Share

Chapter 19

Susan membawa Eliza masuk ke dalam rumah. Di sofa, mereka duduk dan saling memeluk. "El. Aku sangat berduka untukmu. Aku yakin Paman sudah bahagia di surga."

Eliza mengangguk, dan menguraikan peluknya. Susan menghapus air mata Eliza dengan kedua tangannya. Hati Susan sangat sakit melihat Eliza yang sedang terpuruk. Wajahnya terlihat pucat dan lemas. Hebatnya lagi, entah bagaimana Eliza bisa menahan perasaan dukanya disaat bekerja seharian tadi.

"Kau tahu El, jika kau tidak memberitahukan padaku bahwa kamu mendapat izin cuti. Aku sudah memiliki rencana akan mengobrak abrik kantor mu besok pagi."

Eliza yang mendengar rencana brutal sahabatnya itu sontak membulatkan kedua matanya. Eliza menelan salivanya, dalam hatinya bersyukur itu tidak akan terjadi. Eliza tahu, apa yang Susan rencanakan pasti akan dia lakukan. Dan jika itu terjadi, karirnya pasti terancam.

"Kamu selalu gegabah, Susan."

"Lagipula, apa hebatnya bos besarmu itu? Aku tidak takut padanya. Tapi untung saja dia berubah piki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status