Share

Bab 44

Penulis: INDAH PERMATA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah membersihkan diri, kondisi tubuh Nayla terasa semakin segar. Wanita hamil dengan balutan baju terusan selutut itu memberikan rambut panjang sepunggungnya tergerai, akibat keramas tadi membuat Nayla enggan mengingatnya.

Di kamar itu sudah tidak ada Lira, mungkin saja dia sudah lebih dulu menuju meja makan tanpa menunggunya terlebih dahulu. Huh, dasar tak setia kawan!

Setelah membereskan dipan tempatnya dan Lira tidur, Nayla berapa keluar, mencari keberadaan sang sahabat serta Mak Munah.

“Ayo, sini makan dulu, Nayla!” Terdengar seruan Mak Munah membuat Nayla menoleh ke sumber suara.

Dilihatnya, Lira bersama dengan Mak Munah sudah duduk di depan makan. Lira tampak senyum-senyum ketika melihat penampilan Nayla.

“Kamu kenapa senyum-senyum?” tanya Nayla sinis.

“Nggak kenapa-kenapa. Cuma lucu aja, kamu yang biasa modis kini pake daster bekas bibi. Tapi, tetep keliatan cantik kok,” tukas wanita muda yang barusaja menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Kening Nayla kembali mengerut memi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 45

    Nayla dan Lira berhasil keluar dari desa Mak Munah. Keduanya menuju terminal bus menggunakan sebuah deoman. Desa yang sangat terpencil itu tidak memungkinkan kendaraan roda empat bisa masuk ke sana. Jalanan masih tanah, jika hujan tiba, jalan tersebut akan berubah menjadi lumpur atau bahkan akan tertutup banjir.Nayla sebenarnya masih betah berada di desa ini. Jika saja kejadian-kejadian mengerikan tidak menghantuinya, tentu saja wanita itu akan lebih lama lagi tinggal di tempat Mak Munah sembari menenangkan dirinya. Akan tetapi, tidak. Bagaimana dia bisa tenang jika berbagai kejadian magis seolah mengikuti dirinya.Nayla turun dari delman dengan hati-hati dibantu oleh Lira. Suasana terminal yang sangat ramai saat itu membuatbkeduanya kesulitan menemukan nomor bus yang akan membawa mereka ke tempat tujuan Lira.Syukurlah, akhirnya setelah beberapa menit mereka berkeliling, bus biru yang dimaksud dengan plat F itu berhasil mereka temukan.“Kau tidak apa-apa naik kendaraan umum begini?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 46

    Seorang pria duduk pada kursi kebesarannya di sebuah ruang kerja. Wajahnya amat serius mengamati layar komputer jinjingnya.Dia menghentikan kegiatan bekerjanya ketika mendengar suara ketukan pintu dari arah luar.“Masuk!” titahnya tanpa menoleh ke arah pintu yang mulai terbuka menampilkan sosok pria lain dengan penampilan rapi.“Selamat siang, Tuan,” ucapnya sopan.“Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang Nayla?” tanya pria itu yang tak lain adalah Alvaro. Jadi telunjuknya amat sibuk menggeser di atas mouse.“Kami belum mendapatkan yang akurat, Tuan. Tapi, dari pengamatan orang tersebut, Nona Nayla tidak jauh perginya dari tempat itu. Sebab, di sekitar daerah tersebut dikelilingi hutan rimbun,” tutur Anjar, orang kepercayaan Alvaro.Alvaro sudah aktif bekerja kembali paska kejadian penculikan. Yang ada dalam pikirannya kini menemukan keberadaan Nayla, serta bertekad akan membalas orang-orang yang telah berbuat curang padanya.Dia tidak bisa melakukan itu jika hanya berdiam diri d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 47

    Sebuah rumah panggung yang terbuat dari kayu. Alvaro meminta Anjar untuk menepikan mobil di pelataran milik rumah tersebut.Sebelumnya Anjar sempat bingung, kenapa sang bos memintanya memilih jalan lain untuk dilalui, sedangkan di daerah sekitar hutan tadi hanya ada satu jalur saja, jika ingin kembali ke kota, sudah pasti harus putar balik, tetapi ini lain. Alvaro memintanya untuk tidak putar arah, dia menunjukkan satu jalan ke suatu tempat yang ingin dia kunjungi.Alvaro turun, lalu menghampiri rumah yang sedikit diselimuti kabut karena hari semakin sore.“Tuan, ini rumah siapa?” Anjar tampak kebingungan ketika hanya melihat satu-satunya bangunan di depannya, sedangkan di rumah-rumah di sekitarnya tampak berjauhan jaraknya.Rumah itu memiliki cahaya remang di bagian luar, sehingga menjadikan bangunan yang sebenarnya tampak asri itu terkesan seram. Di depan rumah itu terdapat sebuah bale-bale yang cocok dijadikan untuk bersantai ditemani semilir angin yang berasal dari pohon mangga se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 48

