Home / CEO / BENIH MAFIA MUDA / Chapter 05 Bersama Pria Asing

Share

Chapter 05 Bersama Pria Asing

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Chapter 05 Bersama Pria Asing

_______

Dengan sangat pelan Jack membaringkan tubuh ramping perempuan yang terkulai lemah di pundaknya.

Lalu Jack membuka tali yang mengikat kedua kaki mulus dan jenjang perempuan tersebut. Perempuan itu masih belum juga sadarkan diri, dari efek obat bius yang Paman Ming dan anak buahnya berikan saat membekap lalu menutup kepalanya.

Jack terlihat melepaskan kancing kemeja putihnya, pada bagian atas. Kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya. Sebelum akhirnya mendekat ke tepi ranjang, untuk melepaskan ikatan tali pada tangan perempuan tersebut. Jack melakukannya di tengah kamar yang gelap.

Sementara itu. Perempuan tersebut hanya terkulai begitu saja, "Uhhh ...." rintihnya, tapi dilakukannya dalam keadaan tak sadar.

Jack langsung membuka kantong kain hitam yang menutupi kepala perempuan tersebut. Dan dilemparkannya ke sembarang arah kantong hitam, yang membungkus wajah perempuan tersebut semenjak tadi.

"Uhhh ---" keluh perempuan itu lagi, kini tubuhnya sembari menggeliat, dan satu kakinya terangkat , bergantian dan dengan high heels masih melekat.

Dalam gelapnya kamar tersebut, Jack terlihat menelan saliva, melihat tubuh seksi itu di atas ranjangnya. Ini kali pertama bagi Jack, bersama perempuan dalam keadaan seperti ini.

Kemudian Jack mundur, dan terhenti di tepi meja yang ada di kamar tersebut. Kemudian Jack menuang air pada gelas berkaki panjang, lalu membawa gelas itu mendekati tepi ranjang.

Jack mencipratkan air tersebut pada wajah perempuan yang ada di atas ranjangnya tersebut, menggunakan air tadi . Hingga beberapa kali Jack melakukannya, dan membuat perempuan tersebut merintih seperti tadi, tapi tak lantas berbicara apapun.

Kemudian Jack merogoh saku celananya, dan mengambil lintingan ganja miliknya. Lalu menyelipkan pada bibir tipisnya. Jack menghisap dalam-dalam lintingan ganja tersebut, sembari duduk di depan ranjang setelah sebelumnya menarik kursi yang ada di sudut ruangan tersebut. Jack menunggu sampai perempuan yang ada di atas ranjang tersebut siuman, sembari sesekali melirik pada arloji yang melingkar di tangannya.

"Masih lama," kata Jack, kemudian berdiri lalu meninggalkan tepi ranjang tersebut.

Jack mengambil satu botol Whiskey yang sudah berjajar di atas meja, lalu membawa menepi pada pembatas kamar yang dominan kaca, tentunya kaca anti peluru.

Jack menyingkirkan tirai yang menutupi kaca tersebut. Srat! Sret!! Karena itu justru menghalangi pandangannya tertuju pada halaman villa ini, tempat di mana para anak buahnya berjalan mondar-mandir menjaga keamanan tempat tersebut.

Sembari terus menyedot lintingan ganja, dan menenggak Whiskey, Jack memerhatikan para anak buahnya diluar sana. Setelah cukup lama, kemudian Jack menoleh setelah kembali melihat arlojinya, lalu Jack mengulum senyum kecut, tapi tak lantas mendekati ranjang.

Setelah cukup lama, perempuan tersebut pun akhirnya terbangun, sesuai prediksi Jack, "Uh--" Keluh perempuan itu, tapi sangat lirih.

Jack pun mendengar suara keluar dari bibir perempuan yang belum diketahuinya bahwa itu bukanlah Nona Wang Yihan---melainkan Hien Chan.

'Di mana ini??' batin Hien, ketika mendapati dirinya sudah berada di sebuah kamar yang gelap.

Namun ketika akan bangun, Hien merasakan keadaannya sangat lemah. Jangankan untuk berdiri, menggeliat pun sangat susah dilakukannya.

Hien berusaha untuk mengenali ruangan ini. Tapi tidak ada yang bisa ditangkap oleh sepasang manik hazzel milik Hien saat ini. Kecuali hanya kelip pada ujung lintingan ganja dari celah bibir tipis Jack, dalam ruangan yang gulita itu. Dan kemeja putih, tapi tetap saja samar tertangkap olehnya.

