Home / Lainnya / BANGKIT / Arga pulang

Share

Arga pulang

last update Last Updated: 2022-06-20 12:11:57

Wijaya menjawab panggilan dari Arghanta.

"Hallo, kak Bisma perasaan aku Kenapa tidak enak? Apakah kalian disana baik-baik saja."

Wijaya yang mendengar suara Arghanta hanya bisa menitihkan air mata, ia tidak tahu harus memulai dari mana. Semuanya berlangsung begitu cepat sehingga tidak ada yang tahu takdir sang pencipta.

Dengan memberanikan diri Wijaya berbicara pada Arghanta. "Kamu bisa pulang malam ini? Besok acara pemakaman orangtua mu." Beritahu Wijaya yang berusaha tegar agar Arghanta tidak panik.

Bisa didengar diseberang telepon kalau ada benda yang jatuh dan Wijaya sudah yakin jika benda yang jatuh itu adalah ponsel milik Arghanta. Anak angkat tuan Atmaja itu pasti shock ketika mengetahui kalau orangtuanya meninggal.

Tidak berhenti sampai di situ, karena panggilan yang masih berlangsung membuat Arghanta bertanya sesuatu. "Apakah Aini baik-baik saja?"

Wijaya sangat tahu kedua anak angkat Atmaja sangat menyayangi Aini, putri semata wayang keluarga Atmaja. Jadi wajar jika yang ingin diketahui pertama kali adalah keadaan sang adik. "Paman tidak bisa mengatakan dia baik-baik saja, hanya saja ia baru selesai operasi yang memakan waktu hingga 5 jam."

Setelah mendengar penjelasan Wijaya, panggilan yang terhubung tadi langsung diputuskan sepihak oleh Arghanta. Wijaya tidak mengatakan Arga sebagai anak tidak sopan karena memutuskan panggilan sepihak, ia hanya memiliki pikiran positif jika Arga memutuskan karena ia bersiap-siap untuk kembali kerumahnya.

Wijaya sangat terpukul atas insiden yang menimpa keluarga Atmaja, ia sudah menganggap Atmaja seperti kakaknya sendiri. Setiap ada masalah ia akan mengeluh pada Atmaja sekarang ia tidak tahu harus berbagi kesenangan dan duka pada siapa?

Wijaya meninggalkan ruangan Bisma untuk melihat keadaan Aini, walaupun belum diizinkan masuk kedalam ruangan Wijaya ingin melihat perkembangannya. Sedih yang amat ia rasakan karena beberapa jam yang lalu ia beserta keluarganya akan merayakan ulangtahun Aini tetapi sekarang ia harus melihat Aini terbaring di brangkar dengan bantuan alat medis.

Ada rasa syukur dalam diri Wijaya karena Aini masih hidup dan tidak koma, mungkin untuk penyembuhan lainnya ia akan membantu Aini.

Waktu terus berjalan dan sekarang sudah pukul 3 dini hari. Aini masih belum memperlihatkan perkembangannya begitupun dengan Bisma yang masih belum sadar dari pingsannya.

Wijaya sangat lelah tetapi ia tidak boleh mengeluh. Ia mengistirahatkan tubuhnya di sebuah bangku tunggu yang berada di dekat ruangan ICU dimana ada Aini di dalamnya. Karena lelah dan kantuk yang menderanya membuat Wijaya langsung terlelap, seolah tubuhnya merespon dirinya yang sudah lelah.

Getaran dari ponselnya pun sudah tidak terdengar lagi karena ia benar-benar kelelahan. Wijaya dan anaknya yang sudah mempersiapkan kejutan untuk Aini, di saat baru istirahat ia mendapatkan kabar jika Atmaja kecelakaan dan ia juga harus menjaga Bisma. Wajar saja jika ia sangat lelah hari ini.

Wijaya benar-benar mengabaikan ponselnya, ia hanya butuh mengistirahatkan tubuhnya sebelum memulai hari esok dimana ia akan melaksanakan pemakan Atmaja beserta istrinya.

***

Dilain tempat, Arga kelimpungan mempersiapkan kepulangannya, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan orangtua angkatnya sehingga mereka bisa meninggal. Tidak hanya memikirkan orangtuanya, ia juga memikirkan adiknya, hari ini adalah ulangtahun adiknya yang ke 17 dan diulang tahunnya kali ini ia mendapatkan hadiah dari Tuhan, yaitu kematian orangtuanya.