    “Besok pagi saja. Sekarang hari sudah beranjak malam. Masyarakat desa itu sangat tertutup, mereka tidak akan menerima ketukan pintu tamu di malam hari,” saran Dini. Wanita itu baru saja meletakkan jamuan kecil untuk kedua tamunya itu.“Bos, apa tidak sebaiknya kita pulang dulu dan akan kembali esok hari?” Anjar mendekati telinga Alvaro, kemudahan berucap setengah berbisik pada pria yang sedari dia temani.“Kau diam saja. Aku akan mencarinya sampai tak kenal waktu. Jika kau ingin pulang, silakan bersama para ajudan itu.”Anjar hanya terdiam. Dia tak berani menanggapi perintah Alvaro yang terkesan mengusirnya. Dia tidak akan tega meninggalkan bosnya seorang diri di daerah terpencil hampir memasuki hutan.Alvaro terbaring bersama Anjar di ruang tamu, sedangkan Dini tidur di dalam kamarnya. Pria itu menatap langit rumah yang terbuat dari asbes, saudara gerimis di luar dapat didengar olehnya.Ingatannya kembali pada satu bulan lalu ketika dia baru saja diselamatkan oleh Dini. Gadis yatim p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 49

    Alvaro berjalan tergesa melewati jalan yang ditunjukkan oleh pria peruh baya tadi. Saking tidak sabarnya, dia mendahului Anjar yang sedari tadi berseru untuk menunggunya.Anjar menubruk tubuh besar Alvaro yang tiba-tiba saja berhenti tanpa aba-aba.“Kenapa, Bos?” tanya Anjar menjadi segan setelah tanpa sengaja menubruk tubuh kekar bosnya. Dia mengira bosnya itu akan memarahinya karena sikap keteledoran.Namun, tidak. Alvaro justru bergeming di tempatnya. Dia menatap tanpa arti sebuah rumah kayu yang berada di hadapannya.Meski bukan daerah pegunungan, tetapi desa ini selalu diselimuti kabut khas daerah yang berada di dataran tinggi.“Sepertinya ini rumahnya.” Anjar meluruskan pandangan setelah mendengar celetukan Alvaro.Pria itu kembali mengingat petunjuk yang diberikan oleh Pak Tua yang mereka temui di tengah hutan tadi.“Akan saya pastikan, Bos.” Anjar berjalan melewati Alvaro guna mengetahui siapa pemilik rumah.“Assalamu'alaikum!” Anjar berseru seraya mengetuk pintu.Sekali dua k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 50

    Mak Munah menceritakan semua kejadian yang menimpa Nayla selama tinggal bersamanya. Bagaimana wanita tua itu dengan sangat berusaha melindungi Nayla serta nyawa calon anak yang ada dalam kandungan wanita cantik itu.Mendengar hal itu, bukan hanya Anjar yang menjadi sedih, melainkan Alvaro yang jauh lebih terenyuh. Pria yang selalu mengaku jika anak dalam kandungan Nayla adalah anaknya itu tiba-tiba merasa hatinya seperti diremas. Alvaro terus membayangkan bagaimana perjuangan Nayla untuk bisa keluar dari tempat mengerikan seperti desa ini.“Apa dia bisa selamat, Nek? Lalu, di mana keberadaan dia sekarang?” tanya Alvaro dengan raut wajah cemas.Mak Munah menatap Alvaro lekat, dia mengembuskan napas kasar lalu berkata, “beberapa waktu lalu cucu saya yang dari kota pulang. Untuk membuat Nayla merasa aman, saya berinisiatif untuk mengikutkan Nayla pada cucu saya itu.*“Lalu di kota mana cucu Nenek tinggal,” sambar Anjar dengan cepat.“Untuk tempatnya saya tidak tahu. Dia tidak pernah meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 51