Tanpa sepengetahuan Hien, sepasang mata sipit dan tajam tertuju padanya, Jack meletakkan botol Whiskey yang sudah kosong, malam yang sangat dingin ini tak mampu diusir dengan minuman beralkohol yang sudah ditenggaknya, membuat Jack mendekap erat tubuhnya, kemudian berbalik badan, menghadap ke arah ranjang itu, dengan lintingan ganja masih terselip.

Asap ganja itu pun mengepul pada ruangan tersebut. Jack sudah tiga kali menyalakan lintingan ganja, dan itu membuat Hien kembali mual, "Huuekk! Huuekk!" Sembari meremas perutnya, dan berusaha untuk duduk.

Akan tetapi , Hien belum juga mampu melakukannya, hingga Hien cuma bisa meringkuk di atas ranjang empuk itu, sementara perutnya kembali terasa mual, seperti ketika di klub malam tadi.

'Kenapa aku diatas ranjang??' batin Hien, matanya menatap langit kamar tersebut, sementara kedua tangannya meraba-raba, memastikan bahwa dirinya tidak salah mengira.

Hien bertanya-tanya. Juga menerka-nerka dan mencoba menghubungkan dengan apa yang dialaminya saat di klub malam tadi. Spontan, ketakutan mulai menghampiri Hien.

'Apa aku diculik Mafia??' batin Hien, dan bisa memastikan bahwa dirinya adalah korban penculikan.

Hien pun meraba kepalanya, yang terasa sangat berat, dan pusing. Meskipun demikian, Hien berusaha untuk bangun, dan akhirnya berhasil duduk pada tepi ranjang.

Akhirnya, setelah bersusah payah kaki jenjang Hien pun menyentuh lantai, dengan meraba-raba dinding, Hien berusaha untuk menemukan saklar lampu. Itu tujuannya supaya mendapatkan jawaban atas dugaannya ini. Dan bisa mencari keberadaan kamar mandi, untuk memuntahkan isi perutnya.

Akan tetapi, ketika saklar lampu ditemukan. Ketika lampu terang, sungguh Hien terkejut! Melihat dalam kamar ini ada seseorang. Dan tanpa sepengetahuannya pria bertubuh sixpack itu sedari tadi dalam kamar tersebut, dan sedang menatapnya tajam, penuh dengan kemarahan.

Meskipun kamar sudah terang, tapi saat ini pandangan Hien masih buram. Sangking buramnya, Hien berulang kali mengucek matanya bergantian, meskipun tetap saja samar. Akan tetapi , dengan adanya lampu, cukuplah membantu Hien melihat sosok disana adalah seorang pria yang asing baginya.

"Siapa kamu??" tanya Hien, sembari berpegangan pada dinding, atau bisa-bisa tubuhnya jatuh tersungkur, karena kepalanya masih nyut-nyutan.

Tak ada jawaban dari bibir Jack yang masih terselip lintingan ganja. Jack justru berjalan. Pyarr , tapi tanpa sengaja kaki Jack justru menendang botol Whiskey, dan jelas saja membuat Hien sadar, bahwa dugaannya benar. Ditambah lagi, Jack justru menutup pintu yang tadi masih dibiarkan terbuka, lalu menguncinya dengan sempurna.

Kemudian Jack menjatuhkan lintingan ganja yang terselip pada bibirnya, lalu menginjak-injak dengan sadisnya. Dan hal itu membuat Hien semakin kebingungan dengan ini semua, dan refleks mundur beberapa langkah,saat Jack mendekatinya dengan langkah pelan. Ditambah lagi, ekspresi Jack membuat tubuh ramping Hien gemetaran dengan sendirinya, menahan ketakutan luar biasa.

Dalam sekejap, Hien berusaha menghindar, ketika Jack sudah didepannya, "Si-siapa kamu?" tanya Hien dengan suara pelan dan gemetaran, wajahnya pun berpaling.

Tak ada jawaban atas pertanyaan tadi, Jack cuma menggeleng seraya melonggarkan kerah kemejanya. Hien melirik pada pria yang membisu didepannya, "A-apa kamu yang tadi menculik 'ku?!" tegas Hien, meskipun terbata-bata, tapi nohta suaranya terdengar keras, dan memberanikan diri untuk menatap mata tajam didepannya.

Pertanyaan Hien justru membuat Jack mengurutkan keningnya, lalu tertawa-tawa , "Haha! Hahaha!" Seraya mendongak menatap langit kamarnya, lalu tawa itu terhenti, Jack kembali ke meja yang tak jauh dari tubuh Hien bersandar pada dinding.

Sepasang manik hazzel milik Hien pun mengikuti gerakan Jack berada. Jack kembali membuka botol Whiskey, lalu kembali sambil meneguk Whiskey yang ada di genggamannya.

