Home / Lain / BANGKIT / Ulang Tahun

Share

BANGKIT
BANGKIT
Author: Rini siska lestari

Ulang Tahun

Author: Rini siska lestari
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tepat hari ini putri tunggal dari keluarga Atmaja genap berusia 15 tahun. Tuan Atmaja sudah mempersiapkan acara untuk merayakan ulangtahun putrinya.

"Pa... Papa," teriak Aini dari lantai atas.

"Iya sayang, ada apa kamu teriak-teriak?"

"Papa ingat tidak hari ini hari apa?" Tanya Aini.

"Terimakasih sayang berkat kamu Papa jadi ingat kalau hari ini ada rapat," ucap tuan Atmaja sembari mencium kening putrinya.

Tuan Atmaja pergi meninggalkan putrinya dengan senyum yang merekah. Ia tahu jika hari ini adalah ulangtahun sang putri, hanya saja ia ingin memberikan kejutan kepada anaknya.

Aini yang ditinggal sendirian di meja makan merasa sedih, pasalnya di hari ulangtahunnya sang papa sibuk bekerja. Ia segera pergi mengambil tas sekolahnya dan berpamitan kepada sang mama.

"Ma, Aini berangkat ke sekolah," katanya dengan wajah lesuh.

"Kamu kenapa sayang? Tidak seperti biasanya kamu sedih begini?" Tanya Wulan penasaran.

"Tidak ma, Aini hanya kesal dengan papa," adunya.

Setelah mengatakan jika dirinya kesal terhadap perilaku papanya, Aini bergegas pergi sekolah dengan diantar oleh supir pribadinya.

Di sekolah Aini mendapat banyak ucapan selamat ulang tahun dari teman-temannya. Ia juga mendapatkan kejutan dari teman sekelas dan juga Aska, Aska merupakan anak dari teman papanya Aini dan Aini tidak terlalu suka bergaul dengan Aska.

"Happy birthday tuan putri," ucap Aska dengan membawa kue ulang tahun.

"Thanks, kamu nggak usah repot-repot bawa kue seperti ini! Aku tidak suka strawberry," jelas Aini menolak pemberian Aska.

"Maaf, aku lupa jika kamu tidak suka strawberry. Ini ada hadiah dari aku, semoga kali ini kami suka dengan hadiahnya,"

Aini menerima hadiah yang diberikan oleh Aska, ia juga menerima cake yang sudah dibawakan oleh Aska hanya saja ia memberikan cake itu kepada teman-temannya.

Aini masuk kedalam kelas dan langsung menuju ketempat duduknya. Meja Aini penuh dengan hadiah yang diberikan oleh adik serta teman sekelasnya.

"Lo Kenapa? Tumben banget muka Lo sedih?" Tanya Rabithah.

"Bokap gue sibuk, bahkan dia lupa kalau hari ini gue ulangtahun," ungkap Aini.

"Ya sudah, nanti kita rayakan ulang tahun Lo sama teman yang lain. So, Lo nggak boleh sedih lagi. Oke!" Hibur Rabithah

"Thanks, cuma Lo temen yang ngertiin gue."

Bel telah berbunyi menandakan jika pelajaran pertama segera dimulai. Wali kelas mereka masuk dan mengucapkan selamat atas bertambahnya umur Aini, setelah itu ia langsung memulai pembelajaran.

Aini lumayan pintar dalam pelajaran, sejak kelas VII ia selalu mendapatkan juara kelas. Aini juga pernah menjadi juara umum di sekolahnya, walaupun seperti itu ia selalu berkata jika ia masih belum pintar.

Sifat rendah hati yang diajarkan oleh orangtuanya membuat ia selalu disayangi oleh teman-temannya. Aini tidak pernah membedakan seseorang dengan status kekayaannya.

Aini berteman dengan semuanya, bahkan ia sering membagikan makanan kepada anak jalanan dari uang saku yang ia sisihkan.

"Ai, kamu hari ini kan ultah teraktir kita dong," rayu Reza.

"Boleh, tapi nanti setelah aku merayakan bareng anak-anak jalanan."

"Lo udah kaya Ai, jangan kaya hati lagi dong, Gue kan minder jadinya," ungkap Rama.

Mereka yang sedang memasukan buku pelajaran kedalam tas tertawa, setelah mendengar ucapan dari Rama. Inilah Aini si gadis kecil yang kaya hati dan suka menolong.

