Share

Bab 38

Author: INDAH PERMATA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Nayla benar-benar tidak memperdulikan teriakan Mak Munah. Dia sangat yakin jika wanita tua yang ada di rumah kayu ini menginginkan nyawanya.

Nayla membuka pintu kayu dengan warna yang mulai usang dengan tergesa, kemudian berniat keluar dari tempat itu.

Baru saja dia berada di teras rumah, tubuhnya kembali terhuyung. Tangannya terasa ada yang mencekal. Angin malam kali ini terasa sangat berbeda, hawanya lebih dingin dari malam-malam biasanya.

Tubuh Nayla mematung seolah kakinya tengah menyeret beban yang teramat berat, sungguh tidak bisa digerakkan kaki wanita hamil itu.

Ketika wajahnya tertunduk untuk memastikan apa yang ada di kakinya, dia sama sekali tak melihat benda apapun yang menahannya di sana.

Mata Nayla terbeliak dengan rasa kaget luar biasa.

“Arghhh!” Dia berteriak ketika melihat sosok menyeramkan berada tepat di depan wajahnya. Seorang perempuan berbaju putih menjuntai, dengan wajahnya yang sangat pucat, matanya putih menatap lebar padanya, mulutnya mengeluarkan lendir terb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 39

    Siang itu Nayla membawa sebuah keranjang berisi beberapa potong pakaian kotor. Wanita dengan rambutnya yang diikat kuda itu berjalan menuju sungai terdekat. Sesampainya di sungai dengan aliran air yang tenang, Nayla meletakkan keranjang itu di sebuah batu yang tak terlalu besar. Wanita cantik dengan penampilan sederhana itu turut bergabung dengan ibu-ibu desa.“Mbak Nayla apa-apa tidak apa-apa baginya diajak kerja berat?” tanya seorang Ibu yang sedang mencuci di dekat Nayla.Nayla tersenyum menimpali kemudian berkata, “tidak apa-apa, Bu. Saya justru bingung mau ngapain kalo hanya berdiam diri di rumah.”“Memangnya Mak Munah ke mana? Kok tumben yang nyuci kamu?” Seseibu ikut nimbrung saat dirinya sedang memandikan bocah laki-laki dengan badan berisi.“Tadi dia berangkat pagi-pagi ke ladang,” jawab Nayla.Hening seketika. Semua warga kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing. Pun dengan Nayla, wanita hamil itu tampak sedang melanjutkan pekerjaannya yang sebentar lagi akan selesai.“O

    Last Updated : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 40

    Mata Nayla menatap penuh rasa takut ketika melihat makhluk itu menyeringai. Mulutnya terus tertawa sembari mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Aroma busuk seketika menguar tajam menusuk hidung Nayla.Nayla sontak berteriak. Dia berlari sekuat tenaga menghindari makhluk itu. Namun, seberapapun dia berlari seolah makhluk itu selalu berada di dekat, meski Nayla tak lagi menemukan sosoknya.“Jangan ganggu saya!” Nayla terus berlari tak tentu arah. Entah ke mana dirinya menuju. Bahkan, dia sadar jika jalan itu bukan jalan menuju rumah Mak Munah.“Sejauh apapun kamu berlari, tetap saja bayi itu akan menjadi milikku.” Terdengar suara lengkingan dari makhluk itu.“Aw ….”Nayla meringis kesakitan saat kakinya tersandung akar pohon besar. Ia menoleh ke belakang, takada siapapun. Suara burung gagak terdengar beterbangan. Suasana semakin mencekam ketika tiba-tiba kepulan asap memenuhi tempat itu.Nayla akan bersiap berlari, tetapi urung dia lakukan ketika menyadari sesuatu meleleh dari bag

    Last Updated : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 41

    Nayla memegang dahinya, rasa nyeri masih menguasai kepala wanita itu. Perlahan matanya terbuka ketika mendengar suara dari dapur.Baru saja Nayla akan turun dari ranjang yang terbuat dari bilah bambu, dia dikejutkan dengan kedatangan seseorang.“Istirahat saja. Kau tidak odelia banyak bergerak.” Seseorang membuka tirai, kemudian berjalan ke arah Nayla dengan membawa sebuah baki pada tangannya.“Aku sudah di rumah, Mak?” Nayla merasa lega ketika melihat di mana dirinya kini. Langit-langit yang dilihatnya seperti langit rumah Mak Munah, bukan lagi langit-langit yang dipenuhi pepohonan rindang yang sangat menyeramkan.“Berkat bantuan warga, mereka membantu membawamu pulang. Untung saja masih keburu sebelum hari benar-benar gelap.”“Apa makhluk itu sudah benar-benar pergi?” Nayla memastikan.“Seharusnya begitu, karena kau sudah berada di tempat yang aman.”“Perutku sudah tidak sakit, Mak. Apa yang terjadi?” tanya wanita itu bingung.“Semuanya sudah aman. Bayimu hampir saja dibawa ruhnya o