Cuma satu kali tengguk, isi Whiskey tandas, lalu Jack melempar botol itu ke sudut ruangan.

Pyarr!! Suara botol pecah membuat jantung Hien kembali senam erotis, dan berdegup sangat kencang.

Ditambah lagi, Jack kembali mendekati, dan semakin mendekatinya. "Tuan! Tolong .... lepaskan aku .... Kita tidak pernah punya masalah! A-a-aku tidak terlibat apapun," kata Hien, sadar bahwa sosok didepannya pastilah seorang mafia, terlihat dari gestur tubuhnya, pun ruangan mewah ini. Dan juga penampilannya.

Plak! Plak!

Tak ada jawaban dari bibir Jack, justru tamparan beruntun diberikannya pada perempuan yang sok tak merasa bersalah didepannya ini. Dan dua tamparan mendarat sempurna di wajah Hien , hingga pemilik tubuh ramping itu terjatuh di atas ranjang.

"Auhkh!"

"Auhkh!" keluh Hien tadi, sembari memegangi rahang.

Jack yang sudah dari tadi memilih diam pun akhirnya angkat bicara, "Tidak punya masalah katamu??!!"

"Hahaha! Hahaha!" sambung Jack dengan kelakar dan tawa menggema.

Hien berusaha untuk duduk, lalu mendongakkan kepalanya menatap Jack yang bertubuh tinggi yang sudah didepannya, "Hentikan tawamu, Tuan! Tolong jelaskan kepadaku! Sepertinya Anda salah orang!" mohon Hien, seraya membenahi gaun yang sangat seksi dikenakannya. Terlalu mengespos bagian dada, dan area pahanya, dan itu membuat Hien tak nyaman atas tatapan Jack.

"Aku tidak pernah punya masalah dengan orang seperti Anda .... Tuan!" lanjut Hien, berusaha untuk menjelaskan, hingga rasa mual dan pening kini tak lagi dirasakannya.

Jack memilin senyuman aneh, "Seharusnya kita memang tidak pernah punya masalah," jawabnya dengan suara datar.

Hien berusaha untuk mencerna, tak bisa dipungkiri bahwa suara Jack menggetarkan jantungnya.

"Tapi kamu terus berbuat masalah, Wang! Kamu yang mematik api, sehingga aku muak!" tegas Jack sembari mencengkeram kuat dagu Hien dengan tatapan penuh kebencian.

'Wang??' batin Hien.

Kemudian Hien pun pun menjawab, "Tapi aku tidak mengenalmu, Tuan! Mana mungkin aku mematikan api kemarahanmu??"

Mendengar Hien melakukan pembelaan, justru membuat Jack marah.

Plak!!

Satu tamparan kembali mendarat telak lagi, "Auhkh!!" keluh Hien, sembari meraba rahangnya yang terasa begitu memanas, akibat tamparan barusan. Kemudian menoleh seraya menyingkirkan rambutnya berhamburan ketika mendapatkan tamparan kembali.

Sembari menahan tangisannya , Hien membalas tatapan kemarahan Jack, "Kau tidak mengenalku?"

Hien cuma mengangguk atas pertanyaan dari Jack barusan, "Hebat sekali! " lanjut Jack, semakin marah, seraya menarik pinggul Hien, lalu mencengkeram erat lengan perempuan seksi tersebut.

Hien cuma bisa membisu mengunci rapat mulutnya, "Setelah sekian lama kamu mempermainkan aku! Mengambil banyak uang dariku! Menerima hadiah dariku! Justru kamu bersenang senang dengan pria lain!!" lanjut Jack, semakin marah atas sikap Nona Wang Yihan, tapi itu pikirnya, "Cuhh!!" Jack membuang ludah ke samping, muak atas akting Nona Wang Yihan yang terlihat sangat-sangat natural.

Aroma alkohol dari Whiskey dan Baijiu tercium oleh Hiean, dan kombinasi itu membuat perut Hien kembali akan muntah, kala napas Jack menerpa wajahnya.

Diam, Hien masih memilih diam dan mengikuti pembicaraan yang tak nyambung dengan pikirannya, ditambah lagi ketika Jack melanjutkan amarahnya, "Bahkan pergi dengan memakai gaun hadiah dariku! Murahan ---- !!" olok Jack , lalu kembali memalingkan wajahnya setelah bicara, "Cuhh!!"

'Gaun darinya??' batin Hien.

"Tu-tuan ...!" Tapi terhenti, Hien tak punya kesempatan untuk melanjutkan ucapannya barusan, karena Jack melanjutkan amarahnya, "Untuk berkencan dengan pria lain!!"

