Home / Romansa / BENIH MAFIA MUDA / Chapter 05 Bersama Pria Asing

Share

Chapter 05 Bersama Pria Asing

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2023-06-15 11:06:12

Chapter 05 Bersama Pria Asing

_______

Dengan sangat pelan Jack membaringkan tubuh ramping perempuan yang terkulai lemah di pundaknya.

Lalu Jack membuka tali yang mengikat kedua kaki mulus dan jenjang perempuan tersebut. Perempuan itu masih belum juga sadarkan diri, dari efek obat bius yang Paman Ming dan anak buahnya berikan saat membekap lalu menutup kepalanya.

Jack terlihat melepaskan kancing kemeja putihnya, pada bagian atas. Kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya. Sebelum akhirnya mendekat ke tepi ranjang, untuk melepaskan ikatan tali pada tangan perempuan tersebut. Jack melakukannya di tengah kamar yang gelap.

Sementara itu. Perempuan tersebut hanya terkulai begitu saja, "Uhhh ...." rintihnya, tapi dilakukannya dalam keadaan tak sadar.

Jack langsung membuka kantong kain hitam yang menutupi kepala perempuan tersebut. Dan dilemparkannya ke sembarang arah kantong hitam, yang membungkus wajah perempuan tersebut semenjak tadi.

"Uhhh ---" keluh perempuan itu lagi, kini tubuhnya sembari menggeliat, dan satu kakinya terangkat , bergantian dan dengan high heels masih melekat.

Dalam gelapnya kamar tersebut, Jack terlihat menelan saliva, melihat tubuh seksi itu di atas ranjangnya. Ini kali pertama bagi Jack, bersama perempuan dalam keadaan seperti ini.

Kemudian Jack mundur, dan terhenti di tepi meja yang ada di kamar tersebut. Kemudian Jack menuang air pada gelas berkaki panjang, lalu membawa gelas itu mendekati tepi ranjang.

Jack mencipratkan air tersebut pada wajah perempuan yang ada di atas ranjangnya tersebut, menggunakan air tadi . Hingga beberapa kali Jack melakukannya, dan membuat perempuan tersebut merintih seperti tadi, tapi tak lantas berbicara apapun.

Kemudian Jack merogoh saku celananya, dan mengambil lintingan ganja miliknya. Lalu menyelipkan pada bibir tipisnya. Jack menghisap dalam-dalam lintingan ganja tersebut, sembari duduk di depan ranjang setelah sebelumnya menarik kursi yang ada di sudut ruangan tersebut. Jack menunggu sampai perempuan yang ada di atas ranjang tersebut siuman, sembari sesekali melirik pada arloji yang melingkar di tangannya.

"Masih lama," kata Jack, kemudian berdiri lalu meninggalkan tepi ranjang tersebut.

Jack mengambil satu botol Whiskey yang sudah berjajar di atas meja, lalu membawa menepi pada pembatas kamar yang dominan kaca, tentunya kaca anti peluru.

Jack menyingkirkan tirai yang menutupi kaca tersebut. Srat! Sret!! Karena itu justru menghalangi pandangannya tertuju pada halaman villa ini, tempat di mana para anak buahnya berjalan mondar-mandir menjaga keamanan tempat tersebut.

Sembari terus menyedot lintingan ganja, dan menenggak Whiskey, Jack memerhatikan para anak buahnya diluar sana. Setelah cukup lama, kemudian Jack menoleh setelah kembali melihat arlojinya, lalu Jack mengulum senyum kecut, tapi tak lantas mendekati ranjang.

Setelah cukup lama, perempuan tersebut pun akhirnya terbangun, sesuai prediksi Jack, "Uh--" Keluh perempuan itu, tapi sangat lirih.

Jack pun mendengar suara keluar dari bibir perempuan yang belum diketahuinya bahwa itu bukanlah Nona Wang Yihan---melainkan Hien Chan.

'Di mana ini??' batin Hien, ketika mendapati dirinya sudah berada di sebuah kamar yang gelap.

Namun ketika akan bangun, Hien merasakan keadaannya sangat lemah. Jangankan untuk berdiri, menggeliat pun sangat susah dilakukannya.

Hien berusaha untuk mengenali ruangan ini. Tapi tidak ada yang bisa ditangkap oleh sepasang manik hazzel milik Hien saat ini. Kecuali hanya kelip pada ujung lintingan ganja dari celah bibir tipis Jack, dalam ruangan yang gulita itu. Dan kemeja putih, tapi tetap saja samar tertangkap olehnya.