    Last Updated : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 42

    Samsir membawa Nayla dengan paksa. Wanita hamil itu terus meronta sembari memindai seisi rumah Mak Munah, dia terus mencari ke mana perginya wanita itu.Salah satu tangan Nayla gunakan untuk memegangi perutnya agar tidak terlalu banyak mendapat guncangan. Namun, tetap saja akibat wanita itu yang tak fokus menatap ke depan, kaki atau bahkan perutnya terkantuk meja ataupun dinding kayu yang menghalangi.“Lepaskan saya! Saya mau dibawa ke mana?” raung Nayla berusaha melepaskan cengkeraman tangan Samsir dari pergelangan tangannya.“Diam! Kau tak akan pernah aku lepaskan. Tujuanku menemui Munah adalah untuk bisa membawamu.” Samsir tertawa setelah berkata demikian.“Apa yang kau inginkan dari saya? Saya bahkan tidak mengenal, Anda.”“Sebentar lagi kau akan tau siapa aku sebenarnya. Kau akan menjadi keberuntungan untukku malam ini, Wanita Asing.” Samsir kembali tertawa pada hari yang telah sempurna berganti malam itu.Di tengah malam yang sunyi, Nayla terus saja meraung. Desa itu benar-benar

    Last Updated : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 43

    "Kamu ada di sini?” Senyum Nayla mengembang ketika melihat orang yang dia kenal kini berada dalam satu rumah dengannya.“Hah?” Orang yang disapa terkejut sembari mengucek matanya yang mulai mengantuk.“Lira ….” Nayla berdiri dari duduknya.Wanita yang dipanggil Lira itu masih mengerjakan matanya. Ruangan dengan cahaya temaram itu sangat sulit membantunya melihat, ditambah lagi sisa debu yang kemungkinan memasuki bola matanya.Perlahan mata wanita itu kembali normal. Diraihnya lampu sentir–lampu tembok berbahan bakar minyak tanah–yang menempel pada paku dinding. Matanya mulai menatap lekat seseorang di dalam kamar itu yang rupanya mengenali dirinya.“Kamu, Nayla?” Lira bertanya setelah jarak di antara mereka semakin dekat. Wanita itu masih memastikan siapa orang di depannya.“Ya, aku Nayla.” Nayla tampak semringah kemudian memeluk Lira erat.Hampir saja Lira terhuyung akibat tindakan Nayla yang tiba-tiba. Wanita itu kesusahan ketika memegang lampu sentir.“Pelan-pelan, Nay. Lampunya ma

    Last Updated : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 44

    Setelah membersihkan diri, kondisi tubuh Nayla terasa semakin segar. Wanita hamil dengan balutan baju terusan selutut itu memberikan rambut panjang sepunggungnya tergerai, akibat keramas tadi membuat Nayla enggan mengingatnya.Di kamar itu sudah tidak ada Lira, mungkin saja dia sudah lebih dulu menuju meja makan tanpa menunggunya terlebih dahulu. Huh, dasar tak setia kawan!Setelah membereskan dipan tempatnya dan Lira tidur, Nayla berapa keluar, mencari keberadaan sang sahabat serta Mak Munah.“Ayo, sini makan dulu, Nayla!” Terdengar seruan Mak Munah membuat Nayla menoleh ke sumber suara.Dilihatnya, Lira bersama dengan Mak Munah sudah duduk di depan makan. Lira tampak senyum-senyum ketika melihat penampilan Nayla.“Kamu kenapa senyum-senyum?” tanya Nayla sinis.“Nggak kenapa-kenapa. Cuma lucu aja, kamu yang biasa modis kini pake daster bekas bibi. Tapi, tetep keliatan cantik kok,” tukas wanita muda yang barusaja menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.Kening Nayla kembali mengerut memi

