Home / Romansa / BENIH MAFIA MUDA / chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

Share

chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2023-06-13 03:01:38

Chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

_______

Asisten Liu menganggukkan kepalanya, "Oke! Oke! Baiklah. Aku percaya,' kata asisten Liu, meskipun dalam hati sangat khawatir. Karena tidak biasanya, Jack meminum minuman beralkohol dengan jumlah banyak.

Tak lama berselang, Jack nyerocos, "Benar kata dunia! Hahaha ! Alkohol bisa menghilangkan semua beban! Hahaha!!" cerocos dan tawa Jack itu terdengar tak terkontrol.

Jelas terlihat Jack sudah sangat mabuk berat. Bahkan meracau sembari berjalan ke sembarang arah, dan sempoyongan. Sementara lima orang bodyguard pun berusaha melindungi Jack.

Hingga nada panggilan telepon seluler cukup keras dari arah handphone milik Jack yang tergeletak di atas meja. Asisten Liu melongokkan kepalanya, berusaha membaca siapa yang melakukan panggilan.

Namun, asisten Liu tak berani menyentuh benda mahal tersebut, dan tak juga berani memberitahukan pada Jack.

Asisten Liu memilih mundur, dan tak lama berselang , giliran handphone dalam saku asisten Liu yang justru berbunyi, tapi tak lantas di dengar oleh Jack yang sudah berada di tepi kaca pembatas ruangannya ini.

Asisten Liu pun cekatan merogoh saku celananya, dan langsung menggeser layar handphone, 'Paman Ming??' batinnya, kemudian langsung menguping, "Ada apa? Bos Jack sedang marah," kata Asisten Liu, mendahului percakapan.

Paman Ming pun langsung menjawab, "Liu! Katakan pada bos Jack. Kami mendapatkan pacarnya ! Dan sudah berada dalam perjalanan menuju ke Zhenzhou."

Zhenzhou adalah sebuah kota terpencil , dan Jack mempunyai sebuah villa di sana.

Asisten Liu pun menjawab, "Ba-Baiklah." Seraya menoleh pada Jack yang masih berdiri mematung menatap tajam ke arah taburan lampu warna-warni di kejauhan sana.

Asisten Liu pun menarik napas panjang, lalu mendekati arah Jack, dan berhenti di belakang pria yang sangat disegani oleh kelompok kejahatan dan para mafia di Cina itu.

"Bos Jack. Paman Ming memberikan kabar. Dia berhasil, dan sudah dalam perjalanan menuju Zhenzhou," ucap asisten Liu.

Mendengar ucapan dari asisten Liu, Jack langsung excited menoleh, "Benarkah?" tanyanya dengan nada pelan.

Asisten Liu pun menjawab singkat, "Ya."

Kemudian Jack pun langsung memberikan perintah, "Ambilkan kunci mobilku!!"

"Aku akan mengantarmu," kata asisten Liu, sebelum melakukan apa yang diminta oleh sang Bos.

"Tidak! Aku tidak butuh sopir pribadi!" bentak Jack, membuat asisten Liu langsung mengunci mulut. Tapi otaknya berselancar liar.

Setelah beberapa menit kemudian, asisten Liu pun sudah kembali dan memberikan kunci kontak mobil milik Jack, "Bos Jack. E'hem, sebaiknya Anda beristirahat. Dan jangan pergi malam ini," saran asisten Liu, masih mencoba memberanikan diri, karena melihat kondisi bos yang mabuk berat.

Jack langsung menyambar kunci yang ada di tangan asisten Liu. Kemudian menyingkirkan Ujung jas yang dikenakannya hingga terlihat pistol terselip di sana, "Hahaha ! Kamu meremehkan kemampuanku? Atau sedang mengkhawatirkan keselamatan ku?? Kamu pikir aku mafia murahan?!!" Seraya menyeringai tipis, Jack bertanya dan penuh intimidasi pada asisten Liu.