Dapat dikatakan jika Aini sudah kaya sejak lahir, tetapi ia tidak pernah sombong akan kekayaannya. Aini selalu hidup sederhana layaknya manusia biasa.

"Lo semua kenapa pada ketawa?" Tanya Rama bingung.

"Ucapan Lo yang bikin kita semua tertawa," jelas Reza.

"Ai kok gue malu punya temen kaya mereka," bisik Rabithah

"Hei kelinci, gue denger apa yang Lo bisikan ke Aini."

Rabithah tidak memperdulikan Reza dan Rama, ia menarik tangan Aini menuju kantin. Ketika mereka menuju kantin, Aini di hadang oleh junior mereka yang memberikan ucapan serta hadiah ulangtahun untuknya.

"Terimakasih," ucap Aini kepada mereka semua.

Mereka berdua melanjutkan tujuan mereka yaitu kantin. Aini memesan nasi goreng karena hari ini ia ulang tahun, sedangkan Rabithah memesan bakso kosong.

"Ai..." Sapa Aska.

"Iya, ada apa As?" Tanya Aini bingung.

"Maaf soal cake tadi, kamu mau cake rasa apa biar nanti aku antar kerumah!!"

"Nggak perlu Aska, Mama sudah buat cake untuk aku," Tolak Aini.

"Minggir minggir, tongkrongan Lo itu disana," usir Rama

"Bener, tongkrongan Lo itu bareng anak-anak yang terkenal akan kekayaannya tetapi sombong," sambung Reza menimpali ucapan Rama.

Aska pergi meninggalkan meja Aini setelah di usir oleh Rama dan juga Reza. Mereka berdua sangat tidak suka berurusan dengan Aska karena mereka pernah menjadi korban bully sewaktu di kelas VII.

Mereka bersyukur karena di sekolah masih ada seseorang yang tidak memperdulikan kasta untuk berteman, seperti Aini.

Drtt drttt drrrtt

Handphone Aini bergetar, ia bergegas membuka pesan yang masuk.

'Happy birthday gadis kecil, maafkan Abang yang belum bisa ngucapin langsung ke kamu. Kamu mau hadiah apa dari Abang?'

Aini menerima pesan dari Arghanta, kaki tangan ayahnya dan merupakan sosok Abang yang selalu Aini sayangi.

"Cie cie ada yang dapat pesan dari ayangnya ni," goda Rama.

"Apaan sih kalian, ini cuma pesan dari bang Anta. Udah lanjut lagi makannya keburu bel masuk nanti!" ucap Aini mengalihkan pembicaraan.

Waktu sudah menunjukan pukul 2 sore, dimana anak-anak berhamburan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Reza dan Rama pulang bersama karena jarak antara rumah mereka tidak jauh. Sedangkan Rabithah dan Aini sedang menunggu jemputan.

Ketika Rabithah dan Aini sedang asik bercerita, tiba-tiba saja ada mobil mewah yang berhenti di depan mereka. Turunlah seorang pria tampan dengan setelan jas berwarna navy, ia datang menghampiri Aini dengan memberikan sebuket mawar.

"Happy birthday baby," ucap pria itu.

Aini langsung memeluk pria itu, ia adalah Bisma Adinata kakak dari Arghanta Dinata. Aini masih mencari sosok pria lainnya di dalam mobil Bisma.

Bisma yang mengetahui jika Aini sedang mencari adiknya langsung memberikan penjelasan, "Dia masih sibuk, tahukan kalau papa kamu kasih dia pekerjaan yang cukup banyak."

Aini menarik nafas setelah mendengar penjelasan dari kak Bisma. "Oke, sekarang kakak mau jemput aku atau mau ngajak aku jalan-jalan?" Tanya Aini.

"Ya Allah saya dilupakan," ucap Rabithah yang sejak tadi hanya menjadi pendengar atas obrolan Aini dan Bisma.

"Sorry, gue nggak ingat kalau Lo belum balik."

"It's oke, karena kakak gue sudah datang. Gue balik duluan, ya!" Pamit Rabithah.

Aini masuk kedalam mobil Bisma, ia meninggalkan Bisma diluar tanpa berbicara. Rasa kesal yang ia rasakan bertambah, pasalnya pagi tadi sang papa lupa akan ulangtahunnya dan siang hari ini Abang tersayangnya tidak dapat hadir.

