk memulai pergùmulan mereka. "Buka matamu!" bisik Al lirih.Risa membuka matanya yang langsung dihadapkan pemandangan yang sudah lama tidak pernah ia lihat. "Indah." Pipi

  • BROKEN (INDONESIA)    74. Kejutan dari Mark

    Jakarta. Sudah 24 jam Danu berada dalam sel tahanan di sebuah Kantor polisi di Jakarta Selatan. Ia sudah pasrah dengan nasibnya. Semuanya telah ia serahkan kepada Tuhan Sang Pencipta. Danu menyandarkan tubuhnya di dinding sel tahanan yang terasa dingin. Matanya tertutup, hanya telinganya yang mendengar aktivitas penghuni sel lainya dan petugas kepolisian yang sedang menjalankan tugas. "Buka pintu!" Suara seorang laki-laki menggelegar, mengagetkan Danu. "Selamat siang, Pak." Pintu sel tahanan dibuka. "Hei, kamu!" Danu membuka matanya lalu menatap orang yang sedang bertolak pinggang, menunjuk satu jari kepada Danu. 'Oh, orang itu lagi.' Danu menghela napasnya. "Berdiri!" Danu dengan malas berdiri, menuruti perintah laki-laki itu. "Di rumah Shela, kamu berani memukulku. Sekarang saatnya aku akan memberimu pelajaran karena telah mengganggu waktuku bersenang-senang." Laki-laki yang ternyata seorang oknum polisi itu menarik kerah baju Danu lalu melayangkan sebuah pukulan di wajahn

  • BROKEN (INDONESIA)    75. Istri Saya Hamil, Dan!

    Risa melempar test pack ke dalam tempat sampah. Helaan napas panjang keluar dari mulutnya. Ia memandang langit-langit kamar sambil mengelus perutnya. Setitik cairan bening mengalir di sudut mata cantiknya. "Kenapa, hem?" Al sudah berada di samping Risa lalu memeluknya. "Al," Risa menoleh. "Ada apa, Aayang?" Al balik menatap. "Sampai sekarang …." Risa meremas ujung kemejanya. "Sttt … sabar aja." "Tapi apa yang salah, sedangkan kita udah Chek-up dan hasilnya kita berdua tidak ada masalah. Program kesuburan dan kehamilan juga sudah. Diet gizi apalagi, sampai bosan makan makanan itu-itu saja." Risa mulai menumpahkan kekecewaanya dengan menangis di dada, Al. "Tidak ada yang salah, kita sudah melakukan segala usaha dengan maksimal. Kita hanya bisa menunggu izin dari Tuhan untuk mempunyai keturunan." "Sampai kapan, kita sudah setengah tahun lebih menikah, Al." "Sampai Tuhan memberikan izin karena hanya Dia yang tahu waktu dan keadaan yang tepat, rahimmu terisi oleh kehidupan baru." A

  • BROKEN (INDONESIA)    76. Tidur Denganku

    "Ha-hamil, s-selamat, Pak, Bu." Danu terlihat salah tingkah. "Terima kasih, Dan." Al berusaha terlihat biasa saja demi menjaga moodnya Risa. "Kamu ke sini …?" "Halo apa kabar?" Dari ujung koridor, Shela datang menyapa. Risa memicingkan matanya melihat wanita cantik nan sèksi seumuran dengan Danu datang menyapa dan langsung mengalungkan tangannya di lengan Danu. Wanita itu terlihat terawat dari segi kulit, wajah, rambut hingga kuku-kuku jarinya. "Ehm … ini?" Al bertanya. "Perkenalkan, saya calon istrinya Mas Danu, kami ke sini buat cek kesehatan. Bulan depan kami akan menikah." Danu mengernyit, melirik Shela yang tersenyum padanya. "Oh jadi kamu mau nikah, Dan?" "Ehm … itu …." "Kami memang mendadak karena tidak merencanakan sebelumnya. Mas, kamu sudah ngomong kalau mau resign?" "Resign?" Danu terlihat bingung. "Kamu dapat kerjaan di sini, bukan? Setelah menikah, aku nggak mau LDR. Berat, Mas, banyak godaannya." "Itu … aku belum ngomong, sih." Shela melakukan kontak mata de

