Home / CEO / BENIH MAFIA MUDA / chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

Share

chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

_______

Asisten Liu menganggukkan kepalanya, "Oke! Oke! Baiklah. Aku percaya,' kata asisten Liu, meskipun dalam hati sangat khawatir. Karena tidak biasanya, Jack meminum minuman beralkohol dengan jumlah banyak.

Tak lama berselang, Jack nyerocos, "Benar kata dunia! Hahaha ! Alkohol bisa menghilangkan semua beban! Hahaha!!" cerocos dan tawa Jack itu terdengar tak terkontrol.

Jelas terlihat Jack sudah sangat mabuk berat. Bahkan meracau sembari berjalan ke sembarang arah, dan sempoyongan. Sementara lima orang bodyguard pun berusaha melindungi Jack.

Hingga nada panggilan telepon seluler cukup keras dari arah handphone milik Jack yang tergeletak di atas meja. Asisten Liu melongokkan kepalanya, berusaha membaca siapa yang melakukan panggilan.

Namun, asisten Liu tak berani menyentuh benda mahal tersebut, dan tak juga berani memberitahukan pada Jack.

Asisten Liu memilih mundur, dan tak lama berselang , giliran handphone dalam saku asisten Liu yang justru berbunyi, tapi tak lantas di dengar oleh Jack yang sudah berada di tepi kaca pembatas ruangannya ini.

Asisten Liu pun cekatan merogoh saku celananya, dan langsung menggeser layar handphone, 'Paman Ming??' batinnya, kemudian langsung menguping, "Ada apa? Bos Jack sedang marah," kata Asisten Liu, mendahului percakapan.

Paman Ming pun langsung menjawab, "Liu! Katakan pada bos Jack. Kami mendapatkan pacarnya ! Dan sudah berada dalam perjalanan menuju ke Zhenzhou."

Zhenzhou adalah sebuah kota terpencil , dan Jack mempunyai sebuah villa di sana.

Asisten Liu pun menjawab, "Ba-Baiklah." Seraya menoleh pada Jack yang masih berdiri mematung menatap tajam ke arah taburan lampu warna-warni di kejauhan sana.

Asisten Liu pun menarik napas panjang, lalu mendekati arah Jack, dan berhenti di belakang pria yang sangat disegani oleh kelompok kejahatan dan para mafia di Cina itu.

"Bos Jack. Paman Ming memberikan kabar. Dia berhasil, dan sudah dalam perjalanan menuju Zhenzhou," ucap asisten Liu.

Mendengar ucapan dari asisten Liu, Jack langsung excited menoleh, "Benarkah?" tanyanya dengan nada pelan.

Asisten Liu pun menjawab singkat, "Ya."

Kemudian Jack pun langsung memberikan perintah, "Ambilkan kunci mobilku!!"

"Aku akan mengantarmu," kata asisten Liu, sebelum melakukan apa yang diminta oleh sang Bos.

"Tidak! Aku tidak butuh sopir pribadi!" bentak Jack, membuat asisten Liu langsung mengunci mulut. Tapi otaknya berselancar liar.

Setelah beberapa menit kemudian, asisten Liu pun sudah kembali dan memberikan kunci kontak mobil milik Jack, "Bos Jack. E'hem, sebaiknya Anda beristirahat. Dan jangan pergi malam ini," saran asisten Liu, masih mencoba memberanikan diri, karena melihat kondisi bos yang mabuk berat.

Jack langsung menyambar kunci yang ada di tangan asisten Liu. Kemudian menyingkirkan Ujung jas yang dikenakannya hingga terlihat pistol terselip di sana, "Hahaha ! Kamu meremehkan kemampuanku? Atau sedang mengkhawatirkan keselamatan ku?? Kamu pikir aku mafia murahan?!!" Seraya menyeringai tipis, Jack bertanya dan penuh intimidasi pada asisten Liu.

Asisten Liu pun langsung mundur, menjauhkan wajahnya dari wajah Jack yang mendekat. Pandangan asisten Liu tertuju pada gagang pistol yang sudah berada di tangan Jack.

