Share

Chapter 23

GLEK.

Vico terhenyak kala Reiz membuka pintu ruangannya. Sudah beberapa kali Reiz mengetuk bahkan memencet bel ruangan sang kakak. Namun Vico yang pikirannya sedang melamun entah kemana menjadi tuli.

"Pagi, Kak. Apa yang sedang kau pikirkan sampai kamu tidak mendengar aku mengetuk pintu?" tanya Reiz penasaran sambil duduk di kursi yang tersedia di hadapan Vico.

Vico membenarkan posisi duduknya yang sedikit miring, menjadi lebih tegak dan berwibawa. Dia tidak punya alasan untuk menjawab pertanyaan sang adik. Saat ini kepalanya dipenuhi dengan ingatan kemarin, ketika dirinya menghujani Eliza dengan kalimat-kalimat yang kejam.

Namun, bukankah biasanya dia juga berkata kejam pada karyawan lainnya yang tidak beres dalam pekerjaan? Tapi ini berbeda. Dia sudah memfitnah karyawannya sendiri terang-terangan di muka umum. Eliza pasti sangat malu saat itu. Dan sekarang, Vico sedang berpikir bagaimana cara membersihkan namanya agar mampu bertatap mata dengan Eliza.

"Kak?" panggil Reiz sekali l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status