Tanpa sepengetahuan Hien, sepasang mata sipit dan tajam tertuju padanya, Jack meletakkan botol Whiskey yang sudah kosong, malam yang sangat dingin ini tak mampu diusir dengan minuman beralkohol yang sudah ditenggaknya, membuat Jack mendekap erat tubuhnya, kemudian berbalik badan, menghadap ke arah ranjang itu, dengan lintingan ganja masih terselip.

Asap ganja itu pun mengepul pada ruangan tersebut. Jack sudah tiga kali menyalakan lintingan ganja, dan itu membuat Hien kembali mual, "Huuekk! Huuekk!" Sembari meremas perutnya, dan berusaha untuk duduk.

Akan tetapi , Hien belum juga mampu melakukannya, hingga Hien cuma bisa meringkuk di atas ranjang empuk itu, sementara perutnya kembali terasa mual, seperti ketika di klub malam tadi.

'Kenapa aku diatas ranjang??' batin Hien, matanya menatap langit kamar tersebut, sementara kedua tangannya meraba-raba, memastikan bahwa dirinya tidak salah mengira.

Hien bertanya-tanya. Juga menerka-nerka dan mencoba menghubungkan dengan apa yang dialaminya saat di klub malam tadi. Spontan, ketakutan mulai menghampiri Hien.

'Apa aku diculik Mafia??' batin Hien, dan bisa memastikan bahwa dirinya adalah korban penculikan.

Hien pun meraba kepalanya, yang terasa sangat berat, dan pusing. Meskipun demikian, Hien berusaha untuk bangun, dan akhirnya berhasil duduk pada tepi ranjang.

Akhirnya, setelah bersusah payah kaki jenjang Hien pun menyentuh lantai, dengan meraba-raba dinding, Hien berusaha untuk menemukan saklar lampu. Itu tujuannya supaya mendapatkan jawaban atas dugaannya ini. Dan bisa mencari keberadaan kamar mandi, untuk memuntahkan isi perutnya.

Akan tetapi, ketika saklar lampu ditemukan. Ketika lampu terang, sungguh Hien terkejut! Melihat dalam kamar ini ada seseorang. Dan tanpa sepengetahuannya pria bertubuh sixpack itu sedari tadi dalam kamar tersebut, dan sedang menatapnya tajam, penuh dengan kemarahan.

Meskipun kamar sudah terang, tapi saat ini pandangan Hien masih buram. Sangking buramnya, Hien berulang kali mengucek matanya bergantian, meskipun tetap saja samar. Akan tetapi , dengan adanya lampu, cukuplah membantu Hien melihat sosok disana adalah seorang pria yang asing baginya.

"Siapa kamu??" tanya Hien, sembari berpegangan pada dinding, atau bisa-bisa tubuhnya jatuh tersungkur, karena kepalanya masih nyut-nyutan.

Tak ada jawaban dari bibir Jack yang masih terselip lintingan ganja. Jack justru berjalan. Pyarr , tapi tanpa sengaja kaki Jack justru menendang botol Whiskey, dan jelas saja membuat Hien sadar, bahwa dugaannya benar. Ditambah lagi, Jack justru menutup pintu yang tadi masih dibiarkan terbuka, lalu menguncinya dengan sempurna.

Kemudian Jack menjatuhkan lintingan ganja yang terselip pada bibirnya, lalu menginjak-injak dengan sadisnya. Dan hal itu membuat Hien semakin kebingungan dengan ini semua, dan refleks mundur beberapa langkah,saat Jack mendekatinya dengan langkah pelan. Ditambah lagi, ekspresi Jack membuat tubuh ramping Hien gemetaran dengan sendirinya, menahan ketakutan luar biasa.

Dalam sekejap, Hien berusaha menghindar, ketika Jack sudah didepannya, "Si-siapa kamu?" tanya Hien dengan suara pelan dan gemetaran, wajahnya pun berpaling.

Tak ada jawaban atas pertanyaan tadi, Jack cuma menggeleng seraya melonggarkan kerah kemejanya. Hien melirik pada pria yang membisu didepannya, "A-apa kamu yang tadi menculik 'ku?!" tegas Hien, meskipun terbata-bata, tapi nohta suaranya terdengar keras, dan memberanikan diri untuk menatap mata tajam didepannya.