"Bukan! A-anda bisa menjaga diri ! Anda bisa menyetir dengan baik. Tapi aku cuma khawatir jika Anda tak mengenali jalur ke Zhenzhou," ralat asisten Liu, dengan wajah sangat ketakutan. hingga tanpa sadar dirinya keceplosan. Padahal tempat itu belum pernah dikunjunginya, tapi itu setahu Jack.

tentu saja ucapan asisten Liu tadi , membuat Jack mengurutkan dahinya, 'Sepertinya dia harus mati,' batin Jack.

Bukan tanpa alasan asisten Liu berkata demikian, karena Jack memang baru satu kali berkunjung ke tempat itu. Dan saat itu selama dalam perjalanan pulang pergi, Jack memilih untuk tidur. Asisten Liu bukanlah sopir Jack, tapi banyak tahu tentang Jack.

Dorr!!

Dorr!!

Ketika terdengar suara letusan pistol beruntun, lima orang bodyguard pun langsung refleks berseru, "Asisten Liu!!" Mereka tidak menyangka, pada akhirnya pria berkepala plontos itu meregang nyawa di ujung peluru milik Jack.

Lima orang bodyguard itu pun langsung menggapai tubuh asisten Liu yang terhuyung-huyung. Mereka menahan tubuh pria tersebut supaya tak terjatuh.

Asisten Liu pun langsung memegangi perutnya, yang sudah bocor akibat ditembus oleh peluru. Jelas terlihat urat pada kedua pelipis pria naas tersebut menonjol, menahan rasa sakit teramat sangat, dan berusaha untuk bicara. Akan tetapi tak mampu menguntai kalimatnya.

Mata asisten Liu menatap ke arah Jack, "Arrgkk. Grogk .... Grogk!" Cuma suara mengerok yang keluar dari mulut asisten Liu, disertai darah muncrat.

Tidak ada wajah prihatin terlihat pada Jack, justru meludahi wajah asisten Liu, "Cuh!"

"Cuh!!"

Asisten Liu masih bisa memalingkan wajahnya, hingga tak tepat sasaran. Lalu berbalik menatap Jack seperti tadi, dan mengerok.

"Kamu pikir aku mabuk hah!" bentak Jack , seraya membulatkan mata, membalas tatapan penuh tanggung jawab dari asisten Liu. Sementara pistol masih berada di tangannya, dan Jack kembali mengarahkan ujung pistolnya.

Dorr!!

"Arrgk!" rintih asisten Liu, sudah antara sadar dan tidak. sementara posisinya masih dipegangi oleh dua orang bodyguard bersebelahan.

Setelah kembali meluapkan kekesalannya pada asisten Liu, Jack pun berbalik badan, siap untuk segera meninggalkan ruangan itu, tentu saja dengan tubuh sempoyongan.

"Ja-jack .... Jangan pergi sendirian," cegah asisten Liu meskipun dalam keadaan sekarat dan bersusah payah dan mulut dan tubuhnya berdarah-darah, tapi tetap berusaha mencegah dengan menyikut dua orang yang memegangi lengannya.

"Minggir!" Jack membentak asisten Liu yang nyaris berhasil menggapai lengannya. Tapi keburu tersungkur.

Namun, asisten Liu tak mau tinggal diam, langsung merangkak, dan merengkuh kaki Jack, dilakukannya agar supaya tak melangkah.

Namun, ulah asisten Liu justru membuat Jack memicingkan matanya, melihat ke arah kakinya.

Kemudian, Jack menunduk, dan pistol yang masih dalam genggamannya pun sudah berada di atas kepala pelontos asisten Liu. Sebelum akhirnya Jack menarik pelatuk pistolnya kembali, Jack berkata, "Saatnya kamu ke neraka!"

Dorrr!!

"Grogk ...! Grogk ...!" Asisten Liu pun hanya bisa mengerok sembari memuntahkan darah segar.

Sementara lima orang kawan asisten Liu hanya bisa mundur beberapa langkah. Membiarkan Jack keluar dari ruangan itu.

Tidak ada yang berani mengikuti langkah Jack, tanpa mendapatkan instruksi, dan tak ada yang berani mengambil tindakan atas keselamatan asisten Liu. Semuanya cuma bisa menatap kepergian kawannya itu ke neraka.

