Share

BALASAN UNTUK IBU TIRI SERAKAH
BALASAN UNTUK IBU TIRI SERAKAH
Penulis: lasminuryani92

Mobil untuk Fatin

"Ini mobil aku pake, Mas. Biarkan Fatin naik kendaraan umum. Manja! Baru aja masuk kuliah sudah ngelunjak, apalagi kalau sudah kerja."

"Kamu bisa naik kendaraan umum dulu untuk sementara, Ma."

"Tidak! Aku tidak mau!" Herin berusaha mengambil kunci yang sudah dipegang suaminya.

"Fatin sudah menunggu di luar."

"Fatin! Fatin! Fatin terus! Kenapa sih kamu selalu manjain dia. Dia masih punya ibu, Mas! Kalau dia kamu berikan mobil, Haifa juga belikan."

"Haifa kan bisa aku antar setiap hari, Ma."

"Begini yang aku nggak suka dari kamu, Mas. Kamu harus adil dong. Kalau kamu berikan mobil untuk Fatin, artinya kamu juga harus belikan untuk Haifa!"

"Adil katamu?"

"Ya!" Herin menyilangkan tangannya di dada dan mengangkat dagu tinggi.

"Aku sudah membiayai anakmu dari SD hingga tamat SMA dan sekarang dia aku sekolahkah di Universitas ternama. Aku mengantarnya ke sekolah setiap hari. Sedangkan, Fatin, aku biarkan tinggal bersama ibunya, aku bahkan tidak pernah memberinya uang hanya karena kamu selalu mempermasalahkannya seperti ini. Dan, sekarang dia meminta mobil yang sejak bertahun-tahun kamu sudah kenyang memakainya, kamu bilang aku harus adil?"

"Benar, Herin. Aku memang sudah tidak adil, selama ini. Aku bahkan menyia-nyiakan anakku sendiri dan malah menyayangi anakmu!" Farhan merampas kunci yang sudah digenggam erat istrinya. Ia menatapnya nanar. Wanita yang sudah dinikahinya hampir 8 tahun itu tetap tidak pernah suka saat ia memberikan perhatian untuk putrinya sendiri.

"Mas!" teriak Herin.

Farhan menutup pintu, ia berdiri sejenak dan menarik napas. Berjalan mendatangi putrinya yang berdiri sedikit lebih jauh dari rumah yang ditinggalinya bersama istri kedua.

"Maaf, Pa." fatin menautkan kedua tangannya dan menunduk. Farhan bisa pastikan kalau putrinya mungkin mendengar pertengkaran mereka.

"Tidak apa-apa." Farhan mengelus pundak putrinya sebelum memberikan kunci itu. "Hati-hati mengendarainya!"

"Iya, Pa. Fatin pulang, dulu." Gadis berusia 20 tahun itu mengangguk sebelum mundur dan pergi. Ia menekan remot kunci dan mengemudikan mobil itu menjauh dari rumah mereka dulu bersama keluarganya. Papa dan Mama yang sangat mencintainya, sebelum semuanya rusak.

Farhan berdiri memandanginya sebentar sebelum anak gadis yang tidak ia besarkan itu menjauh. Pria itu merasa waktu berlari begitu cepat, hingga putri yang dibawa ibunya keluar dari rumah saat itu, kini sudah beranjak remaja dan sebentar lagi dewasa.

"Lanita pasti yang mengompori Fatin untuk meminta mobil itu padamu, Mas!" ucap Herin dengan wajah yang terbuang ke sudut dinding saat suaminya mendorong pintu, masuk.

Farhan memilih tetap melanjutkan langkah. Rasanya ia lelah, jika masih harus memperdebatkan soal mobil itu. Padahal, sebelumnya ia sudah meminta izin secara baik-baik untuk memberikannya pada Fatin.

"Wanita itu memang tidak ada habis-habisnya mengganggu pernikahan kita, Mas. Alasan anak! Apa-apa anak! Apa dia tidak laku lagi untuk menikah dan menghidupi anaknya tanpa harus membebankannya padamu!" Mulut Herin masih penuh dengan kekesalan dan sangat ingin meluapkan semuanya. Ia terus menjelek-jelekkan mantan istri dari suaminya itu.

Farhan mengambil tas dan beberapa benda penting miliknya. Ia lantas berbalik dari kamar dan kembali ke pintu keluar. Suara istrinya masih tidak berhenti. Penat sekali pikirannya, saat ini.

"Mau kemana kamu, Mas?" Herin berdiri saat melihat suaminya malah pergi saat dia masih ingin menumpahkan kekesalan. Dia masih tidak terima suaminya memberikan mobil milik mereka yang sering ia pakai untuk pergi dan berbelanja.

"Aku mual mendengar ocehanmu dari kemarin, Herin!" Farhan membanting pintu dan keluar.

"Arrrgggh!" Herin mendorong pot keramik hingga berserakan. Ia benar-benar kesal karena tidak bisa menghentikkan suaminya untuk tidak memberikan mobil mereka pada putri tirinya itu. "Benar-benar wanita dan anak yang menyebalkan!" gerutunya.

Bersambung ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status