Share

Dinda Sakit

****

Mentari sudah mulai naik dan tak malu-malu lagi menampakkan sinarnya yang terasa menghangat. Namun, Dinda masih bergelung dengan selimut yang cukup tebal.

Tok, tok, tok!

"Masuk," sahut Dinda. Ia masih terbaring di atas ranjang. Bahkan, tak biasanya ia membiarkan gorden kamar itu menghalangi sinar mentari masuk ke dalam kamarnya.

"Non, ini sarapannya saya bawa ke kamar saja, soalnya Non  Dinda nggak keluar kamar dari tadi." Mbak Sri meletakkan bubur dan teh manis di atas nakas.

"Iya, kepalaku masih terasa pusing dan berat."

"Apa sebaiknya kita ke dokter saja, Non?"

"Nanti saja, Mbak!"

"Baiklah. Non bisa makan sendiri?"

"Bisa, Mbak tenang saja! Aku minta ambilkan obat pereda demam dan tolong bukakan gordennya, ya, Mbak!"

"Siap, Non."

Dinda beranjak dari ranjangnya, ia tertatih-tatih untuk pergi ke kamar mandi. Ketika ia m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status