"May, nanti malem kayanya gue balik ke kontrakan lo lagi deh, hehe" ucap Rere diakhiri cengiran.
"Lah, emang kapan lo balik kerumah sendiri?" balas Maya kemudian menyuapkan mie goreng ke mulutnya.
"Hoho, ahoy banget lu ngemeng May"
"Elo mau keluar?" tanya Maya karena melihat Rere dengan penampilan yang modis bin sekseh.
"Pake BH bening aja Re. Nyolot banget pake BH maroon. Lagian baju lo juga nggak nutupin pundak. Nggak matching aja gitu sama baju lo" komen Maya disela kunyahannya.
"Apa iya?" Rere mengamati penampilannya dicermin.
"Apa iya?" Maya mengikuti kalimat Rere dengan nada yang dibuat-buat.
"Yaudah sini gue minjem"
"Minjem-minjem. Ya kagak muat lah. Punya lo tumpeh-tumpeh gitu"
"Pelit amat lo, ishh" Rere berdesis pura-pura sebal.
"Rajin olahraga makanya" ta
"Ron, gue kedepan dulu" pamit Elang pada Roney yang baru saja menempelkan pantatnya di kursi."Jangan lama-lama""Serah gue lah"Roney mendelik sebal."Kalo gitu ngapa ijin dulu ke gua?" tanya Roney memandang Elang sinis yang kini berada diambang pintu."Yang nyariin gue banyak" jawab Elang PeDe diiringi langkah coolnya meninggalkan Roney yang hanya geleng-geleng kepala.Elang malam ini membutuhkan asupan semangat sebelum mulai lemburan. Niatnya Elang ingin pergi ke caffe JRode, caffe mini tepat didepan perusahaannya.Rajo's Home Design adalah perusahaan yang kini sedang Elang pimpin. Mulanya Ayahnya yang menghandle usaha dibidang arsitektur tersebut. Namun, takdir mengharuskan ayahnya-Deff Rajo beserta ibunya--Ameera Rajo menetap diluar negeri. Bukan tanpa alasan, adik Elang satu-satunya yang saat itu berumur t
Maya mengusap lengannya yang memerah karena cengkraman Elang. Terdapat cap tangan Elang yangmelingkar di pergelangan tangannya."Sshh.." desis Maya sambil mendelik menatap Elang."Pasang seatbeltnya kalo masih mau idup" titah Elang tanpa intonasi.Perjalanan sudah lumayan jauh dari terakhir mereka berdiri didepan perusahaan Elang.Sepanjang perjalanan, Elang berusaha menahan kesabaran. Entah ke berapa kalinya Elang menarik nafas kemudian menghembuskannya.Elang tidak ingin terbakar emosi. Karena yang dihadapinya sekarang adalah wanita, bukan Roney Satria.Elang paham dari quotes yang pernah ia baca. Jika pria marah, wanita akan berbalik marah. Elang menyimpulkan, marah tidak akan memperbaiki keadaan. Malah sebaliknya. Semakin buruk.Api dibalas api akan membludak. Bukan melunak. Tapi, setidaknya marah sedikit untuk menggertak. N
Mobil hitam Maserati Ghibli terparkir anggun di depan rumah minimalis berawarna abu-abu. Pengemudi dan satu penumpang belum juga beranjak dari posisi duduknya.Rumah terlihat gelap. Karena Elang lupa tidak menyalakan lampu rumahnya sebelum tadi sore pergi ke kantornya. Hanya ada seberkas cahaya mobil yang belum dimatikan oleh Elang.Ting!Sebuah pesan masuk ke ponsel Elang.Pesan yang mampu membuatnya tersenyum.🙎: Good night sayang. Kangen:( Elang tersenyum mendapat chat singkat dari Rere. Belum sempat Elang membalas pesan Rere, satu pesan baru datang lagi dari orang yang sama.🙎: Vn sun dong:* heheElang terkekeh.🤵: Tidur sana. Besok ketemu kalo gak sibuk kamunya 🙎: Yah, besok sibuk akunya yang:(🤵:
"Bang Roney..." teriak Melan senang saat melihat kepala Roney menyembul dari balik pintu."Yah,.. ketahuan deh" ucap Roney lesu. Namun, senyuman tulus terukir setelah melihat wajah sumringah Melan."Tadinya kan abang mau ngagetin Melan" jujur Roney.Melan memeluk Roney erat."Yaudah ulang lagi" usul Melan.Roney terkekeh sambil mengelus puncak kepala Melan."Kurang kerjaan" Roney tertawa dan melepas pelukannya."Masak apa Mel?" tanya Roney."Belom bang. Lagi males masak. Pesen aja ya?" tawar Melan."Padahal abang pengen makan masakan Melan""Mager ah"Melan menyalakan televisi yang berada diruang tamu. Roney ikut duduk disamping Melan.Kaki Melan yang menjuntai dan pahanya yang terlihat kosong, tidak disia-siakan Roney."Biasain kalo dirumah jangan p
