Share

MENJUAL KEHORMATAN

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-06-16 05:46:27

Siang itu tepat jam makan siang, tak seperti biasanya, Mas Arman justru pulang ke rumah mengendarai mobil yang akhirnya aku tahu bukan fasilitas dari kantornya, melainkan dari atasannya yang bernama Anggita itu. 

 

Saat mobilnya berhenti tepat di depan rumah kami, sebuah mobil lainnya ikut berhenti di belakangnya. Sebuah mobil yang sedikit lebih bagus dari yang di kendarainya saat ini. Lalu sejurus kemudian masing masing pengendarainya turun. Mas Arman dan wanita itu, mereka berjalan beriringan menuju rumah. 

 

Jantungku berdetak cepat melihat prmandangan itu dari balik gordyn ruang tamu. Berani sekali wanita itu kemari. Dan Mas Arman, apa yang sedang dia lakukan ini? Membawa gund*knya ke rumah kami? Jadi ini yang dia maksud kemarin, menyuruhku menunggu untuk tidak pergi? Untuk melihat semuanya ini?

 

Sebelum aku sempat menata hati yang tak karuan, pintu depan terdengar sudah diketuk. 

 

"Assalamu'alaikum, Ray ..." sapa suara Mas Arman.

 

Setelah beberapa kali helaan nafas, aku melangkah menuju pintu dan membukanya perlahan. Wajah Mas Arman dengan senyumnya yang kulihat pertama kali. Dan betapa teririsnya karena disampingnya, wanita itu pun sama manisnya saat tersenyum padaku. Sedangkan aku, tentu saja tidak bisa tersenyum sedikitpun. 

 

"Aku kira Kamu lagi tidur, Sayang," ucapnya sambil melangkah masuk dan mencondongkan tubuhnya berniat hendak mencium keningku seperti biasanya. Tapi sontak aku beringsut mundur. Dan aku yakin gerakanku ini membuat Mas Arman sedikit kaget, karena kulihat raut mukanya nampak memerah entah menahan marah atau malu.

 

"Ada apa? Kenapa pulang jam segini?" tanyaku kaku. 

 

"Kita masuk dulu ya? Duduk dulu dan kita bicara. Ayo Nggi, masuk!" ajak Mas Arman pada wanita itu.

 

Saat Mas Arman mulai melangkah masuk, wanita itu pun bermaksud mengikutinya, tapi tiba-tiba entah kenapa aku mencegahnya. 

 

"Maaf, Mbak siapa? Silahkan tunggu di luar saja," kataku dengan nada dingin.

 

Mendengar ucapanku, Mas Arman segera membalikkan badan menghadap ke arah kami.

 

"Raya, ini Anggi. Yang aku ceritakan kemarin, Sayang. Ingat kan?" 

 

Aku menoleh ke arah Mas Arman, menatapnya tajam. Seolah aku ingin berkata padanya, tanpa kamu berkata pun aku sudah tahu siapa dia, Mas. Tapi bibirku kelu, sulit untuk berkata-kata. Apalagi saat tiba-tiba Mas Arman justru meraih pergelangan tangan wanita itu dan menggandengnya masuk. 

 

Kuiikuti gerakan langkah mereka menuju kursi sudut ruang tamu dengan mataku dari tempat berdiri. Berkali-kali aku menelan ludah getir. Seumur hidup aku bahkan tak pernah membayangkan akan mengalami hal menyakitkan seperti ini, melihat suamiku bergandengan tangan dengan wanita lain di depan mataku sendiri dan di dalam rumah kami. 

 

Saat wanita itu telah duduk dengan anggunnya di kursi ruang tamu kami, Mas Arman menoleh ke arahku. 

 

"Raya, kemarilah, Sayang. Kita bicara," katanya.

 

"Maaf, aku ada urusan, Mas. Aku harus pergi," kataku cepat sambil hendak berlalu menuju ke dalam. Tapi Mas Arman tiba-tiba bangkit dan menghampiriku, menghadang langkahku. 

