Share

Pelampung

Penulis: TUNDRA
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-15 21:15:51

Surya terbit dari ufuk timur membangunkan Arya. Hari Sabtu ini Arya harus ikut pengawasan pengepakan barang bersama Kang Rusdi. Namun sebelum bangun, badannya terasa lelah. Kebanyakan berfikir, kecemasan berlebih, ditambah kekecewaan terhadap realita menampar Arya dalam sekali pukul. Arya sudah tak berdaya, serasa hidupnya jauh berada di bawah jurang.

          Sofa di kantornya kembali menjadi tempat tidurnya. Tak sanggup ia tidur dengan Mila dengan membawa rasa kecewa. Masih membawa kecewa itu, Arya meraih ponsel. Layarnya menunjukkan jam 6.15 pagi. Masih banyak waktu hingga pukul 9.

          Ponsel Arya riuh oleh ucapan selamat dari rekan kerjanya hingga keluarga atas kehamilan Mila. Sebelum tidurnya tadi malam Mila mengunggah pembaharuan sosial medianya. Arya membaca semua pesan yang masuk.

          Kedua tangannya sudah me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Pulau Seberang

    Mendengar jawaban dari Mila, Arya tecenung. Badannya yang lunglai seketika terduduk di kasur. Badanya terasa lemas bukan main. Dadanya yang bidang naik turun menelan kekecewaan, lagi. “Sudah berapa lama Mil?” Rendah Arya berbicara. Suara bassnya bergetar. Mila ikut duduk di sebelah Arya. “8 bulan lebih.” Perih menyayat hati Arya. Sebuah luka yang tak mengeluarkan darah, tapi rasanya lebih hebat dari luka fisik. Arya tidak banyak bicara. Buliran air mata turun begitu saja tanpa komando. Mila mengulurkan tangannya memeluk sang suami. Arya tidak banyak menolak. Mila ikut menangis saat memeluk Arya. Bahu Mila naik turun menahan tangisnya yang hebat. “Ab

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Pelabuhan 1

    Gerimis turun dari langit seakan menangis. Sejak subuh, air yang jatuh menghasilkan suhu dingin. Dalam rintihan langit yang tak kunjung usai, pukul 7 pagi ini Arya bergegas untuk berangkat bekerja. Suhu yang menurun hampir 5 derajat ini tak usut membuatnya takut. Terburu, Arya memasang sepatu. Ponsel menempel pada telinganya yang diapit oleh bahu. Setelah memasang sepatu, Arya membawa tasnya terburu keluar rumah. Saat itu juga, Mila turun dari tangga dengan muka pucat dan mata sembab. Dengan berpakaiannya yang formal, Arya mengindikasikan jika Mila siap untuk bekerja. Arya menjauhkan ponsel dari telinganya sejenak, “Kamu siap kerja?” Mila mengangguk lemah. Sembari menuang air ke dalam gelas, Mila menatap Arya yang terlihat biasa saja setelah pengakuannya kemarin. “Abang semalam tidu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Surat untuk pembaca (kembali)

    Selamat malam (ketika saya menulis ini) para penikmat Berlayar yang saya cintai,Bersama dengan bab yang terbuka ini, saya ingin mengabarkan sebuah berita penting. Bahwasannya Berlayar akan berhenti melaut untuk sementara, karena ada kendala teknis yang tidak bisa saya ceritakan pada bab ini. Kemudian, kesehatan dari penulis yang tengah sedikit menurun mengakibatkan produktifitas penulisan ikut terhambat. Oleh karena itu, saya selaku penulis meminta maklum kepada para pembaca Berlayar terkait masalah ini. Saya akan kembali mengunggah bab-bab selanjutnya secepat yang saya bisa. Dan saya pastikan akan cerita yang saya post akan lebih panjang. Juga saya akan mencoba menghibur para pembaca sekalian untuk merasakan ombak cerita yang disuguhkan pada novel Berlayar ini. Mohon untuk jangan lupa memberi like, komentar, ikuti dan juga tetap berlangganan cerita dari saya.Terima Kasih,Salam HangatTUNDRA

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Pelabuhan 2

    Arya pulang dalam keadaan hampa. Kamar yang pernah digunakan Indira menjadi tempat ia tidur malam ini. Tubuh kekarnya terlentang diatas kasur dengan warna sprei cream. Hatinya pun perlahan mengiklas takdir, tak lagi menganggap hal ini sebuah nadir yang menghantui sepanjang waktu. Kedua tangannya ia simpan di atas bantal menyangga kepala. Arya menyingkirkan pikiran-pikiran negative tentang meratapi nasib. Hal itu tidak akan pernah surut jika terus menerus dibahas. Kini otaknya mendingin, ia kembali ingat perkataan Papa di halaman belakang tadi. Strategi yang ia ucapkan dalam otaknya ia timbang-timbang agar tak menyakiti pihak manapun. Arya rasa, cukup dialah yang tersakiti karena adanya orang ketiga dalam bahteranya. Kini, Arya ingin melepaskan sang navigator untuk membuat bahagia dengan pilihannya. Untuk Arya, biarkan ia memulihkan dengan cara sendiri. Ce

