Esme bisa merasakannya, sebuah sindiran yang ditujukan padanya. Ia tergoda untuk marah, mengatakan sumpah serapah pada pria yang tiba-tiba saja menjadi menyebalkan. Dulu saat Yulia masih menjadi istri pria ini, Wyatt bisa dimengerti. Semua tindakannya mendadak menjadi mudah dipahami. Ia bertindak bagaikana orang dewasa yang memahami sangat baik rasa sakit orang lain. Hingga Esme merasa iba pada kisah cinta Wyatt dan Anna.Tetapi kini, pria ini menjadi sangat menyebalkan. Terkesan tidak peduli dengan perasaan orang lain. Peduli setan dengan semua hal bernama cinta dan kesetiaan. Tiba-tiba saja ia menjelma menjadi setan.Esme pernah mendengar kisah Loki, dewa perusuh, tipu daya, kebohonga. Dewa yang suka meniupkan beberapa kebohongan pada sekitarnya, menyebabkan peperangan. Permusuhan dianggap sebagai sebuah hiburan untuknya. Esme melihat hal itu di diri Wyatt. Pria ini, yang menyindir dan berkata-kata manis sedang berusaha membuatnya dan Dominic bertengkar.“Kalau komentarmu supaya aku
Walau tampaknya Dominic berusaha menerangkan kepada Esme kalau pemilihan waita sebagai sekretarisnya itu di luar kuasa dirinya sendiri, wajah Esme yang dilihat Wyatt di lobi tampak masih buruk saja. Ia tidak bertanya, hanya mengambil rantang yang ada di tangan Esme yang sudah kosong dan kemudian pergi lebih dulu ke mobil. Rantang diletakan di atas tempat duduk di samping sopir. Ia kemudian menunggu dengan tenang Esme sampai ke mobil.Setelah memastikan Nyonya yang dilayaninya itu telah duduk dengan baik, Wyatt melajukan kendaraan menjauh dari tempat parkir. Ia masih tidak bertanya apa yang terjadi antara Esme dan Dominic setelah ditinggalkan.Yang jelas wanita yang bekerja di depan sama sekali tidak akan memberikan kesempatan kepada Dominic untuk baik-baik saja. Syukurlah.“Dia menyebalkan!” seru Esme akhirnya. “Kamu juga!”“Kenapa aku jadi salah disini?” Wyatt akhirnya bicara juga. Ia sudah menunggu dengan sabar untuk saat-saat seperti ini. Karena itu ia ingin tahu apakah yang bisa d
Pembicaraan bisnis ini berlangsung dengan sangat baik. Padahal ia cukup tidak senang dengan keberadaan sekretaris dengan jenis kelamin wanita yang diterima oleh pihak HRD. Malahan gadis itu lebih membantu dibandingkan dengan sekretarisnya yang sebelumnya.“Pembicaraan kita berjalan dengan sangat lancar, ya, Pak? Kemampuan sekretaris Anda dalam menanggani dokumen sangat baik. Yah, tidak lebih baik dengan asisten Anda hari itu. Siapa namanya?” tanya kolega baru Dominic.“Wyatt ... maksud Anda pasti Wyatt!” jawab Dominic.Sekali lagi mau tak mau Dominic harus mengakui kemampuan Wyatt yang bagus. Memang benar kalau pria itu bisa dengan mudah menyelesaikan semuanya dengan baik. Bahkan Dominic yakin kalau Wyatt bisa menyelesaikan pembicaraan bisnis ini sendiri. Selain Dominic, Wyatt juga telah diajarakan cara berbisnis sedari kecil. Dan kuliah di tempat yang bagus juga.“Kapan-kapan saya ingin mengundang Anda berdua makan malam!”“Ya, saya dan Wyatt tentu sangat senang dengan undangan terse
Azzar menghela napas dalam. Apa yang sebenarnya diharapkan? Wyatt bukan tipe orang yang akan tiba-tiba berubah dan berhenti untuk balas dendam. Ia bahkan telah menceraikan Yulia supaya bisa membalas dendam dengan bebas. Namun, setitik harapan di dalam hati Azzar bersinar. Tidak ada salahnya mencoba begitu kata otaknya pada Azzar.“Dia tidak ada di kantor! Sekarang dia menjadi asisten Esme, mengantikan aku!”“Oh, begitu?” Wajah tegang Yulia yang sejak tadi dilihat Azzar sedikit menghilang.Tampaknya wanita yang tengah hamil ini bersyulur karena tak harus bertemu dengan Wyatt di kantor. Atau ia bersyukur karena tidak harus bertemu dengan pria itu saat ini.“Apa kamu mau ke rumah Esme sekarang?” tanya Azzar.Apapun yang ada di dalam kepala Yulia, ia harus sedikit berbasa-basi menawarkan bantuan. Etah pada akhirnya apakah Yulia akan menolak ataukan dengan senang hati menerimanya.“Ya!” jawab Yulia.“Kalau begitu kamu bisa ikut denganku! Aku juga tinggal di pavilliun di kediaman Pak Domini