Sungguh miris nasib Aini, Arga memiliki sumpah yang sama dengan Bisma yaitu akan menjaga adiknya sepenuh hati.

Beberapa kali Arga mencari tiket pulang dan selalu gagal, tidak ada tiket malam ini yang bisa ia gunakan, rata-rata tiket yang ia temui bisa membawanya kerumah adalah tiket di pagi hari. Ia tidak bisa berlama-lama lagi.

"Ah... Sial. Bagaimana aku bisa pulang jika tidak ada tiket? Aku harus pulang, aku tidak tahu bagaimana keadaan Aini dan juga kakaknya."

Arga sudah selesai merapikan pakaiannya dan juga barang-barang kantor seperti berkas kontrak kerja sama dengan perusahaan lainnya. Ia bergegas pergi ke hotel yang dekat bandara, setidaknya dia bisa antisipasi jika pesawat akan terbang dari pada ia harus menunggu kepastian di rumah.

Arghanta mengambil penerbangan pukul 5 pagi dan kemungkinan ia Sampai di rumahnya paling cepat pukul 8 pagi. Sekarang masih pukul 2 dini hari jadi Arghanta masih memiliki waktu 3 jam sebelum keberangkatannya.

Sayangnya ia tidak mengantuk sama sekali, ia hanya ingin segera pulang kerumah dan memeluk adiknya yang lemah. Arghanta berjanji jika ia akan menjaga dan menyayangi adiknya walaupun orangtua mereka sudah tidak ada.

Bolak-balik Argha hanya melihat jam, mulai dari jam yang melingkar di tangannya dan juga jam yang berada di dinding hotel. Ia merasa jika sejak tadi jam itu tidak berputar ia masih menunjukkan pukul setengah 3 dini hari. Arga merasa kalau waktu terlalu lambat bergulir hingga membuat kantuk itu datang dan Arghanta akhirnya tertidur.

Pukul setengah 4 Arga sudah bangun dan sudah rapi untuk pergi kebandara, sebelum itu ia mengecek bawaannya dan memastikan tidak ada yang tertinggal.

Sampainya di bandara Arga langsung menuju ketempat penerbangan yang akan mengantarkannya kerumah, lebih tepatnya kota kelahirannya.

Arga yang terbiasa jika dalam penerbangan akan membuat ponselnya menggunakan mode penerbangan tetapi kali ini ia masih mengaktifkan ponselnya. Ia khawatir jika tiba-tiba saja Bisma menelpon atau adiknya Aini yang sedang menelpon. Banyak pikiran yang muncul dalam benaknya, rasa ingin menelpon Wijaya juga ada tetapi Arga ragu.

Pukul setengah 8 Arga sampai di Bandara Soekarno Hatta. Ia bergegas mencari taksi untuk pulang kerumah orangtua angkatnya, sebelum itu ia menelpon Bisma. Belum sempat Arga menelpon Bisma tiba-tiba saja ada panggilan masuk dari Bisma, seseorang yang tadi ingin ia hubungi.

"Halo."

"Kamu dimana? kakak cuma mau bilang kalau mama dan papa telah tiada," kata Bisma menahan tangisnya.

"Arga sudah tahu, tadi malam ketika aku menelpon kakak yang menjawab panggilannya Om Wijaya dan Om Wijaya sudah mengatakannya tetapi ia tidak memberi tahu alasan papa dan mama meninggal." Argha berbicara panjang lebar sembari menunggu taksi yang lewat.

Ketika ia melihat taksi yang kosong ia segera memanggil dan memasukkan barang-barang miliknya kedalam taksi. Sedangkan Bisma di seberang telepon merasa heran. Apakah adiknya sudah sampai Jakarta atau adiknya masih di luar dan bersiap untuk pulang ke Indonesia?

"Sekitar 1 jam lagi aku sampai rumah kak!! Nanti kita makamkan sama-sama jenazah papa dan mama. Lalu bagaimana dengan keadaan Aini?"

"Aini sedang tidak baik-baik saja, kakak tidak tahu bagaimana nantinya jika ia sudah sadar."

Arga menyela ucapan Bisma ketika ia mengatakan Aini tidak dalam keadaan baik. "Maksud kakak apa? Bagaimana Aini tidak baik-baik saja? Om Wijaya bilang Aini tidak apa-apa?"