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Daratan

    Temaram lampu kamar tak mengindahkan Mila untuk segera masuk ke alam tidur. Ia masih terlentang dengan mata terbuka menatap langit-langit. Di luar, sahutan-sahutan orang yang mulai mereda menambah saksi atas malam yang kian larut. Dengan ini pula, Mila resmi enggan terlelap. Pikiran-pikiran berlebih dengan tajuk menyalahkan diri terus berputar-putar menghasilkan jaring-jaring kusut sulit diurai di kepalanya yang berambut panjang sebahu. Mata Mila kian hari kian cekung, begitupun dengan setengah lingkaran yang ikut menghitam saban harinya. Kepala Mila menoleh ke samping. Kasur king size yang biasa diisi dua orang ini terlalu luas untuk ia seorang diri. Mila menarik nafas mengais harum parfum yang bercampur dengan wangi alami tubuh sang suami. Nihil ia dapat. Dulu, wangi itu mampu menyuruhnya pulang dengan segera, menghasilkan rasa aman, nyaman dan tentram meskip

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-06
  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Erosi

    Ramainya Warmindo Marlina tak begitu terasa bagi Arya. Sukmanya seakan tertarik ke dalam dimensi yang tiada entitas lain membersamai. Sendiri di ruang hampa dengan membawa berjuta kecewa. Nafasnya yang berat untuk keluar adalah tanda-tanda Arya masih hidup. Nalarnya mati seketika. Tak tahu harus memproses informasi yang ia dapat semerta-merta seperti ini. Hembusan demi hembusan nafas berasas kekecewaan menjadi kebiasaan repetisi. Alunan suara Rossa di radio yang warung ini putar tak terdengar bagi telinganya. Menulikan sejenak semua indera, Arya mencoba kembali menjalankan nalarnya. Satu hembusan nafas kembali dibuang. “Terus tentang info yang di Semarang itu, kamu tahu?” Siti mengangguk perlahan. “Tahu, Bang. Abang gak apa-apa? Saya bisa hentikan ceritanya kalau misal Abang..&rdquo

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Ikan Paus

    Arya mengetuk-ngetukan sebuah pulpen ke atas meja. Matanya menajam menatap layar monitor. Di rumahnya ini, hari Sabtu yang cerah ia memilih bekerja dari rumah dan masuk kantor lebih siang. Sesekali tangannya menari di atas keyboard yang bunyinya begitu nyaring terdengar. Laporan keuntungan yang Arya salin dari laporan yang ditulis manual oleh David ia susun ulang ke dalam dokumen komputer. Suara ketikan keyboard saling bersahutan dengan lagu yang ia putar pada komputernya. Beberapa lagu yang ia curi dari daftar putar Indira dari aplikasi pemutar musik online yang sering ia pakai. Dentingan gitar akustik dari Nostress mengalun mesra. Meningkatkan produktivitas Arya dalam menyalin laporan tersebut. Setelah 25 menit mengetik tiada henti ditambah dengan menganalisa tulisan ceker ayam milik David, Arya memutuskan untuk menyesap teh hijau yang ia seduh satu jam yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28
  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Putri Duyung 1

    Di tengah keterasingan Arini ini, ia menatap Mila tajam. Mila meraung-raung dengan muka yang ditutupi kedua telapak tangan. Suara tangis yang ia tahan selama ini akhirnya pecah bagaikan jeritan orang tersakiti. Arini menatap Mila nanar. Ia masih bingung bagaimana ia bereaksi terhadap saluran emosi sang kakak. Arini menyimpan tangannya ke meja. Masih menatap Mila yang sudah tidak terisak. Air matanya sudah mereda. “Mas Arya tahu masalah Mbak sama cowok itu?” Bagaikan anak panah, pertanyaan Arini ini langsung menuju jantung Mila. Untuk saat ini, Arini tidak mempertimbangkan ilmu masalah kesehatan mental yang ia pelajari mati-matian, kejelasan masalah rumah tangga kakaknya ini adalah prioritas. Arini menatap tajam Mila yang mendongakan kepalanya perlahan. Penyamaran terhadap hati dan jiwanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29