Pertanyaan Hien justru membuat Jack mengurutkan keningnya, lalu tertawa-tawa , "Haha! Hahaha!" Seraya mendongak menatap langit kamarnya, lalu tawa itu terhenti, Jack kembali ke meja yang tak jauh dari tubuh Hien bersandar pada dinding.

Sepasang manik hazzel milik Hien pun mengikuti gerakan Jack berada. Jack kembali membuka botol Whiskey, lalu kembali sambil meneguk Whiskey yang ada di genggamannya.

Cuma satu kali tengguk, isi Whiskey tandas, lalu Jack melempar botol itu ke sudut ruangan.

Pyarr!! Suara botol pecah membuat jantung Hien kembali senam erotis, dan berdegup sangat kencang.

Ditambah lagi, Jack kembali mendekati, dan semakin mendekatinya. "Tuan! Tolong .... lepaskan aku .... Kita tidak pernah punya masalah! A-a-aku tidak terlibat apapun," kata Hien, sadar bahwa sosok didepannya pastilah seorang mafia, terlihat dari gestur tubuhnya, pun ruangan mewah ini. Dan juga penampilannya.

Plak! Plak!

Tak ada jawaban dari bibir Jack, justru tamparan beruntun diberikannya pada perempuan yang sok tak merasa bersalah didepannya ini. Dan dua tamparan mendarat sempurna di wajah Hien , hingga pemilik tubuh ramping itu terjatuh di atas ranjang.

"Auhkh!"

"Auhkh!" keluh Hien tadi, sembari memegangi rahang.

Jack yang sudah dari tadi memilih diam pun akhirnya angkat bicara, "Tidak punya masalah katamu??!!"

"Hahaha! Hahaha!" sambung Jack dengan kelakar dan tawa menggema.

Hien berusaha untuk duduk, lalu mendongakkan kepalanya menatap Jack yang bertubuh tinggi yang sudah didepannya, "Hentikan tawamu, Tuan! Tolong jelaskan kepadaku! Sepertinya Anda salah orang!" mohon Hien, seraya membenahi gaun yang sangat seksi dikenakannya. Terlalu mengespos bagian dada, dan area pahanya, dan itu membuat Hien tak nyaman atas tatapan Jack.

"Aku tidak pernah punya masalah dengan orang seperti Anda .... Tuan!" lanjut Hien, berusaha untuk menjelaskan, hingga rasa mual dan pening kini tak lagi dirasakannya.

Jack memilin senyuman aneh, "Seharusnya kita memang tidak pernah punya masalah," jawabnya dengan suara datar.

Hien berusaha untuk mencerna, tak bisa dipungkiri bahwa suara Jack menggetarkan jantungnya.

"Tapi kamu terus berbuat masalah, Wang! Kamu yang mematik api, sehingga aku muak!" tegas Jack sembari mencengkeram kuat dagu Hien dengan tatapan penuh kebencian.

'Wang??' batin Hien.

Kemudian Hien pun pun menjawab, "Tapi aku tidak mengenalmu, Tuan! Mana mungkin aku mematikan api kemarahanmu??"

Mendengar Hien melakukan pembelaan, justru membuat Jack marah.

Plak!!

Satu tamparan kembali mendarat telak lagi, "Auhkh!!" keluh Hien, sembari meraba rahangnya yang terasa begitu memanas, akibat tamparan barusan. Kemudian menoleh seraya menyingkirkan rambutnya berhamburan ketika mendapatkan tamparan kembali.

Sembari menahan tangisannya , Hien membalas tatapan kemarahan Jack, "Kau tidak mengenalku?"

Hien cuma mengangguk atas pertanyaan dari Jack barusan, "Hebat sekali! " lanjut Jack, semakin marah, seraya menarik pinggul Hien, lalu mencengkeram erat lengan perempuan seksi tersebut.

Hien cuma bisa membisu mengunci rapat mulutnya, "Setelah sekian lama kamu mempermainkan aku! Mengambil banyak uang dariku! Menerima hadiah dariku! Justru kamu bersenang senang dengan pria lain!!" lanjut Jack, semakin marah atas sikap Nona Wang Yihan, tapi itu pikirnya, "Cuhh!!" Jack membuang ludah ke samping, muak atas akting Nona Wang Yihan yang terlihat sangat-sangat natural.