"Bawa tua bangka itu ke kandang serigala! Sebelum ibuku datang!!" teriak Jack, sembari mengayunkan langkahnya dengan cepat.

"Kalian dengar?!!" ulang Jack, meninggikan suaranya , tapi tak lantas berhenti.

Lima orang bodyguard yang mendengar suara Jack menggema pun serempak menjawab, "Siap! Bos!!"

"Katakan juga pada ibuku! Aku tak akan pulang dalam beberapa hari!" lanjut Jack, tanpa menoleh juga.

"Siap! Siap, Bos!!"

Setelah menjawab tanpa beranjak dari posisi berdirinya masing-masing, tampak salah satunya memberanikan diri melongok, melihat Jack yang terus melenggang pergi. Cuma terlihat punggungnya saja.

Rupanya pria tersebut tak mabuk seperti yang dikhawatirkan oleh asisten Liu. Terbukti tak lama berselang terlihat mobil Jack meninggalkan apartemen ini. Melaju dengan kecepatan penuh, semakin menjauh dan semakin menjauh.

Bodyguard yang melihat kepergian Jack pun langsung menuju ke satu ruangan. Tak lama berselang kembali sudah dengan kantung berwarna kuning. Kantung-kantung jenazah itu banyak di dalam sana dan memang dipersiapkan.

"Lekas!" seru pria bertubuh kurus yang baru saja sampai itu, lalu membantu melakukan tugas.

Kemudian mereka pun berbarengan langsung menarik tubuh asisten Liu, juga mengepel lantai yang terdapat noda darah segar yang masih saja keluar dari mulut asisten Liu.

Mereka pun akhirnya berhasil memindahkan tubuh asisten Liu yang masih kejang-kejang itu kedalam kantung jenazah, setelah sebelumnya salah satunya menarik resleting kantong tersebut dengan lincahnya.

Kantong jenazah itu pun kembali ditarik resletingnya, untuk mempermudah mereka membawa tubuh pria gemuk dan berkepala plontos tersebut menunju ke kandang serigala, seperti yang diperintahkan oleh Jack.

Lima menitan kemudian, terdengar suara kepanikan dari salah satunya, "Cepat!"

"Cepat!" ulangnya.

"Ada apa? Kenapa panik?!"

"Sudah ada iring-iringan mobil menuju ke sini!" sambar pria yang ditanyai barusan, lalu mendekat untuk membantu lagi.

"Apa ibunya Jack sudah datang??" selidik salah satunya, dan berlari ke arah jendela untuk memastikan.

"Astaga!!" jerit pria itu, kemudian kembali membantu , dengan wajah penuh kepanikan.

Mereka panik ketika mobil Jack pergi, dan dari arah belakang sana ada deretan sorot lampu mobil mengarah ke apartemen ini. Pria tadi pun bisa memastikan bahwa itu adalah mobil ibunya Jack, membuat mereka sangat panik, meski masih di kejauhan sana.

"Cepat! Jalan pintas saja!" usul salah satunya, untuk mempercepat mereka menyeret kantung jenazah itu menuju kandang serigala dan melemparkan tubuh asisten Liu agar tak meninggalkan bangkai. Apalagi jejak.

Continued .... ✍️Bang JM

____

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wann Exe
Belum paham kenapa jack mbunuh Asisten liu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BENIH MAFIA MUDA    chapter 03 Setelah Satu Nyawa

    Chapter 03 Setelah Satu Nyawa _______Mobil BMW hitam terus melaju dengan kecepatan tinggi. Jack menginjak pedal gas, tak tanggung-tanggung, ditemani tuntunan musik keras.Jack tidak sabar untuk sampai ke kota Zhenzhou. Tampaknya Jack tak berkeberatan dengan keputusan Paman Ming, yang membawa Nona Wang Yihan ke tempat berbeda. Padahal tadi dirinya menunggu di apartemen.Tanpa sepengetahuan Jack , Paman Ming mendapatkan kabar dari Nyonya Xien ibunya Jack. Itulah sebabnya merubah rencana seperti yang diminta oleh Jack. Nyonya Xien ibunya cuma jarang-jarang saja bertandang ke apartemen Jack. Dan ketika akan bertandang selalu memberikan kabar pada Paman Ming.Dan sosok Jack yang semenjak kecil dekat dengan Paman Ming pun sudah menerka, atas keputusan perubahan tempat. Itulah sebabnya patuh - patuh saja pada pria paruh baya tersebut. Dengan sangat antusias, Jack menelusuri jalanan sepi, menuju kota Zhenzhou. Disela kefokusan mengemudi , tiba-tiba Jack mencibir, "Dipikir asisten Liu, aku