Selama perjalanan menuju rumah Aini, Bisma hanya berbicara dengan angin karena Aini sejak tadi tidak menjawab apa yang Bisma tanyakan.

"Kakak antar kamu sampai rumah, setelah itu kakak akan kembali bekerja," ucap Bisma tegas.

"Bukannya kakak bilang mau mengajak aku berjalan-jalan? Mengapa setelah mengantarkan aku pulang kakak pergi lagi?"

"Kamu seperti tidak berniat untuk merayakan ulangtahun kamu. Kakak tahu kamu tidak suka jika kakak yang menemanimu."

"Aku tidak bermaksud seperti itu kak..."

Related chapters

  • BANGKIT   KECELAKAAN

    Bisma hanya diam, ia tidak ingin Aini terganggu. Walaupun sebenarnya ia merasa sedih karena kehadirannya tidak terlalu diharapkan oleh Aini.Bisma rela meninggalkan pekerjaan demi memberikan kejutan untuk adik tercintanya. Sayang, yang adiknya harapkan bukan kejutan dari dia tetapi dari Arghanta.Bisma mengendarai mobilnya ke restoran, ia sengaja membawa Aini ke sana karena ia tahu jika Aini lapar. Pasalnya sejak tadi perut Aini berbunyi, tetapi ia tidak berani mengatakannya."Kita mampir dulu, kakak lapar sejak pagi belum makan," ucap Bisma."Katanya kakak sibuk? Kita langsung pulang saja kak, Aini bisa makan di rumah.""Terus kakak biarin cacing di perut kamu? Dia mengganggu konsentrasi kakak ketika menyetir," gurau Bisma."Kakak..." Ucap Aini manja.Bisma menghentikan mobilnya di restoran, ia memilih restoran yang menyediakan bebek bakar. Bisma tahu adiknya sangat suka dengan bebek jadi dia memilih restoran ini."Wah.. bebek," katanya sumringah.Aini masuk terlebih dahulu, ia tidak

  • BANGKIT   Bisma dan Arghanta Dinata

    Bisma dan Arghanta merupakan anak dari panti asuhan, mereka berdua tidak tahu siapa orangtua mereka. Bisma yang saat itu telah berusia 4 tahun merasa senang karena ada pendatang baru di panti. Bisma menyayangi Arga seperti adiknya sendiri.Hingga suatu hari ibu panti meninggal dunia dan beberapa anak panti tidak ada lagi yang mengurus. Bahkan rumah panti yang mereka tempati harus di ambil alih dan mereka semua di usir.Arghanta yang masih berusia 3 tahun harus ikut dengan Bisma yang berusia 7 tahun. Sedangkan anak panti yang lainnya pergi dan ada juga yang mengadopsi mereka, tetapi diantara semuanya tidak ada yang ingin mengadopsi Bisma karena Bisma tidak ingin berpisah dengan Arga.Bisma dan Arghanta hidup di jalanan, mereka hanya mengharapkan belas kasihan dari orang-orang. Terkadang Bisma akan menjual koran untuk membeli makan, Arga yang saat itu berusia tiga tahun tidak tahu harus berbuat apa, ia hanya mengikuti kemanapun Bisma pergi."Abang mau itu," pinta Arga yang melihat es kr

  • BANGKIT   Masuk Jurang

    Suasana di restoran sudah ramai, teman dan juga beberapa kerabat yang di undang oleh Atmaja sudah berkumpul di restoran yang telah didekor dengan apik.Ada beberapa kolega Atmaja yang sengaja datang untuk memberikan doa kepada putrinya. Mereka semua menunggu hingga pukul 9 malam dan tidak ada tanda-tanda jika tuan Atmaja akan datang.Keluarga Wijaya yang memang sudah dekat dengan keluarga Atmaja meminta para tamu untuk menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan sembari menunggu kedatangan Atmaja."Hadirin semua, saya sebagai perwakilan dari keluarga Wijaya meminta maaf atas keterlambatan tuan Atmaja. Kalian semua bisa menikmati hidangan yang telah disediakan sambil menunggu kedatangan tuan Atmaja."Semua orang pergi berpisah, ada yang pergi untuk mencicipi aneka kue, dan ada juga yang mengambil makan.Reza, Rama dan juga Rabithah merasa heran dengan keterlambatan papanya Aini, mereka bertiga berspekulasi jika Aini masih mengambek dengan papanya sehingga membuat mereka terlambat."Tumb