Bertubi-tubi pertanyaan keluar dari mulut Arga dan Bisma hanya bisa diam, ia tidak tahu harus menjawab apa. karena sang dokter juga tidak memberi tahunya.

Related chapters

  • BANGKIT   Pemakaman

    Arga yang mengetahui kalau Aini saat ini masih terbaring di rumah sakit sangat terpukul. Ia tidak tahu harus berbuat apa, dimana nantinya ketika Aini bangun apa yang harus ia katakan.Arga sampai dirumah orangtuanya dan disana sudah berdiri om Wijaya beserta kakaknya Bisma. Arga tahu kakaknya sedang tidak baik-baik saja hanya saja ia tidak ingin terlihat lemah didepan sang adik.Arga luruh kelantai setelah sampai dirumah orangtuanya dan ketika ia melihat dua jenazah dari depan pintu rumahnya. Wijaya yang mengerti bagaimana anak-anak angkat Atmaja yang selalu ada untuk Atmaja langsung menghampiri Arga."Masuklah kedalam dan temui orangtuamu untuk terakhir kalinya." Wijaya membimbing Arga untuk berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah. Beberapa barang yang di bawa Arga dipindahkan oleh satpam ke kamar Arga.Ketika Arga masuk, Bisma tidak sanggup melihat wajah adiknya. Ini baru Arga dan ia tidak bisa menceritakan semuanya! Apalagi jika Aini sadar apa

    Last Updated : 2022-06-21
  • BANGKIT   Kejanggalan

    Seperti hari sebelumnya, Arga tak henti-hentinya berkunjung kerumah sakit untuk melihat keadaan Aini. Dan Aini masih belum ada perkembangannya! Bahkan beberapa dokter mengatakan kalau perkembangan Aini semakin menurun.Arga dan Bisma akan bergantian untuk menjaga Aini, terkadang Wijaya juga datang dan menawarkan diri untuk menjaga Aini. Tapi selalu di tolak oleh Bisma karena ia tidak ingin merepotkan Wijaya. Sudah banyak bantuan yang dilakukan Wijaya ketika orangtua angkatnya meninggal dan kali ini ia ingin menjaga Aini berdua dengan sang adik.Bisma menghampiri Arga yang sejak tadi belum beranjak dari ruangan Aini. Sudah tiga hari ini Arga mengabaikan pekerjaannya dan memilih menjaga Aini. "Keluarlah sebentar untuk mencari makan! Sejak kemarin aku tidak melihatmu memakan sesuatu," ucap Bisma."Tidak kak, aku akan disini menemani Aini. Aku takut jika ia sadar nanti tidak ada orang di sisinya.""Ada aku Ar! Aku juga kakaknya jadi kamu tidak usah ta

    Last Updated : 2022-06-23
  • BANGKIT   Menjenguk Aini

    Rama, Reza dan Rabithah tidak langsung pulang kerumah mereka setelah bel pulang sekolah. Biasanya mereka akan terburu-buru keparkiran untuk bergegas pulang. Namun, kali ini mereka bertiga masih setia duduk di dalam kelas di ikuti oleh beberapa teman lainnya. Ya! Mereka ingin berkunjung kerumah sakit untuk melihat keadaan Aini. Mereka ingin mensupport Aini agar ia cepat kembali kesekolah. Rabithah juga sudah menelpon Bisma sebelum mengajak teman-temannya. Ia mendapatkan izin dari Bisma dan segera memberitahu teman-temannya."Kapan kita akan berangkat?" Tanya Reza tidak sabaran.Mereka semua sangat merindukan malaikat mereka yang selalu membela orang lemah. Mereka semua juga sangat sedih ketika mendapat kabar jika orangtua Aini meninggal dalam Insiden tersebut. Maka dari itu mereka ingin memberikan dukungan pada temannya."Tunggu dulu, kita harus memikirkan akan membawa apa!!" "Percuma, Aini belum sadar sejak tragedi tersebut," beritahu R