Sehabis menemui Wyatt, Yulia menyempatkan diri untuk menemui Esme. Bagaimana pun ia mengenal wanita yang kini menjadi istri bos mantan suaminya. Wanita yang tengah hamil besar itu menangis melihat Yulia.“Kamu tahu kalau aku rindu sekali? Si brengsek itu sama sekali tidak mau mendengarkan kata-kataku!” kata Esme. Ia menarik tisu yang ada di tengah meja dan menyeka air matanya dengan itu. Kemudian ia tampak berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis lagi. “Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu. Ada gosip yang beredar di kantor tentang anakku dan Dominic. Itu membuat Dominic marah besar! Ah, bagaimana kabarmu? Kenapa kamu kemari? Apa untuk mencakar wajah Wyatt?”Pertanyaan yang keluar dari mulut Esme beruntun bagaikan petasan. Membuat perasaan Yulia menjadi sedikit senang. Ternyata masih ada yang mengkhawatirkannya dengan tulus.“Aku mau menemuimu dan juga Wyatt. Yah, aku berharap bisa melakukan tindakan kasar padanya. Tapi, badannya besar sekali. Baru saja aku berdiri, nyalik
“Selamat Tuan, itu bayi laki-laki!”Wyatt berhenti di depan pintu darurat yang telah tertutup di belakang. Lift menuju lantai ini penuh oleh pengunjung hingga Wyatt memilih mencapai kamar yang akan digunakan oleh Esme dan bayinya menggunakan tangga.Di depan ruangan VVIP berdiri Dominic dengan wajah cemas. Wajah pria itu menjadi pias karena gembira setelah mendengar tentang anak yang baru saja dilahirkan oleh istrinya.Wyatt bukan orang yang jahat. Ada rasa senang yang singgah di hatinya ketika mendengar bahwa ibu dan anaknya selamat dan sehat saat ini. Perasaan senang yang kemudian dengan cepat disesalinya. Ia merasa sudah mengkhianati orang yang dicintainya saat ini. Kenapa ia harus bahagia dengan kebahagian orang yang sudah menghancurkan Anna.Perawat itu menyalami Dominic beberapa kali sebelum kemudian meninggalkan ayah baru tersebut untuk kembali ke ruang steril di dekat ruang operasi. Bayi dan ibunya masih berada di sana seharian ini. Setelah yakin kalau tidak ada orang lain di
“Jadi, siapa nama untuk bayi kita, Dom?”Perasaan aneh yang merayap datang ke dalam hati Esme saat dilihatnya Dominic terpana memandang bayi mereka. Andai saja yang terpancar di mata itu adalah cinta, tentu saja Esme akan sangat gembira. Ia akan merasa terharu, mungkin juga menangis. Tetapi, tatapan Dominic tidak bisa dideskripsikan sebagai cinta. Bagaimana pun Esme merenunginya.“Ah, ya, nama ya?” kata Dom.Seolah ia tak ada di sini saat ini dan mendengarkan pertanyaan Esme dari telepon dengan jaringan yang buruk. Esme menyuruh dirinya sendiri untuk sabar dan kemudian mengangguk pelan.“Ya, kamu sudah memikirkannya kan? Beberapa nama untuk anak laki-laki dan beberapa untuk anak perempuan. Karena awalnya kita tidak tahu jenis kelamin bayi ini!” Esme menjelaskan. “Jadi, nama bayi kita?”Dominic diam lagi, masih dengan bayi yang mengeliat sesekali karena tak nyaman di tangannya. “Aku tidak menyiapkannya!”Bohong! Esme yakin soal ini. Sebab di ruang kerja suaminya ia melihat buku kumpula
Aneh! Sikap Dominic tiba-tiba berubah kembali. Padahal sebelumnya ia bertindak seperti biasa, sama halnya seperti saat pria itu belum menikah. Azzar tahu kalau sudah terjaddi sesuatu antara Dominic dan Esme, tetapi tidak segampang itu bertanya pada orang yang tampaknya sangat marah ada semua hal saat ini.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Dominic tiba-tiba.Azzar tidak mengerti maksud pertanyaannya. Ia berpikir keras untuk memberikan jawaban seperti yang diinginkan oleh Dominic. Salah menjawab juga akan membuat masalah untuk dirinya.“Apa saya sudah melupakan sesuatu, Tuan?” tanya Azzar pada majikannya yang mulai temperamental tersebut.Dominic menoleh, matanya memerah sedikit saat menatap diri Azzar. “Pergi ke dalam dan temani Esme!”Ah, seolah tahu apa yang sudah terjadi di antara kedua majikannya, Azzar mendesah di dalam kepalanya sendiri, tidak paham bagaimana harus bersikap sekarang ini. Ia ingin melarikan diri, tetapi tidak bisa melakukannya. Apapun yang dilakukannya saat ini ha