"Dasar Sampah!"lanjut Jack, sembari mengentakkan kasar cengkraman tangannya di lengan Hien.

Entakan kasar dari Jack tadi membuat tubuh ramping Hien terhuyung, tapi Jack buru-buru kembali menyambar lengan perempuan tersebut. Ketika tubuh Hien kembali ke dalam dekapan Jack , Hien pun buru-buru merapikan gaunnya yang terkoyak.

Akan tetapi, justru Jack menarik secara brutal gaun yang dikenakan oleh Hien, hingga robek. Dan Hien yang spontan mengelak, justru membuat gaunnya terlepas.

" Oh Lord! No!! " pekik Hien sungguh sangat ketakutan atas sikap pria yang masih asing dilihatnya tersebut.

Hien mengayunkan langkah mundur, dan menyembunyikan tubuhnya dengan melipat tangannya, untuk menutupi dadanya yang terpampang nyata tanpa bra. Padahal seingatnya sebelum masuk ke toilet klub malam tadi, dirinya memakai bra tapi ketika pakaian yang dikenakannya sudah berubah menjadi gaun, bra itu pun lepas, raib entah pergi ke mana.

"Tuan .... Ja-jangan mendekati aku," mohon Hien, dengan sangat.

Continued .... Bang JM ✍️

Related chapters

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 06 Ranjang Bergoyang

    ⛔Chapter 06 Ranjang Bergoyang ________Jack tidak menghiraukan permintaan Hien. Baginya perempuan di depannya itu adalah nona Wang Yihan. Jadi wajar bila saat ini mendapatkan hukuman darinya. Selama ini ia sudah terlampau sabar. Bahkan membiarkan harga dirinya terinjak-injak. Ia rela demi seorang Wang Yihan."Ja-ja-jangan mendekat!" tekan Hien, kali ini ia memberanikan diri , bahkan sanggup menekan dada bidang di depannya. Agar tetap menjaga jarak.Plak!!Namun satu tamparan telak menyingkirkan tangan Hien. "Auhkh!!" Hien merintih, sembari memegangi pergelangan tangannya yang terasa seperti patah. Sembari meringis ia melakukan gerakan sedemikian rupa, memastikan tak ada cidera dialaminya. Akibat tamparan telak tadi. Jack tidak peduli seberapa Hien memasang wajah ketakutan, atas sikapnya. Ia terus mendekati Hien , hingga tak berjarak. Otomatis membuat tubuh Hien tertahan pada tepi ranjang. "Jangan ...." rintih Hien . Untuk yang sekian puluh kalinya. Ia mencondongkan tubuhnya ke bela

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 07 Tersadar

    Chapter 07 Tersadar Namun Hien tak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya. Ia benar-benar remuk . Dan ditambah lagi efek obat bius yang terlampau banyak, membuatnya kini kembali terbuai kantuk. Meskipun sekuat tenaga menampik rasa kantuk itu, Hien tak mampu. Jack masih terdiam seribu bahasa, bergerak pun tak sanggup dilakukannya. Ia benar-benar susah untuk berdiri, untuk sekedar menarik selimut menutupi tubuh bawahnya pun tak sanggup dilakukannya. Karena perempuan asing masih tidur di lengannya, dan mendengkur dengan begitu lembutnya , ia tak sanggup mengambil tindakan. 'Ini semua salah Paman Ming ,' batin Jack , ingin segera mencari keberadaan pria yang sangat dihormatinya itu, tapi apalah daya. Ia harus mengurungkan terlebih dahulu. Jack memutar otak. Ia memastikan bahwa perempuan ini bukanlah perempuan jalang. Bukan pelacur jalanan yang sengaja diambil oleh Paman Ming . Ia berpikir cerdas, pastilah Paman Ming yang salah mengambil orang, atau dirinya sedang dijebak?'Ini pasti Wang

  • BENIH MAFIA MUDA    capter 08 Tetes terakhir

    Capter 08 Tetes terakhir.__Di tengah kesadaran yang bener belum benar-benar sempurna. Hien yang tadi tersadar dan langsung meneriaki sosok pria asing yang kini berdiri di ambang pintu, tapi belum juga terbuka. Jack yang mendengar itu tak bisa untuk tidak menoleh. Tidak ada waktu untuknya mengelak. Jack langsung berpikir cepat! Kemudian meregangkan leher. Bersamaan dengan itu, terdengar suara gemeretak seperti tulang patah. Setelah itu menoleh pada dinding tempat koleksinya, barulah ia berbalik pada sumber suara. Tampak Hien langsung mengisut, ia mundur. Tidak sanggup beradu pandang dengan mata elang itu. Hien kini bisa melihat Jack dengan mendekat. Desir pada dadanya tak bisa terkontrol. Pria in yang telah merenggut kesuciannya semalaman, hingga beberapa kali. Bahkan masih terasa sesuatu yang masuk tubuhnya. Tentang hangatnya benih yang ditaburkan pada rahimnya. Sontak Hien meraba perutnya. Tak selang berapa lama. Hien tersadar bahwa sepasang mata sipit yang tampak tega