Asisten Liu pun langsung mundur, menjauhkan wajahnya dari wajah Jack yang mendekat. Pandangan asisten Liu tertuju pada gagang pistol yang sudah berada di tangan Jack.

"Bukan! A-anda bisa menjaga diri ! Anda bisa menyetir dengan baik. Tapi aku cuma khawatir jika Anda tak mengenali jalur ke Zhenzhou," ralat asisten Liu, dengan wajah sangat ketakutan. hingga tanpa sadar dirinya keceplosan. Padahal tempat itu belum pernah dikunjunginya, tapi itu setahu Jack.

tentu saja ucapan asisten Liu tadi , membuat Jack mengurutkan dahinya, 'Sepertinya dia harus mati,' batin Jack.

Bukan tanpa alasan asisten Liu berkata demikian, karena Jack memang baru satu kali berkunjung ke tempat itu. Dan saat itu selama dalam perjalanan pulang pergi, Jack memilih untuk tidur. Asisten Liu bukanlah sopir Jack, tapi banyak tahu tentang Jack.

Dorr!!

Dorr!!

Ketika terdengar suara letusan pistol beruntun, lima orang bodyguard pun langsung refleks berseru, "Asisten Liu!!" Mereka tidak menyangka, pada akhirnya pria berkepala plontos itu meregang nyawa di ujung peluru milik Jack.

Lima orang bodyguard itu pun langsung menggapai tubuh asisten Liu yang terhuyung-huyung. Mereka menahan tubuh pria tersebut supaya tak terjatuh.

Asisten Liu pun langsung memegangi perutnya, yang sudah bocor akibat ditembus oleh peluru. Jelas terlihat urat pada kedua pelipis pria naas tersebut menonjol, menahan rasa sakit teramat sangat, dan berusaha untuk bicara. Akan tetapi tak mampu menguntai kalimatnya.

Mata asisten Liu menatap ke arah Jack, "Arrgkk. Grogk .... Grogk!" Cuma suara mengerok yang keluar dari mulut asisten Liu, disertai darah muncrat.

Tidak ada wajah prihatin terlihat pada Jack, justru meludahi wajah asisten Liu, "Cuh!"

"Cuh!!"

Asisten Liu masih bisa memalingkan wajahnya, hingga tak tepat sasaran. Lalu berbalik menatap Jack seperti tadi, dan mengerok.

"Kamu pikir aku mabuk hah!" bentak Jack , seraya membulatkan mata, membalas tatapan penuh tanggung jawab dari asisten Liu. Sementara pistol masih berada di tangannya, dan Jack kembali mengarahkan ujung pistolnya.

Dorr!!

"Arrgk!" rintih asisten Liu, sudah antara sadar dan tidak. sementara posisinya masih dipegangi oleh dua orang bodyguard bersebelahan.

Setelah kembali meluapkan kekesalannya pada asisten Liu, Jack pun berbalik badan, siap untuk segera meninggalkan ruangan itu, tentu saja dengan tubuh sempoyongan.

"Ja-jack .... Jangan pergi sendirian," cegah asisten Liu meskipun dalam keadaan sekarat dan bersusah payah dan mulut dan tubuhnya berdarah-darah, tapi tetap berusaha mencegah dengan menyikut dua orang yang memegangi lengannya.

"Minggir!" Jack membentak asisten Liu yang nyaris berhasil menggapai lengannya. Tapi keburu tersungkur.

Namun, asisten Liu tak mau tinggal diam, langsung merangkak, dan merengkuh kaki Jack, dilakukannya agar supaya tak melangkah.

Namun, ulah asisten Liu justru membuat Jack memicingkan matanya, melihat ke arah kakinya.

Kemudian, Jack menunduk, dan pistol yang masih dalam genggamannya pun sudah berada di atas kepala pelontos asisten Liu. Sebelum akhirnya Jack menarik pelatuk pistolnya kembali, Jack berkata, "Saatnya kamu ke neraka!"

Dorrr!!