 

"Kita sudah bahas ini kan Ray, kemarin. Sekarang dengarkan dulu, setelah itu Kamu boleh memutuskan," kata suamiku sambil mengulurkan tangannya. Melihat wajahnya yang sangat tenang saat mengatakan itu, hatiku segera menyadari bahwa dia sepertinya sudah benar-benar siap untuk kehilangan aku. Baiklah, kalau begitu akan kuturuti permintaan terakhirnya kali ini. Meskipun sudah tidak tahan lagi melihat pemandangan itu, aku ingin tahu apa sebenarnya yang mereka berdua inginkan dariku.

 

Sejenak kutoleh wanita yang saat ini sedang duduk dengan anggunnya di kursi sudut rumah kami. Aku baru menyadari betapa wanita ini memang sangat cantik. Dari segi apapun aku kalah jauh dibanding dirinya. Bukan hanya kulit putihnya yang mulus, tapi juga penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki yang membuatku benar benar seperti tak ada artinya di mata suamiku sendiri. 

 

Perlahan aku melangkah mendekat ke arah kursi, tak kuhiraukan tangan Mas Arman yang sejak tadi terulur bermaksud hendak menggandengku untuk duduk. Jijik rasanya melihat tangan yang baru saja digunakan untuk menyentuh wanita lain itu. Dengan wajah yang kutahu sedikit kecewa, Mas Arman segera mengekor berjalan di belakangku dan di luar dugaan, ternyata dia memilih untuk duduk di sebelahku, bukan wanita itu. Tapi bagaimanapun, rasa hormatku padanya sudah hilang. Jadi itu tidak berarti apapun lagi bagiku.

 

"Bicaralah! Akan kudengarkan," kataku setelah kami semua duduk. Aku dan Mas Arman berhadapan dengan wanita itu. 

 

"Raya, perkenalkan aku Anggi, atasannya suamimu di kantor," katanya dengan penuh percaya diri. Bahkan bibir tipis di wajah yang berbau perawatan mahal itu menyunggingkan senyumnya yang sangat manis. Lagi-lagi aku menelan ludah getir. Tak heran bagaimana suamiku begitu kepincut dengannya. Ternyata seindah ini wanita yang telah menggantikan tempatku itu. Apalah aku yang hanya berpenampilan ala kadarnya ini dengan seragam dasterku seperti biasa dan juga tanpa make up. 

 

"Apa yang kamu inginkan?" tanyaku.

 

"Aku kesini untuk menawarkan hal yang saling menguntungkan untuk kita, Raya. Bukan begitu Arman?" Dia melirik ke arah lelaki yang duduk di sebelahku. Senyum manisnya itu benar-benar membuatku sangat jijik. 

 

"Langsung saja, tidak perlu berbelit belit, Mbak," ucapku mulai jengah.

 

"Ray, jangan begitu, yang sedikit sopan," kata Mas Arman lirih di sebelahku. Bisa dibayangkan betapa muaknya aku dengan lelakiku ini?

 

"Baiklah, jadi gini Raya. Terus terang saja, aku dan suamimu memliki hubungan khusus. Aku sangat menyukai suamimu dan aku rasa dia pun begitu."

 

Kurang ajar sekali wanita ini, berani berbicara seperti ini di depan istri sah dari lelaki yang dia kencani. 

 

"Aku tau dia sudah punya keluarga yang dia cintai. Dan aku tidak keberatan dengan itu. Karena jujur saja, aku tidak bisa menolak perasaanku ini. Jadi sebagai gantinya, aku ingin menawarkan kerjasama sama Kamu. Aku akan mencukupi kebutuhan kalian, Kamu dan anak Kamu. Sementara itu, Kamu ijinkan aku untuk tetap berhubungan dengan suami kamu? Bagaimana?"

 

Aku tertawa sinis mendengar ucapan wanita di depanku ini. Rasanya aku seperti orang gila di sini. Tertawa sendirian diantara mereka berdua yang memandangku begitu serius.

 

"Begitu ya?" tanyaku. 

 

"Iya, Ray. Gimana, kamu setuju kan?" tanya Mas Arman penuh antusias di sebelahku.

 

Aku tak mengindahkannya, namun aku justru menatap wanita di depanku itu dan berkata; "Maaf, Mbak, tapi aku tidak menjual suamiku." 