    Last Updated : 2022-07-01
  • BANGKIT   Setitik Respon

    Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit akhirnya Aini memberikan respon. Ia menggerakkan jarinya beberapa kali dan hal itu di lihat oleh Bisma.Melihat hal itu Bisma segera menelpon adiknya yang harus berganti pakaian karena harus bertemu dengan klien. Sudah dikatakan jika mereka berdua akan bergilir dan terkadang Om Wijaya bergabung untuk meminta Bisma dan Arga istirahat.Tidak hanya menelpon sang adik, ia juga buru-buru keluar untuk mencari perawat yang saat ini tidak ada di dalam ruangan. Ketika ia melihat seorang perawat Bisma segera menarik tangan perawat tersebut dan membawanya masuk kedalam ruang ICU."Ada yang bisa saya bantu, Pak!" tanya perawat tersebut yang merasa heran karena tiba-tiba ditarik oleh Bisma."Adik saya, dia menggerakkan jarinya." Ada rasa haru yang membuat Bisma menitikkan air matanya."Itu hanya respon biasa, tapi semoga saja respon pasien kali ini membuatnya sadar dari tidur panjangnya," jelas perawat te

    Last Updated : 2022-07-02
  • BANGKIT   Ulang Tahun

    Tepat hari ini putri tunggal dari keluarga Atmaja genap berusia 15 tahun. Tuan Atmaja sudah mempersiapkan acara untuk merayakan ulangtahun putrinya."Pa... Papa," teriak Aini dari lantai atas."Iya sayang, ada apa kamu teriak-teriak?""Papa ingat tidak hari ini hari apa?" Tanya Aini."Terimakasih sayang berkat kamu Papa jadi ingat kalau hari ini ada rapat," ucap tuan Atmaja sembari mencium kening putrinya.Tuan Atmaja pergi meninggalkan putrinya dengan senyum yang merekah. Ia tahu jika hari ini adalah ulangtahun sang putri, hanya saja ia ingin memberikan kejutan kepada anaknya.Aini yang ditinggal sendirian di meja makan merasa sedih, pasalnya di hari ulangtahunnya sang papa sibuk bekerja. Ia segera pergi mengambil tas sekolahnya dan berpamitan kepada sang mama."Ma, Aini berangkat ke sekolah," katanya dengan wajah lesuh."Kamu kenapa sayang? Tidak seperti biasanya kamu sedih begini?" Tanya Wulan penasaran."Tidak ma, Aini hanya kesal dengan papa," adunya.Setelah mengatakan jika diri

    Last Updated : 2022-05-22
  • BANGKIT   KECELAKAAN

    Bisma hanya diam, ia tidak ingin Aini terganggu. Walaupun sebenarnya ia merasa sedih karena kehadirannya tidak terlalu diharapkan oleh Aini.Bisma rela meninggalkan pekerjaan demi memberikan kejutan untuk adik tercintanya. Sayang, yang adiknya harapkan bukan kejutan dari dia tetapi dari Arghanta.Bisma mengendarai mobilnya ke restoran, ia sengaja membawa Aini ke sana karena ia tahu jika Aini lapar. Pasalnya sejak tadi perut Aini berbunyi, tetapi ia tidak berani mengatakannya."Kita mampir dulu, kakak lapar sejak pagi belum makan," ucap Bisma."Katanya kakak sibuk? Kita langsung pulang saja kak, Aini bisa makan di rumah.""Terus kakak biarin cacing di perut kamu? Dia mengganggu konsentrasi kakak ketika menyetir," gurau Bisma."Kakak..." Ucap Aini manja.Bisma menghentikan mobilnya di restoran, ia memilih restoran yang menyediakan bebek bakar. Bisma tahu adiknya sangat suka dengan bebek jadi dia memilih restoran ini."Wah.. bebek," katanya sumringah.Aini masuk terlebih dahulu, ia tidak

    Last Updated : 2022-05-22
  • BANGKIT   Bisma dan Arghanta Dinata

    Bisma dan Arghanta merupakan anak dari panti asuhan, mereka berdua tidak tahu siapa orangtua mereka. Bisma yang saat itu telah berusia 4 tahun merasa senang karena ada pendatang baru di panti. Bisma menyayangi Arga seperti adiknya sendiri.Hingga suatu hari ibu panti meninggal dunia dan beberapa anak panti tidak ada lagi yang mengurus. Bahkan rumah panti yang mereka tempati harus di ambil alih dan mereka semua di usir.Arghanta yang masih berusia 3 tahun harus ikut dengan Bisma yang berusia 7 tahun. Sedangkan anak panti yang lainnya pergi dan ada juga yang mengadopsi mereka, tetapi diantara semuanya tidak ada yang ingin mengadopsi Bisma karena Bisma tidak ingin berpisah dengan Arga.Bisma dan Arghanta hidup di jalanan, mereka hanya mengharapkan belas kasihan dari orang-orang. Terkadang Bisma akan menjual koran untuk membeli makan, Arga yang saat itu berusia tiga tahun tidak tahu harus berbuat apa, ia hanya mengikuti kemanapun Bisma pergi."Abang mau itu," pinta Arga yang melihat es kr