  • BANGKIT   Papa dan Mama Pergi

    Bisma mendapat kabar dari Wijaya bahwa orangtua Aini tidak ada yang selamat, mereka berdua meninggal tepat di ulangtahun putri mereka yang ke 15 tahun.Saat ini yang harus ia usahakan hanya berdoa pada sang pencinta atas kesembuhan adik angkatnya. Ia berjanji akan selalu ada untuk Aini hingga maut merenggut nyawanya.Jenazah orangtua Aini juga dibawa kerumah sakit yang sama dengan Aini, hal itu ia lakukan agar mempermudah dirinya untuk mengurus jenazah.Bisma tidak tahu harus mengadu kepada siapa, ia hanya berusaha terlihat tegar yang mana kenyataannya dia sangat lemah. Orangtua asuhnya harus pergi meninggalkan dunia ini dan memberikan luka kepada adik kecilnya.Disaat Bisma menangis disamping pintu ruang operasi tiba-tiba saja Wijaya datang menghampirinya, "kamu harus kuat, demi kedua adik kamu," ucap Wijaya berusaha menenangkan Bisma.Bukannya tenang, Bisma semakin terlihat rapuh, ia menangis dalam pelukan Wijaya. Bisma mengadu kepada Wijaya tentang apa yang ia rasakan."Om papa,""

  • BANGKIT   Arga pulang

    Wijaya menjawab panggilan dari Arghanta. "Hallo, kak Bisma perasaan aku Kenapa tidak enak? Apakah kalian disana baik-baik saja." Wijaya yang mendengar suara Arghanta hanya bisa menitihkan air mata, ia tidak tahu harus memulai dari mana. Semuanya berlangsung begitu cepat sehingga tidak ada yang tahu takdir sang pencipta.Dengan memberanikan diri Wijaya berbicara pada Arghanta. "Kamu bisa pulang malam ini? Besok acara pemakaman orangtua mu." Beritahu Wijaya yang berusaha tegar agar Arghanta tidak panik.Bisa didengar diseberang telepon kalau ada benda yang jatuh dan Wijaya sudah yakin jika benda yang jatuh itu adalah ponsel milik Arghanta. Anak angkat tuan Atmaja itu pasti shock ketika mengetahui kalau orangtuanya meninggal.Tidak berhenti sampai di situ, karena panggilan yang masih berlangsung membuat Arghanta bertanya sesuatu. "Apakah Aini baik-baik saja?"Wijaya sangat tahu kedua anak angkat Atmaja sangat menyayangi Aini, putri semata wayang keluarga Atmaja. Jadi wajar jika yang in

  • BANGKIT   Pemakaman

    Arga yang mengetahui kalau Aini saat ini masih terbaring di rumah sakit sangat terpukul. Ia tidak tahu harus berbuat apa, dimana nantinya ketika Aini bangun apa yang harus ia katakan.Arga sampai dirumah orangtuanya dan disana sudah berdiri om Wijaya beserta kakaknya Bisma. Arga tahu kakaknya sedang tidak baik-baik saja hanya saja ia tidak ingin terlihat lemah didepan sang adik.Arga luruh kelantai setelah sampai dirumah orangtuanya dan ketika ia melihat dua jenazah dari depan pintu rumahnya. Wijaya yang mengerti bagaimana anak-anak angkat Atmaja yang selalu ada untuk Atmaja langsung menghampiri Arga."Masuklah kedalam dan temui orangtuamu untuk terakhir kalinya." Wijaya membimbing Arga untuk berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah. Beberapa barang yang di bawa Arga dipindahkan oleh satpam ke kamar Arga.Ketika Arga masuk, Bisma tidak sanggup melihat wajah adiknya. Ini baru Arga dan ia tidak bisa menceritakan semuanya! Apalagi jika Aini sadar apa