Aroma alkohol dari Whiskey dan Baijiu tercium oleh Hiean, dan kombinasi itu membuat perut Hien kembali akan muntah, kala napas Jack menerpa wajahnya.

Diam, Hien masih memilih diam dan mengikuti pembicaraan yang tak nyambung dengan pikirannya, ditambah lagi ketika Jack melanjutkan amarahnya, "Bahkan pergi dengan memakai gaun hadiah dariku! Murahan ---- !!" olok Jack , lalu kembali memalingkan wajahnya setelah bicara, "Cuhh!!"

'Gaun darinya??' batin Hien.

"Tu-tuan ...!" Tapi terhenti, Hien tak punya kesempatan untuk melanjutkan ucapannya barusan, karena Jack melanjutkan amarahnya, "Untuk berkencan dengan pria lain!!"

"Dasar Sampah!"lanjut Jack, sembari mengentakkan kasar cengkraman tangannya di lengan Hien.

Entakan kasar dari Jack tadi membuat tubuh ramping Hien terhuyung, tapi Jack buru-buru kembali menyambar lengan perempuan tersebut. Ketika tubuh Hien kembali ke dalam dekapan Jack , Hien pun buru-buru merapikan gaunnya yang terkoyak.

Akan tetapi, justru Jack menarik secara brutal gaun yang dikenakan oleh Hien, hingga robek. Dan Hien yang spontan mengelak, justru membuat gaunnya terlepas.

" Oh Lord! No!! " pekik Hien sungguh sangat ketakutan atas sikap pria yang masih asing dilihatnya tersebut.

Hien mengayunkan langkah mundur, dan menyembunyikan tubuhnya dengan melipat tangannya, untuk menutupi dadanya yang terpampang nyata tanpa bra. Padahal seingatnya sebelum masuk ke toilet klub malam tadi, dirinya memakai bra tapi ketika pakaian yang dikenakannya sudah berubah menjadi gaun, bra itu pun lepas, raib entah pergi ke mana.

"Tuan .... Ja-jangan mendekati aku," mohon Hien, dengan sangat.

Continued .... Bang JM ✍️

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 06 Ranjang Bergoyang

    ⛔Chapter 06 Ranjang Bergoyang ________Jack tidak menghiraukan permintaan Hien. Baginya perempuan di depannya itu adalah nona Wang Yihan. Jadi wajar bila saat ini mendapatkan hukuman darinya. Selama ini ia sudah terlampau sabar. Bahkan membiarkan harga dirinya terinjak-injak. Ia rela demi seorang Wang Yihan."Ja-ja-jangan mendekat!" tekan Hien, kali ini ia memberanikan diri , bahkan sanggup menekan dada bidang di depannya. Agar tetap menjaga jarak.Plak!!Namun satu tamparan telak menyingkirkan tangan Hien. "Auhkh!!" Hien merintih, sembari memegangi pergelangan tangannya yang terasa seperti patah. Sembari meringis ia melakukan gerakan sedemikian rupa, memastikan tak ada cidera dialaminya. Akibat tamparan telak tadi. Jack tidak peduli seberapa Hien memasang wajah ketakutan, atas sikapnya. Ia terus mendekati Hien , hingga tak berjarak. Otomatis membuat tubuh Hien tertahan pada tepi ranjang. "Jangan ...." rintih Hien . Untuk yang sekian puluh kalinya. Ia mencondongkan tubuhnya ke bela

    Last Updated : 2023-07-30
  • BENIH MAFIA MUDA    Chapter 07 Tersadar

    Chapter 07 Tersadar Namun Hien tak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya. Ia benar-benar remuk . Dan ditambah lagi efek obat bius yang terlampau banyak, membuatnya kini kembali terbuai kantuk. Meskipun sekuat tenaga menampik rasa kantuk itu, Hien tak mampu. Jack masih terdiam seribu bahasa, bergerak pun tak sanggup dilakukannya. Ia benar-benar susah untuk berdiri, untuk sekedar menarik selimut menutupi tubuh bawahnya pun tak sanggup dilakukannya. Karena perempuan asing masih tidur di lengannya, dan mendengkur dengan begitu lembutnya , ia tak sanggup mengambil tindakan. 'Ini semua salah Paman Ming ,' batin Jack , ingin segera mencari keberadaan pria yang sangat dihormatinya itu, tapi apalah daya. Ia harus mengurungkan terlebih dahulu. Jack memutar otak. Ia memastikan bahwa perempuan ini bukanlah perempuan jalang. Bukan pelacur jalanan yang sengaja diambil oleh Paman Ming . Ia berpikir cerdas, pastilah Paman Ming yang salah mengambil orang, atau dirinya sedang dijebak?'Ini pasti Wang