    Last Updated : 2022-05-22
  • BANGKIT   Masuk Jurang

    Suasana di restoran sudah ramai, teman dan juga beberapa kerabat yang di undang oleh Atmaja sudah berkumpul di restoran yang telah didekor dengan apik.Ada beberapa kolega Atmaja yang sengaja datang untuk memberikan doa kepada putrinya. Mereka semua menunggu hingga pukul 9 malam dan tidak ada tanda-tanda jika tuan Atmaja akan datang.Keluarga Wijaya yang memang sudah dekat dengan keluarga Atmaja meminta para tamu untuk menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan sembari menunggu kedatangan Atmaja."Hadirin semua, saya sebagai perwakilan dari keluarga Wijaya meminta maaf atas keterlambatan tuan Atmaja. Kalian semua bisa menikmati hidangan yang telah disediakan sambil menunggu kedatangan tuan Atmaja."Semua orang pergi berpisah, ada yang pergi untuk mencicipi aneka kue, dan ada juga yang mengambil makan.Reza, Rama dan juga Rabithah merasa heran dengan keterlambatan papanya Aini, mereka bertiga berspekulasi jika Aini masih mengambek dengan papanya sehingga membuat mereka terlambat."Tumb

    Last Updated : 2022-05-22

Latest chapter

  • BANGKIT   Setitik Respon

    Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit akhirnya Aini memberikan respon. Ia menggerakkan jarinya beberapa kali dan hal itu di lihat oleh Bisma.Melihat hal itu Bisma segera menelpon adiknya yang harus berganti pakaian karena harus bertemu dengan klien. Sudah dikatakan jika mereka berdua akan bergilir dan terkadang Om Wijaya bergabung untuk meminta Bisma dan Arga istirahat.Tidak hanya menelpon sang adik, ia juga buru-buru keluar untuk mencari perawat yang saat ini tidak ada di dalam ruangan. Ketika ia melihat seorang perawat Bisma segera menarik tangan perawat tersebut dan membawanya masuk kedalam ruang ICU."Ada yang bisa saya bantu, Pak!" tanya perawat tersebut yang merasa heran karena tiba-tiba ditarik oleh Bisma."Adik saya, dia menggerakkan jarinya." Ada rasa haru yang membuat Bisma menitikkan air matanya."Itu hanya respon biasa, tapi semoga saja respon pasien kali ini membuatnya sadar dari tidur panjangnya," jelas perawat te

  • BANGKIT   Menjenguk Aini

    Rama, Reza dan Rabithah tidak langsung pulang kerumah mereka setelah bel pulang sekolah. Biasanya mereka akan terburu-buru keparkiran untuk bergegas pulang. Namun, kali ini mereka bertiga masih setia duduk di dalam kelas di ikuti oleh beberapa teman lainnya. Ya! Mereka ingin berkunjung kerumah sakit untuk melihat keadaan Aini. Mereka ingin mensupport Aini agar ia cepat kembali kesekolah. Rabithah juga sudah menelpon Bisma sebelum mengajak teman-temannya. Ia mendapatkan izin dari Bisma dan segera memberitahu teman-temannya."Kapan kita akan berangkat?" Tanya Reza tidak sabaran.Mereka semua sangat merindukan malaikat mereka yang selalu membela orang lemah. Mereka semua juga sangat sedih ketika mendapat kabar jika orangtua Aini meninggal dalam Insiden tersebut. Maka dari itu mereka ingin memberikan dukungan pada temannya."Tunggu dulu, kita harus memikirkan akan membawa apa!!" "Percuma, Aini belum sadar sejak tragedi tersebut," beritahu R