"Ga ga ga gakk.. Gue gak bisa jadi babu lo 24 jam. Gue juga punya kerjaan" bantah Maya mentah-mentah.Maya oke-oke saja kalo Elang berniat menjadikan Maya babu untuknya. Tapi, masalahnya, tidak mungkin Maya bekerja 24jam hanya untuk Elang. Maya juga mempunyai pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan."Resign kan bisa" ucap Elang enteng. Jarinya memainkan pulpen hitam yang tidak tertutup. Sesekali Elang menggigit tutupnya."Mending kalo gue digaji sama elo" Maya mulai kesal."Ya, bodoamat. ATM gue yang ilang, itu gaji lo" jelas Elang santai."Lah, emangnya gak bisa kalo kita ngadu dulu ke bank atas kehilangan?" Otak Maya berjalan di rel logika.Elang tergagap dan mencari posisi nyaman atas saran yang diajukan Maya. Terlalu mengejutkan, Elang kira Maya tidak pernah berfikir sampai situ."Gue udah ngehubungin pihak bank. Katanya password ATM gue udah d
"Kambing memang kau ya!!!" Maya berbicara sambil mengatupkan giginya. Matanya sudah tidak tahan seperti ingin mencuat keluar.Elang menahan tawanya melihat ekspresi Maya."Serius Tante" ucap Elang sengaja dimanja-manjakan."Jijik kali aku dengernya. Sejak kapan kau lahir dari adeknya mamakku,hah?" tanya Maya tidak terima."Sejak kapan lo punya darah Medan?" Elang bertanya mengejek."Isshh!" Maya mendesis. Matanya menyipit sinis."Nanti, gue mau kawin dulu sama cogan Medan" ucap Maya asal."Sama gue mau?" Elang menaikkan sebelah alisnya.Pertanyaan yang membuat Maya sedikit terkejut."Males"Males nolakMaya menggigit bibir bawahnya. Jantung satu-satunya tidak tahu diri."Gue juga gak mau sama elo" ucap Elang akhirnya. Tawa Elang pecah memenuhi ruangan.
"Re?" sapa Elang pelan.Rere kini sudah sudah duduk manis di samping Elang. Namun, Elang belum juga menghidupkan mesin mobilnya."Regina Sapphire!" panggil Elang untuk yang kedua kalinya.Rere yang asyik dengan ponselnya hanya berdehem dan melirik sekilas Elang."Sibuk ya?" tanya Elang sedikit kesal."Iya, bentar ya yang..." ucap Rere tanpa memandang Elang.Elang mendengus kasar. Bahkan, Rere pun tidak menanyakan keadaanya."Re.." panggil Elang lagi."Apa sih yang? Ayo jalan!" ajak Rere tidak sabar.Elang mengamati penampilan Rere."Kamu yakin mau pake baju kaya gini?"Kaos putih lengan pendek yang pas dengan lekuk tubuhnya. Rok levis mini diatas lutut menjadi bawahannya.Rere meneliti penampilannya. Tidak ada yang salah dengan penampilannya. Namun, Rere tetap ber
Elang menikmati sentuhan hangatnya sinar mentari yang menyorot wajahnya. Tubuhnya yang hanya dibalut celana boxer gambar bendera USA kesayangannya menampilkan perutnya yang dihiasi luka bakar.Elang membuka jendela tanpa tertutup tirai satu persatu. Sang penghuni kamar sepertinya lupa tidak menutup tirai yang seharusnya terpasang sejak tadi malam.Elang bergidik ngeri membayangkan hal-hal horror yang kemungkinan terjadi ditengah malam tanpa penutup jendela.Kalo gue mah parno, malem-malem ada yang ngintip dijendela, hiiihh.Elang tidak sedang berada dikamarnya. Namun, dikamar Maya. Niat Elang ingin mengecek keberadaan Maya. Apakah Maya ada dikamarnya atau diam-diam kabur? Elang sedikit curiga karena Maya tidak membangunkannya pagi ini.Elang termenung dengan sedikit penyesalan. Menyesal karena baru tahu kalau di kamar bawah lebih menawan. Semburat cahaya matahari menelusu