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 09 Masih Perjaka

    Capter 09 Masih Perjaka -----Pintu kamar mandi itu terbuka. Jack justru terpaku. Wajah perempuan yang sudah dimuliakannya dengan sebutan nona, itu kini tampak begitu jelas. Hien berteriak, menatap Jack dengan penuh kebencian."Minggir!" ulang Hien. Memang ia sangat lama berdiam dalam kamar mandi. Ia membersihkan sisa cairan kental yang ditumpahkan Jack pada tubuhnya. Sebelum akhirnya ditanamkan pada rahimnya. Suara keras yang dipaksakan itu justru membuat Jack menggaruk tengkuk. Reaksi atas kegugupannya. Tapi itu cuma sekejap, ketika tubuh mungil itu mengisut ke samping. Jack kembali pada posisinya. Ia ingin berlama-lama dengan ini. "Anda dengar, Tuan?!" Hien tak punya aset untuk keluar, karena kedua tangan Jack menghalanginya, dengan merentang pada kedua sisi. Berpegangan pada kusen. Jack tersenyum datar. Ia tak lantas geming. Meskipun ini kali pertama ia dibentak perempuan, selain ibunya. "Mau apa lagi?!" selidik Hien, entahlah dewa apa yang datang menolongnya, sehingga

  • BENIH MAFIA MUDA    capter 10. Sebuah Tawaran

    Capter 10 . Sebuah Tawaran Ketegangan tadi tiba-tiba saja berganti. Hien menarik tangannya dari genggaman Jack. Kemudian Jack langsung menimpali, setelah kembali berhasil mengengam tangan itu lagi, "Kamu tidak sedang salah dengar, Nona Hien. Aku pun tak salah bicara, sungguh! Apa Nona tidak percaya padaku?"Entah apa yang bermain di benak Hien, hingga meladeni omongan itu. Namun sekejap kemudian, Hien berontak, "Aku tidak percaya! Tuan pastilah mafia! Tuan penjahat!" Hien beralih sikap, ia kembali memukul Jack dengan beringasnya.Bukan hanya itu saja. Hien pun mendaratkan tendangan. Hingga Jack terjengang. "Nona! Hey! Nona! Hentikan!!" Jack cuma mengarahkan tangannya untuk melindungi wajahnya dari amukan Hien yang sudah berdiri. Dengan geramnya. Sampai-sampai lupa bila buah kates California miliknya bergelantungan bebas. "Bajingan! Orang jahat! Aku sudah mengatakan salah orang! Kenapa masih melakukan!" Hien terus nyerocos, meskipun sakit tangannya, tapi ia tidak peduli. "Sudah! Non

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 11. Mencongkel Biji Mata

    Capter 11 . Mencongkel Biji Mata.___Paman Ming langsung bertanya, "Bos Jack! Ada apa?!" Dengan gimik serius paman Ming menguping handphone. Bahkan sepasang mata sipitnya langsung mendongak, jelas dilihatnya Jack berdiri diatas sana. Dan memandang lepas ke arahnya berdiri sekarang."Antarkan perempuan itu! Dan pastikan dia selamat. Setelah itu , temui aku! Ajak serta para anak buahmu yang ikut dalam misi semalam!!" Atas kesalahannya Paman Ming pun menjawab terbata."Ba-Baik, Bos Jack!""Dan pastikan jangan ada yang berani menatap perempuan itu! Bila melanggar, aku akan mencongkel biji matanya satu persatu!!"Kembali Paman Ming menjawab dengan terbata, "Ba-Baik Bos Jack, aku akan pastikan itu!"Paman Ming sangat paham , Jack tidak hanya membual semata. Kemudian Paman Ming langsung memberikan kode pada anak buahnya. Yang dari semalam mondar-mandir di tempat ini, tanpa tidur barang sedikit pun.Kemudian Paman Ming pun langsung berseru, "Siapkan mobilnya!!" "Siap! Paman Ming!!"