    “Kok tumben udah rapi?”Lira terkejut saat dirinya yang baru saja keluar dari kamar melihat Nayla tengah menata meja makan. Bukan soal kebiasaan Nayla yang selalu mengurus keperluannya di pagi hari meski Lira telah melarang lantaran ada perasaan tidak enak, tetapi penampilan Nayla yang membuat gadis dengan rambut sebahu itu sedikit terkejut.Nayla melihat Lira sekilas lalu mengulum senyum simpul. “Kau sudah bangun?”“Ya, hari ini rasanya males sekali. Ingin rasanya setiap hari hari libur saja,” keluh wanita yang telah lengkap dengan seragam kerjanya. Lira mengambil salah satu kursi lalu duduk di sana.Nayla menggelengkan kepalanya, kembali tersenyum melihat tingkah sahabatnya. Dia pernah mengalami bekerja, dia tahu rasanya harus kembali melakukan rutinitas itu setelah terjeda waktu libur. Dulu, dia akan bermalas-malasan pada hari itu, apalagi jika Alvin di rumah, wanita dengan paras cantik itu akan memanjakan diri dengan selalu berdekatan pada sang suami. Rasanya waktu ingin dia berhe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 52

    Di sebuah butik ternama kota Bogor, seorang wanita dengan penampilan elegan memasuki ruangan ber-AC itu.Dres yang terbuat dari wol, tas dengan brand ternama yang tersampir di bahunya, rambut hitam lurus serta kacamata hitam yang menutupi mata indahnya, tidak lupa sepatu heels merah marun sebagai pelengkap penampilannya.Begitu wanita itu membuka pintu kaca, semua karyawan langsung berbaris untuk menyambut kedatangan, bak seorang artis idol.Semua karyawan butik itu menunduk memberi hormat. Tetapi, tidak untuk Lira. Wanita dengan seragam kemeja hitam itu tampak tak melakukan seperti apa yang karyawan lain lakukan.Menyadari hal itu, langsung membuka kacamata kemudian menatap Lira dengan tatapan tajam.Saat itu Lira sedang mengamati sebuah gaun yang dipesan khusus seseorang sebelumnya. Dia mendapat tugas untuk menulis kekurangan dan kelebihan gaun berwarna biru menyala.“Hei, kamu!” Sentak wanita yang tidak lain adalah Viona. Tatapannya menghunus seperti akan menikam Lira.Menyadari ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 91

    Mata Pak Idris membelalak menatap Nayla. Tubuhnya seolah tak bertulang. Pria setengah baya itu terduduk di samping sang istri. Napasnya mulai terengah, tangan dengan kulit sedikit legam itu memegang dada yang terasa nyeri.“Bapak!” teriak Nayla panik.Namun, tangan pria itu segera terangkat memberi tanda agar Nayla tetap di tempatnya.“Semua ini ngga bener, Bu. Nayla tidak mungkin berbuat seperti itu,” bela Pak Idris dengan suara yang masih terbata akibat napasnya tersengal.“Ibu melihat dengan mata kepala Ibu sendiri, Pak. Mereka sedang bermesraan layaknya sepasang suami istri. Mereka tidak ada ikatan, lalu apa namanya jika bukan perselingkuhan?” Bu Marni masih tetap pada pendiriannya. Bukan ingin menyalahkan Nayla, tetapi wanita itu geram karena putrinya itu tidak juga membuka suara.“Nay, apa benar semua itu, Nduk? Apa kamu mengkhianati Alvin, suami kamu?” Dengan sangat hati-hati Pak Idris menanyakan apa yang dicurigai istrinya.Nayla menelan ludah kasar. Entah apa yang harus dia k

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 90

    Alvaro saat itu sedang bermain dengan Keanu. Anak itu semakin hari bertambah pintar saja. Dia terus mengoceh tanpa henti jika menginginkan sesuatu. Seperti pagi ini misalnya. Keanu terus saja mengoceh ketika tidak sengaja melihat burung hinggap pada ranting pohon.Alvaro yang merasa gemas segera membawanya keluar menuju ranting itu. Pohon yang tidak terlalu tinggi memudahkannya menggapai ranting itu. Sayangnya, burung itu terbang menyisakan ranting pohon yang kini justru tengah asyik dimainkan Keanu.“Berikan cucu saya!”Suara yang terdengar keras itu membuat Alvaro harus membalikkan badan. Dia melihat Bu Marni yang sudah berdiri di teras rumahnya. Anehnya, tidak ada senyum di wajahnu seperti biasa dia menyapa Alvaro.“Ibu tidak jadi ke ladang?” tanya Alvaro merasa sungkan. Kali ini dia melihat sosok Bu Marni sungguh sangat berbeda.“Bukan urusan kamu. Berikan Keanu! Aku tidak Sudi jika cucuku dekat dengan laki-laki seperti kamu,” ucapnya sarkas. Dia merebut Keanu dari gendongan Alvar