"Grogk ...! Grogk ...!" Asisten Liu pun hanya bisa mengerok sembari memuntahkan darah segar.

Sementara lima orang kawan asisten Liu hanya bisa mundur beberapa langkah. Membiarkan Jack keluar dari ruangan itu.

Tidak ada yang berani mengikuti langkah Jack, tanpa mendapatkan instruksi, dan tak ada yang berani mengambil tindakan atas keselamatan asisten Liu. Semuanya cuma bisa menatap kepergian kawannya itu ke neraka.

"Bawa tua bangka itu ke kandang serigala! Sebelum ibuku datang!!" teriak Jack, sembari mengayunkan langkahnya dengan cepat.

"Kalian dengar?!!" ulang Jack, meninggikan suaranya , tapi tak lantas berhenti.

Lima orang bodyguard yang mendengar suara Jack menggema pun serempak menjawab, "Siap! Bos!!"

"Katakan juga pada ibuku! Aku tak akan pulang dalam beberapa hari!" lanjut Jack, tanpa menoleh juga.

"Siap! Siap, Bos!!"

Setelah menjawab tanpa beranjak dari posisi berdirinya masing-masing, tampak salah satunya memberanikan diri melongok, melihat Jack yang terus melenggang pergi. Cuma terlihat punggungnya saja.

Rupanya pria tersebut tak mabuk seperti yang dikhawatirkan oleh asisten Liu. Terbukti tak lama berselang terlihat mobil Jack meninggalkan apartemen ini. Melaju dengan kecepatan penuh, semakin menjauh dan semakin menjauh.

Bodyguard yang melihat kepergian Jack pun langsung menuju ke satu ruangan. Tak lama berselang kembali sudah dengan kantung berwarna kuning. Kantung-kantung jenazah itu banyak di dalam sana dan memang dipersiapkan.

"Lekas!" seru pria bertubuh kurus yang baru saja sampai itu, lalu membantu melakukan tugas.

Kemudian mereka pun berbarengan langsung menarik tubuh asisten Liu, juga mengepel lantai yang terdapat noda darah segar yang masih saja keluar dari mulut asisten Liu.

Mereka pun akhirnya berhasil memindahkan tubuh asisten Liu yang masih kejang-kejang itu kedalam kantung jenazah, setelah sebelumnya salah satunya menarik resleting kantong tersebut dengan lincahnya.

Kantong jenazah itu pun kembali ditarik resletingnya, untuk mempermudah mereka membawa tubuh pria gemuk dan berkepala plontos tersebut menunju ke kandang serigala, seperti yang diperintahkan oleh Jack.

Lima menitan kemudian, terdengar suara kepanikan dari salah satunya, "Cepat!"

"Cepat!" ulangnya.

"Ada apa? Kenapa panik?!"

"Sudah ada iring-iringan mobil menuju ke sini!" sambar pria yang ditanyai barusan, lalu mendekat untuk membantu lagi.

"Apa ibunya Jack sudah datang??" selidik salah satunya, dan berlari ke arah jendela untuk memastikan.

"Astaga!!" jerit pria itu, kemudian kembali membantu , dengan wajah penuh kepanikan.

Mereka panik ketika mobil Jack pergi, dan dari arah belakang sana ada deretan sorot lampu mobil mengarah ke apartemen ini. Pria tadi pun bisa memastikan bahwa itu adalah mobil ibunya Jack, membuat mereka sangat panik, meski masih di kejauhan sana.

"Cepat! Jalan pintas saja!" usul salah satunya, untuk mempercepat mereka menyeret kantung jenazah itu menuju kandang serigala dan melemparkan tubuh asisten Liu agar tak meninggalkan bangkai. Apalagi jejak.

