Tidak perlu terlalu memprovokasi. Tidak perlu bermanis mulut. Bahkan ia tidak perlu mengarang cerita. Wyatt hanya perlu menunjukkan kepada Dominic betapa bodohnya dirinya. Betapa pria itu tidak bisa melihat bagaimana Esme, istrinya menyukai Azzar dibandingkan dirinya sendiri.Wyatt tertawa terbahak-bahak begitu mengetahui siasatnya berhasil. Ia memukul-mukul kamu di mobil keras-keras mengekspresikan perasaannya.“Bodoh sekali!” katanya ditengah-tengah tawa. Setelah ia merasakan telapak tangannya ngilu, Wyatt berhenti tertawa. Ia bersandar pada punggung kursi dan memandang lurus ke depan. Seharusnya ia tidak senang dengan hasil yang seperti ini saja. Niatnya adalah untuk menghancurkan Dominic. Jika hanya sekedar untuk membuat pria itu menjadi cemburu maka sejak dulu sudah pasti berhasil dilakukan. Kalau perlu Dominic harus mati juga seperti Anna. Hanya saja mengingat bagaimana keras kepalanya Dominic tidak mungkin itu mudah dilakukan. “Hanya terus saja mengadu domba antara Azza
Gosip tentang putra yang dikandung Esme bukanlah anak dari Dominic menyebar dengan cepat. Walaupun tuduhan-tuduhan itu tidak dialamatkan kepada Esme secara langsung, tetapi itu berkembang dengan spekulasi spekulasi yang jahat di belakang ketiga tokoh utama. Azzar mulai menyadari soal gosip itu saat pada akhirnya harus ke kantor. Orang-orang yang berkerumun dan sedang bercerita tiba-tiba saja berhenti dan melirik-lirik secara sembunyi-sembunyi ke arahnya. Ketika Azzar kemudian memutuskan untuk bergabung dengan orang-orang itu, mereka seketika bubar.“Terjadi sesuatu, terapi saya tidak tahu! Mereka sepertinya sedang membicarakan saya!” Azzar asal mengadu saja pada Dominic. “Membicarakanmu?” tanya Dominic yang sedang menunggu Azzar menyiapkan makanannya di atas meja tamu di tengah ruangan kantor.“Ya, ini aneh! Memang gosip buruk apa yang dikatakan oleh orang-orang itu sampai tidak boleh terdengar oleh saya!” Dominic mengetuk meja kacanya beberapa kali. “Yah, mulut orang-orang me
Wajah Azzar terlihat lumayan buruk saat ia kembali dengan rantang kosong dari kantor suami Esme. Tidak ada senyuman yang muncul di wajah itu bahkan saat mereka berpapasan. Ada apa? Ia jadi bertanya-tanya karena tidak nyaman. Walau gosip tentang dirinya dan Azzar sudah menghilang dengan sepenuhnya setelah pergantian pelayan di rumah. Esme sama sekali tidak mau membuat siapapun menjadi salah paham lagi. Makanya, kalau tidak untuk kegiatan yang bisa dilihat oleh banyak orang, Azzar tidak akan dipanggil.“Di mana Azzar?” Pikiran Esme menjadi kalut karena perasaan tidak nyaman yang datang padanya.Pelayan yang sedang menuangkan teh ke dalam cangkirnya terdiam sebentar dan kemudian memerintahkan salah seorang juniornya untuk mengecek di mana Azzar yang lebih seperti asisten semua orang itu. Tak lama junior yang ditugaskannya kembali dengan langkah kecil cepat dan napas sedikit sesak.“Pak Azzzar ada di paviliunnya! Saat saya berkata kalau Anda mencari, dia bilang sudah mengantarkan makan
Saat Dominic bertanya pada Azzar, Esme memalingkan wajahnya ke arah lain. Kondisinya jelas tidak baik-baik saja. Tampaknya Esme telah mendengar nama pelaku dan tertekan karena hal itu.“Azzar, apa aku kenal dengan bajingan ini?” tanya Dominic sekali lagi hanya untuk memastikan saja.“Ya, Tuan, Anda kenal dengan bajingan ini!” katanya dengan nada datar layaknya robot yang telah diprogram.Dominic lalu memanggil pelayan yang tetap berada di taman pavilliun. Bergegas semua pelayan tersebut mendekat, menunduk sedikit untuk menanyakan apa yang dibutuhkan oleh Dominic sebagai tuan mereka.“Ada apa, Tuan?” tanya salah satu pelayan yang tampak lebih senior dibandingkan dengan yang lain.“Tolong bawa istriku ke kamarnya. Tampaknya dia sedikit lelah dengan pembicaraan ini.” Dominic melirik wajah pucat Esme yang tampak tidak terima karena harus meninggalkan pavilliun Azzar. “Aku akan memberitahu apa yang ingin kamu ketahui nanti, oke? Bisakah kamu mematuhiku, Esme?” tanya Azzar.Walau masih saja