    Last Updated : 2023-07-30
  • BENIH MAFIA MUDA    capter 08 Tetes terakhir

    Capter 08 Tetes terakhir.__Di tengah kesadaran yang bener belum benar-benar sempurna. Hien yang tadi tersadar dan langsung meneriaki sosok pria asing yang kini berdiri di ambang pintu, tapi belum juga terbuka. Jack yang mendengar itu tak bisa untuk tidak menoleh. Tidak ada waktu untuknya mengelak. Jack langsung berpikir cepat! Kemudian meregangkan leher. Bersamaan dengan itu, terdengar suara gemeretak seperti tulang patah. Setelah itu menoleh pada dinding tempat koleksinya, barulah ia berbalik pada sumber suara. Tampak Hien langsung mengisut, ia mundur. Tidak sanggup beradu pandang dengan mata elang itu. Hien kini bisa melihat Jack dengan mendekat. Desir pada dadanya tak bisa terkontrol. Pria in yang telah merenggut kesuciannya semalaman, hingga beberapa kali. Bahkan masih terasa sesuatu yang masuk tubuhnya. Tentang hangatnya benih yang ditaburkan pada rahimnya. Sontak Hien meraba perutnya. Tak selang berapa lama. Hien tersadar bahwa sepasang mata sipit yang tampak tega

    Last Updated : 2023-08-01
  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 09 Masih Perjaka

    Capter 09 Masih Perjaka -----Pintu kamar mandi itu terbuka. Jack justru terpaku. Wajah perempuan yang sudah dimuliakannya dengan sebutan nona, itu kini tampak begitu jelas. Hien berteriak, menatap Jack dengan penuh kebencian."Minggir!" ulang Hien. Memang ia sangat lama berdiam dalam kamar mandi. Ia membersihkan sisa cairan kental yang ditumpahkan Jack pada tubuhnya. Sebelum akhirnya ditanamkan pada rahimnya. Suara keras yang dipaksakan itu justru membuat Jack menggaruk tengkuk. Reaksi atas kegugupannya. Tapi itu cuma sekejap, ketika tubuh mungil itu mengisut ke samping. Jack kembali pada posisinya. Ia ingin berlama-lama dengan ini. "Anda dengar, Tuan?!" Hien tak punya aset untuk keluar, karena kedua tangan Jack menghalanginya, dengan merentang pada kedua sisi. Berpegangan pada kusen. Jack tersenyum datar. Ia tak lantas geming. Meskipun ini kali pertama ia dibentak perempuan, selain ibunya. "Mau apa lagi?!" selidik Hien, entahlah dewa apa yang datang menolongnya, sehingga

    Last Updated : 2023-08-02
  • BENIH MAFIA MUDA    capter 10. Sebuah Tawaran

    Capter 10 . Sebuah Tawaran Ketegangan tadi tiba-tiba saja berganti. Hien menarik tangannya dari genggaman Jack. Kemudian Jack langsung menimpali, setelah kembali berhasil mengengam tangan itu lagi, "Kamu tidak sedang salah dengar, Nona Hien. Aku pun tak salah bicara, sungguh! Apa Nona tidak percaya padaku?"Entah apa yang bermain di benak Hien, hingga meladeni omongan itu. Namun sekejap kemudian, Hien berontak, "Aku tidak percaya! Tuan pastilah mafia! Tuan penjahat!" Hien beralih sikap, ia kembali memukul Jack dengan beringasnya.Bukan hanya itu saja. Hien pun mendaratkan tendangan. Hingga Jack terjengang. "Nona! Hey! Nona! Hentikan!!" Jack cuma mengarahkan tangannya untuk melindungi wajahnya dari amukan Hien yang sudah berdiri. Dengan geramnya. Sampai-sampai lupa bila buah kates California miliknya bergelantungan bebas. "Bajingan! Orang jahat! Aku sudah mengatakan salah orang! Kenapa masih melakukan!" Hien terus nyerocos, meskipun sakit tangannya, tapi ia tidak peduli. "Sudah! Non

    Last Updated : 2023-08-04
  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 11. Mencongkel Biji Mata