Continued .... ✍️Bang JM

____

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wann Exe
Belum paham kenapa jack mbunuh Asisten liu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BENIH MAFIA MUDA    chapter 03 Setelah Satu Nyawa

    Chapter 03 Setelah Satu Nyawa _______Mobil BMW hitam terus melaju dengan kecepatan tinggi. Jack menginjak pedal gas, tak tanggung-tanggung, ditemani tuntunan musik keras.Jack tidak sabar untuk sampai ke kota Zhenzhou. Tampaknya Jack tak berkeberatan dengan keputusan Paman Ming, yang membawa Nona Wang Yihan ke tempat berbeda. Padahal tadi dirinya menunggu di apartemen.Tanpa sepengetahuan Jack , Paman Ming mendapatkan kabar dari Nyonya Xien ibunya Jack. Itulah sebabnya merubah rencana seperti yang diminta oleh Jack. Nyonya Xien ibunya cuma jarang-jarang saja bertandang ke apartemen Jack. Dan ketika akan bertandang selalu memberikan kabar pada Paman Ming.Dan sosok Jack yang semenjak kecil dekat dengan Paman Ming pun sudah menerka, atas keputusan perubahan tempat. Itulah sebabnya patuh - patuh saja pada pria paruh baya tersebut. Dengan sangat antusias, Jack menelusuri jalanan sepi, menuju kota Zhenzhou. Disela kefokusan mengemudi , tiba-tiba Jack mencibir, "Dipikir asisten Liu, aku

    Last Updated : 2023-06-13
  • BENIH MAFIA MUDA    chapter 04 Salah Target

    Chapter 04 Salah Target ------------------Para anak buah Paman Ming pun langsung masuk ke mobilnya masing-masing. Ada empat mobil mewah mengekor di belakang mobil yang ditumpangi oleh Paman Ming.Terhitung ada lima mobil melaju dengan kecepatan penuh meninggalkan klub malam tersebut. Empat mobil itu mengawal Paman Ming, mereka siap siaga dengan pistol di tangan, mengantisipasi sesuatu yang terjadi pada mobil yang membawa target. Mereka menjaganya dengan ekstra. Jangan sampai kepergian mereka dari klub malam tersebut dikuntit oleh musuh. Target Jack adalah Nona Wang Yihan. Dia adalah anak kepala gangster. Sementara Paman Ming justru tak mengetahui bila yang dibawa olehnya bukanlah Nona Wang Yihan.Selama menempuh perjalanan Hien tak sadarkan diri. Padahal perjalanan menuju ke kota Zhenzhou cukuplah lama. Pengaruh obat bius itu membuatnya benar-benar bak mayat hidup.Hingga tubuh Hien pun terdorong kiri dan kanan karena mobil melaju dengan kecepatan luar biasa. Tak bisa dipungk

    Last Updated : 2023-06-14
  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 05 Bersama Pria Asing

    Chapter 05 Bersama Pria Asing_______Dengan sangat pelan Jack membaringkan tubuh ramping perempuan yang terkulai lemah di pundaknya. Lalu Jack membuka tali yang mengikat kedua kaki mulus dan jenjang perempuan tersebut. Perempuan itu masih belum juga sadarkan diri, dari efek obat bius yang Paman Ming dan anak buahnya berikan saat membekap lalu menutup kepalanya.Jack terlihat melepaskan kancing kemeja putihnya, pada bagian atas. Kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya. Sebelum akhirnya mendekat ke tepi ranjang, untuk melepaskan ikatan tali pada tangan perempuan tersebut. Jack melakukannya di tengah kamar yang gelap. Sementara itu. Perempuan tersebut hanya terkulai begitu saja, "Uhhh ...." rintihnya, tapi dilakukannya dalam keadaan tak sadar.Jack langsung membuka kantong kain hitam yang menutupi kepala perempuan tersebut. Dan dilemparkannya ke sembarang arah kantong hitam, yang membungkus wajah perempuan tersebut semenjak tadi. "Uhhh ---" keluh perempuan itu lagi, kini tub

    Last Updated : 2023-06-15
  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 06 Ranjang Bergoyang