  • BENIH MAFIA MUDA    chapter 04 Salah Target

    Chapter 04 Salah Target ------------------Para anak buah Paman Ming pun langsung masuk ke mobilnya masing-masing. Ada empat mobil mewah mengekor di belakang mobil yang ditumpangi oleh Paman Ming.Terhitung ada lima mobil melaju dengan kecepatan penuh meninggalkan klub malam tersebut. Empat mobil itu mengawal Paman Ming, mereka siap siaga dengan pistol di tangan, mengantisipasi sesuatu yang terjadi pada mobil yang membawa target. Mereka menjaganya dengan ekstra. Jangan sampai kepergian mereka dari klub malam tersebut dikuntit oleh musuh. Target Jack adalah Nona Wang Yihan. Dia adalah anak kepala gangster. Sementara Paman Ming justru tak mengetahui bila yang dibawa olehnya bukanlah Nona Wang Yihan.Selama menempuh perjalanan Hien tak sadarkan diri. Padahal perjalanan menuju ke kota Zhenzhou cukuplah lama. Pengaruh obat bius itu membuatnya benar-benar bak mayat hidup.Hingga tubuh Hien pun terdorong kiri dan kanan karena mobil melaju dengan kecepatan luar biasa. Tak bisa dipungk

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 05 Bersama Pria Asing

    Chapter 05 Bersama Pria Asing_______Dengan sangat pelan Jack membaringkan tubuh ramping perempuan yang terkulai lemah di pundaknya. Lalu Jack membuka tali yang mengikat kedua kaki mulus dan jenjang perempuan tersebut. Perempuan itu masih belum juga sadarkan diri, dari efek obat bius yang Paman Ming dan anak buahnya berikan saat membekap lalu menutup kepalanya.Jack terlihat melepaskan kancing kemeja putihnya, pada bagian atas. Kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya. Sebelum akhirnya mendekat ke tepi ranjang, untuk melepaskan ikatan tali pada tangan perempuan tersebut. Jack melakukannya di tengah kamar yang gelap. Sementara itu. Perempuan tersebut hanya terkulai begitu saja, "Uhhh ...." rintihnya, tapi dilakukannya dalam keadaan tak sadar.Jack langsung membuka kantong kain hitam yang menutupi kepala perempuan tersebut. Dan dilemparkannya ke sembarang arah kantong hitam, yang membungkus wajah perempuan tersebut semenjak tadi. "Uhhh ---" keluh perempuan itu lagi, kini tub

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 06 Ranjang Bergoyang

    ⛔Chapter 06 Ranjang Bergoyang ________Jack tidak menghiraukan permintaan Hien. Baginya perempuan di depannya itu adalah nona Wang Yihan. Jadi wajar bila saat ini mendapatkan hukuman darinya. Selama ini ia sudah terlampau sabar. Bahkan membiarkan harga dirinya terinjak-injak. Ia rela demi seorang Wang Yihan."Ja-ja-jangan mendekat!" tekan Hien, kali ini ia memberanikan diri , bahkan sanggup menekan dada bidang di depannya. Agar tetap menjaga jarak.Plak!!Namun satu tamparan telak menyingkirkan tangan Hien. "Auhkh!!" Hien merintih, sembari memegangi pergelangan tangannya yang terasa seperti patah. Sembari meringis ia melakukan gerakan sedemikian rupa, memastikan tak ada cidera dialaminya. Akibat tamparan telak tadi. Jack tidak peduli seberapa Hien memasang wajah ketakutan, atas sikapnya. Ia terus mendekati Hien , hingga tak berjarak. Otomatis membuat tubuh Hien tertahan pada tepi ranjang. "Jangan ...." rintih Hien . Untuk yang sekian puluh kalinya. Ia mencondongkan tubuhnya ke bela