  • BROKEN (INDONESIA)    77. Melarikan Diri

    "Jangan ditekuk mulu dong mukanya. Yang lalu biarlah berlalu, ikhlaskan semua yang terjadi." Al menenangkan Risa yang sedari tadi terlihat murung setelah pertemuannya dengan Danu.Helaan napas keluar dari mulut Risa. Ia memeluk tubuh suaminya, menyalurkan keresahan yang mulai muncul."Ngomong dong, hem …, ada apa sayang. Jangan dipendam, aku siap mendengarkan keluh kesahmu." Al masih berusaha membujuk Risa. Ia ingat kata dokter, kalau wanita sedang hamil sangat gampang mengalami mood swing atau perubahan perasaan secara drastis. Al memijat punggung Risa dengan lembut."Entahlah, Al, aku sudah mengikhlaskan ujian di masa laluku. Namun kenapa, setiap melihatnya, aku teringat Satria dan itu membuatku sakit." Risa terisak, "di sini, sakit sekali." Risa melepaskan pelukannya lalu menunjuk dada kirinya.

  • BROKEN (INDONESIA)    78. Kecelakaan

    Jakarta. Tujuh bulan kemudian. Al menemani Risa jalan-jalan di mall untuk mencari keperluan perlengkapan bayi. Sebenarnya sudah banyak pernak-pernik bayi menumpuk di rumah. Namun Al bersikeras mengajak Risa keluar untuk melihat-lihat di toko. "Ayo, Sayang, kita lihat boks bayi yang terbuat dari kayu." Al terlihat sangat sumringah memperhatikan aneka macam boks bayi. "Al kita sudah punya satu di rumah, cukup, jangan beli lagi!" "Satu lagi, tidak apa, Sayang. Kalau yang satunya rusak langsung ada gantinya." "Ih bener-bener nih, orang. Nggak mau dengerin." "Yang warna cokelat tua ini kayaknya bagus." Al berbicara sendiri tanp

Bab terbaru

  • BROKEN (INDONESIA)    99. Selamanya Bahagia

    Delapan belas tahun telah berlalu, tapi pernikahan kedua Danu dan Risa semakin romantis. Walaupun umur keduanya tidak lagi muda. Seperti saat ini, di taman belakang saat sore hari, Danu dan Risa menghabiskan waktu bersama pada hari sabtu, minggu atau hari libur lainnya. Mereka akan duduk berdua sambil berpelukan dan bercerita keseharian mereka ketika tidak bersama. Danu akan bercerita keadaan kantor beserta permasalahannya dan Risa bercerita tentang keadaan rumah dan Satria. Bocah bule yang ditemukan di depan pintu yayasan sosial milik Risa itu kini tumbuh sebagai remaja tampan dan sangat aktif. Dingin di luar tapi sangat cerewet di saat-saat tertentu. Seperti saat ini, remaja tampan itu sudah menggoda kedua orang tua angkatnya dengan bercie-cie ria. "Astaga, kalian, mataku ternodai." goda Satria yang tiba-tiba muncul lalu mengolok kemesraan Danu dan Risa. "Kamu juga gitu, nanti, kalau udah ketemu cewek yang kamu suka." jawab Danu yang belum mau melepaskan pinggang istrinya. "Ish …