    ⛔Chapter 06 Ranjang Bergoyang ________Jack tidak menghiraukan permintaan Hien. Baginya perempuan di depannya itu adalah nona Wang Yihan. Jadi wajar bila saat ini mendapatkan hukuman darinya. Selama ini ia sudah terlampau sabar. Bahkan membiarkan harga dirinya terinjak-injak. Ia rela demi seorang Wang Yihan."Ja-ja-jangan mendekat!" tekan Hien, kali ini ia memberanikan diri , bahkan sanggup menekan dada bidang di depannya. Agar tetap menjaga jarak.Plak!!Namun satu tamparan telak menyingkirkan tangan Hien. "Auhkh!!" Hien merintih, sembari memegangi pergelangan tangannya yang terasa seperti patah. Sembari meringis ia melakukan gerakan sedemikian rupa, memastikan tak ada cidera dialaminya. Akibat tamparan telak tadi. Jack tidak peduli seberapa Hien memasang wajah ketakutan, atas sikapnya. Ia terus mendekati Hien , hingga tak berjarak. Otomatis membuat tubuh Hien tertahan pada tepi ranjang. "Jangan ...." rintih Hien . Untuk yang sekian puluh kalinya. Ia mencondongkan tubuhnya ke bela

    Last Updated : 2023-07-30
  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 07 Tersadar

    Chapter 07 Tersadar Namun Hien tak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya. Ia benar-benar remuk . Dan ditambah lagi efek obat bius yang terlampau banyak, membuatnya kini kembali terbuai kantuk. Meskipun sekuat tenaga menampik rasa kantuk itu, Hien tak mampu. Jack masih terdiam seribu bahasa, bergerak pun tak sanggup dilakukannya. Ia benar-benar susah untuk berdiri, untuk sekedar menarik selimut menutupi tubuh bawahnya pun tak sanggup dilakukannya. Karena perempuan asing masih tidur di lengannya, dan mendengkur dengan begitu lembutnya , ia tak sanggup mengambil tindakan. 'Ini semua salah Paman Ming ,' batin Jack , ingin segera mencari keberadaan pria yang sangat dihormatinya itu, tapi apalah daya. Ia harus mengurungkan terlebih dahulu. Jack memutar otak. Ia memastikan bahwa perempuan ini bukanlah perempuan jalang. Bukan pelacur jalanan yang sengaja diambil oleh Paman Ming . Ia berpikir cerdas, pastilah Paman Ming yang salah mengambil orang, atau dirinya sedang dijebak?'Ini pasti Wang

    Last Updated : 2023-07-30
  • BENIH MAFIA MUDA    capter 08 Tetes terakhir

    Capter 08 Tetes terakhir.__Di tengah kesadaran yang bener belum benar-benar sempurna. Hien yang tadi tersadar dan langsung meneriaki sosok pria asing yang kini berdiri di ambang pintu, tapi belum juga terbuka. Jack yang mendengar itu tak bisa untuk tidak menoleh. Tidak ada waktu untuknya mengelak. Jack langsung berpikir cepat! Kemudian meregangkan leher. Bersamaan dengan itu, terdengar suara gemeretak seperti tulang patah. Setelah itu menoleh pada dinding tempat koleksinya, barulah ia berbalik pada sumber suara. Tampak Hien langsung mengisut, ia mundur. Tidak sanggup beradu pandang dengan mata elang itu. Hien kini bisa melihat Jack dengan mendekat. Desir pada dadanya tak bisa terkontrol. Pria in yang telah merenggut kesuciannya semalaman, hingga beberapa kali. Bahkan masih terasa sesuatu yang masuk tubuhnya. Tentang hangatnya benih yang ditaburkan pada rahimnya. Sontak Hien meraba perutnya. Tak selang berapa lama. Hien tersadar bahwa sepasang mata sipit yang tampak tega

    Last Updated : 2023-08-01
  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 09 Masih Perjaka