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 07 Tersadar

    Chapter 07 Tersadar Namun Hien tak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya. Ia benar-benar remuk . Dan ditambah lagi efek obat bius yang terlampau banyak, membuatnya kini kembali terbuai kantuk. Meskipun sekuat tenaga menampik rasa kantuk itu, Hien tak mampu. Jack masih terdiam seribu bahasa, bergerak pun tak sanggup dilakukannya. Ia benar-benar susah untuk berdiri, untuk sekedar menarik selimut menutupi tubuh bawahnya pun tak sanggup dilakukannya. Karena perempuan asing masih tidur di lengannya, dan mendengkur dengan begitu lembutnya , ia tak sanggup mengambil tindakan. 'Ini semua salah Paman Ming ,' batin Jack , ingin segera mencari keberadaan pria yang sangat dihormatinya itu, tapi apalah daya. Ia harus mengurungkan terlebih dahulu. Jack memutar otak. Ia memastikan bahwa perempuan ini bukanlah perempuan jalang. Bukan pelacur jalanan yang sengaja diambil oleh Paman Ming . Ia berpikir cerdas, pastilah Paman Ming yang salah mengambil orang, atau dirinya sedang dijebak?'Ini pasti Wang

  • BENIH MAFIA MUDA    capter 08 Tetes terakhir

    Capter 08 Tetes terakhir.__Di tengah kesadaran yang bener belum benar-benar sempurna. Hien yang tadi tersadar dan langsung meneriaki sosok pria asing yang kini berdiri di ambang pintu, tapi belum juga terbuka. Jack yang mendengar itu tak bisa untuk tidak menoleh. Tidak ada waktu untuknya mengelak. Jack langsung berpikir cepat! Kemudian meregangkan leher. Bersamaan dengan itu, terdengar suara gemeretak seperti tulang patah. Setelah itu menoleh pada dinding tempat koleksinya, barulah ia berbalik pada sumber suara. Tampak Hien langsung mengisut, ia mundur. Tidak sanggup beradu pandang dengan mata elang itu. Hien kini bisa melihat Jack dengan mendekat. Desir pada dadanya tak bisa terkontrol. Pria in yang telah merenggut kesuciannya semalaman, hingga beberapa kali. Bahkan masih terasa sesuatu yang masuk tubuhnya. Tentang hangatnya benih yang ditaburkan pada rahimnya. Sontak Hien meraba perutnya. Tak selang berapa lama. Hien tersadar bahwa sepasang mata sipit yang tampak tega

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 09 Masih Perjaka

    Capter 09 Masih Perjaka -----Pintu kamar mandi itu terbuka. Jack justru terpaku. Wajah perempuan yang sudah dimuliakannya dengan sebutan nona, itu kini tampak begitu jelas. Hien berteriak, menatap Jack dengan penuh kebencian."Minggir!" ulang Hien. Memang ia sangat lama berdiam dalam kamar mandi. Ia membersihkan sisa cairan kental yang ditumpahkan Jack pada tubuhnya. Sebelum akhirnya ditanamkan pada rahimnya. Suara keras yang dipaksakan itu justru membuat Jack menggaruk tengkuk. Reaksi atas kegugupannya. Tapi itu cuma sekejap, ketika tubuh mungil itu mengisut ke samping. Jack kembali pada posisinya. Ia ingin berlama-lama dengan ini. "Anda dengar, Tuan?!" Hien tak punya aset untuk keluar, karena kedua tangan Jack menghalanginya, dengan merentang pada kedua sisi. Berpegangan pada kusen. Jack tersenyum datar. Ia tak lantas geming. Meskipun ini kali pertama ia dibentak perempuan, selain ibunya. "Mau apa lagi?!" selidik Hien, entahlah dewa apa yang datang menolongnya, sehingga