  • BANGKIT   Kejanggalan

    Seperti hari sebelumnya, Arga tak henti-hentinya berkunjung kerumah sakit untuk melihat keadaan Aini. Dan Aini masih belum ada perkembangannya! Bahkan beberapa dokter mengatakan kalau perkembangan Aini semakin menurun.Arga dan Bisma akan bergantian untuk menjaga Aini, terkadang Wijaya juga datang dan menawarkan diri untuk menjaga Aini. Tapi selalu di tolak oleh Bisma karena ia tidak ingin merepotkan Wijaya. Sudah banyak bantuan yang dilakukan Wijaya ketika orangtua angkatnya meninggal dan kali ini ia ingin menjaga Aini berdua dengan sang adik.Bisma menghampiri Arga yang sejak tadi belum beranjak dari ruangan Aini. Sudah tiga hari ini Arga mengabaikan pekerjaannya dan memilih menjaga Aini. "Keluarlah sebentar untuk mencari makan! Sejak kemarin aku tidak melihatmu memakan sesuatu," ucap Bisma."Tidak kak, aku akan disini menemani Aini. Aku takut jika ia sadar nanti tidak ada orang di sisinya.""Ada aku Ar! Aku juga kakaknya jadi kamu tidak usah ta

  • BANGKIT   Menjenguk Aini

    Rama, Reza dan Rabithah tidak langsung pulang kerumah mereka setelah bel pulang sekolah. Biasanya mereka akan terburu-buru keparkiran untuk bergegas pulang. Namun, kali ini mereka bertiga masih setia duduk di dalam kelas di ikuti oleh beberapa teman lainnya. Ya! Mereka ingin berkunjung kerumah sakit untuk melihat keadaan Aini. Mereka ingin mensupport Aini agar ia cepat kembali kesekolah. Rabithah juga sudah menelpon Bisma sebelum mengajak teman-temannya. Ia mendapatkan izin dari Bisma dan segera memberitahu teman-temannya."Kapan kita akan berangkat?" Tanya Reza tidak sabaran.Mereka semua sangat merindukan malaikat mereka yang selalu membela orang lemah. Mereka semua juga sangat sedih ketika mendapat kabar jika orangtua Aini meninggal dalam Insiden tersebut. Maka dari itu mereka ingin memberikan dukungan pada temannya."Tunggu dulu, kita harus memikirkan akan membawa apa!!" "Percuma, Aini belum sadar sejak tragedi tersebut," beritahu R

Latest chapter

  • BANGKIT   Setitik Respon

    Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit akhirnya Aini memberikan respon. Ia menggerakkan jarinya beberapa kali dan hal itu di lihat oleh Bisma.Melihat hal itu Bisma segera menelpon adiknya yang harus berganti pakaian karena harus bertemu dengan klien. Sudah dikatakan jika mereka berdua akan bergilir dan terkadang Om Wijaya bergabung untuk meminta Bisma dan Arga istirahat.Tidak hanya menelpon sang adik, ia juga buru-buru keluar untuk mencari perawat yang saat ini tidak ada di dalam ruangan. Ketika ia melihat seorang perawat Bisma segera menarik tangan perawat tersebut dan membawanya masuk kedalam ruang ICU."Ada yang bisa saya bantu, Pak!" tanya perawat tersebut yang merasa heran karena tiba-tiba ditarik oleh Bisma."Adik saya, dia menggerakkan jarinya." Ada rasa haru yang membuat Bisma menitikkan air matanya."Itu hanya respon biasa, tapi semoga saja respon pasien kali ini membuatnya sadar dari tidur panjangnya," jelas perawat te

  • BANGKIT   Menjenguk Aini

    Rama, Reza dan Rabithah tidak langsung pulang kerumah mereka setelah bel pulang sekolah. Biasanya mereka akan terburu-buru keparkiran untuk bergegas pulang. Namun, kali ini mereka bertiga masih setia duduk di dalam kelas di ikuti oleh beberapa teman lainnya. Ya! Mereka ingin berkunjung kerumah sakit untuk melihat keadaan Aini. Mereka ingin mensupport Aini agar ia cepat kembali kesekolah. Rabithah juga sudah menelpon Bisma sebelum mengajak teman-temannya. Ia mendapatkan izin dari Bisma dan segera memberitahu teman-temannya."Kapan kita akan berangkat?" Tanya Reza tidak sabaran.Mereka semua sangat merindukan malaikat mereka yang selalu membela orang lemah. Mereka semua juga sangat sedih ketika mendapat kabar jika orangtua Aini meninggal dalam Insiden tersebut. Maka dari itu mereka ingin memberikan dukungan pada temannya."Tunggu dulu, kita harus memikirkan akan membawa apa!!" "Percuma, Aini belum sadar sejak tragedi tersebut," beritahu R