Bab terbaru

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   EPILOG: Kabar Dari Utara

    Aryasatya kini bercerita, untuk Mila. Yang telah hancur hatinya.Mil, mohon maaf. Ku tulis kabar ini kala pelayaranku dimulai kembali. Namaku yang telah kau jadikan sejarah usanglah sudah. Ku bawa kabar dari utara bukan dari Lokapala. Sejenak angin sepoi dari barat membawa cerita nan ceria, namun juga hujaman bengis angkara murka.Indira sang sastrawati meracuniku dengan kata-kata puitisnya. Prosa yang jadi surat penutup ini bukanlah lahir dari Batu Belah Batangkup, melainkan lahir atas kesadaran diriku yang sedang memaafkan jati diri pribadi. Semoga engkaupun serupa.Edwin sang pemersatu antara aku dan Indira yang sering bertengkar sering menanyakan kabarmu, Mil. Aku tak tahu harus menjawab apa. Karena kisah kita sudah selesai, begitu saja. Ku harap, Ancol membuatmu baik-baik saja. Bersama Seruni di meja kecil itu, kita duduk bersama membahas segala perasaanmu setelah setahun tanpaku. Aku senang kau baik-baik saja Mil. Aku bisa bercerita pada Edwi

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Gunung Dan Laut

    Waktu yang bergulir tak terasa menyisakan semesta yang kian memaksa orang-orang untuk tetap hidup. Menyisakan kehidupan lampau yang ada yang mengenakan maupun tidak. Puing-puing memori yang terseok-seok enggan dilupakan hangus dimakan waktu. Hal ini berlaku juga untuk Arya. Sisa-sisa memorinya bersama Mila yang menyesakkan dada perlahan hangus dimakan waktu. Tak terasa, sudah setengah tahun ia menyandang statusnya sebagai orang yang sudah bercerai. Setengah tahun sudah juga ia mengobati luka menganga yang disebabkan oleh Mila. Saat ini di bawah teriknya surya, Arya menatap rumahnya yang sudah berganti warna. Kurang lebih satu tahun ia tinggalkan, kini terasa asing. Rumah modern minimalis yang ia buat atas dasar dream house Mila kini hilang jati dirinya. Berganti menjadi jati diri Arya. Kepala Arya menoleh ke sisi kanan, angkreknya yang tampak sehat dan baik-baik berjajar indah.&

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Karam

    “Saya sudah berada di restoran yang Bapak sebut. Mohon maaf bila Bapak menunggu. Saya kejebak macet.” Tukas Alexis Sinaga yang serasa berbincang langsung dengan Arya 5 menit lalu. Meski lewat sambungan telepon suaranya yang serak-serak basah tengiang-ngiang. Meninggalkan ciri khas dari Alex. Resto Tanah Betawi yang pernah dipesan Ardi Purnomo saat awal kerja sama dengan Arya dan rekan-rekan ini adalah pilihan. Duduk di sebuah kursi kayu mahoni, Arya dengan santai menunggu Alex tiba. Di meja yang sudah tersedia secangkir penuh bir pletok dan juga salad buah. Cangkir dan mangkok itu ditemani oleh amplop coklat yang berisikan ‘bukti’ perselingkuhan Mila dan Donny Lazuardi. Sebuah mobil sedan berwarna merah maroon dengan deru mesin yang halus sampai di parkiran resto. Alex yang perlente dengan jaket hitam mengilap, sepatu yang

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Haluan

    inggu siang, Papa mengajak Arya untuk membantunya membetulkan rak buku kesayangan Papa yang alas belakangnya retak juga usang dimakan usia. Tripleks yang sudah tipis, dengan retakan lebar di sana-sini juga lembab karena terciprat air hujan. Anak dan Bapak ini sibuk berjibaku memotong, memukul, memasang paku, mengukur dan juga mengecat ulang. Meskipun satu barang, namun ukuran besar melelahkan Arya dan Papa juga. “Beli baru aja kenapa si Pa?” Saran Indira sembari menyimpan nampan berisikan dua gelas air kelapa jeruk yang ia beli dari pedagang di ujung jalan. Lalu duduk bersila menyaksikan Papa dan Abangnya ini berjibaku memasang tripleks. “Eh, ini hadiah dari Engkongmu. Mana bisa Papa beli lagi.” “Sama Bang Edw

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Serah Panji

    Haji Gumilar mematung di depan pintu kamar Indira. Semenjak meja tulis baru datang kemarin siang, Indira tak lagi menulis skripsi di ruang makan. Sesekali suara-suara lagu dari Kunto Aji, Payung Teduh, Fourtwnty, Blackpink, maupun Treasure sayup-sayup bergantian. Papa mengetuk pintu kamar Indira. Hingga anak bontotnya yang tengah semedi di dalam teriak “Apa?” “Mau makan apa? Arya mau beli makan.” Dari posisinya berdiri, Papa mendengar suara langkah kaki yang bersahutan dengan lagu How You Like That. Pintu kamar terbuka, menampakan Indira dengan celana panjang yang menyapu lantai, rambut dicepol tinggi, dan kaos kebesaran. Dalam benak Papa, ‘apakah begini yang namanya fashion skripsian?’ “Papa pesen