  • BENIH MAFIA MUDA    capter 10. Sebuah Tawaran

    Capter 10 . Sebuah Tawaran Ketegangan tadi tiba-tiba saja berganti. Hien menarik tangannya dari genggaman Jack. Kemudian Jack langsung menimpali, setelah kembali berhasil mengengam tangan itu lagi, "Kamu tidak sedang salah dengar, Nona Hien. Aku pun tak salah bicara, sungguh! Apa Nona tidak percaya padaku?"Entah apa yang bermain di benak Hien, hingga meladeni omongan itu. Namun sekejap kemudian, Hien berontak, "Aku tidak percaya! Tuan pastilah mafia! Tuan penjahat!" Hien beralih sikap, ia kembali memukul Jack dengan beringasnya.Bukan hanya itu saja. Hien pun mendaratkan tendangan. Hingga Jack terjengang. "Nona! Hey! Nona! Hentikan!!" Jack cuma mengarahkan tangannya untuk melindungi wajahnya dari amukan Hien yang sudah berdiri. Dengan geramnya. Sampai-sampai lupa bila buah kates California miliknya bergelantungan bebas. "Bajingan! Orang jahat! Aku sudah mengatakan salah orang! Kenapa masih melakukan!" Hien terus nyerocos, meskipun sakit tangannya, tapi ia tidak peduli. "Sudah! Non

Latest chapter

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 29 Meninggalkan Istana Singa Betina

    Chapter 29 Meninggalkan Istana Singa Betina ____Nyonya Xien terlihat terkejut dengan pertanyaan dari Hien Chan. Dia menghampiri foto yang dilihat oleh Hien Chan dan mengelusnya dengan lembut. "Ya, dia adalah suamiku. Dia sudah tiada. Maka nama Lee tak ada yang mewarisi," jawab Nyonya Xien dengan suara sedih. Hien Chan dapat merasakan kesedihan yang mendalam dari wanita tua di depannya. Tampak Hien Chan menggembungkan pipinya, otaknya sudah mengarah pada Jack Lee, pemilik nama yang menodainya. Bahkan hangatnya susu masih seolah membekas kala mengalir lamban di dinding rahimnya. Mata nyonya Xien memerah, lalu mengisut untuk mengambil tissue, disana perempuan itu dengan lekas mengambil obat tetes mata, "Apa mata Anda bermasalah?" tanya Hien Chan."Iya. Mataku bermasalah semenjak menangisi kepergiannya." Nyonya Xien membenarkan dengan isak tersulut.Tentu saja membuat Hien Chan merasa berdosa, lalu meminta maaf karena telah mengorek luka kering. Kemudian dengan lekas mengucapkan bela

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 28 Akting Apik/kecurigaan

    Chapter 28 Akting Apik/ kecurigaan ___Hien Chan menajamkan pendengarannya, "Dasar keponakan tidak tahu diri!!" "Bu---" Jack yang mendengar ibunya ngelantur pun menyela, "Bu! Jangan bilang mabuk lagi?!" tebaknya, belum sadar dengan akting ibunya.Nyonya Xien tak peduli, justru nyerocos dengan geramnya, disertai tangis, "Aku sudah mempercayakan semuanya padanya! Aku akan menarik wasiatku!!""Bu. Apa-apaan??"Nyonya Xien mendesis, "Ibu berakting, tolol. Diam Jack." Setelah itu kembali mengumbar kesedihan dan kekecewaan. "Semenjak kecil kamu ku asuh. Ini balasamu?! Ya Tuhan, kirimkan satu saja orang yang tulus untukku!!""Oke. Oke." Setelah itu Jack diam. Sontak membuat Hien Chan merasakan sebuah rasa takut dan tidak percaya diri saat mendengar suara keras dari Nyonya Xien. Beliau mengulangi dan membuatnya menjadi lebih sedih. Padahal kesedihannya sendiri masih belum beranjak, mendengar suara keras dari perempuan yang meneduhkan tadi membuatnya gemetaran. Ditambah lagi pemilik ruma

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 27. High heels di atas granit