 

Kulihat wajahnya bersemu merah, nampak sedikit tersinggung dengan kata-kataku. Mas Arman yang sepertinya menyadari hal itu segera memegang lenganku. 

 

"Raya, maksud Anggi bukan seperti itu. Dia berbaik hati sama kita. Dia akan menuruti segala kemauan kita, terutama keinginan Kamu. Begitu kan, Nggi?"

 

"Ya," jawabnya dengan gaya manja. Ya Tuhan aku benar-benar sangat muak dengan ini semua. 

 

"Anggi akan melunasi rumah kita segera, Ray. Mobil yang aku pakai itu juga akan menjadi milik kita. Lalu, setiap bulan dia akan memberimu uang. Bagaimana, adil kan?" Lagi-lagi perkataan Mas Arman membuatku shock.

 

Wajahku rasanya seperti terbakar mendengar ucapan suamiku sendiri. Betapa tidak tahu malunya dia. Rela menjual diri hanya untuk harta. Bahkan sekarang dia melibatkanku dengan masuk ke dalamnya. Mas Arman, aku sungguh tak menyangka kamu telah dibutakan oleh harta dan kecantikan wanita sampai separah ini, Mas. 

 

***

 

To be continued ....

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
sadar diri aja raya. kamu g punya apa2 selain otak yg g berguna. drama sampah mu g laku.
goodnovel comment avatar
Fatihah82
karakter ceweknya...superrr g asuka. Lemahhh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   AMBIL SAJA SUAMIKU

    "Gimana, Ray?"Untuk ke sekian kali Mas Arman bertanya."Kamu ingin jawabanku sekarang juga, Mas?" Aku menoleh ke arahnya."Aku ingin yang terbaik untuk Kamu dan Keanu, Ray. Aku ingin kalian hidup tanpa kekurangan," dalihnya. Aku menanggapi ucapannya dengan senyum kecut."Oke, baiklah. Aku akan menjawabnya sekarang juga. Sekarang kalian berdua silahkan dengarkan." Aku menarik nafas panjang, mencoba menata kalimat demi kalimat yang akan kusampaikan.Dalam kondisi seperti ini, jika aku melawan dengan cara kasar, alangkah tidak bermartabatnya aku, tak jauh dengan orang bar-bar. Meskipun Mas Rman adalah suami sahku, tapi aku akui cara wanita ini meminta suamiku dariku sungguh sangat berkelas. Jadi betapa menyedihkannya jika aku membalasnya dengan cara-cara yang kasar."Kamu menyukainya, Mas?" tanyaku pada suamiku

    Last Updated : 2021-06-17
  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   PERTEMUAN ANEH DENGAN MAS GILANG

    "Ray, bener kan apa yang aku bilang?" Mbak Luna segera menarik tanganku saat aku baru saja tiba di rumahnya pagi itu untuk bekerja."Apa sih, Mbak?" tanyaku penasaran. Lalu dia menyeretku ke kursi teras. Mendudukkanku disana layaknya seorang anak kecil yang ingin diberi nasehat."Si Gilang Ray, semalem dia main ke sini. Eh, nanya-nanyain Kamu lho. Aku rasa dia naksir deh Ray sama Kamu," ucapnya dengan antusias."Ah, Mbak ni ada-ada aja.""Lah kok nggak percaya sih. Tanya tuh sama Mas Denny kalau nggak percaya. Kita ngobrol bertiga lho semalem sampe larut malam.""Cuma nanyain aja kan bukan berarti suka, Mbaaak," cibirku sambil terkekeh, mentertawakan kakakku yang raut mukanya udah seserius rapat dewan."Ah nih anak dibilangin nggak percaya amat." Dia mulai melengos sebal padaku."L

    Last Updated : 2021-06-19
  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   TAWARAN KERJA YANG SANGAT ANEH