  • BROKEN (INDONESIA)    98. Akhir Bahagia

    Hati Danu seakan ingin melompat dari dalam dadanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, takut jika yang dilihatnya adalah halusinasi. Dengan mencubit kulit di lengannya, laki-lski itu memastikan jika yang dilihatnya adalah kenyataan. "Mas Danu," panggil Risa lirih. "Mas." "Eh iya," Danu terlonjak dengan panggilan Risa. Ia bangun dari ranjang lalu mendekati Risa. "Sayang," Danu menangkup wajah Risa yang malam ini terlihat sangat cantik dengan sentuhan make-up minimalis. "Malam ini …?" Risa menganggukkan kepalanya yang disambut senyum lebar dari bibir tipisnya Danu. "Maaf, telah membuat Mas, menunggu lama." "Tidak apa, Mas rela menunggumu." Danu langsung memèluk tubuhnya Risa dengan erat sambil mengècupi puncak kepalanya. Ia menarik kedua tongkat yang menyangga tubuhnya Risa lalu mengangkat tubuh mungil itu ke atas rànjang. Dengan pelan-pelan, Danu membaringkan tubuh istrinya. Pandangan mereka bertemu, Risa tersipu malu ketika suaminya menatapnya dengan lekat. Tatapan mata itu

  • BROKEN (INDONESIA)    97. Mas Danu

    Risa kaget, ia tentu merasakan tonjolan itu. Ia juga paham jika Danu sedang terangsang. Salahnya, ia tergesa-gesa sehingga tidak sengaja terpeleset lalu mengakibatkan insiden yang tidak diinginkannya. "M-maaf," ucap Risa dengan malu-malu. Sebenarnya sudah satu bulan yang lalu ia sudah membuka hatinya untuk menerima kehadiran Danu seutuhnya sebagai seorang suami. Dirinya pun sudah siap jika suatu saat, Danu meminta haknya. Namun ia malu untuk mengatakannya, ketulusan Danu dan perhatiannya selama ini. Dapat Risa rasakan jika tidak pura-pura atau dibuat-buat. Ia juga bisa melihat, tatapan penuh cinta dari Danu selaku ditujukan padanya ketika mereka berhadapan. Jujur, ia sedikit minder dengan keadaan fisiknya yang cacat, yang hanya mempunyai satu kaki. "Oh, tidak apa, kamu baik-baik saja, sayang. Eh … R-ris," mulut Danu selaku gatal untuk memanggil istri tercintanya itu dengan sebutan sayang. "A-aku baik-baik saja, Dan." Risa tak kalah canggung. Posisi mereka dan keadaan dirinya yang ha

  • BROKEN (INDONESIA)    96. Insiden Manis

    "Dan," panggil Risa setelah mendengar nama Karin. Saat ini mereka sedang berada di ruang makan untuk sarapan. "Ris, Karin, meninggal tadi malam di rumah sakit pusat rehabilitasi penyakit AIDS." jelas Danu, yang tahu jika Risa penasaran dengan panggilan telepon yang baru dijawabnya dan menyebutkan nama Karin. "Sebaiknya kamu cuti untuk menghadiri proses pemakamannya Karin. Bagaimanapun, dia pernah menjadi bagian penting dalam hidupmu." ucap Risa tulus. "Ris, kamu …?" "Aku sudah memaafkannya, aku pikir, semua sudah takdir dari Tuhan." "Terima kasih, Ris." Danu tidak menyangka, Risa akan begitu mudah memaafkan kesalahan Karin yang begitu besar padanya di masa lampau. Hati wanita itu sangat baik."Aku tidak bisa ikut, kondisiku yang begini, tidak memungkinkan dan tidak ada yang mengurus Satria.""Benar, sebaiknya, kamu di rumah, jagain Satria." Danu pikir, keputusan itu sudah tepat demi kebaikan semua. "Sudah, sana cepat berangkat sebelum jalanan ramai, daripada terjebak macet nanti.

  • BROKEN (INDONESIA)    95. Berita Duka

    "Bagaimana bisa?" Risa terperangah mendengar pengakuan dosa dari Karin. Seketika dadanya terasa sesak, Papa yang sangat dicintainya meninggal gara-gara mantan madunya."Maafkan aku, Ris, aku ….""Katakan padaku, bagaimana, Papa, bisa meninggal?" titah Risa."Setelah kelahiran Satria, Mas Danu, mulai menjauhiku. Dia memutuskan untuk meninggalkanku demi Satria. Ia merasa bersalah dengan keadaan Satria yang mengidap penyakit gagal jantung. Mas Danu merasa, semua karena kesalahannya. Sewaktu, kamu, mengandung, Mas Danu tidak memperhatikanmu karena sibuk mengurusku. Ia ingin menebus kesalahannya dengan merawat Satria dan meninggalkanku.""Aku yang sudah terbiasa mendapatkan perhatian dan uang jajan darinya. Merasa

