Share

Pemakaman

****

"Pak, tolong tambah kecepatan, ya!"

"Baik, Non."

Perjalanan Dinda menuju rumah Galuh terasa sangat lambat, padahal ia sudah meminta Pak Dahlan untuk menambah kecepatan laju mobil yang di kendarainya.

Perasaan Dinda semakin nggak karuan. Antara sedih, menyesal dan tak percaya berkecamuk dalam hatinya saat itu.

'Kenapa hatiku begitu keras? Hanya sekadar untuk mengangkat telepon dari Bram saja aku tak mau.' Dinda terus mengutuk dirinya sendiri.

Rumah Galuh masih sepi, hanya terlihat ada dua bendera kuning yang terpasang di pintu gerbang. Itu meyakinkan dirinya kalau memang benar-benar ada kematian di rumah ini.

Ibu-Ibu berkerudung hitam tampak sibuk menggelar karpet di ruang keluarga. Ia mempersilakan Dinda duduk dengan ramah.

"Jenazah Mbak Galuh sedang di perjalanan, silakan duduk dulu saja, Bu!" titah perempuan itu.

"Iya, Bu."

Din
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status