  • BANGKIT   Kejanggalan

    Seperti hari sebelumnya, Arga tak henti-hentinya berkunjung kerumah sakit untuk melihat keadaan Aini. Dan Aini masih belum ada perkembangannya! Bahkan beberapa dokter mengatakan kalau perkembangan Aini semakin menurun.Arga dan Bisma akan bergantian untuk menjaga Aini, terkadang Wijaya juga datang dan menawarkan diri untuk menjaga Aini. Tapi selalu di tolak oleh Bisma karena ia tidak ingin merepotkan Wijaya. Sudah banyak bantuan yang dilakukan Wijaya ketika orangtua angkatnya meninggal dan kali ini ia ingin menjaga Aini berdua dengan sang adik.Bisma menghampiri Arga yang sejak tadi belum beranjak dari ruangan Aini. Sudah tiga hari ini Arga mengabaikan pekerjaannya dan memilih menjaga Aini. "Keluarlah sebentar untuk mencari makan! Sejak kemarin aku tidak melihatmu memakan sesuatu," ucap Bisma."Tidak kak, aku akan disini menemani Aini. Aku takut jika ia sadar nanti tidak ada orang di sisinya.""Ada aku Ar! Aku juga kakaknya jadi kamu tidak usah ta

  • BANGKIT   Pemakaman

    Arga yang mengetahui kalau Aini saat ini masih terbaring di rumah sakit sangat terpukul. Ia tidak tahu harus berbuat apa, dimana nantinya ketika Aini bangun apa yang harus ia katakan.Arga sampai dirumah orangtuanya dan disana sudah berdiri om Wijaya beserta kakaknya Bisma. Arga tahu kakaknya sedang tidak baik-baik saja hanya saja ia tidak ingin terlihat lemah didepan sang adik.Arga luruh kelantai setelah sampai dirumah orangtuanya dan ketika ia melihat dua jenazah dari depan pintu rumahnya. Wijaya yang mengerti bagaimana anak-anak angkat Atmaja yang selalu ada untuk Atmaja langsung menghampiri Arga."Masuklah kedalam dan temui orangtuamu untuk terakhir kalinya." Wijaya membimbing Arga untuk berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah. Beberapa barang yang di bawa Arga dipindahkan oleh satpam ke kamar Arga.Ketika Arga masuk, Bisma tidak sanggup melihat wajah adiknya. Ini baru Arga dan ia tidak bisa menceritakan semuanya! Apalagi jika Aini sadar apa

  • BANGKIT   Arga pulang

    Wijaya menjawab panggilan dari Arghanta. "Hallo, kak Bisma perasaan aku Kenapa tidak enak? Apakah kalian disana baik-baik saja." Wijaya yang mendengar suara Arghanta hanya bisa menitihkan air mata, ia tidak tahu harus memulai dari mana. Semuanya berlangsung begitu cepat sehingga tidak ada yang tahu takdir sang pencipta.Dengan memberanikan diri Wijaya berbicara pada Arghanta. "Kamu bisa pulang malam ini? Besok acara pemakaman orangtua mu." Beritahu Wijaya yang berusaha tegar agar Arghanta tidak panik.Bisa didengar diseberang telepon kalau ada benda yang jatuh dan Wijaya sudah yakin jika benda yang jatuh itu adalah ponsel milik Arghanta. Anak angkat tuan Atmaja itu pasti shock ketika mengetahui kalau orangtuanya meninggal.Tidak berhenti sampai di situ, karena panggilan yang masih berlangsung membuat Arghanta bertanya sesuatu. "Apakah Aini baik-baik saja?"Wijaya sangat tahu kedua anak angkat Atmaja sangat menyayangi Aini, putri semata wayang keluarga Atmaja. Jadi wajar jika yang in

  • BANGKIT   Papa dan Mama Pergi

    Bisma mendapat kabar dari Wijaya bahwa orangtua Aini tidak ada yang selamat, mereka berdua meninggal tepat di ulangtahun putri mereka yang ke 15 tahun.Saat ini yang harus ia usahakan hanya berdoa pada sang pencinta atas kesembuhan adik angkatnya. Ia berjanji akan selalu ada untuk Aini hingga maut merenggut nyawanya.Jenazah orangtua Aini juga dibawa kerumah sakit yang sama dengan Aini, hal itu ia lakukan agar mempermudah dirinya untuk mengurus jenazah.Bisma tidak tahu harus mengadu kepada siapa, ia hanya berusaha terlihat tegar yang mana kenyataannya dia sangat lemah. Orangtua asuhnya harus pergi meninggalkan dunia ini dan memberikan luka kepada adik kecilnya.Disaat Bisma menangis disamping pintu ruang operasi tiba-tiba saja Wijaya datang menghampirinya, "kamu harus kuat, demi kedua adik kamu," ucap Wijaya berusaha menenangkan Bisma.Bukannya tenang, Bisma semakin terlihat rapuh, ia menangis dalam pelukan Wijaya. Bisma mengadu kepada Wijaya tentang apa yang ia rasakan."Om papa,""