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 89

    Sudah satu minggu lamanya Alvaro tinggal bersama keluarga Nayla. Ramahnya keluarga itu membuat Alvaro merasakan memilki orang tua yang lengkap.Selama ini orang tuanya berada di luar negeri. Bukan bermaksud tuk mengabaikan mereka sehingga terasa kekurangan kasih sayang.Ibu Alvaro menderita sakit sejak Alvaro Alvin berada di bangku kuliah. Itu sebabnya kedua orang tuanya harus menetap di luar negeri untuk mengontrol pengobatan sang ibu.Penyakit serius yang dideritanya membuat wanita itu harus rela jauh dari kedua anaknya. Sampai-sampai saat Alvin menikah dengan Nayla dulu pun mereka tidak bisa hadir. Pun Alvaro yang saat itu sedang ada rapat untuk pertama kalinya menggantikan posisi sang papa.“Biar Nayla saja, Bu.” Nayla menghentikan aktivitas sang ibu yang sedang membereskan sisa makan malam mereka.“Kamu tidak menidurkan Keanu?” Bu terkejut ketika melihat Nayla justru keluar kamar lagi. Tadi anak semata wayangnya itu berpesan akan menidurkan Keanu.“Keanu tadi rewel. Sepertinya di

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 88

    Alvaro menggeliat tubuhnya. Matahari perlahan naik. Hari akan sebentar lagi siang. Dia beranjak dari kasur untuk menuju ke kamar mandi.Awalnya Alvaro tidak kan menginap, tetapi tiba-tiba saja sejak tadi sore hujan mengguyur desa itu sangat deras. Sehingga dia terpaksa harus menginap karena kondisi jalanan akan berlumpur, dan sangat sulit dilalui. Akibatnya, mau tidak mau Alvaro harus menginap di tempat itu.Karena rumah ini sangat berbeda denga rumah miliknya di kota. Pria itu harus keluar kamar untuk bisa ke ruang bersih-bersih itu.Dia melihat Nayla yang sedang menata makanan. Wajahnya tampak serius menyusun makanan ke dalam tantang. Entah ke mana perginya Keanu. Sedari tadi telinga Alvaro tidak menangkap suaranya.Melihat Nayla yang seperti tidak menyadari keberadaannya membuat ide itu muncul dalam benaknya.Dengan perlahan dia mengendap menuju ibu satu anak itu. Alvaro melingkarkan tangan di perut Nayla, dengan dagu yang dia tempelkan di pundak Nayla.Menerima perlakuan seperti i

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 87

    Tadinya Nayla akan diantarkan sopir, tetapi Alvaro mencegah. Pria itu berinisiatif untuk mengantar Nayla ke rumah orang tuanya.Ternyata dia tidak sanggup berpisah lama dengan Keanu, bayi mungil itu selalu membuatnya rindu setiap saat, apalagi bundanya, jangan ditanya lagi. Bahkan hati kecilnya diam-diam mendukung perceraian Nayla dan Alvin.“Kalo bertiga seperti ini aku merasa seperti keluar kecil bahagia,” seloroh Alvaro. Matanya melirik Nayla yang sedang memberi susu pada Keanu.Nayla membuang napas kasar. Ucapan Alvaro seolah pertanda jika dirinya sudah siap merangkul Nayla ketika sah berpisah dari Alvin.“Jangan ngarang. Aku bahkan belum siap untuk berumah tangga lagi. Pernikahan ini cukup membuatku trauma untuk menjalin hubungan. Aku harus instrospeksi diri sebelum mengambil keputusan menikah lagi.” Nayla mengembuskan napasnkasar. Dia merasa kecewa dengan pengambilan keputusan cerai.Bukan karena dia ingin memaafkan Alvin, tetapi naykayoernah berjanji jika dia ingin menjalani pe