    "Jadi, yang naksir sama Kamu itu boss nya si Gilang?" Mata Mbak Luna sampai melotot saat mengucapkan itu."Bukan, Mbaaakkk," sanggahku frustasi. Entah bagaimana cara menjelaskannya pada kakakku ini. Karena aku pun sebenarnya juga masih bingung dengan yang kualami semalam saat bertemu dengan Mas Gilang, dan ternyata dia malah mempertemukanku dengan boss nya yang sudah berumur itu."Lalu gimana?" Mbak Luna nampak sangat penasaran. Aku menarik nafas panjang bersiap untuk menjelaskan."Jadi, bossnya Mas Gilang itu menawariku kerjaan.""Serius, Ray? Berarti Kamu bakal dapat kerjaan dong. Di kantor? Satu kantor dong nanti Kamu sama Si Arman. Nah, kebetulan kalau gitu, kasih aja pelajaran si brengsek itu kalau nanti Kamu ketemu di kantor," cerocos Mbak Luna antusias."Bukan gitu, Mbaaakkk. Haduh ya Allah, dengerin aku dulu lah.

    Last Updated : 2021-06-21
  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   ANAK-ANAK KEBANGGAAN PAK FARHAN

    "Maaf, Bu. Jadi tugas saya apa ya disini?" tanyaku pada wanita tua itu setelah mobil Pak Farhan hilang dari pandangan."Panggil saja saya Mbok Yem, Mbak Raya. Biar lebih akrab," ucap wanita itu tanpa melupakan senyum ramahnya."Ooh, iya Mbok, Maaf. Saya harus melakukan apa sekarang?"Kulihat wanita itu menatapku lebih jelas."Mbak Raya tadi sudah sarapan?" tanyanya."Ee, sudah Mbok, di rumah tadi." Agak gugup ditanya basa basi seperti itu. Dan tiba-tiba Keanu malah menguap dalam gendonganku."Nah, ini Mas gantengnya ngantuk ya? Di tidurkan dulu aja kalau gitu. Yuk, ikut Simbok, Mbak," katanya.Lah kok malah disuruh tidur? Aku benar-benar sangat bingung. Tapi meskipun begitu, aku menurut saja saat wanita itu menggandengku menuju ke sebuah kamar tak jauh

    Last Updated : 2021-06-23
  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   RAHASIA DIBALIK PEKERJAAN BARU RAYA

    Aku masih gemetaran saat Mbok Yem menuntunku duduk di kursi makan dengan Keanu kuletakkan di pangkuan. Sementara Mbak Yuni segera datang mengambilkanku segelas air putih yang segera diminumkan oleh Mbok Yem padaku."Udah santai aja, dia memang gitu orangnya," ujar Mas Tirta yang sejak tadi memperhatikan kejadian yang menimpaku tanpa bergeming dari kursi makannya.Entah mimpi apa semalam, hingga hari ini aku dimarahi habis-habisan oleh orang yang bahkan belum pernah kukenal.Beberapa menit yang lalu, saat akhirnya aku tergopoh menghampiri Keanu yang sedang berada di dalam gendongan seorang lelaki yang tiba-tiba datang berteriak-teriak ke dapur, saat itulah aku kena omel habis-habisan olehnya."Kamu ibunya?" tanya lelaki yang berdiri dengan angkuh di hadapanku itu."Iy-iya, Mas," jawabku gugup.

    Last Updated : 2021-06-24
  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   PERSIAPAN PEMBALASAN RAYA

    "Jadi gimana, mau Kamu lanjutin atau tidak?" tanya Mbak Luna saat akhirnya kuceritakan padanya apa yang telah terjadi keesokan harinya."Nggak tau, Mbak. Aku masih bingung juga ini," ucapku sambil menggaruk-garuk kepala dan nyengir kuda. Mbak Luna nampak terdia. Sejenak seperti sedang berpikir."Kenapa nggak diterima aja, Ray? Siapa tau si Galih itu berjodoh lho sama Kamu."Mendengar kalimat kakakku itu aku segera tertawa keras."Ah, mana mungkin Mbak. Kasta kita aja tuh jauh bedanya. Ngimpi kali ya?""Kasta? Kamu kira kita lagi di jaman majapahit? Aneh-aneh aja Kamu ini." Mbak Luna menoyor mukaku gemas."Nggak mungkin, Mbaaakk. Orang kaya kayak mereka bisa suka sama kita yang miskin ini. Hahah ...." lagi-lagi aku tertawa remeh."Lah, jodoh nggak ada yang tau lho, Ray.