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 12 Letusan Pistol

    Capter 12 . Letusan Pistol ****Pagi ini. Setelah semalam langsung memutuskan untuk meninggalkan Kota Zhenzhou. Kota di mana kejadian itu berlangsung. Tampak Jack Lee sudah berada di ruangan kebesarannya. Hujan salju masih terus berlangsung di seluruh kota Cina. Membuat orang lebih banyak berada di dalam rumah. Menikmati musim dingin bersama keluarga tercinta. Atau kekasih.Akan tetapi Jack justru masih termangu. Duduk dengan wajah kacau. Bahkan terlihat berulang kali menjambak rambut sendiri. Sembari mendesis dengan kata-kata penuh sesal. Kata sesal serupa. Yang entah berapa ratus kali keluar dari bibirnya.Ruangan itu begitu hening. Tidak ada gelas berkaki panjang menemaninya. Apalagi deretan botol Baijiu.Namun Jack Lee tidak sedang menyendiri di ruangan kebesarannya tersebut. Melainkan ada Paman Ming . Namun ada pemandangan berbeda untuk kali ini. Paman Ming sedang berlutut di hadapan Jack. Tampak paman Ming menunduk. Matanya berkaca-kaca. Urat besar pada kedua pelipis yang m

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 13 She-wolf (serigala betina)

    Capter 13 She-wolf (serigala betina)-----Spontan Paman Ming menjauhkan tubuh Jack. Ia menatap tajam, bahkan matanya yang sipit tampak jelas membulat. Namun, justru Jack tersenyum tipis melihat ekspresi Paman Ming."Jack! Aku berharap kamu sedang meracau!" Dengan santainya Jack menyadarkan paman Ming, "Aku .... Sungguh-sungguh, Paman." Mendengar ucapan Jack, paman Ming menjatuhkan tubuhnya pada kursi. Ia menyingkirkan ujung jasnya. Masih tak yakin dengan keputusan Jack. Sungguh sangat kejam. Tanpa balas budi.Kini posisi keduanya sudah berhadapan. Terpisahkan meja. "Jack! Apa kamu ingin menambah dosaku? Lalu akan berapa kali lipat setelah salah menculik!" Paman Ming tetap tidak mau melakukan itu. Paman Ming sadar dan kesalahan para anak buahnya bukanlah mutlak kesalahan mereka sendiri. Melainkan ada kecerobohannya juga. Hingga pada akhirnya berlanjut pada pemerkosaan yang dilakukan oleh Jack.Akan tetapi, Jack masih pada pendiriannya. Sembari memainkan kepulan asap dari lintin

Latest chapter

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 29 Meninggalkan Istana Singa Betina

    Chapter 29 Meninggalkan Istana Singa Betina ____Nyonya Xien terlihat terkejut dengan pertanyaan dari Hien Chan. Dia menghampiri foto yang dilihat oleh Hien Chan dan mengelusnya dengan lembut. "Ya, dia adalah suamiku. Dia sudah tiada. Maka nama Lee tak ada yang mewarisi," jawab Nyonya Xien dengan suara sedih. Hien Chan dapat merasakan kesedihan yang mendalam dari wanita tua di depannya. Tampak Hien Chan menggembungkan pipinya, otaknya sudah mengarah pada Jack Lee, pemilik nama yang menodainya. Bahkan hangatnya susu masih seolah membekas kala mengalir lamban di dinding rahimnya. Mata nyonya Xien memerah, lalu mengisut untuk mengambil tissue, disana perempuan itu dengan lekas mengambil obat tetes mata, "Apa mata Anda bermasalah?" tanya Hien Chan."Iya. Mataku bermasalah semenjak menangisi kepergiannya." Nyonya Xien membenarkan dengan isak tersulut.Tentu saja membuat Hien Chan merasa berdosa, lalu meminta maaf karena telah mengorek luka kering. Kemudian dengan lekas mengucapkan bela

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 28 Akting Apik/kecurigaan

    Chapter 28 Akting Apik/ kecurigaan ___Hien Chan menajamkan pendengarannya, "Dasar keponakan tidak tahu diri!!" "Bu---" Jack yang mendengar ibunya ngelantur pun menyela, "Bu! Jangan bilang mabuk lagi?!" tebaknya, belum sadar dengan akting ibunya.Nyonya Xien tak peduli, justru nyerocos dengan geramnya, disertai tangis, "Aku sudah mempercayakan semuanya padanya! Aku akan menarik wasiatku!!""Bu. Apa-apaan??"Nyonya Xien mendesis, "Ibu berakting, tolol. Diam Jack." Setelah itu kembali mengumbar kesedihan dan kekecewaan. "Semenjak kecil kamu ku asuh. Ini balasamu?! Ya Tuhan, kirimkan satu saja orang yang tulus untukku!!""Oke. Oke." Setelah itu Jack diam. Sontak membuat Hien Chan merasakan sebuah rasa takut dan tidak percaya diri saat mendengar suara keras dari Nyonya Xien. Beliau mengulangi dan membuatnya menjadi lebih sedih. Padahal kesedihannya sendiri masih belum beranjak, mendengar suara keras dari perempuan yang meneduhkan tadi membuatnya gemetaran. Ditambah lagi pemilik ruma