    Last Updated : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 45

    Nayla dan Lira berhasil keluar dari desa Mak Munah. Keduanya menuju terminal bus menggunakan sebuah deoman. Desa yang sangat terpencil itu tidak memungkinkan kendaraan roda empat bisa masuk ke sana. Jalanan masih tanah, jika hujan tiba, jalan tersebut akan berubah menjadi lumpur atau bahkan akan tertutup banjir.Nayla sebenarnya masih betah berada di desa ini. Jika saja kejadian-kejadian mengerikan tidak menghantuinya, tentu saja wanita itu akan lebih lama lagi tinggal di tempat Mak Munah sembari menenangkan dirinya. Akan tetapi, tidak. Bagaimana dia bisa tenang jika berbagai kejadian magis seolah mengikuti dirinya.Nayla turun dari delman dengan hati-hati dibantu oleh Lira. Suasana terminal yang sangat ramai saat itu membuatbkeduanya kesulitan menemukan nomor bus yang akan membawa mereka ke tempat tujuan Lira.Syukurlah, akhirnya setelah beberapa menit mereka berkeliling, bus biru yang dimaksud dengan plat F itu berhasil mereka temukan.“Kau tidak apa-apa naik kendaraan umum begini?”

    Last Updated : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 46

    Seorang pria duduk pada kursi kebesarannya di sebuah ruang kerja. Wajahnya amat serius mengamati layar komputer jinjingnya.Dia menghentikan kegiatan bekerjanya ketika mendengar suara ketukan pintu dari arah luar.“Masuk!” titahnya tanpa menoleh ke arah pintu yang mulai terbuka menampilkan sosok pria lain dengan penampilan rapi.“Selamat siang, Tuan,” ucapnya sopan.“Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang Nayla?” tanya pria itu yang tak lain adalah Alvaro. Jadi telunjuknya amat sibuk menggeser di atas mouse.“Kami belum mendapatkan yang akurat, Tuan. Tapi, dari pengamatan orang tersebut, Nona Nayla tidak jauh perginya dari tempat itu. Sebab, di sekitar daerah tersebut dikelilingi hutan rimbun,” tutur Anjar, orang kepercayaan Alvaro.Alvaro sudah aktif bekerja kembali paska kejadian penculikan. Yang ada dalam pikirannya kini menemukan keberadaan Nayla, serta bertekad akan membalas orang-orang yang telah berbuat curang padanya.Dia tidak bisa melakukan itu jika hanya berdiam diri d

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 91

    Mata Pak Idris membelalak menatap Nayla. Tubuhnya seolah tak bertulang. Pria setengah baya itu terduduk di samping sang istri. Napasnya mulai terengah, tangan dengan kulit sedikit legam itu memegang dada yang terasa nyeri.“Bapak!” teriak Nayla panik.Namun, tangan pria itu segera terangkat memberi tanda agar Nayla tetap di tempatnya.“Semua ini ngga bener, Bu. Nayla tidak mungkin berbuat seperti itu,” bela Pak Idris dengan suara yang masih terbata akibat napasnya tersengal.“Ibu melihat dengan mata kepala Ibu sendiri, Pak. Mereka sedang bermesraan layaknya sepasang suami istri. Mereka tidak ada ikatan, lalu apa namanya jika bukan perselingkuhan?” Bu Marni masih tetap pada pendiriannya. Bukan ingin menyalahkan Nayla, tetapi wanita itu geram karena putrinya itu tidak juga membuka suara.“Nay, apa benar semua itu, Nduk? Apa kamu mengkhianati Alvin, suami kamu?” Dengan sangat hati-hati Pak Idris menanyakan apa yang dicurigai istrinya.Nayla menelan ludah kasar. Entah apa yang harus dia k

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 90

    Alvaro saat itu sedang bermain dengan Keanu. Anak itu semakin hari bertambah pintar saja. Dia terus mengoceh tanpa henti jika menginginkan sesuatu. Seperti pagi ini misalnya. Keanu terus saja mengoceh ketika tidak sengaja melihat burung hinggap pada ranting pohon.Alvaro yang merasa gemas segera membawanya keluar menuju ranting itu. Pohon yang tidak terlalu tinggi memudahkannya menggapai ranting itu. Sayangnya, burung itu terbang menyisakan ranting pohon yang kini justru tengah asyik dimainkan Keanu.“Berikan cucu saya!”Suara yang terdengar keras itu membuat Alvaro harus membalikkan badan. Dia melihat Bu Marni yang sudah berdiri di teras rumahnya. Anehnya, tidak ada senyum di wajahnu seperti biasa dia menyapa Alvaro.“Ibu tidak jadi ke ladang?” tanya Alvaro merasa sungkan. Kali ini dia melihat sosok Bu Marni sungguh sangat berbeda.“Bukan urusan kamu. Berikan Keanu! Aku tidak Sudi jika cucuku dekat dengan laki-laki seperti kamu,” ucapnya sarkas. Dia merebut Keanu dari gendongan Alvar