  • BROKEN (INDONESIA)    94. Memohon Pengampunan

    Mereka saling berpandangan.Danu mengerjap beberapa kali karena tidak percaya melihat kehadiran Karin di depan matanya. Mantan istri sirinya yang dulu terlihat sangat cantik dan sèksi itu sekarang terlihat layu. Karin memakai kaos dan celana training panjang yang menutupi seluruh lekuk tubuhnya. Pakaian ketat yang sudah menjadi ciri khasnya tak terlihat hari ini. Mukanya kusam tanpa make up, kulitnya tampak kering tidak seperti dulu yang terlihat glowing dan terawat."Mas Danu ….""K-karin."Karin langsung bersimpuh dihadapan Danu."Ada apa? Jangan begini, malu dilihat orang." Danu beringsut mundur ke belakang."Mas, Mas Danu, tolong aku." tangis Karin mulai pecah.

  • BROKEN (INDONESIA)    93. Bertemu Karin 2

    "Oh ya …," Mata Karin terbelalak namun kemudian berubah sendu. "Syukurlah kalau mereka bersama lagi." "Apa maksud Lo?" "Gue yang jadi duri di pernikahan mereka." jawab Karin dengan lemah. "Rin, cerita dong, ada apa sebenarnya sama Elo? Setiap rumah sakit Elo datangi. Sebenarnya Elo sakit apa?" tanya Sisi. "Atau bener, Elo hamil? Siapa bapaknya, biar kita berdua yang datangi minta pertanggung jawaban." Kali ini Tata angkat bicara. Karin hanya menggeleng. "Terus ngapain Elo nolak tawaran untuk jadi sugar babynya Tuan Adrian?" Sisi keheranan. "Sampai kapan Elo hidup menderita, tinggal di kontrakan sempit ini sedangkan mantan suami

  • BROKEN (INDONESIA)    92. Pernikahan Kedua

    Keesokan harinya.Sesuai kesepakatan bersama, pernikahan Risa dan Danu untuk yang kedua kalinya akan dilaksanakan di KUA secara sederhana sesuai dengan permintaan Risa. Tadinya Sinta tidak setuju. Bagaimanapun Sinta ingin mengadakan syukuran kecil-kecilan dari kalangan staf panti dan keluarga. Namun Risa yang bersikeras menolak, membuat Sinta tidak berani memaksakan kehendaknya. Setidaknya ia berhasil memaksa Risa untuk memakai kebaya pengantin berwarna putih. Agar terlihat lebih sacral di hari penting ini."Sudah siap!" Sinta menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sedikit lagi, Bu." jawab sang make up artis yang disewa oleh Sinta."Oke, teruskan saja, Mbak. Saya tunggu di sini." Sinta mengambil kursi lalu duduk tidak jauh dari Risa. Ia memandang Risa yang sedang disa

  • BROKEN (INDONESIA)    91. Karma

    Satu bulan kemudian."Bagaimana? Nggak mungkin kamu terus- terusan menggantung perasaan mereka, Ris?" Sinta yang sedang menimang Satria, menanyakan keputusannya tentang dua lamaran dari dua orang yang berbeda.Risa diam, bimbang dengan pilihannya."Kamu juga harus memikirkan Satria, jika kamu sudah memutuskan untuk merawatnya. Harus menyiapkan juga lingkungan pendukung untuk tumbuh kembangnya. Bukan hanya harta, tapi kelengkapan sebuah keluarga yang akan membentuk kesehatan psikisnya. Seorang anak memerlukan poker lengkap,seorang Ayah dan ibu yang akan menjadi panutan sekaligus pelindungnya. Kasih sayang dari dua orang tua, jauh lebih baik dibandingkan dengan seorang single parents. Kamu sendiri sudah pernah merasakannya, bukan?""Iya, Ma, aku tahu." Risa menatap lekat S

DMCA.com Protection Status