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 27. High heels di atas granit

    Capter 27. High heels di atas granit._____"Tidak mungkin!" Hien Chan mengulangi . Kini sudah menangis. Hien Chan sedih dan kebingungan. Dia merasa seperti berada di lorong yang kelam dan buntu. Tidak tahu harus berbuat apa untuk bisa keluar dari rumah ini. 'Bagamana? Apakah aku pasrah akan kembali menjadi korban penculikan?' Hien Chan menanyai batinnya. Apakah dia harus tetap bersembunyi di tempat ini? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya, membuatnya semakin gelisah. Bersama dengan kesedihannya yang sudah beranak pilu.Hien Chan masih terduduk di bawah jendela kaca ini, seraya mencengkram erat gorden satin. Kemudian dengan tubuh lunglai kembali berusaha untuk berdiri dan melihat kembali ke arah klenteng. Namun tak lagi tampak pria-pria itu di sana. Hal itu justru membuatnya semakin panik luar biasa."Jangan-jangan??!" Hien Chan langsung mengucek matanya, menatap tajam ke arah luar jendela kaca. Dia kembali memastikan bahwasanya tak ditinggal di rumah ini sendiria

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 26. Ketika menerima kenyataan.

    Capter 26. Ketika menerima kenyataan.____"Ke-kenapa? Ah, maksudku--" Nyonya Xien mengalihkan pandangannya, perempuan itu teringat bahwasanya tadi keceplosan. Terlanjur mengaku bahwa rumah ini sepi . Dan hanya dirinya seorang. Namun. Dengan tiba-tiba, perasaan grogi dan canggung muncul pada Hien Chan. Ia merasa tidak sopan telah menanyakan hal yang seharusnya sudah dipahami olehnya.'Ah. Jangan-jangan putra nyonya ini sudah meninggal dunia. Ya Tuhan, aku telah membuatnya sedih.' Hien Chan langsung membatin.Namun Nyonya Xien hanya tersenyum kecut, mencoba memainkan ekspresi dan berakting sebaik mungkin. Dia bisa merasakan kesedihan atas rasa ketidaksopanan Hien Chan. Kemudian Nyonya Xien pun segera menjawab, "Ya, aku memiliki seorang putra. Tapi sayangnya dia sudah meninggal dunia."'Ya Tuhan. Jangan sampai putraku menyusul Michael Lee. Jack harus memberiku cucu. Pewaris kekuasaan ku kelak.' Di sela menjawab tadi , Nyonya Xien berbicara dalam hatinya. Dia meralat kebohongannya

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 25. Mendadak ngereplay.

    Capter 25. Mendadak ngereplay.____Tanpa disadari oleh Nyonya Xien bahwa pertanyaan itu tadi membuat kembalinya traumatis akibat pemerkosaan yang dilakukan oleh putranya itu. Rasa traumanya mendadak muncul. Padahal susah payah Hien Chan mencoba tak mengingatnya di sini. Tak bisa dipungkiri olehnya tadi sangat senang, ada orang kaya yang masih berbaik hati padannya. Namun sayangnya. Tanpa lagi mampu Hien Chan untuk menahan. Sekarang otaknya otomatis ngereplay, semua kejadian yang dilakukan oleh Jack . Padahal seharusnya hal itu akan dilakukannya secara sakral , setelah hubungan cintanya resmi di depan para dewa. Menjadi pasangan suami istri dengan sang tunangan. Mirisnya, nasibnya masih saja selalu sial! Kini ekspresi Hien Chan mendadak berubah, atas pertanyaan tadi. Binar pada manik hazel yang tadi terlihat jauh lebih bahagia, kini kembali murung. Lapisan jernih pun nampak siap menggelinding pada sudut mata Hien Chan."Apa aku menyakiti hatimu dengan pertanyaanku?? "Hien Chan menggel

