Share

Bab 16 (Season dua)

POV IBU

Rumah Jeng Sella memang bagus banget. Sampai nggak bisa berkedip ini mata. Andaikan aku bisa tinggal di sana, pasti aku di hormati oleh orang-orang. Terutama si Lampiratu Wesi. Belum puas aku di sana, Angga menjemputku. Dia mengajakku pulang. Padahal aku masih betah di sana.

Jeng Sella juga nggak mau mengajakku ke arisan. Katanya yang bisa masuk hanya yang ikut arisan saja. Nampak sekali bohongnya. Manalah ada arisan model begitu. Aku dulu pernah ikut arisan di kampung seminggu sepuluh ribu, siapa-siapa yang datang silahkan, tak ada masalah. Bahkan anak-anaknya di bawa semua juga boleh.

“Mertuamu itu kelewatan, masa ibu mau ikut grop arisannya nggak boleh,” ucapku kepada Angga. Dia masih fokus nyetir.

“Arisan Mami itu gaya sosialita, Bu. Nggak akan kuat kalau mau ikut gaya Mami,” sahut Angga. Aku hanya mencebikkan mulut.

“Kan, cuma ikut saja. Biar di kenalkan gitu ke temen-temennya, kalau ibu ini besannya,” balasku. Angga masih fokus mengemudi.

“Sudahlah, Bu. Lagian ibu nggak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status