    Last Updated : 2021-06-26
  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   KEDEKATAN KEANU DAN MAS GALIH

    "Kelihatan fresh banget hari ini Kamu, Ray," goda Mas Gilang saat menjemputku dan Keanu pagi itu."Iya Mas, habis refreshing kemarin seharian. Lumayan," kataku malu-malu.Ternyata, Mas Gilang juga memperhatikan penampilanku pagi ini. Seperti ibu dan bapak tadi yang juga mengomentari dandananku."Cantik banget hari ini," kata ibu, yang lalu di iyakan oleh bapak."Emang biasanya apa nggak cantik, Bu?" tanyaku sewot."Ya cantik, tapi beda ya Pak si Raya hari ini?" Ibu menoleh ke bapak minta dukungan."He em," sahut bapak singkat."Tuh kan, apa ibu bilang. Benar kan?" Aku cuma tertawa kecil menanggapi mereka."Gimana Ray kerjaanmu lancar?" tanya ibu. Aku memang tidak mengatakan detil tentang pekerjaanku pada mereka. Aku hanya mengatakan ba

    Last Updated : 2021-06-28
  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   TAWARAN UNTUK PEMBALASAN

    Saat dari hari ke hari Keanu nampak semakin akrab dengan Mas Galih, aku masih tetap sama. Pria itu seperti menganggapku tak ada. Bahkan saat aku harus menungguinya makan setiap kali dia makan minta ditemani Keanu hari-hari berikutnya, menawariku pun tidak.Namun ada satu hal yang membuatku sedikit bangga dengan kemajuan tugasku. Dan itu karena beberapa hari ini Mas Galih sudah mulai banyak beraktifitas di luar kamarnya.Terkadang dia berada di halaman bermain bersama Keanu, atau mengajaknya mandi bersama di kolam renang pekarangan belakang. Terkadang juga hanya menonton acara kartun di ruang santai.Seperti hari ini, dia tiba tiba muncul di dapur dan menyuruhku membawa Keanu ke depan."Kemana, Mas?" tanyaku sambil mengikuti langkah panjangnya menuju keluar rumah. Lalu kemudian dia berbelok ke garasi menuju sebuah mobil warna hitam yang terparkir di salah

    Last Updated : 2021-06-28

Latest chapter

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   MIMPI YANG MENJADI NYATA (ENDING STORY/ AUTHOR'S P.O.V)

    Bagai mimpi yang menjadi nyata, Raya yang telah hampir sebulan menjadi istri seorang Galih Rengga Atmaja akhirnya merasakan juga membuka mata dalam pelukan lelaki yang beberapa waktu lamanya hanya ada di alam mimpinya itu.Rasanya bahkan wanita itu enggan beranjak dari tempat tidur agar bisa tetap menikmati wajah suaminya yang indah itu dalam lelap tidur.Galih yang tertidur pulas di depannya bagai malaikat tak berdosa yang jauh dari sifat sombong, angkuh, dan arogan yang selama ini ditunjukkannya pada Raya.Namun hari sudah beranjak siang, dan Raya tidak ingin terus terusan tidur di siang bolong seperti ini."Mas," panggilnya lirih sambil mengusap lembut pipi sang suami.Galih yang merasakan sentuhan tangan Raya membuka matanya dan melebarkan senyum pada wanita yang akhirnya bisa dia nikmati setelah dinikahinya hampir s

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   AKU MENGINGINKANMU SEUTUHNYA, MAS! (AUTHOR'S P.O.V)

    "Mas, sebenarnya kita ngapain sih di sini?" Raya mendekati Galih yang baru saja mendudukkan dirinya dengan nyaman di sofa menghadapi layar TV setelah mengambil sekaleng minuman dingin dari minibar di kamar itu.Galih menoleh ke arah istrinya dengan senyuman remehnya seperti biasa."Menurut Kamu ngapain?""Nggak tau," Raya mengedikkan bahunya. Dia memang benar-benar nggak paham apa yang dilakukan Galih di tempat itu."Sekali kali Kamu tenang saja di dekatku, nggak usah banyak tanya, nurut aja, bisa kan?" tanya Galih kemudian. Kali ini wajahnya dihiasi senyum manis. Namun hanya sepersekian detik saja, pandangannya sudah beralih kembali menatap ke layar televisi datar di depannya.Raya yang menyadari usahanya bertanya hanya akan sia-sia saja, akhirnya hanya bisa diam di samping suaminya. Matanya dengan terpaksa ikut m

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   KALAU MAU TINGGAL BILANG, APA SUSAHNYA?