    Capter 09 Masih Perjaka -----Pintu kamar mandi itu terbuka. Jack justru terpaku. Wajah perempuan yang sudah dimuliakannya dengan sebutan nona, itu kini tampak begitu jelas. Hien berteriak, menatap Jack dengan penuh kebencian."Minggir!" ulang Hien. Memang ia sangat lama berdiam dalam kamar mandi. Ia membersihkan sisa cairan kental yang ditumpahkan Jack pada tubuhnya. Sebelum akhirnya ditanamkan pada rahimnya. Suara keras yang dipaksakan itu justru membuat Jack menggaruk tengkuk. Reaksi atas kegugupannya. Tapi itu cuma sekejap, ketika tubuh mungil itu mengisut ke samping. Jack kembali pada posisinya. Ia ingin berlama-lama dengan ini. "Anda dengar, Tuan?!" Hien tak punya aset untuk keluar, karena kedua tangan Jack menghalanginya, dengan merentang pada kedua sisi. Berpegangan pada kusen. Jack tersenyum datar. Ia tak lantas geming. Meskipun ini kali pertama ia dibentak perempuan, selain ibunya. "Mau apa lagi?!" selidik Hien, entahlah dewa apa yang datang menolongnya, sehingga

    Last Updated : 2023-08-02
  • BENIH MAFIA MUDA    capter 10. Sebuah Tawaran

    Capter 10 . Sebuah Tawaran Ketegangan tadi tiba-tiba saja berganti. Hien menarik tangannya dari genggaman Jack. Kemudian Jack langsung menimpali, setelah kembali berhasil mengengam tangan itu lagi, "Kamu tidak sedang salah dengar, Nona Hien. Aku pun tak salah bicara, sungguh! Apa Nona tidak percaya padaku?"Entah apa yang bermain di benak Hien, hingga meladeni omongan itu. Namun sekejap kemudian, Hien berontak, "Aku tidak percaya! Tuan pastilah mafia! Tuan penjahat!" Hien beralih sikap, ia kembali memukul Jack dengan beringasnya.Bukan hanya itu saja. Hien pun mendaratkan tendangan. Hingga Jack terjengang. "Nona! Hey! Nona! Hentikan!!" Jack cuma mengarahkan tangannya untuk melindungi wajahnya dari amukan Hien yang sudah berdiri. Dengan geramnya. Sampai-sampai lupa bila buah kates California miliknya bergelantungan bebas. "Bajingan! Orang jahat! Aku sudah mengatakan salah orang! Kenapa masih melakukan!" Hien terus nyerocos, meskipun sakit tangannya, tapi ia tidak peduli. "Sudah! Non

    Last Updated : 2023-08-04

Latest chapter

  • BENIH MAFIA MUDA    39

    Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien mena

  • BENIH MAFIA MUDA    39

    Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien menat

  • BENIH MAFIA MUDA    38

    Mobil hitam melaju kencang menembus malam. Di belakang mereka, vila Wang Zhen kini hanya tinggal bayangan, penuh dengan suara sirene dan jeritan. Jack Lee duduk di kursi belakang, menekan luka di bahunya yang terus mengeluarkan darah, tapi matanya tidak lepas dari Hien yang duduk di sampingnya, memeluk putra mereka dengan erat.Hien tidak berbicara sepatah kata pun sejak mereka masuk ke mobil. Wajahnya tegang, matanya penuh kebencian dan ketakutan. Jack tahu, baginya, dia bukan penyelamat—dia masih monster yang menghancurkan hidupnya.“Kita akan pergi ke tempat aman,” kata Jack pelan, mencoba menenangkan suasana.Hien tidak merespons. Dia hanya menatap lurus ke luar jendela, seakan berharap bisa melarikan diri kapan saja.Ming yang mengemudi melirik Jack melalui kaca spion. “Bos, kita punya masalah. Sepertinya ada yang mengikuti kita.”Jack mengangkat kepalanya. “Siapa?”“Dua mobil hitam. Mereka mulai mendekat.”Jack mengumpat pelan. Wang Zhen pasti tidak tinggal diam. Dia pasti sudah

