Viagra itu dikeluarkan Wyatt dari dalam saku celananya. Tempatnya membeli obat itu mengatakan kalau hanya hutuh satu pil saja. Tetapi, bagaimana jika ia masih bisa bertahan setelah meminum satu pil. Perceraiannya akan dibatalkan dan masalah lain datang. Ia tak mau melibatkan Yulka yang dikasihi oleh kakeknya ke dalam masalah yang akan diterjang. Yulia harus menjadi wanita hang tak tauu apa-apa selamanya. Dikeluarkannya dua hutir obat san diteguknya dengan cepat sebelum kemudian Yulia keluar lagi nanti. Apa ia sempat mendengarkan berapa lama efek obat ini mulai bekerja tadi? Sayangnya tidak. Walaupun mengangguk-ngangguk mendengar keterangan orang yang menjual obat ini padanya, semua keterangan orang itu tentang berapa lama obat ini bekerja setelah diminum tidak masuk otak Wyatt. Sudahlah, nanti juga bakal ketahuan!Ia menyimpan sisa obat ke dalam saku celananya. Selalu bersandar menatap langit-langit yang telah dihias oleh Yulia. Dalam beberapa hari Yulia telah mengubah rumah se
Wyatt menyebutnya sebagai naluri laki-laki. Entah itu orang yang mencintai ataupun orang yang dibenci, laki-laki bisa selalu saja birahi hanya dengan melihat tubuh wanita. Jadi ya sama sekali tidak merasa bersalah karena telah tidur dengan Yulia tetapi mencintai Anna. Ia masih bisa merasakan suara desahan hanya di telinganya. Ia bisa mencium bau keringat wanita itu yang manis. Saya juga merasakan keinginanmu yang terpuaskan karena menyetubuhi Yulia.Ia terbangun dan merasa sangat puas. Ia lelah dan ingin tidur sebentar saja. Tetapi dengan segera baik sadar kalau bukan di sini tempatnya.Segera diseret dirinya yang kelelahan menuju tepi ranjang. Ia tak menyalakan lampu supaya tak mengganggu tidur Yulia. Wanita itu meringkuk tertidur di tengah ranjang. Bunyi nafasnya seperti lagu pengantar tidur di telinga Wyatt.Menggunakanpenerangan yang seadanya ia mencari-cari pakaiannya yang dilempar sembarangan tadi. Pertama kali Wyatt menemukan celana dalamnya. Kemudian kemeja dan yang palin
Tidak perlu terlalu memprovokasi. Tidak perlu bermanis mulut. Bahkan ia tidak perlu mengarang cerita. Wyatt hanya perlu menunjukkan kepada Dominic betapa bodohnya dirinya. Betapa pria itu tidak bisa melihat bagaimana Esme, istrinya menyukai Azzar dibandingkan dirinya sendiri.Wyatt tertawa terbahak-bahak begitu mengetahui siasatnya berhasil. Ia memukul-mukul kamu di mobil keras-keras mengekspresikan perasaannya.“Bodoh sekali!” katanya ditengah-tengah tawa. Setelah ia merasakan telapak tangannya ngilu, Wyatt berhenti tertawa. Ia bersandar pada punggung kursi dan memandang lurus ke depan. Seharusnya ia tidak senang dengan hasil yang seperti ini saja. Niatnya adalah untuk menghancurkan Dominic. Jika hanya sekedar untuk membuat pria itu menjadi cemburu maka sejak dulu sudah pasti berhasil dilakukan. Kalau perlu Dominic harus mati juga seperti Anna. Hanya saja mengingat bagaimana keras kepalanya Dominic tidak mungkin itu mudah dilakukan. “Hanya terus saja mengadu domba antara Azza
Gosip tentang putra yang dikandung Esme bukanlah anak dari Dominic menyebar dengan cepat. Walaupun tuduhan-tuduhan itu tidak dialamatkan kepada Esme secara langsung, tetapi itu berkembang dengan spekulasi spekulasi yang jahat di belakang ketiga tokoh utama. Azzar mulai menyadari soal gosip itu saat pada akhirnya harus ke kantor. Orang-orang yang berkerumun dan sedang bercerita tiba-tiba saja berhenti dan melirik-lirik secara sembunyi-sembunyi ke arahnya. Ketika Azzar kemudian memutuskan untuk bergabung dengan orang-orang itu, mereka seketika bubar.“Terjadi sesuatu, terapi saya tidak tahu! Mereka sepertinya sedang membicarakan saya!” Azzar asal mengadu saja pada Dominic. “Membicarakanmu?” tanya Dominic yang sedang menunggu Azzar menyiapkan makanannya di atas meja tamu di tengah ruangan kantor.“Ya, ini aneh! Memang gosip buruk apa yang dikatakan oleh orang-orang itu sampai tidak boleh terdengar oleh saya!” Dominic mengetuk meja kacanya beberapa kali. “Yah, mulut orang-orang me