  • BANGKIT   Kejanggalan

    Seperti hari sebelumnya, Arga tak henti-hentinya berkunjung kerumah sakit untuk melihat keadaan Aini. Dan Aini masih belum ada perkembangannya! Bahkan beberapa dokter mengatakan kalau perkembangan Aini semakin menurun.Arga dan Bisma akan bergantian untuk menjaga Aini, terkadang Wijaya juga datang dan menawarkan diri untuk menjaga Aini. Tapi selalu di tolak oleh Bisma karena ia tidak ingin merepotkan Wijaya. Sudah banyak bantuan yang dilakukan Wijaya ketika orangtua angkatnya meninggal dan kali ini ia ingin menjaga Aini berdua dengan sang adik.Bisma menghampiri Arga yang sejak tadi belum beranjak dari ruangan Aini. Sudah tiga hari ini Arga mengabaikan pekerjaannya dan memilih menjaga Aini. "Keluarlah sebentar untuk mencari makan! Sejak kemarin aku tidak melihatmu memakan sesuatu," ucap Bisma."Tidak kak, aku akan disini menemani Aini. Aku takut jika ia sadar nanti tidak ada orang di sisinya.""Ada aku Ar! Aku juga kakaknya jadi kamu tidak usah ta

  • BANGKIT   Pemakaman

    Arga yang mengetahui kalau Aini saat ini masih terbaring di rumah sakit sangat terpukul. Ia tidak tahu harus berbuat apa, dimana nantinya ketika Aini bangun apa yang harus ia katakan.Arga sampai dirumah orangtuanya dan disana sudah berdiri om Wijaya beserta kakaknya Bisma. Arga tahu kakaknya sedang tidak baik-baik saja hanya saja ia tidak ingin terlihat lemah didepan sang adik.Arga luruh kelantai setelah sampai dirumah orangtuanya dan ketika ia melihat dua jenazah dari depan pintu rumahnya. Wijaya yang mengerti bagaimana anak-anak angkat Atmaja yang selalu ada untuk Atmaja langsung menghampiri Arga."Masuklah kedalam dan temui orangtuamu untuk terakhir kalinya." Wijaya membimbing Arga untuk berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah. Beberapa barang yang di bawa Arga dipindahkan oleh satpam ke kamar Arga.Ketika Arga masuk, Bisma tidak sanggup melihat wajah adiknya. Ini baru Arga dan ia tidak bisa menceritakan semuanya! Apalagi jika Aini sadar apa

  • BANGKIT   Arga pulang

    Wijaya menjawab panggilan dari Arghanta. "Hallo, kak Bisma perasaan aku Kenapa tidak enak? Apakah kalian disana baik-baik saja." Wijaya yang mendengar suara Arghanta hanya bisa menitihkan air mata, ia tidak tahu harus memulai dari mana. Semuanya berlangsung begitu cepat sehingga tidak ada yang tahu takdir sang pencipta.Dengan memberanikan diri Wijaya berbicara pada Arghanta. "Kamu bisa pulang malam ini? Besok acara pemakaman orangtua mu." Beritahu Wijaya yang berusaha tegar agar Arghanta tidak panik.Bisa didengar diseberang telepon kalau ada benda yang jatuh dan Wijaya sudah yakin jika benda yang jatuh itu adalah ponsel milik Arghanta. Anak angkat tuan Atmaja itu pasti shock ketika mengetahui kalau orangtuanya meninggal.Tidak berhenti sampai di situ, karena panggilan yang masih berlangsung membuat Arghanta bertanya sesuatu. "Apakah Aini baik-baik saja?"Wijaya sangat tahu kedua anak angkat Atmaja sangat menyayangi Aini, putri semata wayang keluarga Atmaja. Jadi wajar jika yang in

  • BANGKIT   Papa dan Mama Pergi

    Bisma mendapat kabar dari Wijaya bahwa orangtua Aini tidak ada yang selamat, mereka berdua meninggal tepat di ulangtahun putri mereka yang ke 15 tahun.Saat ini yang harus ia usahakan hanya berdoa pada sang pencinta atas kesembuhan adik angkatnya. Ia berjanji akan selalu ada untuk Aini hingga maut merenggut nyawanya.Jenazah orangtua Aini juga dibawa kerumah sakit yang sama dengan Aini, hal itu ia lakukan agar mempermudah dirinya untuk mengurus jenazah.Bisma tidak tahu harus mengadu kepada siapa, ia hanya berusaha terlihat tegar yang mana kenyataannya dia sangat lemah. Orangtua asuhnya harus pergi meninggalkan dunia ini dan memberikan luka kepada adik kecilnya.Disaat Bisma menangis disamping pintu ruang operasi tiba-tiba saja Wijaya datang menghampirinya, "kamu harus kuat, demi kedua adik kamu," ucap Wijaya berusaha menenangkan Bisma.Bukannya tenang, Bisma semakin terlihat rapuh, ia menangis dalam pelukan Wijaya. Bisma mengadu kepada Wijaya tentang apa yang ia rasakan."Om papa,""