  • BENIH MAFIA MUDA    37

    Suara deru mesin mobil terdengar menggema di sepanjang jalanan sepi menuju vila Wang Zhen. Jack Lee duduk di kursi belakang, matanya menatap lurus ke depan dengan ekspresi dingin. Di sisinya, Ming dan Zhou menunggu perintah."Begitu kita masuk, cari Hien dan anakku. Jangan biarkan mereka dibawa pergi," perintah Jack.Ming mengangguk. "Mengerti, Bos."Jack menghela napas pelan. Pikirannya terus dipenuhi bayangan Hien. Jika saja ia tidak membuat kesalahan lima tahun lalu, mungkin semuanya akan berbeda. Tapi sekarang, dia tidak bisa lagi mundur.---Di Vila Wang ZhenHien berdiri di tepi ranjang, membenahi selimut putranya yang tertidur lelap. Dadanya terasa sesak melihat wajah kecil itu yang begitu mirip dengan Jack Lee.“Apa aku benar-benar harus pergi?” gumamnya dalam hati.Di luar, Wang Zhen tengah berbicara dengan seseorang di telepon. Ekspresinya serius."Pastikan pesawatnya siap dalam satu jam," katanya. "Aku tidak ingin ada kesalahan. Jack Lee bisa datang kapan saja."Setelah men

  • BENIH MAFIA MUDA    36

    Jack Lee menatap langit-langit kamar yang asing baginya. Wajah Hien dan anak mereka terus berputar dalam pikirannya. Ia ingin melihat mereka, ingin memastikan mereka baik-baik saja. Namun, tubuhnya masih lemah, dan ibunya tidak akan membiarkannya pergi begitu saja."Di mana mereka sekarang?" tanya Jack, suaranya parau karena kelelahan.Nyonya Xien menghela napas panjang, lalu menatap putranya dengan sorot tajam. "Mereka aman. Itu yang perlu kau tahu."Jack mengerutkan kening, lalu mencoba bangkit. "Ibu, aku harus menemui mereka. Aku harus bicara dengan Hien dan—""Untuk apa?" potong Nyonya Xien dengan nada dingin. "Untuk meminta maaf? Untuk memohon agar dia menerimamu kembali? Jack, kau pikir semudah itu?"Jack mengepalkan tangannya. "Aku sudah melakukan kesalahan besar. Aku ingin memperbaikinya. Aku ingin bertanggung jawab atas anakku."Nyonya Xien tersenyum miring. "Terlambat, Nak. Dia membencimu. Dan sekarang, dia berada dalam perlindungan Wang Zhen."Mata Jack melebar. "Apa?""Iya

  • BENIH MAFIA MUDA    35

    Jack Lee tak punya waktu untuk berpikir panjang. Ledakan di luar semakin mengguncang rumahnya, membuat kaca-kaca jendela pecah dan debu berterbangan di seluruh ruangan. Hien menjerit sambil memeluk erat anak mereka yang ketakutan.Jack menarik tangan Hien dengan kuat. “Ikut aku! Kita harus keluar dari sini sebelum tempat ini hancur!”Hien menolak. “Tidak! Aku tidak bisa ikut denganmu!”Jack menatapnya tajam. “Ini bukan tentang aku atau kamu. Ini tentang anak kita. Kau ingin dia mati di sini?”Hien menggigit bibirnya, hatinya berkecamuk. Ia membenci pria ini, tapi ia tak bisa membiarkan anaknya mati dalam baku tembak mafia.“Baik, tapi jangan sentuh aku,” ucap Hien dingin.Jack menghela napas dan menarik mereka keluar dari kamar.Di luar, Paman Ming sudah menunggu di lorong dengan beberapa anak buah yang tersisa. “Bos, mobil sudah siap. Tapi mereka mengepung dari dua sisi!”Jack menyumpah dalam hati. Wang Zhen benar-benar ingin menghabisinya malam ini.“Bawa mereka lewat jalur belakang