    Capter 11 . Mencongkel Biji Mata.___Paman Ming langsung bertanya, "Bos Jack! Ada apa?!" Dengan gimik serius paman Ming menguping handphone. Bahkan sepasang mata sipitnya langsung mendongak, jelas dilihatnya Jack berdiri diatas sana. Dan memandang lepas ke arahnya berdiri sekarang."Antarkan perempuan itu! Dan pastikan dia selamat. Setelah itu , temui aku! Ajak serta para anak buahmu yang ikut dalam misi semalam!!" Atas kesalahannya Paman Ming pun menjawab terbata."Ba-Baik, Bos Jack!""Dan pastikan jangan ada yang berani menatap perempuan itu! Bila melanggar, aku akan mencongkel biji matanya satu persatu!!"Kembali Paman Ming menjawab dengan terbata, "Ba-Baik Bos Jack, aku akan pastikan itu!"Paman Ming sangat paham , Jack tidak hanya membual semata. Kemudian Paman Ming langsung memberikan kode pada anak buahnya. Yang dari semalam mondar-mandir di tempat ini, tanpa tidur barang sedikit pun.Kemudian Paman Ming pun langsung berseru, "Siapkan mobilnya!!" "Siap! Paman Ming!!"

    Last Updated : 2023-08-06
  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 12 Letusan Pistol

    Capter 12 . Letusan Pistol ****Pagi ini. Setelah semalam langsung memutuskan untuk meninggalkan Kota Zhenzhou. Kota di mana kejadian itu berlangsung. Tampak Jack Lee sudah berada di ruangan kebesarannya. Hujan salju masih terus berlangsung di seluruh kota Cina. Membuat orang lebih banyak berada di dalam rumah. Menikmati musim dingin bersama keluarga tercinta. Atau kekasih.Akan tetapi Jack justru masih termangu. Duduk dengan wajah kacau. Bahkan terlihat berulang kali menjambak rambut sendiri. Sembari mendesis dengan kata-kata penuh sesal. Kata sesal serupa. Yang entah berapa ratus kali keluar dari bibirnya.Ruangan itu begitu hening. Tidak ada gelas berkaki panjang menemaninya. Apalagi deretan botol Baijiu.Namun Jack Lee tidak sedang menyendiri di ruangan kebesarannya tersebut. Melainkan ada Paman Ming . Namun ada pemandangan berbeda untuk kali ini. Paman Ming sedang berlutut di hadapan Jack. Tampak paman Ming menunduk. Matanya berkaca-kaca. Urat besar pada kedua pelipis yang m

    Last Updated : 2023-08-07
  • BENIH MAFIA MUDA    Capter 13 She-wolf (serigala betina)

    Capter 13 She-wolf (serigala betina)-----Spontan Paman Ming menjauhkan tubuh Jack. Ia menatap tajam, bahkan matanya yang sipit tampak jelas membulat. Namun, justru Jack tersenyum tipis melihat ekspresi Paman Ming."Jack! Aku berharap kamu sedang meracau!" Dengan santainya Jack menyadarkan paman Ming, "Aku .... Sungguh-sungguh, Paman." Mendengar ucapan Jack, paman Ming menjatuhkan tubuhnya pada kursi. Ia menyingkirkan ujung jasnya. Masih tak yakin dengan keputusan Jack. Sungguh sangat kejam. Tanpa balas budi.Kini posisi keduanya sudah berhadapan. Terpisahkan meja. "Jack! Apa kamu ingin menambah dosaku? Lalu akan berapa kali lipat setelah salah menculik!" Paman Ming tetap tidak mau melakukan itu. Paman Ming sadar dan kesalahan para anak buahnya bukanlah mutlak kesalahan mereka sendiri. Melainkan ada kecerobohannya juga. Hingga pada akhirnya berlanjut pada pemerkosaan yang dilakukan oleh Jack.Akan tetapi, Jack masih pada pendiriannya. Sembari memainkan kepulan asap dari lintin