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 24 Mendadak ambyar

    Capter 24 Mendadak ambyar_____Sangking terkejutnya Hien Chan langsung mengucek matanya . Ketika melihat pemilik rumah ini. Dia adalah Nyonya Xien, yang sudah dengan dandanan seperti Nyonya rumah biasanya. Stylish-nya sangat jauh berbeda, tapi tak lantas membuatnya terlihat seperti perempuan biasa."Nyonya----" Bibi Hio beserta para asisten lainnya langsung menoleh. Lalu serempak membungkukkan badan. Tapi--- mereka tak melanjutkan ucapan, karena teringat akan perkataan Nyonya rumah ini, sebelum Hien Chan sadarkan diri.Memang. Nyonya Xien--- sudah memberitahukan pada Bibi Hio, untuk tak berlaku hormat seperti biasanya, jika Nona Hien Chan sudah sadarkan diri. Dan asisten rumah tangga itu pun paham. Mereka sudah ditrining. Tapi tetap saja terlihat kaku. Dan itupun dilihat oleh Hien Chan.Saat melihat gadis malang itu kebingungan. Nyonya Xien pun langsung memerintahkan para asisten rumah tangganya untuk mempersiapkan makanan."Ta-tapi . Nona ini belum memesan makanan pada k

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 23. Ini bukanlah mimpi.

    Capter 23. Ini bukanlah mimpi._____"Huff---" Nyonya Xien bernapas lega. Ketika tidak ada sosok yang dinanti olehnya keluar. Rupanya itu hanya kekhawatirannya yang berlebihan saja. Hingga hendle itu seperti dimainkan. Namun, kembali Nyonya Xien tersentak ketika daun pintu itu sedikit terbuka. Tapi tak berapa lama justru membuat Nyonya Xien mendesis, "Huufff. Sialan." Meong! Meong! Meong! 'Ada-ada saja,' batin Nyonya Xien yang terlihat grogi. Meskipun sudah mempersiapkan diri sematang mungkin. Untuk akting yang natural. Kemudian Nyonya Xien pun menyambut kedatangan kucing jenis anggora kesayangannya."Diam." Nyonya Xien membisik pada kucing, lalu buru-buru meninggalkan area itu, karena takut Nona Hien Chan terganggu oleh suara kucing miliknya yang terus mengeong seakan ingin mempertanyakan, siapa gerangan yang berada di dalam kamar itu , karena masih asing untuknya.Sementara itu di dalam kamar yang hangat tersebut.Hien Chan masih meringkuk dibawah selimut tebal yang

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 22. Saat Itu

    Capter 22Saat Itu ______Nona Hien Chan terkulai dan terus meracau, dengan kata-kata serupa. Membuat beberapa kali anak buah Paman Ming harus menoleh ke belakang. Meskipun tadi sudah diancam oleh Paman Ming , agar tidak memperhatikan, atau mata mereka akan dicongkel . Namun , racau yang keluar dari mulut Hien Chan membuat mereka khawatir , bilamana perempuan cantik itu akan sadarkan dan, lalu berontak.Namun kekhawatiran anak buah Paman Ming tidak terjadi . Karena hingga mobil memasuki gerbang , perempuan cantik itu tak kunjung terlihat sadarkan diri. Masih dengan tubuh menggigil dan meracau. Akibat kesedihan yang sangat mendalam. Atas kehilangan semuanya, mendadak."Aku tidak membohongimu.""Pao. Aku tidak seperti yang kamu pikirkan.""Jack. Kamu telah menghancurkan hidupku." ****Setelah kejadian naas itu. Nona Hien Chan memutuskan untuk kembali ke pemukiman kumuh itu. Ada satu rumah yang dituju olehnya. Memang Nona Hien Chan benar-benar berada di pemukiman kumuh ini.

  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 21 Target Dalam Kamar

    Capter 21. Target Dalam Kamar _____Paman Ming memilih menunggu di samping pintu dan sesekali melongokkan kepalanya, mengamati sekitarnya . Meskipun tidak mungkin ada orang yang berani keluar, mengingat cuaca sangat ekstrem . Jika tak biasa, bisa saja muntah darah. Tapi Paman Ming tetap berjaga-jaga.Namun, beberapa saat kemudian, 'Siapa yang keluar di tengah badai seperti ini??' Paman Ming bicara sendiri , tapi hanya dalam batin. Benar saja , setelah Paman Ming membulatkan matanya , mencoba menelaah apa yang dilihatnya . Benar! Ada orang yang berani keluar dari dalam rumah. Namun Paman Ming terdiam. Dan memilih menutup daun pintu, ketika seseorang dibalik mantel itu sebentar akan melintasi tempatnya berdiri. Dengan sangat hati-hati Paman Ming menutup daun pintu.Kemudian Paman Ming buru-buru menyusul para anak buahnya yang masuk ke dalam kamar .Sesampainya, Paman Ming mengarahkan satu jarinya. Saat para anak buahnya langsung menoleh, "Hussszzzt ...." Agar tak ada keributan yang dit

DMCA.com Protection Status