  • BENIH MAFIA MUDA    34

    Jack Lee menatap langit malam dari balkon kamarnya. Kepulan asap rokok mengepul di udara, samar-samar tertiup angin. Pikirannya masih terpusat pada Hien—wanita yang selama lima tahun ini terus ia cari, dan kini berada dalam rumahnya, tetapi tetap terasa begitu jauh.Saat Jack sedang larut dalam pikirannya, suara langkah kaki terdengar mendekat. Paman Ming muncul dari balik pintu, ekspresinya serius.“Bos, ada perkembangan mengenai musuh kita,” kata Paman Ming.Jack Lee menoleh dengan tatapan tajam. “Wang Zhen?”Paman Ming mengangguk. “Dia semakin aktif. Malam ini, dia terlihat di sebuah klub di distrik barat, melakukan pertemuan dengan salah satu pengedar besar.”Jack mengepalkan tangannya. Wang Zhen, kakak dari Wang Yihan, adalah duri dalam dagingnya. Pria itu telah mengambil alih sebagian wilayahnya dan kini semakin berani menunjukkan taringnya.Namun, sebelum Jack bisa memberikan perintah lebih lanjut, suara kecil memanggilnya dari ambang pintu.“Papa…”Jack menoleh dan melihat put

  • BENIH MAFIA MUDA    34

    Hien duduk di tepi ranjang yang luas, tangannya erat memeluk putranya yang masih tertidur. Ia menatap sekeliling kamar yang begitu mewah, dengan dinding berlapis emas dan lampu kristal bergantung di langit-langit. Segalanya tampak sempurna, tetapi bagi Hien, tempat ini tak ubahnya sebuah penjara.Pintu terbuka, dan Jack Lee melangkah masuk. Tatapan tajamnya mengarah langsung pada Hien, tetapi kali ini ada kelelahan dalam matanya.“Kau sudah makan?” tanyanya datar.Hien mendengus sinis. “Kenapa peduli?”Jack mendekat, duduk di kursi di dekat ranjang. “Kau pikir aku menculik kalian hanya untuk menyiksamu?”“Kau sudah menghancurkan hidupku, Jack,” desis Hien. “Apa lagi yang kau inginkan?”Jack tidak langsung menjawab. Ia menghela napas dan bersandar, menatap langit-langit dengan tatapan kosong. “Aku hanya ingin keluargaku kembali.”Hien terkekeh sinis. “Keluarga? Sejak kapan kau tahu arti kata itu?”Jack menunduk, jemarinya menggenggam kain celana hitamnya dengan erat. “Aku tahu aku tela

  • BENIH MAFIA MUDA    33

    Malam itu, Hien berdiri di jendela apartemennya, memeluk tubuhnya sendiri sambil menatap langit kota yang kelam. Hatinya dipenuhi ketakutan. Setelah lima tahun bersembunyi, Jack Lee akhirnya menemukan mereka.Di tempat tidurnya, bocah kecil itu tidur dengan wajah damai, tidak tahu betapa keras dunia di sekitarnya sedang bertarung untuk dirinya.Aku harus melindunginya.Langkah kaki terdengar dari luar apartemen. Hien meraih pisau kecil yang selalu dia sembunyikan di bawah bantal.Ketukan pelan terdengar di pintu.“Hien, ini aku,” suara Wang Zemin.Hien menghela napas lega dan membuka pintu. Wang Zemin masuk dengan ekspresi tegang.“Kita harus pergi malam ini juga,” katanya tanpa basa-basi. “Jack tidak akan menunggu lama.”Hien menggigit bibirnya. “Aku tidak bisa membiarkan anakku tumbuh tanpa identitas. Aku tidak bisa terus bersembunyi seperti ini.”“Kau ingin menunggu sampai Jack menculik anak itu darimu?” Wang Zemin menatapnya tajam. “Dia akan melakukan apa saja.”Hien menunduk. Dia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status