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 86

    Pagi menjelang. Nayla yang semalaman tidur bersama Keanu mulai membuka mata ketika putranya telah bangun lebih dulu dan mengoceh di dalam box bayi.Nayla beranjak dari kasur, kemudian menggelung rambut yang panjangnya. Wanita itu tersenyum ketika melihat bayinya justru anteng, tidak rewel ketika bangun tidur.“Anak Ganteng Bunda sudah bangun. Ngga rewel, pinter sekali, Sayang,” pujinya. Kemudian mulai menghujani ciuman pada semua bagian wajahnya.“Kita ke depan dulu, ya. Cari Suster Mita.” Nayla keluar dari kamar dengan menggendong Keanu.Karena semalam Nayla memilih tidur di kamar Keanu, membuat pengasuh itu memilih tidur di kamar lain bersama Mbok Asih.Terlihat dua orang pekerja di rumah Alvaro tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk tuan mereka.“Suster, tolong urus Keanu sebentar, ya. Saya akan bersih-bersih dulu.” Mendengar suara sang majikan memanggil membuat Mita harus meninggalkan pekerjaannya dan segera mengambil Keanu dari Nayla.Sementara Mita mengajak Keanu be

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 85

    “Aku mau, Nay. Aku akan melakukan apapun asal kamu mau memaafkan aku.” Wajah Lira terlihat semringah. Setelah apa yang dia lakukan, Nayla masih mau memaafkannya?Untuk menebus rasa bersalahnya, dia juga bersedia membantu Nayla menghukum wanita itu. Itu juga yang Lira inginkan. Menghukum wanita jahat, licik, serta sombong seperti Viona.Viona tidak pantas masih berkeliaran di luar sana dengan banyaknya kejahatan yang dia perbuat.“Oh, iya. Kamu sudah melahirkan?” Lira mengernyit kening ketika melihat perut Nayla sudah kembali ramping.Nayla tersenyum setelah masa menegangkan tadi. “Iya, aku sudah melahirkan seorang anak laki-laki. Tadinya aku ingin mengenalkan langsung padamu. Aku tidak tahu jika kamu justru berada di sini.”“Dia pasti memiliki paras yang sempurna seperti kamu, Nay. Aku akan menjalani sisa hukumanku di sini. Setelahnya, bolehkah aku bertemu dengan anakmu? Aku tidak sabar bertemu keponakanku itu.” Lira mengembangkan senyumnya.“Tentu saja boleh.”Cukup lama mereka berca

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 84

    “Bagaimana, Dokter?” tanya Alvaro begitu melihat dokter itu kembali duduk.“Semuanya baik-baik saja, Pak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”Nayla yang sedari tadi terbaring di atas ranjang rumah sakit, kini perlahan bangkit dan membenarkan kembali penampilannya.Ruangan dengan dominasi cat berwarna putih itu, selain memiliki banyak hiasan barang-barang mewah, serta piala si pemilik, di sana juga sudah menyatu dengan meja kerja dokter, sehingga Nayla tidak perlu berjalan jauh lagi untuk berganti ruangan.“Selagi Nyonya Nayla rutin meminum obat, beristirahat, serta aktif dalam berbagai kegiatan yan tidak membuat pikirannya kosong, semua akan baik-baik saja.” Dokter laki-laki itu beralih menatap Nayla yang sudah duduk di samping Alvaro.Tidak lama. Hanya sekitar satu jam Alvaro membawa Nayla melakukan konsultasi dengan psikiater ahli itu. Keduanya berpamitan setelah mendapat resep obat berikutnya untuk Nayla.“Aku ngga mau minum obat lagi, Kak. Bosen. Aku mau hidup seperti manusia pad

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 83

    Hari ini sinar matahari begitu cerah. Sisa hujan semalam membuat pagi ini terasa sejuk di area taman. Tanaman hias yang Nayla tanam perlahan mulai berbunga.Sejak wanita itu dinyatakan sembuh, dia kembali menjalani rutinitas seperti sebelumnya. Wajahnya kembali berseri ketika bermain dengan Keanu. Anak laki-lakinya itu semakin menggemaskan dengan bobot tubuhnya yang subur.“Kita makan dulu ya, Sayang. Bunda sudah buatkan menu sehat untuk Anak Ganteng pagi ini,” ucapnya penuh kasih.Nayla mulai mengambil mangkuk berisi bubur bayi yang telah dicampur olahan protein. Perlahan dia menyuapkan menu Mp-asi itu untuk Keanu.“Tuan Muda pasti akan semakin sehat jika ibunya perhatian seperti ini terus. Si Mbok seneng melihat Mbak Nayla sudah bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala,” ucap Mbok Asih ketika menemani Nayla menyuapi Keanu. Wajahnya pun turut semringah melihat kebersamaan mereka.“Saya hanya melakukan apa yang sudah menjadi kewajiban saya. Saya hanya ingin menebus semua rasa bersa

DMCA.com Protection Status