  • BANGKIT   Masuk Jurang

    Suasana di restoran sudah ramai, teman dan juga beberapa kerabat yang di undang oleh Atmaja sudah berkumpul di restoran yang telah didekor dengan apik.Ada beberapa kolega Atmaja yang sengaja datang untuk memberikan doa kepada putrinya. Mereka semua menunggu hingga pukul 9 malam dan tidak ada tanda-tanda jika tuan Atmaja akan datang.Keluarga Wijaya yang memang sudah dekat dengan keluarga Atmaja meminta para tamu untuk menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan sembari menunggu kedatangan Atmaja."Hadirin semua, saya sebagai perwakilan dari keluarga Wijaya meminta maaf atas keterlambatan tuan Atmaja. Kalian semua bisa menikmati hidangan yang telah disediakan sambil menunggu kedatangan tuan Atmaja."Semua orang pergi berpisah, ada yang pergi untuk mencicipi aneka kue, dan ada juga yang mengambil makan.Reza, Rama dan juga Rabithah merasa heran dengan keterlambatan papanya Aini, mereka bertiga berspekulasi jika Aini masih mengambek dengan papanya sehingga membuat mereka terlambat."Tumb

  • BANGKIT   Bisma dan Arghanta Dinata

    Bisma dan Arghanta merupakan anak dari panti asuhan, mereka berdua tidak tahu siapa orangtua mereka. Bisma yang saat itu telah berusia 4 tahun merasa senang karena ada pendatang baru di panti. Bisma menyayangi Arga seperti adiknya sendiri.Hingga suatu hari ibu panti meninggal dunia dan beberapa anak panti tidak ada lagi yang mengurus. Bahkan rumah panti yang mereka tempati harus di ambil alih dan mereka semua di usir.Arghanta yang masih berusia 3 tahun harus ikut dengan Bisma yang berusia 7 tahun. Sedangkan anak panti yang lainnya pergi dan ada juga yang mengadopsi mereka, tetapi diantara semuanya tidak ada yang ingin mengadopsi Bisma karena Bisma tidak ingin berpisah dengan Arga.Bisma dan Arghanta hidup di jalanan, mereka hanya mengharapkan belas kasihan dari orang-orang. Terkadang Bisma akan menjual koran untuk membeli makan, Arga yang saat itu berusia tiga tahun tidak tahu harus berbuat apa, ia hanya mengikuti kemanapun Bisma pergi."Abang mau itu," pinta Arga yang melihat es kr

  • BANGKIT   KECELAKAAN

    Bisma hanya diam, ia tidak ingin Aini terganggu. Walaupun sebenarnya ia merasa sedih karena kehadirannya tidak terlalu diharapkan oleh Aini.Bisma rela meninggalkan pekerjaan demi memberikan kejutan untuk adik tercintanya. Sayang, yang adiknya harapkan bukan kejutan dari dia tetapi dari Arghanta.Bisma mengendarai mobilnya ke restoran, ia sengaja membawa Aini ke sana karena ia tahu jika Aini lapar. Pasalnya sejak tadi perut Aini berbunyi, tetapi ia tidak berani mengatakannya."Kita mampir dulu, kakak lapar sejak pagi belum makan," ucap Bisma."Katanya kakak sibuk? Kita langsung pulang saja kak, Aini bisa makan di rumah.""Terus kakak biarin cacing di perut kamu? Dia mengganggu konsentrasi kakak ketika menyetir," gurau Bisma."Kakak..." Ucap Aini manja.Bisma menghentikan mobilnya di restoran, ia memilih restoran yang menyediakan bebek bakar. Bisma tahu adiknya sangat suka dengan bebek jadi dia memilih restoran ini."Wah.. bebek," katanya sumringah.Aini masuk terlebih dahulu, ia tidak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status