    Last Updated : 2023-08-09

Latest chapter

  • BENIH MAFIA MUDA    39

    Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien mena

  • BENIH MAFIA MUDA    39

    Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien menat

  • BENIH MAFIA MUDA    38

    Mobil hitam melaju kencang menembus malam. Di belakang mereka, vila Wang Zhen kini hanya tinggal bayangan, penuh dengan suara sirene dan jeritan. Jack Lee duduk di kursi belakang, menekan luka di bahunya yang terus mengeluarkan darah, tapi matanya tidak lepas dari Hien yang duduk di sampingnya, memeluk putra mereka dengan erat.Hien tidak berbicara sepatah kata pun sejak mereka masuk ke mobil. Wajahnya tegang, matanya penuh kebencian dan ketakutan. Jack tahu, baginya, dia bukan penyelamat—dia masih monster yang menghancurkan hidupnya.“Kita akan pergi ke tempat aman,” kata Jack pelan, mencoba menenangkan suasana.Hien tidak merespons. Dia hanya menatap lurus ke luar jendela, seakan berharap bisa melarikan diri kapan saja.Ming yang mengemudi melirik Jack melalui kaca spion. “Bos, kita punya masalah. Sepertinya ada yang mengikuti kita.”Jack mengangkat kepalanya. “Siapa?”“Dua mobil hitam. Mereka mulai mendekat.”Jack mengumpat pelan. Wang Zhen pasti tidak tinggal diam. Dia pasti sudah

  • BENIH MAFIA MUDA    37

    Suara deru mesin mobil terdengar menggema di sepanjang jalanan sepi menuju vila Wang Zhen. Jack Lee duduk di kursi belakang, matanya menatap lurus ke depan dengan ekspresi dingin. Di sisinya, Ming dan Zhou menunggu perintah."Begitu kita masuk, cari Hien dan anakku. Jangan biarkan mereka dibawa pergi," perintah Jack.Ming mengangguk. "Mengerti, Bos."Jack menghela napas pelan. Pikirannya terus dipenuhi bayangan Hien. Jika saja ia tidak membuat kesalahan lima tahun lalu, mungkin semuanya akan berbeda. Tapi sekarang, dia tidak bisa lagi mundur.---Di Vila Wang ZhenHien berdiri di tepi ranjang, membenahi selimut putranya yang tertidur lelap. Dadanya terasa sesak melihat wajah kecil itu yang begitu mirip dengan Jack Lee.“Apa aku benar-benar harus pergi?” gumamnya dalam hati.Di luar, Wang Zhen tengah berbicara dengan seseorang di telepon. Ekspresinya serius."Pastikan pesawatnya siap dalam satu jam," katanya. "Aku tidak ingin ada kesalahan. Jack Lee bisa datang kapan saja."Setelah men

  • BENIH MAFIA MUDA    36

    Jack Lee menatap langit-langit kamar yang asing baginya. Wajah Hien dan anak mereka terus berputar dalam pikirannya. Ia ingin melihat mereka, ingin memastikan mereka baik-baik saja. Namun, tubuhnya masih lemah, dan ibunya tidak akan membiarkannya pergi begitu saja."Di mana mereka sekarang?" tanya Jack, suaranya parau karena kelelahan.Nyonya Xien menghela napas panjang, lalu menatap putranya dengan sorot tajam. "Mereka aman. Itu yang perlu kau tahu."Jack mengerutkan kening, lalu mencoba bangkit. "Ibu, aku harus menemui mereka. Aku harus bicara dengan Hien dan—""Untuk apa?" potong Nyonya Xien dengan nada dingin. "Untuk meminta maaf? Untuk memohon agar dia menerimamu kembali? Jack, kau pikir semudah itu?"Jack mengepalkan tangannya. "Aku sudah melakukan kesalahan besar. Aku ingin memperbaikinya. Aku ingin bertanggung jawab atas anakku."Nyonya Xien tersenyum miring. "Terlambat, Nak. Dia membencimu. Dan sekarang, dia berada dalam perlindungan Wang Zhen."Mata Jack melebar. "Apa?""Iya

  • BENIH MAFIA MUDA    35

    Jack Lee tak punya waktu untuk berpikir panjang. Ledakan di luar semakin mengguncang rumahnya, membuat kaca-kaca jendela pecah dan debu berterbangan di seluruh ruangan. Hien menjerit sambil memeluk erat anak mereka yang ketakutan.Jack menarik tangan Hien dengan kuat. “Ikut aku! Kita harus keluar dari sini sebelum tempat ini hancur!”Hien menolak. “Tidak! Aku tidak bisa ikut denganmu!”Jack menatapnya tajam. “Ini bukan tentang aku atau kamu. Ini tentang anak kita. Kau ingin dia mati di sini?”Hien menggigit bibirnya, hatinya berkecamuk. Ia membenci pria ini, tapi ia tak bisa membiarkan anaknya mati dalam baku tembak mafia.“Baik, tapi jangan sentuh aku,” ucap Hien dingin.Jack menghela napas dan menarik mereka keluar dari kamar.Di luar, Paman Ming sudah menunggu di lorong dengan beberapa anak buah yang tersisa. “Bos, mobil sudah siap. Tapi mereka mengepung dari dua sisi!”Jack menyumpah dalam hati. Wang Zhen benar-benar ingin menghabisinya malam ini.“Bawa mereka lewat jalur belakang