Wajah Azzar terlihat lumayan buruk saat ia kembali dengan rantang kosong dari kantor suami Esme. Tidak ada senyuman yang muncul di wajah itu bahkan saat mereka berpapasan. Ada apa? Ia jadi bertanya-tanya karena tidak nyaman. Walau gosip tentang dirinya dan Azzar sudah menghilang dengan sepenuhnya setelah pergantian pelayan di rumah. Esme sama sekali tidak mau membuat siapapun menjadi salah paham lagi. Makanya, kalau tidak untuk kegiatan yang bisa dilihat oleh banyak orang, Azzar tidak akan dipanggil.“Di mana Azzar?” Pikiran Esme menjadi kalut karena perasaan tidak nyaman yang datang padanya.Pelayan yang sedang menuangkan teh ke dalam cangkirnya terdiam sebentar dan kemudian memerintahkan salah seorang juniornya untuk mengecek di mana Azzar yang lebih seperti asisten semua orang itu. Tak lama junior yang ditugaskannya kembali dengan langkah kecil cepat dan napas sedikit sesak.“Pak Azzzar ada di paviliunnya! Saat saya berkata kalau Anda mencari, dia bilang sudah mengantarkan makan
Saat Dominic bertanya pada Azzar, Esme memalingkan wajahnya ke arah lain. Kondisinya jelas tidak baik-baik saja. Tampaknya Esme telah mendengar nama pelaku dan tertekan karena hal itu.“Azzar, apa aku kenal dengan bajingan ini?” tanya Dominic sekali lagi hanya untuk memastikan saja.“Ya, Tuan, Anda kenal dengan bajingan ini!” katanya dengan nada datar layaknya robot yang telah diprogram.Dominic lalu memanggil pelayan yang tetap berada di taman pavilliun. Bergegas semua pelayan tersebut mendekat, menunduk sedikit untuk menanyakan apa yang dibutuhkan oleh Dominic sebagai tuan mereka.“Ada apa, Tuan?” tanya salah satu pelayan yang tampak lebih senior dibandingkan dengan yang lain.“Tolong bawa istriku ke kamarnya. Tampaknya dia sedikit lelah dengan pembicaraan ini.” Dominic melirik wajah pucat Esme yang tampak tidak terima karena harus meninggalkan pavilliun Azzar. “Aku akan memberitahu apa yang ingin kamu ketahui nanti, oke? Bisakah kamu mematuhiku, Esme?” tanya Azzar.Walau masih saja
“Ah, Wyatt, kamu disuruh masuk cepat sama Pak Dominic. Aku tidak tahu, tapi wajahnya seram sekali tadi!” Sekretaris yang seharusnya menyerahkan dokumen kemarin pada Wyatt berbisik begitu ia menghampiri.Ah, wajah yang seram? Tentu saja Dominic telah mendengar apa yang terjadi di kantor dari Azzar. Bagaimana pria yang seperti bos bijaksana itu bersikap? Apakah ia akan meneriaki Azzar di depan Wyatt ataukan dirinya yang akan disingkirkan? Yang mana pun tindakan yang dipilih oleh Dominic tidak akan mengagalkan rencananya. Ia telah mempersiapkan ini sejak lama. Mencari jalan yang bahkan tidak dipikirkan oleh pebisnis seperti Dominic tentu saja.Ia meninggalkan meja sekretaris secepat yang Wyatt bisa kemudian mengetuk pintu kantor bosnya yang menjadi tempatnya bekerja pula. Tempat duduknya masih sama seperti saat ditinggalkan kemarin sore, suram.“Baguslah kalau kamu langsung kemari setelah mendengar pesanku!” Dominic terdengar dingin, sedikit datar dan tampaknya seperti pemangsa yang siap
Saat Wyatt sampai di halaman dengan motornya, Azzar baru saja akan berangkat menuju kantor untuk memenuhi posisi sebagai asisten Dominic yang baru saja diambil dari Wyatt.“Kamu akan bersenang-senang, Azzar!” Wyatt menyapanya. Ia sama sekali tidak merasa bersalah dengan perbuatannya yang sebelumnya dan itu membuat Azzar merasa sangat kesal.“Ah, ya, kamu juga akan bersenang-senang!” Wyatt mengangkat tangan, melangkah malas ke atas tangga teras. Ia menguap dan bersikap sangat malas. “Di mana bosmu? Bukankah seharusnya kamu berangkat bersamanya?” tanya Wyatt.“Tuan Dominic sudah pergi dari tadi. Aku menyelesaikan instruksi untukmu terlebih dahulu! Aku tidak mau ada kekacauan!” jawab Azzar. Ia memerintahkan dirinya untuk tidak terganggu dengan sikap pria di depannya yang menyebalkan.“Instruksi untukku? Yang benar saja! Memang pekerjaan apa yang kamu lakukan di sini?” Wyatt menatap sekeliling. “Kamu hanya diminta untuk menemani Esme yang sedang hamil, kan?” Wyatt mengangkat bahu.Ia mela