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Bendera

    Donny enggan pergi. Kala malam yang sudah larut ini, ia kukuh menunggui Mila. Mila sudah menolak namun sudah terlalu larut untuk pulang. Hingga akhirnya Mila tak tega untuk tak mengijinkan menginap. Perbincangan antar mereka kini beralih kembali ke masalah kehamilan Mila. Dalam semilir angin malam yang katanya dapat membuat orang sakit, Donny menatap Mila dalam. “Bagaimana bisa Arya tahu jika kau hamil bukan anaknya?” Mila mendengus pelan. “Bukannya sudah ku jelaskan waktu di telepon?” Donny mengangguk. “Aku tahu, tapi kenapa?” “Karena kita melakukan hal itu saat aku mencoba program hamil dengan Abang. Aku juga tidak tahu aku sedang hami

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Dayung

    Tidak ada yang lebih nyaman kala Jakarta yang turun suhunya menurun juga segelas teh hangat. Mila dengan perutnya yang mulai membuncit membungkus diri dengan selimut tipis agar tidak terlalu dingin. Dengan nafas yang sering terbuang bersamaan dengan rasa kesedihan yang menumpuk di dada, ia menatap layar Tv yang mati. Di seberang Mila, ada Arini yang tengah menggarisbawahi kalimat-kalimat dengan warna kuning neon di empat lembar kertas HVS. Dalihnya untuk presentasi esok hari. Mahasiswa semester 5 ini tengah serius mempelajari segala materi. Dalam diam, Mila kembali mengelus perutnya yang terasa bergerak dari dalam. Perkembangan sang jabang bayi yang kian membaik banyak dipuji dokter. Namun baginya, ini menjadi beban pikiran yang benar-benar memusingkan. Terlebih yang menjadi beban pikiran adalah statusnya sendiri. Secara sah masih jadi istri Arya, namun Arya juga tak memerlakukan dirinya bak istri. Sedangkan dengan Donny, ia belum sah menjadi istri

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Putri Duyung 2

    Hari sudah Senin kembali. Dari waktu yang bergulir begitu cepat, lamat-lamat doa yang terus terpanjat, Mila tetap berdua di rumah megah ini bersama Arini. Sejak ia yang ‘memergoki’ Arya yang tengah tertawa dengan Kinasih di rumah sakit itu, Mila tak bisa lagi merasakan cinta. Perkembangan janinnya pun sering ia abaikan jika sang jabang bayi bergerak atau menendang. Perut yang sudah membesar itu kian hari kian tak diperhatikan keberadaannya. Mila sering stress sendiri. Terlebih ayah si jabang bayi, Donny Lazuardi tak kunjung menghadiahi kabar tentang hubungan mereka. Menyesal sudah bagaikan sahabat bagi Mila. Kala Arini memergoki Mila yang menangis menjadi-jadi, ia hanya mampu memeluknya. Tidak berkata apa-apa. Hingga pada akhirnya hanya “Nasi wes dadi bubur Mbak.” Adalah kalimat andalan Arini karena ia sendiri tak mampu merubah takdir. Dengan begini, Mila hanya mampu mengiklaskan. Juga segala cerita yang Tuhan berikan karena ia pikir salah Tuhan me

  • BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya   Putri Duyung 1

    Di tengah keterasingan Arini ini, ia menatap Mila tajam. Mila meraung-raung dengan muka yang ditutupi kedua telapak tangan. Suara tangis yang ia tahan selama ini akhirnya pecah bagaikan jeritan orang tersakiti. Arini menatap Mila nanar. Ia masih bingung bagaimana ia bereaksi terhadap saluran emosi sang kakak. Arini menyimpan tangannya ke meja. Masih menatap Mila yang sudah tidak terisak. Air matanya sudah mereda. “Mas Arya tahu masalah Mbak sama cowok itu?” Bagaikan anak panah, pertanyaan Arini ini langsung menuju jantung Mila. Untuk saat ini, Arini tidak mempertimbangkan ilmu masalah kesehatan mental yang ia pelajari mati-matian, kejelasan masalah rumah tangga kakaknya ini adalah prioritas. Arini menatap tajam Mila yang mendongakan kepalanya perlahan. Penyamaran terhadap hati dan jiwanya

DMCA.com Protection Status