  • BENIH MAFIA MUDA    34

    Jack Lee menatap langit malam dari balkon kamarnya. Kepulan asap rokok mengepul di udara, samar-samar tertiup angin. Pikirannya masih terpusat pada Hien—wanita yang selama lima tahun ini terus ia cari, dan kini berada dalam rumahnya, tetapi tetap terasa begitu jauh.Saat Jack sedang larut dalam pikirannya, suara langkah kaki terdengar mendekat. Paman Ming muncul dari balik pintu, ekspresinya serius.“Bos, ada perkembangan mengenai musuh kita,” kata Paman Ming.Jack Lee menoleh dengan tatapan tajam. “Wang Zhen?”Paman Ming mengangguk. “Dia semakin aktif. Malam ini, dia terlihat di sebuah klub di distrik barat, melakukan pertemuan dengan salah satu pengedar besar.”Jack mengepalkan tangannya. Wang Zhen, kakak dari Wang Yihan, adalah duri dalam dagingnya. Pria itu telah mengambil alih sebagian wilayahnya dan kini semakin berani menunjukkan taringnya.Namun, sebelum Jack bisa memberikan perintah lebih lanjut, suara kecil memanggilnya dari ambang pintu.“Papa…”Jack menoleh dan melihat put

  • BENIH MAFIA MUDA    34

    Hien duduk di tepi ranjang yang luas, tangannya erat memeluk putranya yang masih tertidur. Ia menatap sekeliling kamar yang begitu mewah, dengan dinding berlapis emas dan lampu kristal bergantung di langit-langit. Segalanya tampak sempurna, tetapi bagi Hien, tempat ini tak ubahnya sebuah penjara.Pintu terbuka, dan Jack Lee melangkah masuk. Tatapan tajamnya mengarah langsung pada Hien, tetapi kali ini ada kelelahan dalam matanya.“Kau sudah makan?” tanyanya datar.Hien mendengus sinis. “Kenapa peduli?”Jack mendekat, duduk di kursi di dekat ranjang. “Kau pikir aku menculik kalian hanya untuk menyiksamu?”“Kau sudah menghancurkan hidupku, Jack,” desis Hien. “Apa lagi yang kau inginkan?”Jack tidak langsung menjawab. Ia menghela napas dan bersandar, menatap langit-langit dengan tatapan kosong. “Aku hanya ingin keluargaku kembali.”Hien terkekeh sinis. “Keluarga? Sejak kapan kau tahu arti kata itu?”Jack menunduk, jemarinya menggenggam kain celana hitamnya dengan erat. “Aku tahu aku tela

  • BENIH MAFIA MUDA    33

    Malam itu, Hien berdiri di jendela apartemennya, memeluk tubuhnya sendiri sambil menatap langit kota yang kelam. Hatinya dipenuhi ketakutan. Setelah lima tahun bersembunyi, Jack Lee akhirnya menemukan mereka.Di tempat tidurnya, bocah kecil itu tidur dengan wajah damai, tidak tahu betapa keras dunia di sekitarnya sedang bertarung untuk dirinya.Aku harus melindunginya.Langkah kaki terdengar dari luar apartemen. Hien meraih pisau kecil yang selalu dia sembunyikan di bawah bantal.Ketukan pelan terdengar di pintu.“Hien, ini aku,” suara Wang Zemin.Hien menghela napas lega dan membuka pintu. Wang Zemin masuk dengan ekspresi tegang.“Kita harus pergi malam ini juga,” katanya tanpa basa-basi. “Jack tidak akan menunggu lama.”Hien menggigit bibirnya. “Aku tidak bisa membiarkan anakku tumbuh tanpa identitas. Aku tidak bisa terus bersembunyi seperti ini.”“Kau ingin menunggu sampai Jack menculik anak itu darimu?” Wang Zemin menatapnya tajam. “Dia akan melakukan apa saja.”Hien menunduk. Dia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status