    Capter 27. High heels di atas granit._____"Tidak mungkin!" Hien Chan mengulangi . Kini sudah menangis. Hien Chan sedih dan kebingungan. Dia merasa seperti berada di lorong yang kelam dan buntu. Tidak tahu harus berbuat apa untuk bisa keluar dari rumah ini. 'Bagamana? Apakah aku pasrah akan kembali menjadi korban penculikan?' Hien Chan menanyai batinnya. Apakah dia harus tetap bersembunyi di tempat ini? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya, membuatnya semakin gelisah. Bersama dengan kesedihannya yang sudah beranak pilu.Hien Chan masih terduduk di bawah jendela kaca ini, seraya mencengkram erat gorden satin. Kemudian dengan tubuh lunglai kembali berusaha untuk berdiri dan melihat kembali ke arah klenteng. Namun tak lagi tampak pria-pria itu di sana. Hal itu justru membuatnya semakin panik luar biasa."Jangan-jangan??!" Hien Chan langsung mengucek matanya, menatap tajam ke arah luar jendela kaca. Dia kembali memastikan bahwasanya tak ditinggal di rumah ini sendiria

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 26. Ketika menerima kenyataan.

    Capter 26. Ketika menerima kenyataan.____"Ke-kenapa? Ah, maksudku--" Nyonya Xien mengalihkan pandangannya, perempuan itu teringat bahwasanya tadi keceplosan. Terlanjur mengaku bahwa rumah ini sepi . Dan hanya dirinya seorang. Namun. Dengan tiba-tiba, perasaan grogi dan canggung muncul pada Hien Chan. Ia merasa tidak sopan telah menanyakan hal yang seharusnya sudah dipahami olehnya.'Ah. Jangan-jangan putra nyonya ini sudah meninggal dunia. Ya Tuhan, aku telah membuatnya sedih.' Hien Chan langsung membatin.Namun Nyonya Xien hanya tersenyum kecut, mencoba memainkan ekspresi dan berakting sebaik mungkin. Dia bisa merasakan kesedihan atas rasa ketidaksopanan Hien Chan. Kemudian Nyonya Xien pun segera menjawab, "Ya, aku memiliki seorang putra. Tapi sayangnya dia sudah meninggal dunia."'Ya Tuhan. Jangan sampai putraku menyusul Michael Lee. Jack harus memberiku cucu. Pewaris kekuasaan ku kelak.' Di sela menjawab tadi , Nyonya Xien berbicara dalam hatinya. Dia meralat kebohongannya

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 25. Mendadak ngereplay.

    Capter 25. Mendadak ngereplay.____Tanpa disadari oleh Nyonya Xien bahwa pertanyaan itu tadi membuat kembalinya traumatis akibat pemerkosaan yang dilakukan oleh putranya itu. Rasa traumanya mendadak muncul. Padahal susah payah Hien Chan mencoba tak mengingatnya di sini. Tak bisa dipungkiri olehnya tadi sangat senang, ada orang kaya yang masih berbaik hati padannya. Namun sayangnya. Tanpa lagi mampu Hien Chan untuk menahan. Sekarang otaknya otomatis ngereplay, semua kejadian yang dilakukan oleh Jack . Padahal seharusnya hal itu akan dilakukannya secara sakral , setelah hubungan cintanya resmi di depan para dewa. Menjadi pasangan suami istri dengan sang tunangan. Mirisnya, nasibnya masih saja selalu sial! Kini ekspresi Hien Chan mendadak berubah, atas pertanyaan tadi. Binar pada manik hazel yang tadi terlihat jauh lebih bahagia, kini kembali murung. Lapisan jernih pun nampak siap menggelinding pada sudut mata Hien Chan."Apa aku menyakiti hatimu dengan pertanyaanku?? "Hien Chan menggel

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 24 Mendadak ambyar

    Capter 24 Mendadak ambyar_____Sangking terkejutnya Hien Chan langsung mengucek matanya . Ketika melihat pemilik rumah ini. Dia adalah Nyonya Xien, yang sudah dengan dandanan seperti Nyonya rumah biasanya. Stylish-nya sangat jauh berbeda, tapi tak lantas membuatnya terlihat seperti perempuan biasa."Nyonya----" Bibi Hio beserta para asisten lainnya langsung menoleh. Lalu serempak membungkukkan badan. Tapi--- mereka tak melanjutkan ucapan, karena teringat akan perkataan Nyonya rumah ini, sebelum Hien Chan sadarkan diri.Memang. Nyonya Xien--- sudah memberitahukan pada Bibi Hio, untuk tak berlaku hormat seperti biasanya, jika Nona Hien Chan sudah sadarkan diri. Dan asisten rumah tangga itu pun paham. Mereka sudah ditrining. Tapi tetap saja terlihat kaku. Dan itupun dilihat oleh Hien Chan.Saat melihat gadis malang itu kebingungan. Nyonya Xien pun langsung memerintahkan para asisten rumah tangganya untuk mempersiapkan makanan."Ta-tapi . Nona ini belum memesan makanan pada k

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 23. Ini bukanlah mimpi.