    "Rayaaa!!!" teriak Galih menggelegar dari lantai atas.Pak Farhan yang sedang berbicara dengan Mbok Yem di dapur pun sampai kaget dibuatnya. Apalagi Raya yang pagi itu sengaja menemui Gilang untuk mengambil masakan titipan Mbak Luna untuk Raya yang di titipkan padanya.Gilang nampak tersenyum lucu saat melihat wajah Raya yang tegang karena mendengar teriakan suaminya yang sangat keras tadi, yang menggegerkan seisi rumah."Ya, Mas!" sahut Raya menjawab teriakan suaminya itu. Lalu cepat-cepat mengembalikan rantang ke tangan Gilang."Mas, tolong Mas bawain ke dapur dulu ya?" kata Raya cepat, lalu buru-buru berlari menaiki tangga rumah. Gilang terpingkal menyaksikan kekonyolan sepasang suami istri itu."Ada apa sih, Lang?" tanya Pak Farhan yang masih keheranan berjalan dari arah dapur mendekati Gilang.

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   HUKUMAN UNTUK PARA PENGACAU

    "Kalian ini benar-benar manusia-manusia menjijikkan!!"Aku kaget saat mendengar Mas Galih berbicara sangat keras."Kalian semua dipecat!!" lanjutnya kemudian, membuat semua orang yang berada di ruangan itu membelalak. Tak terkecuali tiga orang tersangka kekacauan yang tadi hanya duduk sambil menundukkan wajah di depanku dan Mas Galih."Pak, tapi bukan saya yang salah, Pak Galih. Dia yang menyerang saya lebih dulu." Lagi-lagi Anggita membela dirinya menunjuk ke arah Mirna.Belum sempat kudengar apa yang akan dikatakan suamiku untuk menjawab pembelaan Anggita, tiba-tiba wanita bernama Mirna itu bangkit dan dengan gerakan cepat menghambur ke arahku, bersimpuh di depan kakiku. Aku yang kaget sontak beringsut lebih mendekat ke Mas Galih yang juga kulihat sama kagetnya denganku."Mbak, Mbak Raya, tolong Mbak, jelaskan pada Pak

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   PERTENGKARAN ANGGITA SI PELAKOR DI KANTOR

    "Kenapa Kamu? Bosan?" Mas Galih menatapku jengah dari kursi kerjanya. Mungkin dia risih melihatku dari tadi menggeser-geser dudukku di sofa dengan tak beraturan.Saat aku balik menatapnya dan menggeleng, dia pun segera kembali ke pekerjaannya menekuri laptop di depannya. Aku yang bingung harus melakukan apa dari tadi memang hanya duduk bersandar men-scroll layar ponselku naik turun nggak jelas dari tadi. Mungkin raut kebosanan terlihat sangat jelas di wajahku hingga membuatnya terganggu."Tidur saja kalau ngantuk. Nanti aku bangunkan kalau aku sudah selesai," katanya.Kenapa orang ini tiba-tiba jadi ribet begini? Harusnya tadi dia biarkan saja aku pulang bersama Mas Gilang. Jadi dia bisa fokus bekerja dan aku bisa tenang menunggunya di rumah. Kalau seperti ini kan justru jadi tidak nyaman buat kami berdua?"Tidur?" Keningku berkerut memandang sekeliling.