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 89

    Sudah satu minggu lamanya Alvaro tinggal bersama keluarga Nayla. Ramahnya keluarga itu membuat Alvaro merasakan memilki orang tua yang lengkap.Selama ini orang tuanya berada di luar negeri. Bukan bermaksud tuk mengabaikan mereka sehingga terasa kekurangan kasih sayang.Ibu Alvaro menderita sakit sejak Alvaro Alvin berada di bangku kuliah. Itu sebabnya kedua orang tuanya harus menetap di luar negeri untuk mengontrol pengobatan sang ibu.Penyakit serius yang dideritanya membuat wanita itu harus rela jauh dari kedua anaknya. Sampai-sampai saat Alvin menikah dengan Nayla dulu pun mereka tidak bisa hadir. Pun Alvaro yang saat itu sedang ada rapat untuk pertama kalinya menggantikan posisi sang papa.“Biar Nayla saja, Bu.” Nayla menghentikan aktivitas sang ibu yang sedang membereskan sisa makan malam mereka.“Kamu tidak menidurkan Keanu?” Bu terkejut ketika melihat Nayla justru keluar kamar lagi. Tadi anak semata wayangnya itu berpesan akan menidurkan Keanu.“Keanu tadi rewel. Sepertinya di

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 88

    Alvaro menggeliat tubuhnya. Matahari perlahan naik. Hari akan sebentar lagi siang. Dia beranjak dari kasur untuk menuju ke kamar mandi.Awalnya Alvaro tidak kan menginap, tetapi tiba-tiba saja sejak tadi sore hujan mengguyur desa itu sangat deras. Sehingga dia terpaksa harus menginap karena kondisi jalanan akan berlumpur, dan sangat sulit dilalui. Akibatnya, mau tidak mau Alvaro harus menginap di tempat itu.Karena rumah ini sangat berbeda denga rumah miliknya di kota. Pria itu harus keluar kamar untuk bisa ke ruang bersih-bersih itu.Dia melihat Nayla yang sedang menata makanan. Wajahnya tampak serius menyusun makanan ke dalam tantang. Entah ke mana perginya Keanu. Sedari tadi telinga Alvaro tidak menangkap suaranya.Melihat Nayla yang seperti tidak menyadari keberadaannya membuat ide itu muncul dalam benaknya.Dengan perlahan dia mengendap menuju ibu satu anak itu. Alvaro melingkarkan tangan di perut Nayla, dengan dagu yang dia tempelkan di pundak Nayla.Menerima perlakuan seperti i

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 87

    Tadinya Nayla akan diantarkan sopir, tetapi Alvaro mencegah. Pria itu berinisiatif untuk mengantar Nayla ke rumah orang tuanya.Ternyata dia tidak sanggup berpisah lama dengan Keanu, bayi mungil itu selalu membuatnya rindu setiap saat, apalagi bundanya, jangan ditanya lagi. Bahkan hati kecilnya diam-diam mendukung perceraian Nayla dan Alvin.“Kalo bertiga seperti ini aku merasa seperti keluar kecil bahagia,” seloroh Alvaro. Matanya melirik Nayla yang sedang memberi susu pada Keanu.Nayla membuang napas kasar. Ucapan Alvaro seolah pertanda jika dirinya sudah siap merangkul Nayla ketika sah berpisah dari Alvin.“Jangan ngarang. Aku bahkan belum siap untuk berumah tangga lagi. Pernikahan ini cukup membuatku trauma untuk menjalin hubungan. Aku harus instrospeksi diri sebelum mengambil keputusan menikah lagi.” Nayla mengembuskan napasnkasar. Dia merasa kecewa dengan pengambilan keputusan cerai.Bukan karena dia ingin memaafkan Alvin, tetapi naykayoernah berjanji jika dia ingin menjalani pe