“Ah, Wyatt, kamu disuruh masuk cepat sama Pak Dominic. Aku tidak tahu, tapi wajahnya seram sekali tadi!” Sekretaris yang seharusnya menyerahkan dokumen kemarin pada Wyatt berbisik begitu ia menghampiri.Ah, wajah yang seram? Tentu saja Dominic telah mendengar apa yang terjadi di kantor dari Azzar. Bagaimana pria yang seperti bos bijaksana itu bersikap? Apakah ia akan meneriaki Azzar di depan Wyatt ataukan dirinya yang akan disingkirkan? Yang mana pun tindakan yang dipilih oleh Dominic tidak akan mengagalkan rencananya. Ia telah mempersiapkan ini sejak lama. Mencari jalan yang bahkan tidak dipikirkan oleh pebisnis seperti Dominic tentu saja.Ia meninggalkan meja sekretaris secepat yang Wyatt bisa kemudian mengetuk pintu kantor bosnya yang menjadi tempatnya bekerja pula. Tempat duduknya masih sama seperti saat ditinggalkan kemarin sore, suram.“Baguslah kalau kamu langsung kemari setelah mendengar pesanku!” Dominic terdengar dingin, sedikit datar dan tampaknya seperti pemangsa yang siap
Saat Wyatt sampai di halaman dengan motornya, Azzar baru saja akan berangkat menuju kantor untuk memenuhi posisi sebagai asisten Dominic yang baru saja diambil dari Wyatt.“Kamu akan bersenang-senang, Azzar!” Wyatt menyapanya. Ia sama sekali tidak merasa bersalah dengan perbuatannya yang sebelumnya dan itu membuat Azzar merasa sangat kesal.“Ah, ya, kamu juga akan bersenang-senang!” Wyatt mengangkat tangan, melangkah malas ke atas tangga teras. Ia menguap dan bersikap sangat malas. “Di mana bosmu? Bukankah seharusnya kamu berangkat bersamanya?” tanya Wyatt.“Tuan Dominic sudah pergi dari tadi. Aku menyelesaikan instruksi untukmu terlebih dahulu! Aku tidak mau ada kekacauan!” jawab Azzar. Ia memerintahkan dirinya untuk tidak terganggu dengan sikap pria di depannya yang menyebalkan.“Instruksi untukku? Yang benar saja! Memang pekerjaan apa yang kamu lakukan di sini?” Wyatt menatap sekeliling. “Kamu hanya diminta untuk menemani Esme yang sedang hamil, kan?” Wyatt mengangkat bahu.Ia mela
Esme bisa merasakannya, sebuah sindiran yang ditujukan padanya. Ia tergoda untuk marah, mengatakan sumpah serapah pada pria yang tiba-tiba saja menjadi menyebalkan. Dulu saat Yulia masih menjadi istri pria ini, Wyatt bisa dimengerti. Semua tindakannya mendadak menjadi mudah dipahami. Ia bertindak bagaikana orang dewasa yang memahami sangat baik rasa sakit orang lain. Hingga Esme merasa iba pada kisah cinta Wyatt dan Anna.Tetapi kini, pria ini menjadi sangat menyebalkan. Terkesan tidak peduli dengan perasaan orang lain. Peduli setan dengan semua hal bernama cinta dan kesetiaan. Tiba-tiba saja ia menjelma menjadi setan.Esme pernah mendengar kisah Loki, dewa perusuh, tipu daya, kebohonga. Dewa yang suka meniupkan beberapa kebohongan pada sekitarnya, menyebabkan peperangan. Permusuhan dianggap sebagai sebuah hiburan untuknya. Esme melihat hal itu di diri Wyatt. Pria ini, yang menyindir dan berkata-kata manis sedang berusaha membuatnya dan Dominic bertengkar.“Kalau komentarmu supaya aku
Walau tampaknya Dominic berusaha menerangkan kepada Esme kalau pemilihan waita sebagai sekretarisnya itu di luar kuasa dirinya sendiri, wajah Esme yang dilihat Wyatt di lobi tampak masih buruk saja. Ia tidak bertanya, hanya mengambil rantang yang ada di tangan Esme yang sudah kosong dan kemudian pergi lebih dulu ke mobil. Rantang diletakan di atas tempat duduk di samping sopir. Ia kemudian menunggu dengan tenang Esme sampai ke mobil.Setelah memastikan Nyonya yang dilayaninya itu telah duduk dengan baik, Wyatt melajukan kendaraan menjauh dari tempat parkir. Ia masih tidak bertanya apa yang terjadi antara Esme dan Dominic setelah ditinggalkan.Yang jelas wanita yang bekerja di depan sama sekali tidak akan memberikan kesempatan kepada Dominic untuk baik-baik saja. Syukurlah.“Dia menyebalkan!” seru Esme akhirnya. “Kamu juga!”“Kenapa aku jadi salah disini?” Wyatt akhirnya bicara juga. Ia sudah menunggu dengan sabar untuk saat-saat seperti ini. Karena itu ia ingin tahu apakah yang bisa d