  • BANGKIT   Masuk Jurang

    Suasana di restoran sudah ramai, teman dan juga beberapa kerabat yang di undang oleh Atmaja sudah berkumpul di restoran yang telah didekor dengan apik.Ada beberapa kolega Atmaja yang sengaja datang untuk memberikan doa kepada putrinya. Mereka semua menunggu hingga pukul 9 malam dan tidak ada tanda-tanda jika tuan Atmaja akan datang.Keluarga Wijaya yang memang sudah dekat dengan keluarga Atmaja meminta para tamu untuk menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan sembari menunggu kedatangan Atmaja."Hadirin semua, saya sebagai perwakilan dari keluarga Wijaya meminta maaf atas keterlambatan tuan Atmaja. Kalian semua bisa menikmati hidangan yang telah disediakan sambil menunggu kedatangan tuan Atmaja."Semua orang pergi berpisah, ada yang pergi untuk mencicipi aneka kue, dan ada juga yang mengambil makan.Reza, Rama dan juga Rabithah merasa heran dengan keterlambatan papanya Aini, mereka bertiga berspekulasi jika Aini masih mengambek dengan papanya sehingga membuat mereka terlambat."Tumb

  • BANGKIT   Bisma dan Arghanta Dinata

    Bisma dan Arghanta merupakan anak dari panti asuhan, mereka berdua tidak tahu siapa orangtua mereka. Bisma yang saat itu telah berusia 4 tahun merasa senang karena ada pendatang baru di panti. Bisma menyayangi Arga seperti adiknya sendiri.Hingga suatu hari ibu panti meninggal dunia dan beberapa anak panti tidak ada lagi yang mengurus. Bahkan rumah panti yang mereka tempati harus di ambil alih dan mereka semua di usir.Arghanta yang masih berusia 3 tahun harus ikut dengan Bisma yang berusia 7 tahun. Sedangkan anak panti yang lainnya pergi dan ada juga yang mengadopsi mereka, tetapi diantara semuanya tidak ada yang ingin mengadopsi Bisma karena Bisma tidak ingin berpisah dengan Arga.Bisma dan Arghanta hidup di jalanan, mereka hanya mengharapkan belas kasihan dari orang-orang. Terkadang Bisma akan menjual koran untuk membeli makan, Arga yang saat itu berusia tiga tahun tidak tahu harus berbuat apa, ia hanya mengikuti kemanapun Bisma pergi."Abang mau itu," pinta Arga yang melihat es kr

  • BANGKIT   KECELAKAAN

    Bisma hanya diam, ia tidak ingin Aini terganggu. Walaupun sebenarnya ia merasa sedih karena kehadirannya tidak terlalu diharapkan oleh Aini.Bisma rela meninggalkan pekerjaan demi memberikan kejutan untuk adik tercintanya. Sayang, yang adiknya harapkan bukan kejutan dari dia tetapi dari Arghanta.Bisma mengendarai mobilnya ke restoran, ia sengaja membawa Aini ke sana karena ia tahu jika Aini lapar. Pasalnya sejak tadi perut Aini berbunyi, tetapi ia tidak berani mengatakannya."Kita mampir dulu, kakak lapar sejak pagi belum makan," ucap Bisma."Katanya kakak sibuk? Kita langsung pulang saja kak, Aini bisa makan di rumah.""Terus kakak biarin cacing di perut kamu? Dia mengganggu konsentrasi kakak ketika menyetir," gurau Bisma."Kakak..." Ucap Aini manja.Bisma menghentikan mobilnya di restoran, ia memilih restoran yang menyediakan bebek bakar. Bisma tahu adiknya sangat suka dengan bebek jadi dia memilih restoran ini."Wah.. bebek," katanya sumringah.Aini masuk terlebih dahulu, ia tidak

DMCA.com Protection Status