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 86

    Pagi menjelang. Nayla yang semalaman tidur bersama Keanu mulai membuka mata ketika putranya telah bangun lebih dulu dan mengoceh di dalam box bayi.Nayla beranjak dari kasur, kemudian menggelung rambut yang panjangnya. Wanita itu tersenyum ketika melihat bayinya justru anteng, tidak rewel ketika bangun tidur.“Anak Ganteng Bunda sudah bangun. Ngga rewel, pinter sekali, Sayang,” pujinya. Kemudian mulai menghujani ciuman pada semua bagian wajahnya.“Kita ke depan dulu, ya. Cari Suster Mita.” Nayla keluar dari kamar dengan menggendong Keanu.Karena semalam Nayla memilih tidur di kamar Keanu, membuat pengasuh itu memilih tidur di kamar lain bersama Mbok Asih.Terlihat dua orang pekerja di rumah Alvaro tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk tuan mereka.“Suster, tolong urus Keanu sebentar, ya. Saya akan bersih-bersih dulu.” Mendengar suara sang majikan memanggil membuat Mita harus meninggalkan pekerjaannya dan segera mengambil Keanu dari Nayla.Sementara Mita mengajak Keanu be

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 85

    “Aku mau, Nay. Aku akan melakukan apapun asal kamu mau memaafkan aku.” Wajah Lira terlihat semringah. Setelah apa yang dia lakukan, Nayla masih mau memaafkannya?Untuk menebus rasa bersalahnya, dia juga bersedia membantu Nayla menghukum wanita itu. Itu juga yang Lira inginkan. Menghukum wanita jahat, licik, serta sombong seperti Viona.Viona tidak pantas masih berkeliaran di luar sana dengan banyaknya kejahatan yang dia perbuat.“Oh, iya. Kamu sudah melahirkan?” Lira mengernyit kening ketika melihat perut Nayla sudah kembali ramping.Nayla tersenyum setelah masa menegangkan tadi. “Iya, aku sudah melahirkan seorang anak laki-laki. Tadinya aku ingin mengenalkan langsung padamu. Aku tidak tahu jika kamu justru berada di sini.”“Dia pasti memiliki paras yang sempurna seperti kamu, Nay. Aku akan menjalani sisa hukumanku di sini. Setelahnya, bolehkah aku bertemu dengan anakmu? Aku tidak sabar bertemu keponakanku itu.” Lira mengembangkan senyumnya.“Tentu saja boleh.”Cukup lama mereka berca

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 84

    “Bagaimana, Dokter?” tanya Alvaro begitu melihat dokter itu kembali duduk.“Semuanya baik-baik saja, Pak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”Nayla yang sedari tadi terbaring di atas ranjang rumah sakit, kini perlahan bangkit dan membenarkan kembali penampilannya.Ruangan dengan dominasi cat berwarna putih itu, selain memiliki banyak hiasan barang-barang mewah, serta piala si pemilik, di sana juga sudah menyatu dengan meja kerja dokter, sehingga Nayla tidak perlu berjalan jauh lagi untuk berganti ruangan.“Selagi Nyonya Nayla rutin meminum obat, beristirahat, serta aktif dalam berbagai kegiatan yan tidak membuat pikirannya kosong, semua akan baik-baik saja.” Dokter laki-laki itu beralih menatap Nayla yang sudah duduk di samping Alvaro.Tidak lama. Hanya sekitar satu jam Alvaro membawa Nayla melakukan konsultasi dengan psikiater ahli itu. Keduanya berpamitan setelah mendapat resep obat berikutnya untuk Nayla.“Aku ngga mau minum obat lagi, Kak. Bosen. Aku mau hidup seperti manusia pad

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 83

    Hari ini sinar matahari begitu cerah. Sisa hujan semalam membuat pagi ini terasa sejuk di area taman. Tanaman hias yang Nayla tanam perlahan mulai berbunga.Sejak wanita itu dinyatakan sembuh, dia kembali menjalani rutinitas seperti sebelumnya. Wajahnya kembali berseri ketika bermain dengan Keanu. Anak laki-lakinya itu semakin menggemaskan dengan bobot tubuhnya yang subur.“Kita makan dulu ya, Sayang. Bunda sudah buatkan menu sehat untuk Anak Ganteng pagi ini,” ucapnya penuh kasih.Nayla mulai mengambil mangkuk berisi bubur bayi yang telah dicampur olahan protein. Perlahan dia menyuapkan menu Mp-asi itu untuk Keanu.“Tuan Muda pasti akan semakin sehat jika ibunya perhatian seperti ini terus. Si Mbok seneng melihat Mbak Nayla sudah bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala,” ucap Mbok Asih ketika menemani Nayla menyuapi Keanu. Wajahnya pun turut semringah melihat kebersamaan mereka.“Saya hanya melakukan apa yang sudah menjadi kewajiban saya. Saya hanya ingin menebus semua rasa bersa

DMCA.com Protection Status