    Capter 23. Ini bukanlah mimpi._____"Huff---" Nyonya Xien bernapas lega. Ketika tidak ada sosok yang dinanti olehnya keluar. Rupanya itu hanya kekhawatirannya yang berlebihan saja. Hingga hendle itu seperti dimainkan. Namun, kembali Nyonya Xien tersentak ketika daun pintu itu sedikit terbuka. Tapi tak berapa lama justru membuat Nyonya Xien mendesis, "Huufff. Sialan." Meong! Meong! Meong! 'Ada-ada saja,' batin Nyonya Xien yang terlihat grogi. Meskipun sudah mempersiapkan diri sematang mungkin. Untuk akting yang natural. Kemudian Nyonya Xien pun menyambut kedatangan kucing jenis anggora kesayangannya."Diam." Nyonya Xien membisik pada kucing, lalu buru-buru meninggalkan area itu, karena takut Nona Hien Chan terganggu oleh suara kucing miliknya yang terus mengeong seakan ingin mempertanyakan, siapa gerangan yang berada di dalam kamar itu , karena masih asing untuknya.Sementara itu di dalam kamar yang hangat tersebut.Hien Chan masih meringkuk dibawah selimut tebal yang

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 22. Saat Itu

    Capter 22Saat Itu ______Nona Hien Chan terkulai dan terus meracau, dengan kata-kata serupa. Membuat beberapa kali anak buah Paman Ming harus menoleh ke belakang. Meskipun tadi sudah diancam oleh Paman Ming , agar tidak memperhatikan, atau mata mereka akan dicongkel . Namun , racau yang keluar dari mulut Hien Chan membuat mereka khawatir , bilamana perempuan cantik itu akan sadarkan dan, lalu berontak.Namun kekhawatiran anak buah Paman Ming tidak terjadi . Karena hingga mobil memasuki gerbang , perempuan cantik itu tak kunjung terlihat sadarkan diri. Masih dengan tubuh menggigil dan meracau. Akibat kesedihan yang sangat mendalam. Atas kehilangan semuanya, mendadak."Aku tidak membohongimu.""Pao. Aku tidak seperti yang kamu pikirkan.""Jack. Kamu telah menghancurkan hidupku." ****Setelah kejadian naas itu. Nona Hien Chan memutuskan untuk kembali ke pemukiman kumuh itu. Ada satu rumah yang dituju olehnya. Memang Nona Hien Chan benar-benar berada di pemukiman kumuh ini.

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 21 Target Dalam Kamar

    Capter 21. Target Dalam Kamar _____Paman Ming memilih menunggu di samping pintu dan sesekali melongokkan kepalanya, mengamati sekitarnya . Meskipun tidak mungkin ada orang yang berani keluar, mengingat cuaca sangat ekstrem . Jika tak biasa, bisa saja muntah darah. Tapi Paman Ming tetap berjaga-jaga.Namun, beberapa saat kemudian, 'Siapa yang keluar di tengah badai seperti ini??' Paman Ming bicara sendiri , tapi hanya dalam batin. Benar saja , setelah Paman Ming membulatkan matanya , mencoba menelaah apa yang dilihatnya . Benar! Ada orang yang berani keluar dari dalam rumah. Namun Paman Ming terdiam. Dan memilih menutup daun pintu, ketika seseorang dibalik mantel itu sebentar akan melintasi tempatnya berdiri. Dengan sangat hati-hati Paman Ming menutup daun pintu.Kemudian Paman Ming buru-buru menyusul para anak buahnya yang masuk ke dalam kamar .Sesampainya, Paman Ming mengarahkan satu jarinya. Saat para anak buahnya langsung menoleh, "Hussszzzt ...." Agar tak ada keributan yang dit

DMCA.com Protection Status