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   CEMBURUNYA MAS GALIH

    "Mau kemana, Raya?"Kudengar suara Papa Farhan dari arah serambi saat aku sedang melangkah tergesa melewati ruang tengah. Saat aku menoleh, kulihat papa mertuaku itu sedang berbincang dengan Mas Gilang di kursi serambi. Lalu kusempatkan diri untuk menghampiri mereka sebentar."Kok buru-buru mau kemana?" tanya orang tua itu lagi saat aku sampai di tempat mereka."Ini Pa, mau ke kantor," ucapku sambil menunjukkan lunch bag yang sedang kutenteng."Apa itu?" Lelaki tua itu membulatkan mata ke arahku."Makan siang buat Mas Galih, Pa," kataku malu-malu. Terdengar Papa Farhan terkekeh, sementara Mas Gilang menutupi mulut menyembunyikan senyumannya."Kenapa? Apa tidak boleh mengantarkan makanan ke kantor ya, Pa?" tanyaku keheranan. Melihatku kebingungan papa pun menghentikan tawanya. 

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   DEMI GENGSI SANG GALIH (AUTHOR'S P.O.V)

    Seperti biasa, lelaki gagah dengan garis wajah tegas dan berwibawa yang mewarisi rupa sang ayah itu sibuk di ruang kerjanya malam ini. Tak beda dengan malam-malam sebelumnya, sejak menyandang lagi status sebagai seorang suami, Galih Rengga Atmaja lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang kerja saat malam tiba. Dia akan memperkirakan saat istrinya sudah terlelap tidur, baru kemudian dia akan membaringkan diri di ranjang mereka yang besar dan nyaman itu.Hanya itu saja yang dia lakukan selama semingguan lebih ini. Memandangi sejenak wajah istrinya yang sudah terlelap dari sisi tempat tidur sebelum akhirnya dia pun terbang ke alam mimpi.Sebagai lelaki, tentu saja Galih sangat ingin menyentuhnya. Naluri kelelakiannya tak bisa memungkiri bahwa lelaki itu begitu menginginkan kehangatan bersama seorang wanita saat malam tiba. Namun, sifat egonya yang tinggi dan trauma mendalam mengalahkan itu semua. Galih adalah lel

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   AKU BISA MEMBUATMU JATUH CINTA PADAKU

    Sepanjang perjalanan pulang, aku terus saja bertanya-tanya dalam hati, bagaimana mungkin Mas Galih seperti bisa tahu segala hal tentang masa laluku? Sampai dengan detail dia bisa melakukan apapun pada siapa yang telah menyakitiku. Apakah Mas Gilang yang memberitahukan semua padanya?"Mas." Aku mencoba untuk mengajaknya bicara saat kami sudah sampai di rumah. Aku sengaja mengikutinya masuk ke kamar tanpa peduli apakah dia suka atau tidak. Karena biasanya dia akan selalu menghindari untuk berada di dalam kamar berdua denganku kecuali saat malam tiba. Mendengar panggilanku dia nampak menghentikan langkah, dan berbalik badan. Dari raut mukanya, sepertinya dia kaget aku sudah berada di belakangnya."Ada apa?" katanya memicingkan mata ke arahku."Boleh aku tanya sesuatu?" pintaku dengan hati-hati."Tentang apa?""Mas Galih tau

  • BAYANGAN WANITA DI VIDEO CALL SUAMI   PEMBALASAN DIMULAI (AUTHOR'S P.O.V)

    Wajah pucat dua manusia itu nampak saling berpandangan di depan toilet lantai 5 gedung kantornya."Apa tadi itu benar Raya?" Arman bertanya seperti bergumam pada diri sendiri."Iya, memang itu mantan istri Kamu. Aku kan sudah pernah bilang waktu itu. Aku pernah bertemu dengannya di mall bersama Pak Galih. Tapi Kamu nggak percaya, Man," kata Anggi mengingatkan."Ya nggak mungkin percaya lah, Raya nggak mungkin kenal sama Pak Galih. Pak Galih itu kan anaknya pemilik perusahaan ini, Gi.""Tapi gimana kenyataannya? Dia disini kan sekarang? Kalau bukan karena Pak Galih yang bawa dia kesini, siapa lagi?""Raya simpanannya Pak Galih. Pasti itu," kata Arman bersungut."Simpanan? Simpanan apa, Man? Pak Galih itu sudah cerai lama. Dia nggak punya istri. Mantan istrimu itu calon istrinya dia? Ngerti nggak sih

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status